Anda di halaman 1dari 16

No.

Dokumen :
UPTD PUSKESMAS NGANCAR
Revisi :
KABUPATEN KEDIRI
Tgl Berlaku :

AKREDITASI PANDUAN INTERNAL PROGRAM


PUSKESMAS SURVEILANS

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 1


DAFTAR ISI

BAB I SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN 3


A DEFINISI…………..................................................................... 3
B RUANG LINGKUP…….............................................................. 3
C TATA LAKSANA…….................................................................. 4
D DOKUMENTASI………………………………………………….. 6
BAB II SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS 7
A DEFINISI…………..................................................................... 7
B RUANG LINGKUP…….............................................................. 7
C TATA LAKSANA…….................................................................. 7
D DOKUMENTASI 9
BAB III PENYELIDIKAN DAN PENANGANAN KLB PENYAKIT
10
MENULAR DAN KLB KERACUNAN PANGAN.
A DEFINISI...................................................................................... 10
B RUANG LINGKUP………………………….................................. 11
C TATA LAKSANA………………………......................................... 12
D DOKUMENTASI.......................................................................... 13
BAB IV SURVEILANS FAKTOR RISIKO PTM 14
A DEFINISI...................................................................................... 14
B RUANG LINGKUP....................................................................... 15
C TATA LAKSANA.......................................................................... 15
D DOKUMENTASI........................................................................... 15
Referensi............................................................................................. 16

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 2


BAB I

SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

A. DEFINISI

Surveilans edpidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan


terus – menerus terhadap penyakit atau masalah – masalah kesehatan dan
kondisi yang memperngaruhi nterjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah – masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan.
Pembangunan kesehatan Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
( double burben). Penyakit infeksi dan meular masih memerlukan perhatian
besar dan sementara itu telah terjadi peningkatan penyakit – penyakit tidak
menular seperti penyakit karena perilaku tidak sehat serta penyakit
degeneratif.
B. RUANG LINGKUP
Maslah kesehatan disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu secara
operaisonal masalah – masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh
sektor kesehatan sendiri , diperlukan tata laksana terintegrasi dan
komprehensif dengan
Kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar program, sehigga perlu
dikembangkan sub sistem surveilans epidemiologi kesehatan yang terdiri
dari :
1. Surveilans epidemiologi penyakit menular
Merupakan analisis terus-menerus dan sistematis terhadap penyakit
menlar dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit menular.
Prioritas sasaran :
a. Surveilans penyakit yang dapat diegah dengan imunisasi
b. Surveilans AFP

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 3


c. Surveilans penyakit potensial wabah atau KLB penyakit menular
dan keracunan
d. Surveilans penyakit demam berdarah dan demam berdarah dengue
e. Surveilans malaria
f. Surveilans penyakit – penyakit zoonosis, antraks, leptospirosis dan
sebagainya
g. Surveilans penyakit filariasis
h. Surveilans penyakit tuberculosis
i. Surveilans penyakit diare, tyfusperut, kecacingan dan penyakit perut
lainnya
j. Surveilans penyait kusta
k. Surveilans penyakit HIV/ AIDS
l. Surveilans penyakit menular seksual
m. Surveilans penyakit pneumonia
2. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular
Merupakan analisa terus menerus dan sistematis terhadap penyakit
tidak menular dan faktor risiko untuk mendukung upaya
pemberantasan penyakit tidak menular.
a. Surveilans hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner
b. Surveilans diabetes mellitus
c. Surveilans neoplasma
d. Surveilans penyakit paru obstruksi kronis
e. Surveilans gangguan mental
f. Surveilans kesehatan akibat gangguan kecelakaan
C. TATA LAKSANA
Kegiatan surveilans epidemiologi kesehatan merupakan kegiatan yang
dilaksanakan secara terus menerus dan sistematis dengan mekanisme kerja
sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan berdasarkan metode pelaksanaan
a. Surveilans epidemiologi rutin terpadu
Adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap kejadian,
permasalahan, dan aau faktor risiko.

