Anda di halaman 1dari 25

ANALISA JURNAL STASE KEPERAWATAN ANAK

“HIPERBILIRUBIN”

Oleh:
Kelompok 15

1. ALLDO WIJAYA KUSUMA (229012873)


2. PUTU HARRY KRESNA PUTRA (229012924)
3. A.A. RIA SUARMAYANTI (229012874)
4. NI KADEK YOLANDA DEWI (229012932)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2023
ANALISA JURNAL PICOT

NO NAMA JUDUL POPULASI INTERVENSI COMPARISON OUTCOME TIME


PENELITI PENELITIAN
1 An’nisaa Efektifitas Terapi Populasi pada Intervensi yang diberikan Pada jurnal Hasil penelitian Desember
Heriyanti, Caring Support penelitian ini atau diimplementasikan penelitian ini, menunjukkan rata-rata 2019 –
Restuning Neobil terhadap adalah seluruh dalam penelitian ini yaitu terdapat dua kadar bilirubin serum total Januari
Widiasih, Perubahan Kadar pasien neonatus intervensi caring support kelompok setelah pemberian 2020
Murtiningsih Bilirubin Serum yang menderita NEOBIL pembanding dalam intervensi pada kelompok
Total hiperbilirubinemia pemberian intervensi (9,17)
Hyperbilirubinemia fisiologis dan (bounding stimulus intervensi, yaitu sedangkan kelompok
pada Neonatus di mendapatkan touch, feeding kelompok control kontrol (11,23) antara
Rumah Sakit terapi cahay. management dan kelompok kedua kelompok terdapat
Dustira Cimahi Sampel pada dan intervensi. penurunan yang bermakna
Penelitian ini positioning) Intervensi yang (p-value 0,002).
berjumlah 58 (29 diberikan pada Penurunan nilai kadar
kontrol dan 29 kelompok control bilirubin serum total pada
intervensi) dalam penelitian kelompok yang diberikan
ini yaitu terapi intervensi caring support
cahaya dan NEOBIL lebih efektif
perawatan standar dibandingkan dengan
rutin di ruangan kelompok yang diberikan
perinatology RS perawatan standar rutin di
Dustira Kota ruangan saja. Kondisi ini
Cimahi, sedangkan sangat mungkin terjadi
intervensi pada karena perawatan pada
kelompok kelompok intervensi
intervensi dalam menggabungkan tiga
penelitian ini yaitu intervensi keperawatan
caring dalam satu kali pemberian
perawatan, bounding
support NEOBIL dengan cara stimulus
touch,
feeding
management dan
positioning yang
diberikan
secara rutin dan teratur
2 Ika Pengaruh Baby Populasi pada Intervensi yang diberikan Pada jurnal menunjukkan rata-rata
Purnamasari, Massage Terhadap penelitian ini atau diimplementasikan penelitian ini, kadar bilirubin serum
Candra Dewi Penurunan Kadar adalah bayi yang dalam penelitian ini yaitu terdapat dua setelah intervensi pada
Rahayu, Ikhda Bilirubin mengalami intervensi Baby Massage kelompok kelompok intervensi
Nugraheni hiperbilirubinemia selama 3 hari, dimana pembanding dalam adalah 6,48 sedangkan
(2020) dan mendapatkan pemijatan dilakukan pada pemberian kelompok kontrol 9,32.
penatalaksanaan area wajah, dada, perut, intervensi, yaitu Penurunan ratarata kadar
standar yaitu ekstremutas dan kelompok control bilirubin serum kelompok
fototerapi. punggung. dan kelompok intervensi (7,21+2,59),
eksperimental. sedangkan kelompok
Intervensi yang kontrol (6,51+3,30),
diberikan pada antara kedua kelompok
kelompok control terdapat perbedaan
dalam penelitian penurunan yang bermakna
ini mendapatkan dengan p-value
penatalaksanaan =0,000. Simpulan :
standar yaitu didapatkan bahwa baby
fototerapi, massage sebagai
sedangkan alternative tindakan
intervensi pada tambahan yang dapat
kelompok menurunkan kadar
eksperimental bilirubin serum secara
dalam penelitian efektif. Berdasarkan hasil
ini yaitu penelitian ini Baby
baby massage dapat digunakan
massage pada area sebagai intervensi
wajah, dada, perut, keperawatan dalam
ekstremitas dan penatalaksanaan bayi
punggung dan hiperbilirubinemia di
fototerapi. rumah sakit.
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN

Efektifitas Terapi Caring Support Neobil terhadap Perubahan Kadar Bilirubin Serum
Total Hyperbilirubinemia pada Neonatus di Rumah Sakit Dustira Cimahi

An’nisaa Heriyanti1*, Restuning Widiasih2, Murtiningsih3


1
Magister Keperawatan, STIKES Jenderal Achmad Yani, Indonesia: annisaanisa03@gmail.com
2
Departemen Keperawatan Maternitas, Universitas Padjadjaran, Indonesia
3
Magister Keperawatan, STIKES Jenderal Achmad Yani, Indonesia
*(Korespondensi e-mail: annisaanisa03@gmail.com)

ABSTRAK
Pemberian ASI kurang dan lambatnya perawatan terapi cahaya dapat memperberat
akumulasi bilirubin di dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas
terapi caring support NEOBIL terhadap perubahan nilai kadar bilirubin serum total
hyperbilirubinemia fisiologis pada neonatus di Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi. Desain
penelitian menggunakan quasi experiment dengan non-equivalent control group design
pret-test post-test. Sampel diambil secara consecutive terbagi menjadi kelompok
intervensi (29 responden) dan kelompok kontrol (29 responden) sesuai dengan kriteria
inklusi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi tindakan dan alat
mesin TMS 24i & 50i. Data dianalisa menggunakan paired t-test dan independent t-test.
Hasil menunjukan rata-rata kadar bilirubin serum total setelah pemberian intervensi pada
kelompok intervensi (9,17) sedangkan kelompok kontrol (11,23) antara kedua kelompok
terdapat penurunan yang bermakna (p-value 0,002). Berdasarkan hasil penelitian terapi
caring support NEOBIL lebih efektif secara statistik membantu terapi cahaya
menurunkan nilai kadar bilirubin serum total.
Kata kunci: Bilirubin, Hyperbilirubinemia Fisiologis, Neonatus

Abstract
Less breast feeding and slow treatment of light therapy can strengthen the accumulation
of bilirubin in the blood. The purpose of this research is to know the effectiveness of
caring therapy NEOBIL to change the value of bilirubin levels of serum
hyperbilirubinemia total physiological in neonatal in Dustira Hospital, Cimahi City. The
research design uses a quasi-experiment with a non-equivalent control group design pre-
test post-test. Samples were taken consecutive divided into intervention groups (29
respondents) and control groups (29 respondents) following the criteria of inclusion. The
research instrument used is the action observation sheet and machine tool of TMS 24i &
50i. Data is analyzed using a t-test paired and independent t-test. Results showed average
levels of total serum bilirubin after intervention in the intervention group (9.17) while the
control group (11.23) between the two groups was a meaningful decline (P-value 0.002).
Based on the results of Caring therapy Research support NEOBIL more effectively
statistically help light therapy lowers the value of total serum bilirubin.
Keywords: Bilirubin, Jaundice, Neonates, Physiologic hyperbilirubinemia

