Fiks Modul Simplisia Pilihan Rhizoma Dan Radix
Fiks Modul Simplisia Pilihan Rhizoma Dan Radix
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
modul ini.
Modul ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Materia Medika. Dalam
Program Studi S1 Kebidanan.
Kami sadar masih banyak kekurangan di dalam penyusunan modul ini, karena
keterbatasanpengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan modul ini.
A. Latar Belakang
Materia Medika Indonesia merupakan pedoman bagi simplisia yang akan
dipergunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang
dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama. Namun,
simplisia yang dijelaskan disini adalah simplisia nabati yang secara umum merupakan
produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah melalui proses pasca panen dan proses
preparasi secara sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai atau
siap diproses selanjutnya, yaitu:
1. Siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum (jamu)
2. Siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus)
3. Diproses selanjutnya untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain yang umumnya
melalui proses ekstraksi, separasi dan pemurnian.
Gunawan dan Mulyani, 2004 menjelaskan bahwa simplisia merupakan istilah
yang digunakan untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang masih dalam wujud
aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.Sementara, menurut (Departemen
Kesehatan, 2000), simplisia adalah bahan alamiyang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun,kecuali dinyatakan lain (umumnya berupa bahan
yang telah dikeringkan)
Dalam hali ini Rhizoma dan Radix termasuk ke dalam Simplisia Nabati .
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman,
eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. Sedangkan, eksudat tanaman adalah
isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja
dikeluarkan dari selnya.Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat bahan-bahan nabati
lainnya, yang dengan cara tertentu dipisahkan atau diisolasi dari tanamannya
B. Deskripsi singkat
Menurut Susetiono. (2004) rhizoma adalah batang yang terbenam dan merayap
secara mendatar, serta berbuku-buku. Pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek
yang tegak ke atas, berdaun dan berbunga, serta tumbuh akar. Rhizoma adalah
modifikasi batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar dibawah permukaan tanah dan
dapat menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan
C. Peta konsep
SIMPLISIA PILIHAN
RHIZOMA DAN
RADIX
1. SIMPLISIA NABATI
2. SIMPLISIA HEWANI 1.PEMANENAN
3. SIMPLISIA PELIKAN ATAU 2. PENANGANAN
PASCA PANEN RHIZOMA RADIX
MINERAL
3.PENYORTIRAN
(SEGAR)
4.PENCUCIAN
5. PENGERINGAN
6. PENYORTIRAN
KERING
7.PENGEMASAN
8. PENYIMPANAN
1. BOESENBERGIA RHIZOMA
2. CALAMI RHIZOMA
3. CURCUMAE RHIZOMA 1. CATHARANTHI RADIX
4. CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA 2. DERRIDIS RADIX
5. CURCUMAE HETNEANAE RHIZOMA 3. ELEPHANTOPI RADIX
6. CURCUMAE DOMESTICAERHIZOMA 4. EURYCOMAE RADIX
7. CYPERI RHIZOMA 5. GLYCYRRHIZAE RADIX
8. IMPERATAE RHIZOMA 6. IPECACUANHAE RADIX
9. KAEMPFERIAE RHIZOMA 7. PANACIS RADIX
10. LANGUATIS RHIZOMA 8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX
11. ZINGIBERIS RHIZOMA 9. RHEI RADIX
12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA 10. VELERIANA RADIX
13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA 11. VETIVERIAE RADIX
14. ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA
15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penyusunan modul ini adalah:
1. Bagi Tim Penulis, untuk menambah wawasan tentang simplisia pilihan
khususnya Rhizoma dan Radix dalam bentuk modul.
2. Bagi Kampus , sebagai sumber referensi dan sumber rujukan.
A. Pengertian Simplisia
Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami
yangdigunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan
kecualidinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah Dikeringkan (Dapertemen
Kesehatan RI :1989)
B. Penggolongan Simplisia
a) Simplisia Nabati, Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh,
bagian tanaman,eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura
Folium dan Piperisnigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan
keluar dari tanamanatau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat
tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara
tertentudipisahkan/diisolasi dari tanamannya.
b) Simplisia Hewani Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,
misalnyaminyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum).
c) Simplisia Pelikan atau Mineral Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa
bahan pelikan ataumineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana
dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga
(Dep.Kes RI,1989).
a. Pemanenan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebasdari
cemaran dan dalam keadaan kering.Alat yang diguna-kan dipilih dengan tepatuntuk
mengurangi terbawanya bahan atau tanah yang tidak diperlukan. Sepertirimpang, alat untuk
panen dapat menggunakan garpu atau cangkul. Bahan yang rusakatau busuk harus segera
dibuang atau dipisahkan. Penempatan dalam wadah (keran- jang, kantong, karung dan lain-
lain) tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan tidakmenumpuk dan tidak rusak. Selanjutnya
Pasca panen merupakan kelanjut-an dari proses panen terhadap tanaman budidaya atau
hasil dari penambangan alam yang fungsinya antara lain untuk membuat bahan hasil panen
tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses
selanjutnya. Untuk memulai proses pasca panen perludiperhatikan cara dan tenggang waktu
pengumpulan bahan tanaman yang ideal setelahdilakukan proses panen tanaman tersebut.
Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan keber-sihan dari alat-alat dan bahan
yang digunakan, juga bagi pelaksananya perlu memperhatikan perlengkapan seperti masker
dan sarungtangan. Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat
yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi.
c. Penyortiran (segar)
d. Pencucian
➢ Penyemprotan
➢ Perajangan
e. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengancara
mengurangi kadar air, sehingga proses pem-busukan dapat terhambat. Dengandemikian dapat
dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpandalam waktu yang lama
Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga
suhu dan waktu pengeringan perlu diperhati-kan. Suhu pengeringan tergantung pada jenis
bahan yang dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 40-60 derajat C dan
hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10%.
Demikian pula dengan waktu pengeringan juga ber-variasi, tergantung pada jenis bahan yang
dikeringkan sepertirimpang, daun, kayu ataupun bunga. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
proses pengeringan adalah kebersihan (khususnya pengeringan menggunakan sinar matahari),
kelembaban udara, aliran udara dan tebal bahan (tidak saling menumpuk).Pengeringan bahan
dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan sinarmatahari ataupun secara mo-dern
dengan menggunakan alat pe-ngering seperti oven,rak pengering,blower ataupun dengan fresh
dryer Pengeringan hasil rajangan dari temu-temuan dapat dilakukan dengan menggunakan
sinar matahari, oven,blower dan fresh dryer pada suhu 30-50 derajat C. Pengeringan pada suhu
terlalu tinggi dapat merusak komponen aktif, sehinggamutunya dapat menurun. Untuk irisan
rim-pang jahe dapat dikeringkan meng-gunakanalat pengering energi surya, dimana suhu
pengering dalam ruang pengering berkisarantara 36-54 derajat C dengan tingkat kelembaban
32,8-53,3% menghasilkan kadar minyak atsiri lebih tinggi dibandingkan dengan pengeringan
matahari langsung maupunoven. Untuk irisan temulawak yang dikeringkan dengan sinar
matahari langsung,sebelum dikeringkan terlebih dulu irisan rimpang direndam dalam larutan
asam sitrat3% selama 3 jam. Selesai peren-aman irisan dicuci kembali sampai bersih,
ditiriskankemudian dijemur dipanas matahari.
Kelemahan dari alat ter-sebut waktu pengeringan selama 3 hari. Untuk daun atau herba,
penge-ringan dapat dilakukan dengan me-nggunakan sinar matahari di dalam tampahyang
ditutup dengan kain hitam, menggunakan alat pengering fresh dryer atau cukupdikering-
anginkan saja.Pengeringan dapat menyebabkan perubahan-perubahan hidrolisa enzi-matis,
pencokelatan, fermentasi dan oksidasi. Ciri-ciri waktu pengeringan sudah berakhir apabila
daun atau-pun temu-temuan sudah dapat di-patahkan dengan mudah. Pada umumnya bahan
(simplisia) yang sudah kering memiliki kadar air ± 8 – 10%. Dengan jumlah kadar air tersebut
kerusakan bahan dapat ditekan baik dalam pengolahan mau- pun waktu penyimpanan.
f. Penyortiran (kering)
g. Pengemasan
h. Penyimpanan
Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupundi ruang
ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan ber-ventilasi.
Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang lembab dan panas. Perlakuan
sim-plisia dengan iradiasi sinar gamma dosis 10 kGy dapatmenurunkan jumlah patogen yang
dapat meng-kontaminasi simplisia tanaman obat.Dosis ini tidak merubah kadar air dan kadar
minyak atsiri simplisia selama penyimpanan 3– 6 bulan. Jadi sebelum disimpan pokok utama
yang harus diperhati-kan adalah cara penanganan yang tepat dan higienes.
1. Rhizoma (Akar)
1. Boesenbergiae Rhizoma
• Keluarga : Zingiberaceae
• Penggunaan : Antidiare
• Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pahit menimbulkan rasa agak tebal
• Keterangan : Waktu panen dilakukan pada umur 1 tahun, dan penyimpanan disimpan
dalam wadah yang tertutup dengan baik
2. Calami Rhizoma
Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari semua
bagian tanaman lain,tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman berumur 1
tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila lebih
dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baik
• Keluarga : Zingiberaceae
• Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat
warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 8,2 % b/v
• Keterangan :
Waktu panen : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah
mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas penanamannya dilakukan
pada musim kemarau berikutnya .Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya
dan tidak jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur 9 bulan atau
lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar rimpang menggunakan garpu
Syarat Temulawak kering untuk ekspor sebagai berikut:
Warna : Kuning jingga sampai coklat
Aroma : Khas wangi aromatik
Rasa : Pahit, agak pedas
Kelembaban : Maksimum 12 %
Abu : 3 – 7 %
Pasir : 1 %
• Keluarga : Zingiberaceae
• Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa sangat pahit, lama – lama menimbulkanrasa
tebal
• Keluarga : Zingiberaceae
• Pemerian : Bau khas, rasa pahit, agak pedas, lama – lama rasa tebal
• Keluarga : Zingiberaceae
• Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri, zat warna kurkumin, pati, damar
• Pemerian : Bau khas aromatik, agak pedas, lama –lama menjadi tebal
• Keterangan : Waktu panen Dilakukan pada waktu berumur 1 tahun atau lebih dari
waktu tanam, dan penyimpanan dalam wadah yang tertutup baik
7. CYPERI RHIZOMA
• Keluarga : Cyperaceae
• Keterangan : Waktu panen : Dapat diambil setiap saat , setelah umbi yang ditanam
akan mengeluarkan umbi baru dalam jangka waktu 3 minggu untuk kemudian akan
tumbuh menjadi + / – 146 umbi dalam jangkawaktu 3,5 bulan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
• Keluarga : Poaceae
9. KAEMPFERIAE RHIZOMA
• Zat berkhasiat utama/isi : Alkaloida, minyak atsiri yang mengandung sineol dan
kamferin,mineral dan pati
• Keterangan : Waktu panen Pada umur 1 tahun, dan penyimpanan dilakukan pada
wadah yang tertutup dengan baik.