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 4


b. Surveilans epidemiologi khusus
Adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi suatu kejadian,
permasalahan, faktor risiko atau situasi khusus kesehatan.
c. Surveilans sentinel
Adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada populasi dan
wilayah terbatas untuk mendpatkan signal adanya masalah
kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebiih luas.
2. Penyelenggaraan berdasrkan aktivitas pengumpulan data
a. Surveilans aktif
Adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit
surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit
pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
b. Surveilans pasif
Adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi, dimana unit
surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut
dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
3. Penyelenggaraan berdasarkan pola pelaksanaan
a. Pola kedaruratan
Adalah kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang
berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah atau bencana.
b. Pola selain kedaruratan
Kegiatan surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku
untuk keadaan diluar KLB dan atau wabah dan atau bencana.
4. Penyelenggaraan berdasarkan kualitas pemeriksaan
a. bukti klinis atau tanpa peralatan pemeriksaan
adalah kegiatan surveilans dimana data diperoleh berdasrkan
pemeriksaan klinis atay menggunakan peralatan pendukung
pemeriksaan.
b. Bukti laboratorium atau dengan peralatan khusus
Kegiatan surveilans dimana data diperoleh berdasrakan
pemeriksaan laboratorium atauperalatan pendukung pemeriksaan
lainnya.

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 5


D. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan program surveilans dilaporkan secara tertulis kepada
kepala puskesmas dan kemudian diteruskan kepaa Dinas Kesehatan
Kabupaten kediri.

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 6


BAB II

SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS

A. DEFINISI
Sistem kewaspadaan dini dan respons merupakan suatu system yang
berfungsi untukk mengetahui pergerakan suatu penyakit menular
tertentu dari waktu ke waktu dengan memberikan sinyal “ alert “ bila
jumlah kasusnya melebihi nilai ambang yang telah ditentukan, sehingga
membantu pengelola program surveilans dalam mendeteksi adanya
indikasi KLB yang mendorong program untuk melakukan suatu respon
cepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Fungsi peringatan dini surveilans penyakit menular menuntut data
dikumpulkan dan dianalisis dalam rentang waktu yang secepat mungkin
untuk memastikan deteksi dini dari pola penyakit yang membutuhkan
verifikasi, investigasi dan respons.

B. RUANG LINGKUP
Dalam sistem surveilans ini ada 22 penyakit menular dan sindrom yang
seharusnya dilaporkan setiap minggunya menggunakan format
mingguan dengan mengirimkan pelaporan menggunakan SMS. Semua
penyakit yang dilaporkan itu adalah harus kasus baru. Yang dimaksud
kasus baru adalah orang yang datang ke fasilitas kesehatan selama
seminggu dan memiliki diagnosis baru. Kunjungan ulang dengan sakit
yang sama tidak dimasukkan kedalam laporan.

C. TATA LAKSANA
Pelaporan dengan menggunakan SMS :
Setiap unit puskesmas menggunakan SMS untuk melaporkan data
mingguan ( pada hari Sabtu ) sesuai format baku pencatatan perlu
mengikuti standar yang sama dalam SMS seperti informasi dibawah
ini :

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 7


1. Minggu epidemiologi
2. Jumlah kasus setiap penyakit yang dilaporkan dalam minggu
tersebut
3. Jumlah total kunjungan pasien
Contoh penulisan SMS :
2,pustu Silir, A3,D4,X80
Artinya : minggu kedua, pustu Silir, Jumlah kasus diare akut = 3,
jumlah kasus Pneumonia= 4, total kunjungan = 80

Selanjutnya laporan dari tiap unit puskesmas akan dilakukan validasi


data oleh petugas surveilans puskesmas. Setelah validasi data, data
agregat Puskesmas dikirim ke server pusat EWARS oleh petugas
surveilans pada hari senin pagi. Selanjutnya akan mendapat balasan
SMS yang menunjukkan laporan sudah diterima oleh server pusat.
Contoh :
MANUAL#2,A5,B0,C0,D4,E0,F0,G0,H0,J0,K0,L0,M0,N0,P0,Q0,R0
,S0,T0,U0,V0,W0,Y0,X513
Adapun kode SMS dan penyakit yang dilaporkan adalah

KODE SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS


BARU
A Diare Akut
B Malaria konfirmasi
C Tersangka Demam Dengue
D Pneumonia
E Diare Berdarah
F Tersangka Demam Tifoid
G Jaundice Akut
H Tersangka DBD
J Tersangka Flu Burung pada
manusia

