Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana
dan mudah di lakaukan pengukurannya. Tekanan drah menggambarkan situasi
hemodinamik seseorang saat itu hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah, aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan
tubuh. Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi sering tidak memberikan keluhan
pada seeseorang, tetapi penderita mempunyai resiko kematian kardiovaskuler lebih
besar di banding dengan orang yang mempunyai tekanan darah normal.
Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang sering
mengakibatkan makinb tingginya tekanan darah. Oleh sebab itu pengobatan dini pada
hipertensi sangatlah penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada
beberapa organ tubuh seperti jantung, ginjal dan otak. Tekanan darah akan berubah
setiap saat tergantung pada keadaan seseorang, tekanan darah rendah dapat di katakan
apabila pada saat tidur atau istirahat, sedangkan tekanan darah tinggi apabila aktifitas
fisik naik.
B. Tujuan
Tujuan untuk membahas makalah ini yaitu sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu hipertensi
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui berapa jumlah tekanan darah sehingga dapat di
katakan hipertensi
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal apa saja penyebab sehingga terjadinya
hipertensi, serta apa dampak negatifnya.

Page 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana

dan mudah di lakukan pengukurannya. Tekanan darah menggambarkan situasi

hemodinamik seseorang saat itu. Hemodinamik adalah keadaan dimana tekanan dan

aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan tubuh.

Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah, yang

mengakibatkan makin tingginya tekanan darah. Oleh sebab itu, pengobatan dini pada

hipertensi sangatlah penting karena dapat mencegah timbulnya komplikasi pada

beberapa organ tubuh seperti, jantung, ginjal, dan otak. Penyelidikan epidemologi

membuktikan bahwa tingginya tekanan darah berhubungan erat dengan morbiditas

dan mortalitas penyakit kardiovaskuler. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana

tekanan sistolik lebuih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.

B. Etiologi

Sekitar 90 % penyebab hipertensi belum diketahui dengan pasti yang disebut


hopertensi primer atau esensial. Sedangkan 7% disebabakan oleh kelainan ginjal atau
hiperetensi renalis dan 3% disebabkan oleh kelainan hormonal atau hiperetensi
hormonal serta penyebab lain ( Arif Mutaqqin )
Bagan etiologi hiperetensi halaman 3

Page 2
Asupan natrium
asupan kalium Faktor

Volume ekstra sel Aktivasi jantung

vosokontriksi autoregulasi
Curah jantung

Hipertrofi otot vaskuler

Stenosis arteri Iskemia


Resistensi perifer total (TPR)
renaliss ginjal

Hipertensi primer 90%


Ginjal renin angiotensin II
Berbagai
penyakit ginjal Hipertensi renalis 7%
TPR
aldesteron Hipertensi hormonal3%
ECV Curah jantung
Retensi Na
Bentuk hipertensi lain :
Masa ginjal kardio, neurogen, obat
TPR
Curah jantung
ECV

aldesteron Efek peningkatan


Katekolamin meningkat
katekolamin
n

Tumor korteks adrenal kortisol Tumor korteks Tumor medulla


adrenal adrenal

Klasifikasi Tekanan Darah :

Klasifikasi Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diastolik (mmHg)


Normal < 140 < 90
Hipertensi ambang batas 140-160 90-95
Hipertensi  160  95

C. Patofisiologi
Saraf simpatis akan merangsang ginjal mengeluarkan renin, karena renin
mengikat sehingga hati mengeluarkan angiotensinogen. Kemudian angiotensinogen
keluar sehingga merangsang paru mengeluarkan angiotensinogen I dan kemudian
dirubah menjadi angiotensinogen II, karena keluarnya angiotensinogen II sehingga
merangsang saraf pusat maka tiombul perasaan haus yang menyebabkan hormon
ADH meningkat sehingga terjadi over volum (penimbunan cairan). Karena keluarnya