30
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

PENDAHULUAN cahaya) bayi terpisah dari ibunya sehingga


Berdasarkan data (Badan beresiko berdampak pada peningkatan stres
Kependudukan dan Keluarga Berencana dan emosional pada ibu dan bayi (Kianmehr
Nasional et al., 2018), penyebab kematian et al., 2014).
neonatal salah satunya adalah kelainan Ada tiga intervensi keperawatan yang
hematologi/hiperbilirubinemia merupakan akan diaplikasikan dalam penelitian ini,
penyebab nomor lima morbiditas neonatal untuk membantu terapi cahaya menurunkan
dengan prevalensi sebesar 5,6% setelah kadar bilirubin serum total pada neonatus
gangguan nafas, prematuritas, sepsis, dan hiperbilirubinemia fisiologis yaitu
hipotermi. Data terbaru prevalensi intervensi bounding dengan cara stimulus
hiperbilirubinemia berat (>20mg/dL) adalah touch, feeding management dan
7%, dengan hiperbilirubinemia ensefalopati positioning.
akut sebesar 2%. Dari data yang diperoleh,
neonatus yang menderita hiperbilirubinemia Intervensi bounding stimulus touch
cukup bervariasi, namun menjadi salah satu merupakan kebutuhan dasar bayi baru lahir.
fenomena klinis yang paling sering Sentuhan merupakan cara sederhana ibu
ditemukan pada bayi dalam minggu untuk berkomunikasi dengan bayinya. Indra
pertama kehidupan dan merupakan alasan peraba bayi mulai berkembang pada usia
dari 75% kejadian neonatus yang kehamilan 7 sampai 8 minggu karena itu,
mendapatkan perawatan pada minggu sentuhan ibu merupakan bahasa pertama
pertama setelah kelahiran. Walaupun bagi bayi dan dapat menguatkan serabut
peningkatan bilirubin pada neonatus otak (sinapsis) dan sel-sel otak bayi guna
merupakan kondisi yang sering terjadi, mendukung fungsi otak yang optimal
tetapi pada kondisi akumulasi bilirubin (Prasetyorini & Sukesi, 2018).
yang tinggi di dalam darah dan penanganan Sentuhan dapat meningkatkan tonus
yang lambat akan berdampak negatif pada nervus vagus (nervus x), saraf ini akan
kesehatan neonatus. meningkatkan kerja dari otot-otot sfinkter
Dampak dari peningkatan bilirubin dan mengoptimalkan kerja dari kelenjar di
yang paling berat bila tidak tertangani dalam traktus intestinalis, hepar dan
dengan cepat adalah ensefalopati bilirubin pankreas, meningkatkan produksi enzim
hingga terjadi kern ikterus dan kerusakan pencernaan yang membantu meningkatkan
otak. Hiperbilirubinemia juga dapat penyerapan sehingga sistem kerja
menyebabkan gejala sisa berupa cerebral pencernaan lebih baik dan penyerapan
palsy, tuli nada tinggi, paralisis dan makanan lebih maksimal serta
displasia dental yang sangat mempengaruhi meningkatkan aliran getah bening,
kualitas hidup neonatus (Muchowski, memperlancar peredaran darah dan
2014). meningkatkan metabolisme sel. Kondisi ini
dapat mempercepat ekskresi bilirubin
Tatalaksana hiperbilirubinemia dipecah oleh terapi cahaya. Proses ini dapat
menurut panduan WHO yaitu pemberian membantu mengurangi terjadinya
ASI sedini mungkin, pemberian terapi sinar peningkatan kadar bilirubin pada neonatus
(phototherapy), tranfusi tukar bila kadar dengan mempercepat ekskresi feses
bilirubin terus meningkat dan mencapai (Andaruni & Alasiry, 2018).
nilai tertinggi sesuai dengan berat badan
neonatus sertai pemberian terapi obat- Intervensi ini juga memiliki efek
obatan medis (Ullah et al., 2016; Wong et biokimia dengan meningkatkan sistem
al., 2009). kekebalan tubuh pada bayi dengan cara
menurunkan hormon stres agar hormon
Efek samping yang dapat kostisol tidak menghancurkan sel-sel
ditimbulkan, seperti diare, dehidrasi, ruam kekebalan tubuh yang melawan virus,
kulit, gangguan retina, hipertermia, Bronze sehingga imunitas tubuh tetap dapat
Baby Syndromme, bahkan kemandulan pada menjaga
bayi laki-laki. Selama phototherapy (terapi
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020
31
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

kekebalan tubuh tetap sehat. Kondisi ini perubahan bilirubin di kapiler superfisial
dapat merangsang metabolisme agar racun dan jaringan interstitial dengan reaksi
dalam tubuh (Ayuningtyas, 2019). paparan kimia dan oksidasi cahaya
Stimulus touch dalam penelitian ini (American Academy of Pediatrics
menggunakan tehnik petrissage yaitu Subcommittee on Hyperbilirubinemia,
sentuhan lembut dan ringan, dan vibrasi 2004).
(getaran) lembut menjadi pilihan yang Tindakan alih baring dapat membantu
tepat, karena usapan yang panjang dan dalam penurunan bilirubin serum selama
lembut dapat memberikan kesenangan serta terapi cahaya pada neonatus (Ningsih,
kenyamanan bagi bayi dan usapan yang 2017; Wikanthiningtyas & Mulyanti, 2016).
pendek dan sirkuler cenderung lebih
bersifat menstimulasi dengan durasi Berdasarkan latar belakang di atas
sentuhan 3-5 menit. peneliti tertarik untuk mengembangkan
penelitian tentang intervensi keperawatan
Manipulasi sentuhan dengan khususnya dalam melakuan perawatan
pemijatan yang dikombinasikan dengan neonatus dengan hiperbilirubinemia
terapi cahaya lebih efektif dalam penurunan fisiologis, yang sedang menjalani
bilirubin serum neonatus dengan pengobatan terapi cahaya. Peneliti
meningkatkan frekuensi buang air besar bermaksud untuk melakukan penelitian
pada neonatus (Lei et al., 2018; Lin et al., lebih lanjut untuk mengetahui apakah
2015). penggabungan dari ketiga intervensi
Intervensi feeding management keperawatan di atas yang diberi nama
hiperbilirubinemia pada neonatus yang intervensi caring support NEOBIL
mendapatkan terapi cahaya. Salah satu (bounding stimulus touch, feeding
tatalaksana hiperbilirubinemia menurut management dan positioning) dapat lebih
panduan WHO yaitu pemberian ASI sedini efektif mempengaruhi perubahan nilai
mungkin. Kebutuhan cairan akan kadar bilirubin serum total neonatus
meningkat (growth spurt) seiring dengan hiperbilirubinemia fisiologis sebagai
efek dari paparan sinar terapi cahaya, kelompok intervensi dan pemberian terapi
pemberian volume cairan akan ditambah standar rutin di ruangan RS Dustira sebagai
dengan cara perah payudara (power kelompok kontrol atau pembanding.
pumping), asupan makan yang cukup (ASI) METODE
dapat memicu geraka pristaltik usus
sehingga ekskresi bilirubin hasil pemecahan Jenis Penelitian
terapi cahaya dapat segera dikeluarkan Jenis penelitian kuantitatif dengan
(American Academy of Pediatrics analitik quasi eksperimen non-equivalent
Subcommittee on Hyperbilirubinemia, control group design, one group pre-test
2004). post-test control dan one group pre-test
Intervensi ke tiga alih baring post-test intervention. kelompok kontrol
(positioning), berfokus pada tindakan sebagai pembanding berupa perawatan
merubah posisi yang menjalani terapi standar rutin di ruangan dan kelompok
cahaya. Alih baring pasien dilakukan intervensi mendapat perlakuan caring
dengan cara terlentang, miring kanan, support NEOBIL.
miring kiri. Luasnya area tubuh yang Lokasi dan Waktu Penelitian
terpapar sinar fototerapi dipengaruhi oleh
proposionalnya ukuran tubuh yang terpapar Penelitian ini berlokasi di Rumah
sinar. Selain itu, perubahan posisi tubuh Sakit Dustira Kota Cimahi. Penelitian
bayi setiap 2-3 jam dapat memaksimalkan dilaksanakan pada bulan Desember 2019-
area yang terpapar cahaya dari fototerapi. Januari 2020.
Sehingga dapat membantu memaksimalkan
proses

