PERAWATAN TRAKEOSTOMI
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Keluarga Ny. R mampu mengetahui dan
memahami tentang perawatan trakeostomi sehingga keluarga dapat merawat Ny. R secara
mandiri di rumah.
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan curah pendapat
3. Media : Poster
4. Alat Peraga : Set perawatan trakeostomi
D. Kegiatan Penyuluhan
E. Evaluasi
1. Evaluasi Jangka Pendek
Audience mampu menjawab 3 dari 5 pertanyaan dengan benar dari materi yang
diberikan, yaitu:
- Apa yang dimaksud dengan trakeostomi?
- Apa fungsi dari trakeostomi?
- Sebutkan min. 3 indikasi dan min. 2 kontraindikasi trakeostomi!
- Sebutkan min. 3 komplikasi trakeostomi!
- Praktikkan cara perawatan trakeostomi!
A. Definisi Trakeostomi
Trakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding anterior trakea untuk
mengatasi sumbatan jalan napas dengan prosedur insisi dengan memasang slang melalui
sebuah lubang ke dalam trakea untuk mengatasi obstruksi jalan nafas bagian atas atau
mempertahankan jalan nafas dengan cara menghisap lendir, atau untuk penggunaan
ventilasi mekanik yang kontinu. Trakeostomi dapat digunakan sementara yaitu jangka
pendek untuk masalah akut, atau jangka panjang biasanya permanen dan slang dapat
dilepas (Bennet,1996 dalam Andi 2019).
Trakeostomi merupakan tindakan operasi membuat jalan udara melalui leher dengan
membuat stoma atau lubang di dinding depan / anterior trakea cincin kartilago trakea
ketiga dan keempat, dilanjutkan dengan membuat stoma, diikuti pemasangan kanul.
B. Fungsi Trakeostomi
Fungsi dari tindakan trakeostomi yakni untuk mempertahankan jalan nafas agar udara
dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas saat pasien mengalami
ventilasi yang tidak adekuat dan gangguan lalu lintas udara pernapasan karena obstruksi
jalan nafas bagian atas.(Sjamsuhidajat, 2004 dalam Suryajaya 2021).
Trakeostomi dapat dilakukan untuk tujuan terapi atau sebagai suatu prosedur
berencana. Trakeostomi berencana mungkin diperlukan bila diramalkan akan terjadi
problem pernafasan pada pasien pasca bedah daerah kepala, leher, atau toraks, atau pasien
dengan insufisiensi paru kronik.
Menurut Jerry Tobing (2020), indikasi dasar trakeostomi secara garis besar yaitu:
1. Obstruksi jalan napas atas.
2. Membantu pernafasan jangka panjang.
3. Penimbunan sekret di saluran pernapasan.
4. Risiko tinggi terjadinya aspirasi.
5. Pasca pembedahan wajah dan leher.
6. Mengurangi kemungkinan timbulnya penyempitan saluran subglotik.
Menurut Raimondi (2018), tidak ada kontraindikasi absolut untuk melakukan
trakeostomi. Namun ada kontraindikasi relatif untuk tidak dilakukan
pembedahan pada jalan napas, yaitu :
D. Komplikasi Trakeostomi
1. Perdarahan
2. Disfagia
3. Emphysema
4. Sumbatan kanul
5. Aspirasi
6. Stenosis trakea
7. Kesulitan dekanulasi
E. Perawatan Trakeostomi
Menurut modul yang disusun oleh Rina Setyani, Kristanti, & Kurniastuti (2020)
perawatan dengan pasien trakeostomi yang bisa dilakukan ialah :
2. Tufer
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien saat tindakan dengan posisi
telentang atau setengah duduk
6. Membuka set steril dan meletakkan pada tempat yang aman untuk tindakan
8. Membersihkan sekitar luka stoma dengan tufer yang dibasahi NaCl 0,9 %
dengan arah dalam keluar
9. Menutup dengan kassa steril yang sudah diberi antiseptik diantara stoma dengan
sayap canul. Memfiksasi kassa dengan plester kalau diperlukan
14. Memasang kassa yang dibasahi air steril pada lubang kanul
Menurut Yanuar Noor, Ayu ( 2022) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan perawatan trakeostomi antara lain :
1. Pastikan selang kanul selalu bersih dan bebas dari sumbatan lendir.
5. Segera kunjungi dokter atau rumah sakit terdekat apabila terjadi perdarahan pada
luka trakeostomi, terjadi sumbatan pada kanul trakea/ jika pasien sulit bernafas,
sakit bagian dada, saturasi oksigen kurang dari 95%, demam, bibir atau ujung
jari berwarna kebiruan