Page 3
angiotensinogen II sehingga menyebabkan vasokontriksi atau penyumbatan pembuluh
darah. Akibat angiotensinogen II keluar, maka dapat menyebabkan hormon aldesteron
meningkat, karena peningkatan hormon aldesteron menyebabkan retensi natrium
(garam dalam tubuh tertahan) sehingga menyebabkan over volum dan akibat dari
semua ini dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.
Akibat dari peningkatan tekanan darah sehingga dengan secara spontan
merangsang saraf perifer yang melalui terminal di medulla spinalis yang melalui
hipotalamus lalu di hubungkan ke medulla spinalis dan keotak, sehingga dapat
meneyebabkan nyeri pada kepala, defisit perawatan diri berkurang atau menurun
akibat kurangnya pengetahuan, sehingga timbul rasa cemas pada klien hipertensi
yang menyebabkan mekanisme koping atau mekanisme pertahanan diri menurun.

Saraf simpatis

Ginjal (renin )

Angiotensinogen (hati)

Angiotensinogen I (paru)

Angiotensinogen II

Rangsangan saraf pusat (haus) Vasokontriksi aldesteron

ADH retensi Na

Over volum hipertensi (TD ) over volum

Merangsang saraf motorik

Terminal di medulla spinalis

Hipotalamus

Otak

Page 4
Nyeri pada kepala cemas

Defisit perawatan diri kurangnya penegetahuan

Mekanisme koping

D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada hipertensi dapat di lakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. EKG : kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembasaran atrium kiri, adanya
penyakit jantung koroner atau aritmania, terjadinya dilatasi serta ganggua fungsi
sistolik dan diatolik.
b. Laboratorium : untuk mengetahui fungsi ginjal, urin lengkap ( urinalisis ) ureum,
kreatinin, dan asam urat.
c. Foto rontgen : kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta
yang lebar.
d. Hb : untuk mengetahui jumlah tekanan darah.

E. Tindakan Medis
Tujuan tindakan medis atau pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan
atau meminimaliskan morbiditas dan mortalitas dengan tanpa efek samping.
Tindakan medis yang diberikan terhadap penderita hipertensi terdiri dari dua cara,
yaitu pengobatan non farmakologi dan pengobatan farmakologi.
 Pemberian obat non farmakologi :
1. Menubah gaya hidup menjadi lebih sehat
2. Mengurangi asupan garam dan lemak
3. Berhenti merokok
4. Mengurangi berat badan bagi penderita obesitas
5. Meningkatkan aktifitas fisik
6. Olahraga secara teratur
7. Istirahat cukup dan berdoa
 Pemberian obat farmakologi :

Page 5
1. Pemberian obat diuretik fungsi obat anti diuretik adalah sebagai
antihipertensi
2. Hidroklorotiazid fungsinya yaitu untuk mengobati hipertensi ringan
atau pada penderita hipertensi baru
3. Penghambat beta atau yang sering di sebut beta blocker, yang di
gunakan sebagai obat antihipertensi tahap I, atau biasanya di
kombinasikan dengan diuretik dalam pendekatan tahap II.