32
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

Populasi dan Sampel etik di komite etik STIKES jenderal


Populasi penelitian adalah seluruh Achmad Yani dan memperoleh ethical
pasien neonatus yang menderita approval dengan nomor
hiperbilirubinemia fisiologis dan 01/KEPK/XII/2019.
mendapatkan terapi cahay. Sampel pada Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini berjumlah 58 (29 kontrol dan
29 intervensi) responden dengan Analisa data uni variasi untuk melihat
menggunakan metode non-probability nilai rata-rata pre-test post-test kadar
sampling jenis consecutive sampling bilirubin serum total kedua kelompok. Hasil
dengan kriteria inklusi penelitian: uji normalitas menggunakan Kolmogorov-
Smirnov test menunjukan data berdistribusi
1. Bayi yang berumur 3 sampai 29 hari. normal sehingga analisa untuk melihat nilai
2. Neonates dengan nilai bilirubin serum rata-rata kadar bilirubin serum total
≥ 10mg/dL sampai 20mg/dL. digunakan paired t-test dan untuk melihat
selisih nilai rata-rata post-test antara kedua
3. Neonatus tanpa komplikasi penyakit kelompok menggunakan uji independent t-
lain atau kelainan kongenital. test.
4. Neonatus dengan kondisi HASIL
hiperbilirubinemia fisiologis yang
mendapatkan perawatan terapi cahaya Tabel 1. Perbedaan Rata-Rata (Mean) Nilai
Kadar Bilirubin Serum Total Pada
5. neonatus dengan kondisi stabil, berat Kelompok Kontrol
badan ≥ 2500gram dan usia gestasi ≥ Variabel pengukuran Mean p-value
38 minggu. Nilai Sebelum
Kadar Perawatan 15,23 0,000
6. Neonatus lahir dengan persalinan SC Bilirubin Sesudah
maupun spontan. Total Perawatan 11,24
7. Neonatus yang mendapatkan air susu Serum
ibu atau susu formula. Sumber data: hasil uji data penelitian 2020

8. Ibu yang pengalaman pertama merawat Kelompok kontrol dalam penelitian


bayi dengan hyperbilirubinemia. ini berguna sebagai pembanding yaitu
responden yang mendapat terapi cahaya dan
9. Orangtua responden mengizinkan perawatan standar rutin di ruangan
bayinya ikut serta menjadi responden. perinatologi RS Dustira Kota Cimahi,
10. ibu bersedia melakukan tindakan didapatkan hasil p-value sebesar 0,000.
intervensi kepada responden. Tabel 2. Perbedaan Rata-Rata Nilai Kadar
Pengumpulan Data Bilirubin Serum Total Pada Kelompok
Intervensi
Pengumpulan data dilakukan dengan Variable Pengukuran Mean p-value
menggunakan lembar observasi untuk Nilai Sebelum 15,99
mengamati komponen identitas, umur, berat kadar intervensi
badan, jenis kelamin, jenis persalinan, jenis bilirubin Setelah 9,17 0,000
pemberian makanan, dan nilai kadar serum intervensi
bilirubin serum neonatus sebelum dan total
sesudah pemberian intervensi. Kadar Sumber data: hasil uji data penelitian 2020
bilirubin serum total dihitung dari sampel Hasil uji paired t-test (uji dependen t-
nilai bilirubin biofisiologi in vitro blood test) tentang efektivitas caring support
vena menggunakan alat ukur mesin jenis NEOBIL terhadap perubahan nilai kadar
TMS 24i dan TMS 50i yang tersedia di bilirubin serum total dalam tabel di atas,
tempat penelitian. Peneliti mengurus izin pada kelompok intervensi didapatkan nilai
p-value 0,000 (nilai p < 0,05).

33
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

Tabel 3. Perbandingan Selisih Penurunan Rata-Rata Nilai Kadar Bilirubin Serum Total pada
Kelompok Kontrol dan Intervensi
Variabel Kelompok N Mean Mean difference p-value
Kadar Kontrol 29 11,24 2,68 0,002
bilirubin Intervensi 29 9,17
Sumber data: hasil uji data penelitian 2020
Terjadi penurunan rata-rata nilai untuk kelompok intervensi, dengan ini
kadar bilirubin serum total antara post-test kedua intervensi sama-sama mampu
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. menurunkan nilai kadar bilirubin serum
Berdasarkan hasil uji independen t-test total pada neonatus hyperbilirubinemia
didapatkan hasil p-value 0,002 dimana nilai fisiologis.
p < 0,05.
Hasil uji statistik independent sampel
Data disajikan dalam tiga bentuk, test untuk melihat selisih rata-rata nilai
yaitu Tabel, Grafik atau Gambar dan bilirubin serum total dengan tingkat
Narasi. Namun yang perlu diingat bahwa kepercayaan 95% setelah diberikan
untuk satu jenis data hanya boleh disajikan intervensi untuk kedua kelompok
dalam salah satu bentuk, tidak boleh data didapatkan nilai p-value sebesar 0,002 <
yang sama disajikan dalam tabel dan juga 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan,
dalam bentuk grafik. Semua isi artikel harus terdapat perbedaan selisih rata-rata hasil
ditulis dengan jarak satu spasi, indentasi: 1 nilai kadar bilirubin serum total antara
cm, font: Times New Roman 12 regular. kelompok kontrol dan kelompok intervensi,
PEMBAHASAN dengan nilai rata-rata post-test kontrol
sebesar 11,24 dan post-test intervensi
Berdasarkan hasil perhitungan
sebesar 9,17 dengan perbedaan rata-rata
statistik didapatkan bahwa pada derajat
diantara kedua kelompok tersebut sebesar
kepercayaan 95% terdapat perbedaan yang
2,68. Hasil penelitian menunjukan bahwa
signifikan antara nilai kadar bilirubin pre-
pemberian intervensi caring support
test dan post- test diberikan intervensi
NEOBIL lebih efektif terhadap penurunan
terapi caring support NEOBIL pada
nilai kadar bilirubin serum total. Maka
kelompok intervensi, dengan nilai sig. 2
penerapan intervensi caring support
tailed sebesar 0,000 < 0,05 (p 0,000).
NEOBIL bersama dengan fototerapi secara
Sedangkan pada kelompok kontrol yang
statistic lebih baik dalam menurunkan nilai
mendapatkan terapi cahaya dan perawatan
kadar bilirubin serum total
standar rutin di ruangan, didapatkan p-
hyperbilirubinemia fisiologis neonatus.
value sama yaitu p 0,000 artinya, pada
kelompok kontrol juga terdapat perbedaan Pada penelitian field massage yang
yang bermakna antara nilai kadar bilirubin diberikan 2 kali dalam sehari (pagi dan
serum total sebelum dan sesudah pemberian sore) terhadap perubahan bilirubin serum,
terapi cahaya dan pemberian perawatan nilai rata-rata bilirubin serum total setelah
standar rutin hyperbilirubinemia. pemberian intervensi pada kelompok
intervensi mengalami penurunan yang
Adanya perbedaan yang signifikan
signifikan (Novianti et al., 2018).
pada nilai rata-rata (mean) kadar bilirubin
Manipulasi sentuhan terhadap penurunan
serum total sebelum dan sesudah pemberian
kadar bilirubin serum berpengaruh dengan
intervensi antara kedua kelompok
meningkatkan frekuensi buang air besar
merupakan hal yang sangat mungkin terjadi
pada neonatus (Lei et al., 2018).
karena kedua kelompok tersebut sama-sama
diberikan intervensi atau perawatan baik itu Terapi massage yang dikombinasikan
perawatan standar untuk kelompok kontrol dengan terapi cahaya dapat mengurangi
atau perawatan yang diberikan oleh peneliti kadar bilirubin serum dengan meningkatan