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 8


K Tersangka campak
L Tersnagka difteri
M Tersangka pertusis
N AFP
P Kasus gigitan penular Rabies
Q Tersangkka Antraks
R Demam yang tidak diketahui
sebabnya
S Tersangka cholera
T Kluster penyakit yang tidak
diketahui
U Tersangka
meningitis/encephalitis
V Tersangka tetanus
neonatorium
W Tersangka tetanus
Y ILI
X Total jumlah kunjungan

D. DOKUMENTASI
Seluruh pelaporan Sisem Kewaspadaan Dini dan Respons
( EWARS = Early Warning Alert And Respons System )
terdokumentasikan dalam bentuk laporan dengan Format Mingguan
W2.

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 9


BAB III
PENYELIDIKAN DAN PENANGANAN KLB PENYAKIT
MENULAR DAN KERACUNAN PANGAN

A. DEFINISI
Kejadian Luar Biasa ( KLB ) adalah timbulnya atau maningkatnya
kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan
yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi
salah satu kriteria sebagai berikkut :
1. Timbulnya penyakit menular tertentu yang sebelumnyatidak ada atau
tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan teus- menerus selama 3 kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut - turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu
menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 bulan menunjukkan
angka kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata –
rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun
menunjukkan keenaikan 2 kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suau penyakit ( Case Fatality Rate ) dalam 1
kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50 % atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit ( Propotional rate ) penderita baru pada suatu
periode menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih dibandingkan satu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 10


Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilakukan secara terpadu oleh
pemerintah, pemerintah daerah danmasyarakat. Meliputi :

 penyelidikan epidemiologi ; penatalaksanaan penderita, yang


mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi
penderita, termasuk tindakan karantina;
 Pencegahan dan pengebalan;
 Pemusnahan penyebab penyakit;
 Penangan jenazah akibat KLB / wabah;
 Penyuluhan kepada masyarakat;
 Upaya penanggulangan lainnya ( mengacu pada Mermenkes Nomor
1501/Menteri/Per/X/2010.

Program penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen


penanggulangan KLB yang bertujuan agar KLB tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat.

B. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup penyelidikan dan penanggulangan KLB Penyakit
Menular dan Keracunan Pangan adalah pada sistem Perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring/evaluasi.
1. Perencaan
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen. Dalam menyusun
perencanaan untuk pengendalian KLB Penyakit menular dan Keracunan
makanan dapat mengikuti tahapan penyususnan perencanaan sebagai
berikut :
a. Lakukan analisis masalah
b. Menetapkan prioritas masalah
c. Inventarisasi alternatif pemecahan masalah
d. Menyusun dokumen perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengendalian

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 11


Adapun penyelidikan dan penanggulangan KLB penyakit menular
meliputi penyakit : Antraks, Campak, Demam Berdarah Dengue,
demam Chikungunya, Demam Kuning, Diare,Disntri, Kholera/suspek
kholera, Difteri, Filariasis, Flu burung, Hepatitis A , Influenza baru
( H1N1 ), leptospirosis, Malaria, Meningitis meningokokus, HFMD,
Pertusis, PES, Polio, Rabies.

C. TATA LAKSANA
Tahapan penyelidikan dan penanggulangan KLB :
1. Menegakkan atau memastikan diagnosis
a. Adanya kemungkkinan kesalahan dalam diagnosis
b. Kurangnya informasi
c. Informasi yang tidak akurat
2. Memastikan terjadinya KLB
Tujuannya adalah memastikan apakah adanya peningkatan kasus yang
tengah berjalan memang benar-benar berbeda dibandingkan dengan
kasus yang biasa terjadi pada populasi yang dianggap mempunyai risiko
terinfeksi.
3. Menghitung jumlah kasus / angka yang tengah berjalan
4. Menggambarkan karakteristik KLB
a. Variabel waktu :
 Kapan periode yang tepat dari KLB ini ?
 Kapan periode paparan ( exposure ) yang paling
mungkin?
 Apakah KLB ini bersifat “ common source 9 kasus-
kasus terjadi karena paparan terhadapp sumber yang
sama dan umum “ atau “propagated source
( penularan orang ke orang ) ?
b. Variabel tempat :
 Dimanakah terjadinya KLB ?
 Berapakah angka serangan ( attack Rate ) pad tiap satuan
tempat ?
PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 12
c. Variabel orang ( kasus ) yang terkena :
 Berapakah angka serangan menurut golongan umur dan
jenis kelamin ?
 Golongan umur dan jenis kelamin manakah yang risiko
sakit paling tinggi dan paling rendah
 Dalam hal apalagi karakteristik kasus-kasus berbeda –
beda secara bermakna dari karakteristik populasi
seluruhnya.