F. Pengkajian keperawatan B1-B6


1. B1 (breatihing)
a. Inspeksi yakni melihat keadaan fisik klien dan keadaan bentuk dada: apakah
keadaan keadaan klien gelisah, cemas, dan lain sebagainya. Melihat bentuk dada
thoraks (dada burung), bentuk dada thoraks rakhitis pada persambungan tulang
dan tulang rawan, bentk dada thoraks emfisematous bentuk seperti tong, bentuk
dada thoraks tektus eksafatus ( dada cekung kedalam).
b. Palpasi dengan meraba bagian kepala pasien apakah pasien merasakan nyeri pada
kepala atau tidak, meraba nadi klien apakah denyut nadi klien normal atau
abnormal, meraba didaerah dada untuk menilai detakan jantung cepat atau lambat,
serta gerakan pada saat inspirasi dan ekspirasi.
c. Auskultasi mendengarkan napas normal dan abnormal seperti suara mengi, sesak
napas dala lain sebagainya.
d. Perkusi dengan menentukan batas sub timpani, hipperroonsonan, hiporonsonan,
redup, dan pekak.
2. B2 (blood)
a. Inspeksi melihat dan menentukan letak prekordium (normalnya kedua belah dada
simetris), adanya penyakit jantung mitral.
b. Palpasi dengan meraba adanyaa tekana pada veana jagularis akibat tekanan darah
meningkat,.
c. Auskultasi yakni mendengarkan denyut sistolik pada apeks, bunyi jantung ke S3
dan S4 akibat tekanan darah meningkat. Dimana S3 saat ventrikelnya gagal
meneyemburkan semua darah saat sistolik, sedangkan S4 terdengar bila ventrikel
memebesar atau hipertropi sehingga ada tahanan pengisian.
d. Perkusi menurun perannya setelah foto rontgen menillai adanaya kardiomegali
atau aorta melebar.

Page 6
3. B3 (brain)
Pemeriksaan pada kepala sebagai bagian pengkajian kardiovaskuler do fokuskan
untuk mengkaji pada daerah teretentu seperti :
a. Raut muka, ekspresi muka tampak sesak, gelisah dan kesakitan.
b. Bibir, terlihat biru atau sianosis penyakit jantung bawaan maupun hipertensi
c. Mata, skelera (kuning) pada gagal jantung kanan, penyakit hati dala lain-lain.
d. Funduskopi yaitu pemeriksaan fundus mata dengan optalmoskop untuk
menilai kondisi pembuluh darah retina pada klien hipertensi.
4. B4 (bladder)
Pemeriksaan B4 berfungsi untuk mengetahui ada atau tidaknya distensi
pada kandung kemih.
5. B5 (bowel)
Dengan mengkaji status nutrisi klien, perubahan keseimbangan cairan
klien akibat peningkatan angiotensinogen II, obesitas dan lain sebagainya.
6. B6 (bone)
Pada pengkajian B6 yang perlu di kaji adalah aktivitas klien apakah cepat
lelah, pusing, serta ras berdenyut dan berdebar. Keluhan susah tidur karena danya
ortopnea. Dispnea, paroksimal nokturnal, nokturia dan keringatan pada malam
hari. Kebiasaan tidur siang dan malam, berapa jam sehari dan apakah ada
kesulitan sewaktu tidur, bagaimana perubahannya setelah sakit klien yang
mengalami hipertensi, sering terbangun, serta susah tidur karena sesak napas dan
nyeri dada.
Aktivitas apakah ada perbedaan aktivitas yang berarti selama di rumah
atau di rumah sakit, misalnya pembatasan aktivitas. Pada klien ini biasanya terjadi
perubahan aktivitas karena sesak napas saat beraktivitas. Personal higiene,
mengkaji kebersihan personal, meliputi mandi, kebersihan badan, gigi dan mulut,
rambut kuku, serta kemampuan dan kemandirian dalam melakukan kebersihan
diri.

Page 7
G. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan bagi pasien
hipertensi dapat mencakup kurangnya pengetahuan mengenai hubungan antara aturan
penanganan dan kontrol proses penyakit ini. Potensial ketidakpatuhan terhadap
program perawatan diri berhubungan dengan efek samping terapi yang diberikan.
H. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatn dengan klien hipertensi yaitu catat tekanan darah
pada kedua lengan dan paha pada awal pemeriksaan serta catat kualitas frekuensi
pulsasi apeks dan perifer. Mengobserfasi warna kulit, kelembapan kulit, temperatur
dan waktu pengisian kembali kapiler, auskultasi dan catat suara jantung dan paru.
Pada klien hipertensi juga perlu diberikan suasan lingkungan yang aman dan
nyaman, kemudian observasi dan catat adanya edema, berikan obat sesuai indikasi,
berikan penjelasan kepada klien temtang efek samping obat, dosis obat-obatan yang
diberikan. Merespons obat-obatan dan kontrol tekanan darah, batasi cairan sesuia
kebutuhan, ukur dan catat cairan masuk dan keluar setiap 24 jam setelah pemberian
obat.
Diet rendah garam dan lemak juga merupakan salah satu proses perencanaan
keperawatan pada hipertensi. Hindari makan yang berkalori tinggi, kolaborasi dengan
ahli gizi untuk mengatur asupan gizi yang cukup, anjurkan klien untuk menurunkan
berat badan buila pasien obesitas, meningkatkan asupan kalium dengan
menganjurkan makanan alami tiggi kalium, jangan katakan tekanan darah normal,
tetapi katakan tekaanan darah terkontrol dengan baik terhadap klien serta bantu pasien
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Page 8
Asuhan Keperawatan Klien Hipertensi