34
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

frekuensi buang air besar pada neonatus, perawatan untuk diaplikasikan secara
hal ini juga dapat memfasilitasi hubungan bersamaan.
emosional yang lebih baik antara ibu dan
bayi (Aboel-Magd et al., 2017; Babaei & DAFTAR PUSTAKA
Vakiliamini, 2018; Gürol & Polat, 2012; Aboel-Magd, A., Masoed, S., Salma Zoheir,
Lin et al., 2015). &, & Houchi, E. L. (2017). Effect of
Pengaruh positioning terhadap massage on health status of neonates
penuruanan kadar bilirubin yang diberikan with hyperbilirubinemia. In
per 3 jam sekali pada kelompok intervensi International Journal of Research in
mengalami penurunan kadar bilirubin Applied, Natural and Social Sciences
serum lebih cepat dari pada kelompok (IMPACT: IJRANSS) ISSN(P (Vol. 5).
kontrol. Kondisi ini disebabkan kadar Google Scholar
bilirubin dapat diisomerasi oleh sinar American Academy of Pediatrics
fototerapi secara merata keseluruhan bagian Subcommittee on Hyperbilirubinemia.
tubuh neonatus (Wikanthiningtyas & (2004). Management of
Mulyanti, 2016). Luasnya area tubuh bayi hyperbilirubinemia in the newborn
yang terpapar cahaya membawa dampak infant 35 or more weeks of gestation.
pengobatan lebih baik dibandingkan In Pediatrics (Vol. 114, Issue 1, pp.
banyaknya jumlah lampu yang digunakan 297–
(American Academy of Pediatrics 316). Pediatrics.
Subcommittee on https://doi.org/10.1542/peds.114.1.297
Hyperbilirubinemia, 2004). Andaruni, N. Q. R., & Alasiry, E. (2018).
Pengaruh pijat bayi dan breastfeeding
KESIMPULAN DAN SARAN terhadap penurunan kadar bilirubin
Berdasarkan hasil analisa, pada neonatus dengan
perhitungan secara statistik dan didukung hiperbilirubinemia. Jurnal Ilmiah
hasil penelitian sebelumnya dapat Bidan, 3(2), 45–51. Garuda
disimpulkan bahwa penurunan nilai kadar Ayuningtyas, I. F. (2019). Kebidanan
bilirubin serum total pada kelompok yang Komplementer. Pustaka Baru Press.
diberikan intervensi caring support Indonesia Onesearch
NEOBIL lebih efektif dibandingkan dengan Babaei, H., & Vakiliamini, M. (2018).
kelompok yang diberikan perawatan Effect of Massage Therapy on
standar rutin di ruangan saja. Kondisi ini Transcutaneous Bilirubin Level in
sangat mungkin terjadi karena perawatan Healthy Term Neonates: Randomized
pada kelompok intervensi menggabungkan Controlled Clinical Trial. Iranian
tiga intervensi keperawatan dalam satu kali Journal of Neonatology, 9(4),
pemberian perawatan, bounding dengan 41–46.
cara stimulus touch, feeding management https://doi.org/10.22038/ijn.2018.2890
dan positioning yang diberikan secara rutin 6.1386
dan teratur. Badan Kependudukan dan Keluarga
Hasil penelitian ini dapat Berencana Nasional, Badan Pusat
memperkaya khasanah keilmuan Statistik, Kementerian Kesehatan, &
keperawatan khususnya dalam area USAID. (2018). Survei Demografi dan
keperawatan anak. Institusi pendidikan Kesehatan Indonesia 2017. Google
keperawatan dapat Scholar
mengembangkan praktik berbasis fakta dan Gürol, A., & Polat, S. (2012). The effects of
intervensi keperawatan yang aman dan baby massage on attachment between
sesuai dengan keperluan perawatan di mother and their infants. Asian
lapangan. Dapat pula dikembangkan Nursing Research,6(1), 35–41.
berbagai intervensi keperawatan yang https://doi.org/10.1016/j.anr.2012.02.0
dikombinasikan dengan berbagai terapi 06
medis lainya, menjadi satu penerapan Kianmehr, M., Moslem, A., Moghadam,
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020
35
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

K. ., Naghavi, M., Noghabi, S. ., & sebagai Terapi Adjuvan terhadap


Moghadam, M. . (2014). the effect of Kadar Bilirubin Serum Bayi
massage on serum bilirubin levels in Hiperbilirubinemia.
term neonates with hyperbilirubinemia
undergoing phototerapy. Nautilus, Jurnal Keperawatan Padjadjaran,
128(1), 36–41. Google Scholar 5(3), 315–
Lei, M., Liu, T., Li, Y., Liu, Y., Meng, L., 327.
& Jin, C. (2018). Effects of massage https://doi.org/10.24198/jkp.v5i3.654
on newborn infants with jaundice: A Prasetyorini, H., & Sukesi, N. (2018).
meta- analysis. International Journal Pemberian pijat bayi dan sari daun
of Nursing Sciences, 5(1), 89–97. katuk dalam meningkatkan bounding
https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2018.01. attachment. Jurnal Keperawatan,
004 10(3), 209–215.
Lin, C. H., Yang, H. C., Cheng, C. S., & https://doi.org/10.32583/keperawatan.
Yen, C. E. (2015). Effects of infant 10.3.2018.209-215
massage on jaundiced neonates Ullah, S., Rahman, K., & Hedayati, M.
undergoing phototherapy. (2016). Hyperbilirubinemia in
Italian Journal of neonates: Types, causes, clinical
Pediatrics, 41(94). examinations, preventive measures and
https://doi.org/10.1186/s13052-015- treatments: A narrative review article.
0202-y Iranian Journal of Public Health,
Muchowski, K. . (2014). Evaluation and 45(5), 558–568. Google Scholar
treatment of neonatal Wikanthiningtyas, N. W., & Mulyanti, S.
hyperbilirubinemia. American Family (2016). Pengaruh Alih Baring Selama
Physician, 89(11), 873–878. Google Fototerapi Terhadap Perubahan Kadar
Scholar Bilirubin Pada Ikterus Neonatorum di
Ningsih, E. A. (2017). Perubahan posisi Ruang HCU Neonatus RSUD Dr.
pada neonatus dengan masalah Moewardi. (JKG) Jurnal Keperawatan
hiperbilirubinemia dengan tindakan Global, 1(1), 51–54.
foto terapi di ruang melati rsud prof. https://doi.org/10.37341/jkg.v1i1.17
dr. margono seokarjo purwokerto Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M.,
[STIKes Muhammadiyah Gombong]. Wilson, D., Winkelstein, M. L., &
Google Scholar Schwartz, P. (2009). Buku Ajar
Novianti, N., Mediani, H. S., & Keperawatan Pediatrik Wong 2 (6th
Nurhidayah, ed.). EGC. Indonesia Onesearch
I. (2018). Pengaruh Field Massage
INFORMASI TAMBAHAN
Lisensi
Hakcipta © Heriyanti, An’nisaa dkk. Artikel akses terbuka ini dapat disebarkan seluas-luasnya sesuai
aturan Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License dengan catatan tetap
menyebutkan penulis dan penerbit sebagaimana mestinya.
Catatan Penerbit
Poltekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau
buah pikiran yang diterbitkan dan dari afiliasi institusional manapun.
Pendanaan
Penulis tidak menerima pendanaan yang sifatnya spesifik untuk kajian ini.
Konflik Kepentingan
Penulis tidak memiliki konflik kepentingan.