• Keluarga : Zingiberaceae
• Keterangan :Waktu panen dilakukan Pada umur 2,5 – 4 bulan, hal ini agar kita dapat
memperoleh rimpang muda yang belum banyak berserat. Cara panen dilakukan
• Keluarga : Zingiberaceae
• Zat berkhasiat utama/isi : Pati, damar, oleo resin, gingerin, minyak atsiri yang
mengandungzingeron,zingiberol, zingiberin,borneol, kamfer, sineol dan felandren
• Bagian yang digunakan : Akar tinggal yang sebagian kulitnya telah dikupas
• Keterangan : Waktu panen : Panenan dapat dilakukan pada umur 9 – 12 bulan setelah
tanam . Panenanpada umur 6 bulan dapat dilakukan untuk mendapatkan rimpang
muda, kurang berserat,yang umumnya dipakai membuat manisan dan keperluan
bumbu dapur. Panen pada umur 9– 12 bulan dilakukan bila tanaman mulai mengering
seluruhnya sampai sudah rebahrumpun – rumpunnya.
• Keluarga : Zingiberaceae
• Keluarga : Zingiberaceae
• Penggunaan : Stomakik
• Keluarga : Zingiberaceae
• Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri mengandung sineol ; Damar lunak yang
pahit,albuminoid
• Pemerian : Bau aromatik khas, rasa agak pahit dan agak pedas
• Keluarga : Zingiberaceae
1. Catharanthi Radix
3. Elephantopi Radix
4. Eurycomae Radix
• Keluarga : Simarubaceae
• Pemerian : Tidak berbau, mula-mula tidak berasa lama- lama agak pahit
5. Glycyrrhizae Radix
• Keluarga : Papilionaceae
• Isi : Glisirizin (dengan kadar 5 – 10%, yaitu berupa garam K dan Cadari asam glisirizat.
Zat ini 50x lebih manis dari gula tebu), pati, gula, asparagin
• Persyaratan kadar : Kadar zat yang dapat larut dalam air tidak kurang dari 20%, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan di udara
• Khasiat : Antitusiva, (serbuk) pengisi dan penyalut pil, (ekstrak) pewangi tembakau dan
campuran obat batuk
• Waktu panen : Akar- akar digali tiap 3 tahun, disisakan secukupnya agar dapat dipungut
pada tahun berikutnya
• Keterangan : Yang belum dikupas berwarna coklat kekuningan atau coklat tua,
berkeriput memanjang.
6. Ipecacuanhae Radix
• Keluarga : Rubiaceae
• Penggunaan : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan Dalam jumlah
sedang sebagai diaforetika dan ekspektoransia Dalam jumlah besar sebagai emetika
• Sediaan : Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI), Ipecacuanhae tinctur
(EFI)
• Waktu panen : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh tanaman dicabut dan
dipisahk an akar – akarnya
• Ipeka Panama : diperoleh dari Cephaelis acuminata. Warna coklat keabuan atau coklat
kemerahan, cincin hanya melingkar sampai tengah batang,
• Ipeca Cartagena : lebih gelap dan tidak banyak buku-bukunya, warna sama dengan
Ipeka Panama
• Persyaratan kadar : Alkaloida sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina tidak kurang
dari 0,15%
9. Rhei Radix
1. Mempunyai ukuran rimpang yang paling kecil, hampir menyerupai jahe. Rimpang
muda dapat dimakan sebagai lalap adalah keterangan dari simplisia apa?
2. Apa nama lain dari Zingiberis Aromaticae Rhizoma?
3. Tinctura BDV, Brometori Valerianae Potio, Lelap Kapsul adalah sediaan dari simplisia
apa?
4. Penggunaan Calami Rhizoma adalah untuk ?
5. Nama lain dari simplisia Curcumae Rhizoma adalah…
6. Curcuma Aeruginosae Rhizoma memiliki persyaratan kadar minyak atsiri tidak kurang
dari…
Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Cetakan Pertama, 3-11, 17-19, Dikjen POM, Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional.
Susetiono. (2004). Lamun dan Fauna Teluk Kuta, Pulau Lombok. Jakarta: LIPI Press