A. Pengkajian
a. Pengumpulan data :
 Nama klien
 Umur klien
 Jenis kelamin
 Suku, agama, dan pekerjaan klien
b. Riwayat kesehatan :
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dulu
 Riwayat kesehatan keluarga
c. Pemeriksaan fisik
 BB dan TB
 Kepala dan leher (JVP, bising)
 Paru (pernapasan : irama, frekwensi, jenis suara, napas.) suara napas tambahan
ronchi.
 Jantung
 Abdomen
 Ekstremitas
d. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
 EKG
 Foto rontgen
 Hb
e. Klasifikasi data :
 Analisa data terdiri dari data obyektif dan data subyektif
 data obyektif meliputi data yang di peroleh dari hasil pemeriksaan
keperawatan
 data subyektif meliputi data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan anamnesis
keperawatan
f. Tindakan medis
 Pemberian obat non farmakologi :
8. Menubah gaya hidup menjadi lebih sehat

Page 9
9. Mengurangi asupan garam dan lemak
10. Berhenti merokok
11. Mengurangi berat badan bagi penderita obesitas
12. Meningkatkan aktifitas fisik
13. Olahraga secara teratur
14. Istirahat cukup dan berdoa
 Pemberian obat farmakologi :
4. Pemberian obat diuretik
5. Pemberian kalsium antagonis
6. Pemberian ACE inhibitor
7. Pemberian alpa-adrenergic agen
g. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi seperti, genetik, obesitas, stres atau lingkungan, hilangnya elastisitas
jaringan dan arterisklorosis pada orang tua serta tekanan darah meningkat.
h. Masalah
Peningkatan tekanan darah melebihi batas normal dalam hal ini abnormal
yakni tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg.
B. Diagnosis keperawatan
a. Intoleransi aktivitas resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan
dengan beban akhir meningkat dan terjadi vasokontriksi

- DO : Dengan adanya Gangguan intoleransi


Kebutuhan ADL, vasokontruksi arteriol aktifitas
nutrisi, personal kapiler
hygiene, eliminasi
di kepala suplai O2 dan
pasien
nutrisi kurang
- DS :
pusing
- Nyeri kepala
pusing ketidakmampuan
melakukan aktifas

Page 10
aktifitas pasien sehari-hari
terganggu

b. Gangguan keseimbangan cairan yang melebihi kebutuhan tubuh yang


berhubungan dengan peningkatan angiotensinogen II

- DO : Dengan adanya Gangguan keseimbangan


Tampak edema peningkatan cairan (kelebihan)
terutama pada angiotensinogen II yang
tungkai bawah, merupakan
tekanan darah vasokontriktor kuat
lebih dari 160/100
mmHg Merangsang korteks
adrenal untuk mensekresi
aldesteron

Terjadi peningkatan
retensi Na dan H2o

Peningkatan volume
plasma

edema

c. Gangguan mekanisme koping yang berhubungan dengan rasa cemas

-. DO : Ketidak mamapuan Gangguan rasa aman,


- pasien tampak cemas pasien menggunakan cemas
- ekspresi wajah mururng mekanisme koping
- pasien kadang-kadang terhadap stressor yang
gelisah dihadapinya yang
-DS : kemudian berdampak
- keluarga mengatakan pada kesehatan fisiknya
pernah mendapatkan
Pasien merasa terancam
perawat sressor sebelum
masuk rumah sakit cemas
d. Curah jantung meningkat yang berhubungan dengan resistensi ejeksi darah dari
ventrikel kiri berpotensial terjadi gagal jantung.