36
https://myjurnal.poltekkes-kdi.ac.id/index.php/HIJP p-ISSN: 2083-0840|e-ISSN: 2622-5905
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020

Kontribusi Penulis
Conceptualization : An’nisaa Heriyanti, Restuning Widiasih, Murtiningsih
Data curation : An’nisaa Heriyanti
Formal analysis : An’nisaa Heriyanti
Funding acquisition : An’nisaa Heriyanti
Investigation : An’nisaa Heriyanti
Methodology : An’nisaa Heriyanti
Project administration : An’nisaa Heriyanti
Resources : An’nisaa Heriyanti
Supervision : An’nisaa Heriyanti, Restuning Widiasih, Murtiningsih
Validation : An’nisaa Heriyanti
Visualization : An’nisaa Heriyanti
Writing – original draft : An’nisaa Heriyanti, Restuning Widiasih, Murtiningsih
Writing – review & editing : An’nisaa Heriyanti, Restuning Widiasih, Murtiningsih
Artikel DOI
https://doi.org/10.36990/hijp.vi.154

37
56

Jurnal Keperawatan Karya Bhakti p-issn : 2477-1414


Volume 6, Nomor 1, Januari 2020 e-issn : 2716-0785
Hal 56-66

PENGARUH BABY MASSAGE TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN


Ika Purnamasari1, Candra Dewi Rahayu2, Ikhda Nugraheni3

Dosen Keperawatan FIKES UNSIQ Wonosobo


1 dan 2

3
Perawat Perinatal RSUD Wonosobo
Telp. (0286) 323737/ E-mail : ikapurnamasari@unsiq.ac.id

ABSTRAK

Latar belakang : pada 80% bayi baru lahir premature dan mencapai 60% pada bayi lahir aterm
pada minggu pertama kehidupannya. Penanganan utama kasus ini adalah fototerapi yang
mempunyai berbagai efek samping bagi bayi. Penanganan alternatif sangat dibutuhkan untuk
mengatasi hiperbilirubinemia seperti dengan menggunakan baby massage. Tujuan : ini adalah
untuk menganalisa pengaruh baby massage terhadap penurunan kadar bilirubin pada bayi yang
menjalani fototerapi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimen dengan non
equivalent control group with pre post test design. Sampel berjumlah 32 bayi yang terbagi dalam 16
responden kelompok intervensi dan 16 responden sebagai kelompok kontrol yang diambil
berdasarkan penghitungan besar sampel komparatif numeric tidak berpasangan dua kelompk satu
kali pengukuran. Data dianalisis menggunakan repeated anova, Dependen T-Test, Independen T-
Test, dan Analysis of Covarians. Hasil : menunjukkan rata-rata kadar bilirubin serum setelah
intervensi pada kelompok intervensi adalah 6,48 sedangkan kelompok kontrol 9,32. Penurunan rata-
rata kadar bilirubin serum kelompok intervensi (7,21+2,59), sedangkan kelompok kontrol
(6,51+3,30), antara kedua kelompok terdapat perbedaan penurunan yang bermakna dengan p-value
=0,000. Simpulan : didapatkan bahwa baby massage sebagai alternative tindakan tambahan yang
dapat menurunkan kadar bilirubin serum secara efektif. Berdasarkan hasil penelitian ini Baby
massage dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan dalam penatalaksanaan bayi
hiperbilirubinemia di rumah sakit.

Kata Kunci : Baby massage, bilirubin, fototerapi

ABSTRACT

Background : 80% of premature newborns reach 60% of term newborns in the first week of life.
The main treatment for this case is phototherapy which has various side effects for the baby.
Alternative treatments are needed to overcome hyperbilirubinemia such as using baby massage.
Objective: this is to analyze the effect of baby massage on decreasing bilirubin levels in infants
undergoing phototherapy. Method : This study is astudy Quasi Experimentwith a non equivalent
control group with pre post test design. The sample consisted of 32 infants divided into 16
respondents in the intervention group and 16 respondents as a control group taken based on the
calculation of the size of the comparative numerical sample which is not paired with two groups of
one-time measurement. Data were analyzed using repeated ANOVA, Dependent T-Test,
Independent T-Test, and Analysis of Covarians. The results showed the average serum bilirubin
level after the intervention in the intervention group was 6.48 while the control group was 9.32.
Decrease in mean serum bilirubin levels in the intervention group (7.21+2.59), while in the control
group (6.51+3.30), there were significant differences between the two groups with a p-value =
57

0,000. The conclusion was found that baby massage as an alternative additional action that can
reduce serum bilirubin levels effectively. Based on the results of this study Baby massage can be
used as a nursing intervention in the management of hyperbilirubinemia infants in the hospital.

Keywords: Baby massage, bilirubin, phototherapy

Pendahuluan penanganan dengan menggunakan obat


Hiperbilirubinemia pada umumnya herbal, pemberian obat tradisional China,
merupakan masalah fisiologis yang hampir masase China, akupunktur, berenang dan
terjadi pada 80% bayi baru lahir premature baby massage (Zhou K, 2015).
dan mencapai 60% pada bayi lahir aterm pada Baby massage atau pijat bayi menjadi
minggu pertama kehidupannya (Lei et.al, kebiasaan bahkan budaya yang banyak
2018). Gejala yang ditimbulkan akibat dilakukan oleh sebagian besar masyarakat
hiperbilirubinemia adalah adanya warna Indonesia bahkan termasuk beberapa negara
kuning pada kulit dan sclera bayi. di Asia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hiperbilirubinemia yang berlebihan dapat baby massage mampu meningkatkan berat
mengakibatkan kerusakan otak yang bersifat badan bayi, pola tidur, menstimulasi
permanen (kern icterus) dan pada beberapa pertumbuhan dan perkembangan bayi, fungsi
anak dapat meninggalkan gejala sisa seperti system saraf otonom serta dapat juga
cerebral palsy dan ketulian (Lin, 2015). mengurangi kejadian kolik dan kematian bayi
Selain itu, penelitian lampau juga (Chen et.al, 2015). Menurut Anna (2017)
menunjukkan bahwa hiperbilirubinemia dalam review RCT terkait baby massage
menjadi penyebab utama readmisi neonates menyebutkan bahwa baby massage diyakini
ke rumah sakit bahkan disebutkan pula bahwa mampu meningkatkan aspek perkembangan,
hiperbilirubinemia meningkatkan risiko anak- menurunkan perilaku stress, mempunyai efek
anak mengalami diabetes type 1 (Cardwell positif terhadap system imun, meningkatkan
CR et.al, 2010). toleransi terhadap nyeri dan dapat mengurangi
Penanganan utama kasus LOS (length of stay) di rumah sakit. Selain
hiperbilirubinemia saat ini adalah pemberian itu, baby massage dapat meningkatkan ikatan
fototerapi, tranfusi albumin dan perlindungan emosional dan kasih sayang antara bayi dan
hepar. Beberapa tahun terakhir ini terdapat orang tua (Ayse, 2012). Dengan demikian
beberapa metode alternative yang dilakukan baby massage tidak hanya berpengaruh
oleh para peneliti untuk mengatasi kasus terhadap aspek fisiologis (fisik) akan tetapi
hiperbilirubinemia, diantaranya yaitu berpengaruh juga secara psikologis sebagai
58

