Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN KESEHATAN

PERAWATAN TRAKEOSTOMI

Disusun oleh : Kelompok 6A

Nama : Natalia Putri Widiawati (201923067)


Nur Zahra Ikaputri Ardianto (201923068)
Para Mesti Marsa Adristi (201923069)
Patricia Hesti Muliawati (201923070)
Patricia Shanti Krista Novanda (201923071)
Siska Mastifa (201923072)
Kelas / Prodi : IV B / Sarjana Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan Kritis
Dosen Pembimbing : Herlin Lidya, Ns., M.Kep.

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2022 / 2023
Form SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

Mata Ajar : Keperawatan Kritis


Pokok Bahasan : Perawatan Trakeostomi
Sasaran : Keluarga Ny. R
Waktu : 30 menit / 11.00 – 11.30
Hari / Tanggal : Rabu / 30 November 2022
Tempat : Ruang ICU RS Panti Rapih Yogyakarta
Penyuluh : Kelompok 6A

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan Keluarga Ny. R mampu mengetahui dan
memahami tentang perawatan trakeostomi sehingga keluarga dapat merawat Ny. R secara
mandiri di rumah.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberi penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Keluarga Ny. R dapat memahami:
1. Definisi Trakeostomi
2. Fungsi Trakeostomi
3. Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi
4. Komplikasi Trakeostomi
5. Perawatan Trakeostomi

C. Garis Besar Materi


Beberapa materi yang akan dijabarkan adalah sebagai berikut:
1. Definisi Trakeostomi
2. Fungsi Trakeostomi
3. Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi
4. Komplikasi Trakeostomi
5. Perawatan Trakeostomi
D. Kegiatan Pembelajaran

1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah, tanya jawab, dan curah pendapat
3. Media : Poster
4. Alat Peraga : Set perawatan trakeostomi

D. Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Edukator Respon Pasien / Keluarga Waktu

1. Pra interaksi Keluarga Ny. R menunggu di ruang 5


1. Mengecek catatan keperawatan tunggu menit
2. Melakukan eksplorasi diri dan
mengingat konsep teori
tindakan yang akan dilakukan
3. Mencuci tangan

2. Pembukaan (fase orientasi) 1. Menjawab salam 5


1. Memberi salam 2. Mendengarkan dan memperhatikan menit
2. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan dan memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 4. Menyetujui
penyuluhan 5. Mengutarakan pendapatnya bahwa
4. Kontrak waktu perawatan trakeostomi merupakan
5. Apersepsi konsep perawatan tindakan menjaga lubang di leher
trakeostomi agar tetap bersih

3. Pelaksanaan (fase kerja) 1. Mendengarkan dan memperhatikan 15


1. Menjelaskan tentang 2. Mendengarkan dan memperhatikan menit
pengertian trakeostomi 3. Mendengarkan dan memperhatikan
2. Menjelaskan fungsi 4. Mendengarkan dan memperhatikan
trakeostomi 5. Mendengarkan dan memperhatikan
3. Menjelaskan indikasi dan 6. Bertanya
kontraindikasi trakeostomi
4. Menjelaskan komplikasi
trakeostomi
5. Menjelaskan perawatan
trakeostomi
6. Memberikan kesempatan untuk
bertanya

4. Penutup 1. Menjawab pertanyaan evaluasi 5


1. Mengajukan pertanyaan 2. Mendengarkan dan memperhatikan menit
tentang materi sebagai evaluasi 3. Menjawab salam
- Apa yang dimaksud dengan
trakeostomi?
- Apa fungsi dari trakeostomi?
- Sebutkan min. 3 indikasi dan
min. 2 kontraindikasi
trakeostomi!
- Sebutkan min. 3 komplikasi
trakeostomi!
- Praktikkan cara perawatan
trakeostomi!
2. Menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
3. Salam penutup

E. Evaluasi
1. Evaluasi Jangka Pendek
Audience mampu menjawab 3 dari 5 pertanyaan dengan benar dari materi yang
diberikan, yaitu:
- Apa yang dimaksud dengan trakeostomi?
- Apa fungsi dari trakeostomi?
- Sebutkan min. 3 indikasi dan min. 2 kontraindikasi trakeostomi!
- Sebutkan min. 3 komplikasi trakeostomi!
- Praktikkan cara perawatan trakeostomi!