Page 11
- DO : Peningkatan tekanan Potensial terjadi gagal
- Tekanan darah darah sistemik jantung
lebih dari 160/100
Meningkatkan resistensi
mmHg
ejeksi darah dari ventrikel
- DS : kiri
- Keluarga Bebean jantung
mengatakan meningkat
riwayat hipertensi Hypertropy ventrikel
kronis untuk meningkatkan
kontarksi otot jantung

Dilatasi otot jantung

C. Perencanaan Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan
dengan beban akhir meningkat dan terjadi vasokontriksi
Kriteria hasil :
1. Menunjukan kepada klien bahwa tekanan darah terkontrol dengan baik dalam
batas waktu yang diharapkan.
2. Tidak terjadi komplikasi pada sistem otak, jantung, ginjal, mata, dan
pembuluh darah.
3. Memberikan pemahaman terapi kepada klien hipertensi.
4. Menganjurkan kepada klien untuk mengubah cara hidup yang sehat.

Intervensi :

1. Catat perubahan klien serta mengurangi asupan garam dan lemak.


2. Menganjurkan klien berhenti merokok serta mengurangi berat badan pada
klien obesitas
3. Meningkatkan aktivitas fisik secara terkontrol.
4. Olahraga secara teratur, istirahat yang cukup.
b. Gangguan keseimbangan cairan yang melebihi kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan peningkatan angiotensinogen II.

Page 12
Kriteria hasil :
1. Menunjukan tidak adanya kardiomegali dengan bukti hasil foto rontgen
2. Menunjukan keseimbangan cairan tidak terjadi apa-apa pada hasil tes
laoratorium.

Intervensi :

1. Menyarankan diet rendah garam, kalori, lemak, protein dan karbohidrat pada
klien.
c. Gangguan mekanisme koping yang berhubungan dengan rasa cemas
Kriteria hasil :
1. Peningkatan mekanisme koping klien serta penurunan rasa cemas yang di
alami oleh klien

Intervensi :

1. Memberikan support atau dorongan semangat kepada klien bahwa penyakit


yang diderita akan sembuh.
d. Curah jantung meningkat yang berhubungan dengan resistensi ejeksi darah dari
ventrikel kiri berpotensial terjadi gagal jantung.
Kriteria hasil :
1. Penurunan nyeri kepala
2. Tekanan darah normal dan nadi normal.

Intervensi :

1. Monitor tekanan darah serta mengukur tekanan darah sebelum berakltivitas


dan sebelum istirahat.

Page 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang sederhana
dan mudah di lakaukan pengukurannya. Tekanan drah menggambarkan situasi
hemodinamik seseorang saat itu hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah, aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran zat di jaringan
tubuh. Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi sering tidak memberikan keluhan
pada seeseorang, tetapi penderita mempunyai resiko kematian kardiovaskuler lebih
besar di banding dengan orang yang mempunyai tekanan darah normal.

B. Saran
Seperti yang kita ketahui bersam bahwa hipertensi merupakan tekanan darah
yang melewati ambang batas normal, maka dari itu marilah kita membudidayakan
pola hidup yang sehat mulai saat ini, sebab dengan semua itu kita dapat meminimalis
penyakit-penyakit yang bisa saja sewaktu-waktu menyerang kita.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Namun berkat keinginan
dan hasrat yang kuat serta bantuan dari berbagai pihak maka segala hambatan dan kesulitan
dalam mengerjakan makalah dapat terselesaikan dengan baik. Di sadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang.

Page 14

Anda mungkin juga menyukai