media komunikasi antara bayi baru lahir diantara 25–72 jam (ikterik fisiologis), 3)
dengan orang tuanya. Tujuan publikasi ilmiah Kadar bilirubin serum indirek > 10 mg / dl, 4)
ini adalah untuk menganalisa pengaruh baby Bayi tidak kontraindikasi dilakukan baby
massage terhadap penurunan kadar bilirubin massage seperti demam (>380C), dan
bayi yang menjalani fototerapi. mengalami peningkatan tanda-tanda vital dan
lethargi. Adapun kriteria eksklusi dalam
Metode penelitian ini adalah bayi dengan rhesus dan
Penelitian ini menggunakan desain ABO inkompatibilitas, anomaly kongenital,
penelitian Quasi Experimen dengan Non infeksi, obstruksi gastrointestinal, dan atresia
equivalent control group with pre post test bilier, dan tidak bersedia menjadi responden.
design. Kelompok eksperimen dan kelompok Kegiatan awal penelitian yang
kontrol tidak dipilih secara random, setiap dilakukan adalah identifikasi pasien kemudian
kelompok dilakukan pre test dan post test pengecekan kadar bilirubin sebelum
terkait variabel dependen yang diteliti (Polit pemberian tindakan baby massage dan
& Beck, 2014). dilanjutkan pemberian tindakan baby massage
Populasi dalam penelitian ini adalah sesuai dengan IAIM selama 3 hari dan
bayi yang mengalami hiperbilirubinemia dan diakhiri dengan pengecekan kadar bilirubin
mendapatkan penatalaksanaan standar yaitu serum paska tindakan. Langkah-langkah
fototerapi. Jumlah Sampel dalam penelitian pemijatan dilakukan pada area wajah, dada,
ini ditentukan berdasarkan rumus perut, ekstremitas dan punggung. Teknik
penghitungan besar sampel komparatif gerakan pemijatan didasarkan pada pijat bayi
numeric tidak berpasangan dua kelompok satu menurut Roesli (2001). Analisis data
kali pengukuran (Sopiyudin, 2018). dilakukan secara univariat, bivariat, dan
Berdasarkan tabel besar sampel untuk multivariat. Uji normalitas data dan uji
diagnosis komparatif numeric tidak homogenitas dilakukan sebagai persyaratan
berpasangan dua kelompok satu kali dalam statistik parametrik. Hasil Uji
pengukuran dengan rasio simpang baku 1,0 normalitas, diperoleh bahwa data terdistribusi
diperoleh jumlah sampel n1=n2 sebesar 16. normal. Uji statistic selanjutnya adalah
Pengambilan sampel dilakukan secara repeated anova, independen sample t-test,
consecutive sampling berdasarkan kriteria Paired sample t-test dan ANCOVA.
inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi penelitian ini adalah 1)
Bayi lahir aterm ( 37-40 mg) dengan Berat
lahir antara 2500–400 gram, 2) Ikterik muncul
59

Hasil neonatus, tidak terdapat perbedaan yang


Karakteristik Responden signifikan diantara 2 kelompok intervensi dan
Tabel 1 menunjukkan karakteristik kelompok control pada karakteristik jenis
neonatus yang dilibatkan pada penelitian ini. kelamin, jenis persalinan, usia kehamilan,
Responden dalam penelitian ini terdiri atas 16 usia bayi, BB dan PB bayi dan lama fototerapi
neonatus (10 laki-laki dan 6 perempuan) pada dilakukan yang berpotensi menimbulkan hasil
kelompok intervensi dan 16 neonatus (15 yang bias. Lama rawat inap pada bayi tampak
laki-laki dan 1 perempuan) pada kelompok lebih pendek pada kelompok intervensi
control. Berdasarkan seluruh karakteristik dibanding kelompok control.

Tabel – 1
Karakteristik Responden Bayi Hiperbilirubunemia di Ruang
Peristi RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo
Kontrol (n=16) Intervensi (n=16)
No Kategori F /Mean % / min-max F/Mean % / min-max
1 Jenis Kelamin
a. Laki-laki 15 93.8 10 62,5
b. Perempuan 1 6.3 6 37,5
2 Jenis Persalinan
a. Spontan 100 100 14 87,5
b. SC 0 0 2 12,5
3 Usia Kehamilan 38,1 38-40 38,24 38-40
4 Berat Badan Lahir 3039 2520-4150 2975 2520-3690
5 Usia bayi (hari) 7.2 2-15 6,2 2-12
6 Panjang Badan (cm) 48,1 46-50 47,3 46-48
7 Jenis makanan
a. ASI 0 0 0 0
b. ASI+Formula 16 100 16 100
8 Lama foto terapi 2,4 1-4 2,3 2-3
9 Lama rawat 3,62 2-4 2,9 2-4
Sumber : Data Primer

Tabel – 2
Jumlah Rata-rata Intake Nutrisi (ml) antara Kelompok Kontrol dan Intervensi

Kelompok Kontrol (n=16) Kelompok Intervensi (n=16)


Parameter Rerata ± sb p-value Rerata ± sb p-value
Hari I 377,50 ± 18,69 0,001 306,88 ± 19,70 0,000
Hari II 411,25 ± 17,50 0,001 347,50 ± 19,20 0,000
Hari III 424,38 ± 17,53 0,000 381,25 ± 19,45 0,000
Repeated anova bermakna pada p-value α < 0,05
60

Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa dengan p-value α < 0,05. Peningkatan jumlah
jumlah intake nutrisi pada kelompok control nutrisi tampak lebih banyak terjadi pada
dan kelompok intervensi, keduanya kelompok intervensi.
mengalami peningkatan yang signifikan

Tabel – 3 Frekuensi BAB (kali/hari) Rata-rata antara Kelompok Kontrol dan Intervensi

Kelompok Kontrol (n=16) Kelompok Intervensi (n=16)


Parameter
Rerata ± sb p-value Rerata ± sb p-value

Hari I 3,47 ± 0,203 0,096 3,75 ± 0,112 0,000

Hari II 3,75 ± 0,171 0,096 4,44 ± 0,157 0,000

Hari III 3,94 ± 0,170 0,041 4,81 ± 0,101 0,000

Repeated anova bermakna pada p-value α <


0,05
peningkatan frekuensi BAB yang signifikan
Tabel 3 menunjukkan adanya perubahan
dibanding kelompok kontrol dengan p-value
frekuensi BAB pada kelompok control dan
0,000. Frekuensi BAB rata-rata pada
kelompok intervensi yaitu mengalami
kelompok kontrol sebanyak 3,72 x/hari
peningkatan dari hari pertama hingga hari
sedangkan pada kelompok intervensi
ketiga. Akan tetapi bayi yang menjalani
mencapai 4,33 x/hari.
fototerapi dan mendapatkan intervensi pijat
bayi (kelompok intervensi) mengalami
Tabel – 4
Perbedaan Rerata Kadar Bilirubin Sebelum dan Setelah Intervensi pada Kelompok
Kontrol dan Intervensi
Kontrol Intervensi
Variabel
Mean SD p-value Mean SD p-value
Bil Direk 0,93 0,24 0,139 0,201 0,208 0,002
Bil Indirek 6,27 3,05 0,000 7,290 3,618 0,000
Bil Total 6,45 2,90 0,000 7,560 3,555 0,000