2. Evaluasi Jangka Panjang


Melakukan pemantauan pada Ny. R ketika kontrol pertama pasca pulang dari rumah
sakit, terkait adanya tanda infeksi atau tidak.
F. Referensi

Abdullah, A., & Widuri, A. (2021). Bleeding Complications of a Tracheostomy


Stoma Covid-19 Patients Related to Therapy Heparin. Ahmad Dahlan Medical
Journal, 2(2), 67-71.
Airlangga, P., Airlangga, P. S., & Rahardjo, E. (2021). Percutaneous Dilatational
Tracheostomy (PDT) Dini sebagai Upaya untuk Mencegah Pneumonia dan
Mempermudah Perawatan Pasien Stroke di Intensive Care Unit (ICU). Jurnal
Anestesiologi Indonesia.
Raimondi N, Vial MR, Calleja J, Quintero A, Cortés A, Celis E, et al. (2018).
Evidence-Based Guidelines for the Use of Tracheostomy in Critically Ill
Patients. J Crit Care. 38, 304-18.
Rina Setyani, F. A., Kristanti, F., & Kurniastuti, M. (2020). Modul Pembelajaran
Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah 1 Sarjana Keperawatan.
Yogyakarta: Stikes Panti Rapih Yogyakarta.
Sanna, A. T. (2019). Perbandingan Kadar Eosinofil dan Netrofil Mukosa Hidung pada
Pasien Pasca Trakeostomi di Makassar. The Indonesian Journal of Health
Promotion.
Tobing, Jerry. (2020). Penatalaksanaan Sumbatan Jalan Nafas (Jackson IV) dengan
Krikotirotomi dan Trakeostomi. Jurnal IKRA-ITH Humaniora, 4(1), 120-126.
Yanuar Noor, Ayu. “Teknik Perawatan Trakeostomi (lubang pernafasan di leher) Secara
Mandiri di Rumah”. Diunggah oleh RS Kariadi, 27 juni 2022. Diakses dari
https://www.youtube.com/watch?v=rhaei6DmEj pada 22 November 2022,
pukul 20.53 WIB.
LAMPIRAN MATERI

A. Definisi Trakeostomi

Trakeostomi adalah tindakan membuat lubang pada dinding anterior trakea untuk
mengatasi sumbatan jalan napas dengan prosedur insisi dengan memasang slang melalui
sebuah lubang ke dalam trakea untuk mengatasi obstruksi jalan nafas bagian atas atau
mempertahankan jalan nafas dengan cara menghisap lendir, atau untuk penggunaan
ventilasi mekanik yang kontinu. Trakeostomi dapat digunakan sementara yaitu jangka
pendek untuk masalah akut, atau jangka panjang biasanya permanen dan slang dapat
dilepas (Bennet,1996 dalam Andi 2019).

Trakeostomi merupakan tindakan operasi membuat jalan udara melalui leher dengan
membuat stoma atau lubang di dinding depan / anterior trakea cincin kartilago trakea
ketiga dan keempat, dilanjutkan dengan membuat stoma, diikuti pemasangan kanul.

B. Fungsi Trakeostomi

Fungsi dari tindakan trakeostomi yakni untuk mempertahankan jalan nafas agar udara
dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas saat pasien mengalami
ventilasi yang tidak adekuat dan gangguan lalu lintas udara pernapasan karena obstruksi
jalan nafas bagian atas.(Sjamsuhidajat, 2004 dalam Suryajaya 2021).

Trakeostomi dapat dilakukan untuk tujuan terapi atau sebagai suatu prosedur
berencana. Trakeostomi berencana mungkin diperlukan bila diramalkan akan terjadi
problem pernafasan pada pasien pasca bedah daerah kepala, leher, atau toraks, atau pasien
dengan insufisiensi paru kronik.

