Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN MENGENAI TERAPI TONSILITIS CA

LARING

SAP

oleh :
NIA NOFILIA WIDARTO
NIM 162310101101

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : TERAPI TONSILITIS CA LARING
Sub Pokok Bahasan : Mengetahui terapi tonsillitis Ca Laring
Sasaran : Warga Desa
Hari/Tanggal : Sabtu /2 Juni 2018
Tempat : Balai Desa Perumahan Mastrip, Jember
Pukul : 08.00-10.00
Penyuluh : Nia Nofilia Widarto

A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat memahami dan
mengerti mengenai terapi Tonsilitis Ca Lairng
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 1x3 jam
sasaran akan mampu:
1. Mengerti pengertian Terapi Tonsilitis Ca Laring
2. Mengetahui penyebab Ca laring
3. Mengetahui jenis terapi untuk Ca laring
B. MATERI
1. Tujuan dari Ca Laring
2. Penyebab Ca Laring
3. Terapi untuk Ca laring

C. MEDIA
Lefleat

D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Evaluasi

E. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGATAN PENYULUHAN RESPON PESERTA
1 5 menit a. memberi salam pembuka a. membalas salam
dan memperkenalkan diri b. mendengarkan
b. menjelaskan tujuan umum c. memberi repon
dan khusus
c. kontrak waktu
2 20 enit Penjelasan: Mendengarkan dan
1. Mengerti pengertian dari memperhatikan
Ca Laring
2. Mengetahui penyebab Ca
laring
3. Mengetahui jenis – jenis
terapi Ca Laring

3 15 menit Penutup
1. Tanya jawab 1. menanyakan ha
2. Menyimpulkan hasi yang belum jelas
pendidikan kesehatan 2. aktif
3. Memberikan salam menyimpulkan
penutup bersama
3. membalas salam
F. EVALUASI LISAN
Mengajukan pertanyaan lisan:
1. Pengertian Ca laring
2. Penyebab Ca laring
3. Jenis terapi untuk Ca laring

G. Referensi

Keliat, B. A., H. D. Windarwati, A. Pawirowiyono, dan M. A. Subu. 2015. Nanda


International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Edisi 10. Jakarta: EGC.
Potter, P. A. dan A. G. Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 12.
Jakarta.
H. Lampiran
A. Pengertian Ca Laring

Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah tumor


ganas dibidang THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun.
Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa. (Kapita Selekta
Kedokteran, edisi 3. Hal : 136)
Karsinoma laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara
( laring ) atau daerah lain di tenggorokan (K.D Jayanto, 2008). Karsinoma
laring adalah keganasan pada laring yang meliputi bagian supraglotik, glotis,
dan subglotis (Suddart and Brunner).
Tahapan tumor laring, ada empat tahap utama dalam sistem ini tahap
1-4. Tahap 0 adalah tahap awal dan tahap 4 yang paling maju. Ada 4 tahap
‘T’ utama tumor laring :
1. T1 berarti tumor hanya satu bagian dari laring dan pita suara
mampu bergerak dengan normal.
2. T2 berarti tumor telah tumbuh menjadi bagian lain dari laring.
Pita suara mungkin atau mungkin tidak akan terpengaruh.
3. T3 berarti tumor seluruh laring tetapi belum menyebar lebih jauh
dari penutup laring.
4. T4 berarti tumor telah berkembang menjadi jaringan tubuh luar
laring. Ini mungkin telah menyebar ke tiroid, pipa udara (trakea)
atau pipa makanan (esofagus)

B. Penyebab Ca Laring

Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui. Dikatakan oleh para ahli
bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-orang
dengan resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Merokok merupakan faktor
resiko utama pada karsinoma laring dimana pada rokok terdapat 43 bahan
karsinogen antara lain polisiklik hirokarbon, nitrosamin, radioaktif
polonium-210.
Alkohol (etanol) jika dikombinasikan dengan penggunaan rokok maka
akan berpotensi untuk memberikan efek karsinogenik yang akan
memudahkan penetrasi zak karsinogenik dalam jaringan tubuh. Etanol juga
mengganggu sintesis retinoid, derivat vitamin A yang mana zat ini
memberikan efek protektif dari perkembangan sel kanker.
Virus yang juga dikaitkan dengan kejadian karsinoma laring yaitu HPV
(Human Papilloma Virus) dan Eibstein Barr Virus. HPV dikategorikan
menjadi resiko tinggi (tipe 16,18), medium (tipe 31,33), resiko rendah (tipe
6,11). Faktor resiko lainnya adalah paparan debu kayu, sinar radio aktif,
polusi udara, radiasi leher dan asbestosis.