Paired t-tes bermakna pada p-value α < 0,05

Tabel 4 memperlihatkan rata-rata kadar mengalami perubahan tidak signifikan pada


bilirubin direk, indirek dan bilirubin total bilirubin direk dengan rata-rata (0,93 + 0,24)
sebelum dan setelah mendapatkan tindakan dengan hasil uji t-test mendapatkan p-value
standar (fototerapi). Pada kelompok control 0,139. Hasil uji t-test untuk bilirubin direk
61

dan bilirubin total terbukti signifikan dengan didapatkan p-value (p=0,000) pada semua
nilai p 0,00. Sedangkan pada kelompok yang jenis bilirubin baik direk, indirek maupun
mendapatkan tindakan standar berupa bilirubin total. Hal ini menunjukkan bahwa
fototerapi dan pijat bayi selama 3 hari terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar
memiliki rata-rata penurunan bilirubin direk bilirubin sebelum dan setelah pemberian pijat
(0,201 + 0,208), bilirubin indirek (7,290 + bayi.
3,618) dan bilirubin total (7,560 + 3,555).
Hasil uji t-test pada kelompok intervensi
Tabel –
5
Perbedaan Rerata kadar Bilirubin pada kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi
Kontrol Intervensi
Variabel
t df p-value t df p-value
Bil Direk 1,720 29,71 0,096 2,689 29,99 0,012
Bil Indirek 7,288 17,60 0,000 7,020 18,38 0,000
Bil Total 0,071 15,49 0,944 7,223 18,51 0,000
Independen t-tes bermakna pada p-value α <
0,05
bilirubin indirek. Hasil untuk kelompok
Perbandingan penurunan rata-rata kadar
intervensi diperoleh perbedaan rata-rata yang
bilirubin direk, indirek dan bilirubin total
signifikan pada ketiga jenis bilirubin. Hasil ini
pada kedua kelompok dapat dilihat pada tabel
menunjukkan bahwa terdapat penurunan
5 di atas. Hasil analisis menunjukkan
kadar bilirubin yang signifikan pada
perbedaan rata-rata penurunan kadar bilirubin
kelompok yang mendapatkan pijat bayi.
pada kelompok control signifikan pada kadar

Tabel-6 Analisis Multivariat Rata-Rata Kadar Bilirubin Serum Setelah Intervensi dan
Penurunannya yang Dikontrol Variabel Perancu

Variabel dependen Parameter B P.Value


Rata-rata kadar bilirubin Intercept 103,2 0,00
setelah intervensi Jumlah minum responden 0,49 0,88
Intervensi masase 30,97 0,00

Berdasarkan pada tabel 6 analisis bayi. Nilai p pada jumlah minum responden
multivariate dengan uji ANCOVA pada menunjukan nilai yang lebih besar dari nilai
variabel dependen rata-rata penurunan alpha, hal ini menunjukkan bahwa jumlah
bilirubin setelah intervensi, didapatkan nilai p minum responden selama intervensi tidak
sebesar (p=0,88) pada jumlah minum secara signifikan berpengaruh terhadap kadar
responden dan (p=0,00) pada intervensi pijat bilirubin setelah intervensi. Sedangkan untuk
62

intervensi pijat bayi diperoleh nilai (p=0,00, badan, jenis minuman, lama foto terapi yang
p<0,05) yang bermakna bahwa intervensi hampir sama diantara kelompok control dan
pijat bayi berkontribusi terhadap kadar kelompok intervensi.
bilirubin setelah intervensi.
Jumlah dan Jenis Minuman
Pada penelitian ini, karakteristik jumlah
Pembahasan minum dan jenis minuman responden tidak
Hiperbiliubinemia merupakan masalah digunakan sebagai kriteria inklusi. Seluruh
yang cukup banyak terjadi pada masa responden pada penelitian ini mendapatkan
neonates. Pada penelitian ini, jenis kelamin terapi standar penanganan hiperbilirubinemia
menjadi factor risiko terjadinya yaitu fototerapi. Paparan sinar pada fototerapi
hiperbilirubinemia, yaitu 93,8% terjadi pada meningkatkan risiko kekurangan volume
bayi laki-laki pada kelompok control dan cairan pada bayi bahkan dapat mengalami
62,5% bayi laki-laki pada kelompok dehidrasi (Herdman, 2017), sehingga menurut
intervensi. Hal ini sejalan dengan hasil Pedoman The American Academy of
penelitian yang telah dilakukan oleh Novianti, Pediatrics on Nutrition (2004) hidrasi yang
2017 dan Tazami, Mustarim dan Syah (2013) adekuat sangat dibutuhkan untuk kefektifan
yang melaporkan bahwa 68% kasus penatalaksanaan fototerapi. Untuk itu perawat
hiperbilirubinemia terjadi pada bayi laki-laki. sangat bertanggung jawab terhadap
Faktor risiko lain yang ditemukan pemenuhan hidrasi bayi selama menjalani
bahwa jenis persalinan ternyata tidak fototerapi (Hockenberry & Wilson, 2015).
berpengaruh terhadap kejadian Pada penelitian ini seluruh responden
hiperbilirubinemia, dimana 100% bayi yang (100%) menerima jenis minum berupa ASI
terlibat dalam kelompok control merupakan dan susu formula secara bersamaan. Namun
bayi yang dilahirkan secara spontan dan demikian, berdasarkan penelitian sebelumnya,
hanya 12,5% dari kelompok intervensi yang ASI diketahui mempunyai peran dalam
merupakan bayi yang dilahirkan secara Sectio mengembalikan bilirubin ke dalam sirkulasi
Caesaria. Hasil ini berbeda dengan hasil enterohepatik pada neonates, untuk itu
penelitian Kosim et, al (2007) yang edukasi pemberian ASI eksklusif dan
menyebutkan bahwa 40% bayi yang lahir penambahan frekuensi menyusui harus tetap
dengan tindakan bisa terjadi dilakukan kepada ibu dengan bayi
hiperbilirubinemia. Pada penelitian ini, hiperbilirubinemia.
kejadian hiperbilirubinemia secara merata
terjadi pada bayi dengan usia kehamilan, berat
63

Frekuensi BAB sitokrom yang meningkat juga reabsorbsi dari


Frekuensi BAB pada kelompok usus yang meningkat (sirkulasi entero
intervensi penelitian ini terbukti secara hepatik) (Kosim, et all, 2008). Pada penelitian
signifikan lebih tinggi daripada kelompok ini, kadar bilirubin direk, indirek dan total
control sejak hari pertama. Hasil penelitian ini secara signifikan lebih rendah pada kelompok
sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu intervensi dibandingkan dengan kelompok
oleh Lin et al (2015), frekuensi BAB secara control pada hari ke tiga.
signifikan meningkat pada hari ketiga untuk Hasil penelitian ini konsisten dengan
kelompok neonates yang mendapatkan penelitian-penelitian sebelumnya yang
masase. melaporkan bahwa neonates fullterm dengan
Penelitian Chen et al (2011) jaundice, kadar bilirubin secara signifikan
menyebutkan frekuensi BAB meningkat pada mengalami penurunan pada kelompok yang
2 hari pertama pemberian masase pada menerima masase dibandingkan dengan
neonates. Seluruh penelitian menyebutkan kelompok control pada hari ketiga
bahwa neonates dalam perawatan fototerapi masase(Chen et al (2011); Penelitian Novianti
untuk hiperbilirubinemia. Masase pada (2017) menyebutkan bahwa field massage
neonates dapat menstimulasi pengeluaran dapat digunakan sebagai terapi adjuvan
meconium dan dapat meningkatkan terhadap kadar bilirubin serum pada bayi
pergerakan usus serta diharapkan dapat hiperbilirubinemia yang menjalani fototerapi.
meningkatkan pengeluaran bilirubin (Chen et Basiri Moghaddam et al (2012) juga
al (2011); Karbandi et al (2016); Semmekrot menyampaikan hasil penelitiannya pada
dalam Lin et al (2015); Novianti (2017)). neonates hiperbilirubinemia yang menerima
Frekuensi BAB 3-4 x/hr dapat digunakan intervensi masase selama 5 hari terbukti
untuk menunjukkan kecukupan keadekuatan efektif dalam mengurangi kadar bilirubin
pemberian cairan selama fototerapi serum bayi hiperbilirubinemia yang menjalani
(Muchoswski et al, 2014). fototerapi.