C. Indikasi dan Kontraindikasi Trakeostomi

Menurut Jerry Tobing (2020), indikasi dasar trakeostomi secara garis besar yaitu:
1. Obstruksi jalan napas atas.
2. Membantu pernafasan jangka panjang.
3. Penimbunan sekret di saluran pernapasan.
4. Risiko tinggi terjadinya aspirasi.
5. Pasca pembedahan wajah dan leher.
6. Mengurangi kemungkinan timbulnya penyempitan saluran subglotik.
Menurut Raimondi (2018), tidak ada kontraindikasi absolut untuk melakukan
trakeostomi. Namun ada kontraindikasi relatif untuk tidak dilakukan
pembedahan pada jalan napas, yaitu :

1. Antisipasi adanya penyumbatan karena karsinoma laring / kanker laring


2. Infeksi pada tempat pemasangan
3. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol. Contohnya seperti hemofilia

D. Komplikasi Trakeostomi

Menurut Muhammad et al. (2012) dalam Abdullah (2021), tindakan trakeostomi


mempunyai beberapa risiko komplikasi, antara lain:

1. Perdarahan
2. Disfagia
3. Emphysema
4. Sumbatan kanul
5. Aspirasi
6. Stenosis trakea
7. Kesulitan dekanulasi

E. Perawatan Trakeostomi

Menurut modul yang disusun oleh Rina Setyani, Kristanti, & Kurniastuti (2020)
perawatan dengan pasien trakeostomi yang bisa dilakukan ialah :

a. Alat dan Bahan :

1. Peralatan yang sudah disterilkan dengan merebus (kom, 1 pinset


anatomis,1pinset chirurgi, gunting kassa, iner kanul, sikat khusus iner kanul,
korentang)

2. Tufer

3. Kassa steril dalam bak steril (kassa kemasan)

4. Sarung tangan steril

5. Antiseptik (dapat menggunakan NaCl 0.9%

6. NaCl 0,9 % atau water steril

7. Plester dan gunting plester

8. Kapas dan alkohol 70 % (kapas/kassa alkhohol kemasan)


9. Tali pengikat (diukur dari bahu ke bahu)

10. Perlak dan alas

11. Seperangkat alat suction, 1 pinset dan botol, ember

12. Piala ginjal

13. Cuff invlator

b. Tatalaksana Perawatan Trakeostomi :

1. Cuci tangan dengan 6 langkah benar

2. Melakukan persiapan lingkungan dengan menutup tirai atau pintu

3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien saat tindakan dengan posisi
telentang atau setengah duduk

4. Meletakkan perlak dan alas didada pasien

5. Lakukan suction apabila ada sekret

6. Membuka set steril dan meletakkan pada tempat yang aman untuk tindakan

7. Mengangkat kassa kotor dibawah trakea kanul

8. Membersihkan sekitar luka stoma dengan tufer yang dibasahi NaCl 0,9 %
dengan arah dalam keluar

9. Menutup dengan kassa steril yang sudah diberi antiseptik diantara stoma dengan
sayap canul. Memfiksasi kassa dengan plester kalau diperlukan

10. Cek tekanan cuff (cuff harus terisi )

11. Mengganti pita kanul , Fiksasi kanul dengan cara memegangnya

12. Meletakkan simpul pita kanul di samping leher Kanan

13. Lakukan perawatan iner kanul/ anak kanul

14. Memasang kassa yang dibasahi air steril pada lubang kanul

15. Merapikan pasien dan lingkungan

16. Cuci tangan dengan 6 langkah benar

c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Menurut Yanuar Noor, Ayu ( 2022) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan perawatan trakeostomi antara lain :
1. Pastikan selang kanul selalu bersih dan bebas dari sumbatan lendir.

2. Suction/keluarkan lendir secara berkala. Jika ada lendir di kanul bersihkan


dengan cara suction atau dibatukkan lewat kanul trakea

3. Ganti anak kanulminimal 2x sehari/setiap terlihat kotor

4. Perawatan luka trakeostomi minimal dilakukan 2x sehari atau lebih sering


tergantung banyaknya lendir. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi atau
penyumbatan saluran nafas

5. Segera kunjungi dokter atau rumah sakit terdekat apabila terjadi perdarahan pada
luka trakeostomi, terjadi sumbatan pada kanul trakea/ jika pasien sulit bernafas,
sakit bagian dada, saturasi oksigen kurang dari 95%, demam, bibir atau ujung
jari berwarna kebiruan

Anda mungkin juga menyukai