C. Jenis terapi untuk CA Laring


Secara umum ada 3 jenis penanggulangan karsinoma laring yaitu
pembedahan, radiasi dan sitostatika, ataupun kombinasi, tergantung pada
stadium penyakit dan keadaan umum pasien.
a. Pembedahan
Tindakan operasi untuk keganasan laring terdiri dari:
1. Laringektomi
a) Laringektomi Parsial
Laringektomi parsial diindikasikan untuk karsinoma laring stadium I
yang tidak memungkinkan dilakukan radiasi, dan tumor stadium II.
b) Laringektomi Total
Adalah tindakan pengangkatan seluruh struktur laring mulai dari batas
atas (epiglotis dan os hioid) sampai batas bawah cincin trakea.
2. Diseksi Leher Radikal
Tidak dilakukan pada tumor glotis stadium dini (T1-T2) karena
kemungkinan metastase ke kelenjar limfe leher sangat rendah. Sedangkan
tumor supraglotis, subglotis dan tumor glotis stadium lanjut sering kali
mengadakan metastase ke kelenjar limfe leher sehingga perlu dilakukan
tindakan diseksi leher. Pembedahan ini tidak disarankan bila telah terdapat
metastase jauh.
b. Radioterapi
Radioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan supraglotis T1
dan T2 dengan hasil yang baik (angka kesembuhan 90%). Keuntungan
dengan cairan ini adalah laring tidak cedera sehingga suara masih dapat
dipertahankan. Dosis yang dianjurkan adalah 200 rad perhari sampai dosis
total 6000-7000 rad.
c. Kemoterapi
Diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi adjuvant ataupun
paliatif. Obat yang diberikan adalah cisplatinum 80-120 mg/m2 dan 5 FU
800-1000 mg/m2.
d. Rehabilitasi Suara
Laringektomi total yang dikerjakan untuk mengobati karsinoma laring
menyebabkan cacat pada penderita. Dengan dilakukannya pengangkatan
laring beserta pita-suara yang ada dalamnya, maka penderita akan menjadi
afonia dan bernafas melalui stoma permanent di leher.
Untuk itu diperlukan rehabilitasi terhadap pasien, baik yang bersifat
umum, yakni agar pasien dapat memasyarakatkan dan mandiri kembali,
maupun rehabilitasi khusus yakni rehabilitasi suara (voice rehabilitation),
agar penderita dapat berbicara (bersuara), sehingga berkomunikasi verbal.
Rehabilitasi suara dapat dilakukan dengan pertolongan alat bantu suara,
yakni semacam vibrator yang ditempelkan di daerah submandibula, ataupun
dengan suara yang dihasilkan dari esophagus (eso-phageal speech) melalui
proses belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi suksesnya proses
rehabilitasi suara ini, tetapi dapat disimpulkan menjadi 2 faktor utama, ialah
faktor fisik dan faktor psiko-sosial.
Suatu hal yang sangat mmebantu adalah pembentukan wadah
perkumpulan guna menghimpun pasien-pasien tuna-laring guna
menyokong aspek psikis dalam lingkup yang luas dari pasien, baik sebelum
maupun sesudah operasi.
FORMAT PENILAIANUJIAN PRAKTIKUMPROMOSI
KESEHATAN 2017

NAMA : Nia Nofilia Widarto


NIM : 162310101101
KELAS :B
NO. VARIABLE PENILAIAN NILAI NILAI YANG
MAKSIMAL DIPEROLEH
1. Media 10
2. Teknik Penyajian 10
3. Penguasaan materi 30
4. Interactive 20
5. SAP 20
6. Penampilandansikap 10
Jumlah 100

KeteranganNilai :Nilai lulus > 70


A :≥ 80 (Istimewa)
AB : 75 ≤ AB < 80 (SangatBaik)
B: 70 ≤ B< 75 (Baik)
BC:65 ≤ BC< 70 (CukupBaik)
C : 60 ≤ C < 65 (Cukup)
CD:55 ≤ CD< 60 (Kurang)
D: 50 ≤ D< 55 (Kurang)
DE :45 ≤ DE < 50 (SangatKurang)
E :<45 (SangatKurang)
Jember, 27 November 2017
Pembimbing/Tutor
PSIK UniversitasJember

Anda mungkin juga menyukai