Kadar Bilirubin Serum Pada kenyataanya terdapat salah satu

Bilirubin merupakan hasil katabolisme penelitian oleh Karbandi et al (2016) yang

hemoglobin dari eritrosit. Pada bayi baru melaporkan hal yang berbeda yaitu bahwa

lahir, peningkatan produksi bilirubin terjadi penggunaan field massage selama 5 hari

akibat usia eritrosit yang lebih pendek (70-90 ternyata tidak dapat mengurangi kadar

hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 bilirubin pada bayi premature, akan tetapi

hari), peningkatan degradasi heme, tum peningkatan frekuensi BAB selama puncak

over kenaikan bilirubin (hari ke-4 sampai ke-6)


64

dapat menurunkan kadar bilirubin. Ketidak bilirubin serum bayi hiperbilrubinemia yang
konsistenan hasil penelitian ini diperkirakan menjalani fototerapi dan meningkatkan
berhubungan dengan penilaian kadar bilirubin frekuensi BAB bayi yang pada akhirnya dapat
dilakukan pada hari puncak kenaikan bilirubin mempercepat pengeluaran kadar bilirubin.
pada neonates dan factor usia premature dari Dengan demikian pijat bayi dapat disarankan
neonates yang dilibatkan dalam penelitian. untuk dilakukan sebagai terapi tambahan
Pijat bayi pada kasus hiperbilirubinemia dalam penanganan hiperbilirubinemia
telah terbukti mampu menstimulasi nervus bersamaan dengan fototerapi. Selain itu, pijat
vagus dan meningkatkan pergerakan usus bayi yang dilakukan oleh ibu atau orang tua
serta menngurangi sirkulasi bilirubin bayi dapat meningkatkan ikatan kasih saying
enterohepatik yang berfungsi untuk diantara keduanya. Pijat bayi yang dapat
meningkatkan ekskresi bilirubin. Selain itu menurunkan kadar bilirubin juga dapat
disebutkan stimulasi pada kulit bayi melalui mengurangi lama perawatan di rumah sakit.
pijat bayi dapat meningkatkan aliran darah
dan limfe serta cairan tubuh lainnya yang
dapat membantu megeksresikan produk DAFTAR PUSTAKA

sampah metabolic termasuk bilirubin(Lin,


2015). American Academy of Pediatrics, (2004).
Management of Hyperbilirubinemia in
Kelemahan penelitian ini, jumlah The Newborn Infant 35 or More Weeks
responden yang masih kecil tidak of Gestation. Pediatrics,114(1), 297–316.
memperhatikan pemberian terapi cairan Cardwell CR, Stene LC, Joner G, Davis EA,
intravena yang dapat diprediksi turut Cinek O, Rosenbauer J, et al (2010),
Birth-weight and The Risk of Childhood-
mendukung pemenuhan hidrasi selama onset type 1 Diabetes: A meta-analysis
fototerapi dan dapat meningkatkan ekskresi of Observational Studies Using
Individual Patient Data, Diabetologia,
produk sampah metabolic. Untuk itu, 53(4): 641-51
diharapkan penelitian yang akan datang dapat
Chen J, Sadakata M, Ishida M, Sekizuka N,
memperhatikan factor jumlah responden dan Sayama M. (2011) Baby Massage
pemberian terapi intravena. Ameliorates Neonatal Jaundice in Full-
term Newborn Infants. Tohoku J Exp
Med. 2011;223(2):97-1024
Dahlan, MS (2011) Statistik Untuk
Simpulan Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat dan Multivariat. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian ini dan beberapa Salemba Medika
penelitian sebelumnya dapat disimpulkan
Dahlan, MS (2018) Pintu Gerbang
bahwa pijat bayi dapat menurunkan kadar Memahami Epidemiologi, Biostatistik,
65

dan Metode Penelitian. Epidemiologi Neonates Undergoing Phototherapy,


Indonesia Italian Journal of Pediatrics, 41:94, DOI
10.1186/s13052-015-0202-y
Dahlan, MS (2019) Besar Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Epidemiologi Indonesia Lissauer Tom dan Fanaroff Avroy (2009), At
a Glance Neonatologi, Alih bahasa
Field Tiffany, Diego Miguel, Reif Maria
Umami Vidhia, Erlangga, Jakarta
Hernandez (2010), Preterm Infant
Massage Therapy Research: A review, Mathindas, Wilar, Wahani. (2013).
Infant Behavior & Development , 33
Hiperbilirubinemia pada neonatus.
(2010) 115–124
Jurnal Biomedik. Vol 5 no 1 hlm S4-10
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2014.
Moghadam MB, Moghadam KB, Kianmehr
NANDA International Nursing
M, Jomezadeh A, Davoudi F.(2012),
Diagnoses:Definitions & Classification,
Effects of massage on weight gain and
2015–2017 edisi 10. Oxford:
jaundice in term neonates with
WileyBlackwell.
hyperbilirubinemia. J Isfahan Med.
30:1–8.
Kosim, M. S., et all. (2008). Buku ajar
neonatologi: hiperbilirubinemia. Edisi
pertama. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Muchowski, K. E., Hospital, N., Pendleton,C.,
Indonesia Medicine, F., Program, R., & Pendleton,
C. (2014). Evaluation and Treatment of
Neonatal Hyperbilirubinemia
Karbandi Soheila, Lotfi Maryam, Boskabadi
Hasan, Esmaily Habibollah (2016). The
Naufal Adnan F, Widodo (2016), Pengaruh
Effect of Field Massage Technique on
Stimulasi Massage Terhadap Penurunan
Billirubin Level and The umber of
Kadar Bilirubin Pada Neonatus Di
Defecations in Peterm Infants, Evidence
RSUD Dr Moewardi Surakarta, Naskah
Based Care
Publikasi, Program S1 Fisioterapi,
Journal,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
http://ebcj.mums.ac.ir/
Niemi Anna-Kaisa (2017), Review of
Kliegman Robert, Stanton Bonita, St Gaeme,
Randomized Controlled Trials of
Schor Nina (2016). Nelson Textbook
Massage in Preterm Infants. Children.
of Pediatrics. Elsevier Saunders. ISBN
4.21: DOI: 10.3390/children 4040021.
9781455775668
www.mdpi.com/journal/children/
Lei Mengjie, Liu Tingting, Li Yufeng, Liu
Novianti Novi, Mediani Henny Suzana,
Yaqian, Meng Lina, Jin Changde (2018),
Nurhidayah Ikeu (2017), Pengaruh
Effect of Massage on Newborn Infants
Field Massage sebagai Terapi Adjuvan
with Jaundice : A meta-analysis,
terhadap Kadar Bilirubin Serum Bayi
International Journal of
Hiperbilirubinemia,
Nursing Sciences, 5
(2018) 89-97,
Jurnal Keperawatan Padjajaran
http://www.elsevier.com/journals/interna
(JKP), volume 5 Nomor 3 Desember
tional-journal-of-nursing-sciences/2352-
2017
0132

Lin Chien-Heng, Yang Hsiu-Chuan, Cheng Royyan Abdullah. (2012). Asuhan


Chien-Sheng, Yen Chin-En (2015), keperawatan klien anak. Yogyakarta :
Effects of Infant Massage on Jaundiced Pustaka Pelajar
66

Simpson Robbie (2001), Baby Massage Infant Behavior & Development, 49


Classes and The Work of The (2017) 114-119
International Association of Infant
Massage (IAIM), Complementary Zhou K (2017), Analysis of Effect of Blue
Therpies in Nursing & Midwifery, 7, 25- Light Irradiation Combined with
33, Harcourt Publisher Ltd. Traditional Chinese Medicine Bath in
Treating Neonatal Jaundice, World
Vicente Sonia, Verissimo Manuela, Diniz Eva Latest Med Inform, 2017(36)
(2017), Infant Massage Improves
Attitudes toward Childbearing, Maternal
Satisfaction and Pleasure in Parenting,

Anda mungkin juga menyukai