D. DOKUMENTASI
Kegiatan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular
dan Keracunan Pangan terdokumentasikan dalam bentuk laporan
penyelidikan epidemiologis

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 13


BAB IV
SURVEILANS FAKTOR RISIKO
PENYAKIT TIDAK MENULAR

A. DEFINISI
Penyakit Tidak Menular ( PTM ) terjadi akibat berbagai faktor
risiko, seperti merokok, diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan
konsumsi minuman beralkohol. Faktor risiko tersebut akan menyebabkan
terjadinya perubahan fisiologis di dalam tubuh manusia, sehingga menjadi
faktor risiko antara lain tekanan darah meningkat, gula darah meningkat,
kolesterol darah meningkat, dan obesitas. Selanjutnya dalam waktu yang
relatif lama terjadi PTM.
Program pengendalian PTM dan faktor risikonya dilaksanakan
mulai dari pencegahan, deteksi diini, pengobatan, dan rehabilitasi. Kegiatan
pencegahan dan deteksi dini dapat dilaksanakan melalui pemberdayaan
masyarakat melalui Posbindu PTM, ssedangkan deteksi dini, pengobatan,
dan rehabilitasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama ( FKTP ) maupun
fasilitas kesehatan tingkat lanjut.
Surveilans faktor risiko PTM merupakan bagian penting dalam
upaya pengendalian PTM di Indonesia guna menghasilkan data dan
informasi yang valid sebagai bahan perencanaan, monitoring, dan evaluasi
program.
Salah satu kegiatan FKTP adalah melaksanakan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,mutu, dan cakupan pelayanan
kesehatan, termasuk PTM. Surveilans PTM di Puskesmas dilaksanakan
sejalan dengan kegiatan Puskesmas guna mendukung penyelenggaraan
program pengendalian penyakit di masyarakat. Kegiatan ini meupakan
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan terus- menerus.

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 14


B. RUANG LINGKUP
Tersedianya data dan informasi epidemiologi PTM sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam perencanaan, pemantauan, evaluasi
program pengendalian PTM, cedera dan tindak kekerasan. Penyakit
Tidak Menular meliputi : penyakit jantung Koroner ( PJK ), Stroke,
Hipertensi, Kanker, Diabetes Mellitus, Penyaakit Paru Obstruktif
Kronik ( PPOK ), Asma, Lupus, Penyakit Ginjal kronik, Thallasemia,
Gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan ( Jatuh, Tenggelam,
Terbakar, keracunan )

C. TATA LAKSANA
1. Melaksanakan monitoring penyelenggaraan kegiatan Posbindu
PTM
2. Melaksanakan pelaporan kegiatan Posbindu PTM
3. Melaksanakan pengendalian Faktor Risiko PTM dengan
kegiatan Promotif dan preventif
4. Melaksanakan pelaporan kasus PTM

D. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan dan hasil kegiatan didokumentasikan dan dilaporkan
kepada kepala Puskesmas dan dilanjukan pelaporan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Kediri dan juga pelaporan langsung ke
www.pptm.depkes.go.id.

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 15


REFERENSI

Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1116/


MENKES/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Kesehatan

Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa


Penyakit Menular dan Keracunan Pangan. Sub Direktorat Surveilans dan
Respon KLB. Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan
Matra. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 2011

Petunjuk Teknis Surveilans Faktor risiko Penyakit tidak Menular Berbasis


Web. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia 2015.

PANDUAN PELAYANAN PROGRAM SURVEILANS UPTD PUSKESMAS NGANCAR 16

Anda mungkin juga menyukai