Abstrak
Pengetahuan tidak dapat ditransfer dari pendidik kepada peserta didik begitu saja. Pandangan ini jelas
disampaikan oleh aliran filsafat kontruktifis, bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh dari individu yang aktif
untuk berpikir dan membangun pengetahuannya sendiri. Individu dalam hal ini peserta didik dalam proses
belajarnya dapat secara aktif mengkontruksi pengetahuan yang diperlukannya sehingga akan diperoleh
pemahaman terhadap suatu konsep matematika menjadi lebih baik. Faktanya cukup sulit untuk dapat melatih
atau mengarahkan peserta didik untuk mampu melakukan hal tersebut. Permasalahan yang sering terjadi guru
yang bertindak sebagai pendidik mengharapkan siswa terampil dalam suatu topik tertentu, sedangkan bagi
peserta didik belum tentu tertarik pada topik apa yang disampaikan oleh guru. Teori pembelajaran mengatakan
bahwa peserta didik akan dengan senang hati untuk belajar jika mereka memiliki minat yang tinggi terhadap apa
yang dipelajarinya. Upaya untuk mengakomodasi minat peserta didik terhadap pembelajaran matematika
menjadi suatu hal yang cukup sulit untuk dilakukan. Perlu adanya suatu dialog antara peserta didik dengan guru
yang sifatnya terbuka untuk membangun suatu kesepakatan, yang tujuannya tiada lain untuk memberdayakan
peserta didik itu sendiri sehingga potensi dan kemampuannya dalam matematika dapat berkembang dengan
baik.
195
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
Socrates yang walaupun beliau ketika itu tidak ranah afektif, mulai dari kesadaran sampai pada
mengatakan dirinya sebagai seorang penganut pilihan nilai. Berdasarkan definisi minat tersebut
kontruktifis, beliau mengatakan bahwa dapat disimpulkan bahwa minat muncul dari
pengetahuan diperoleh melalui aktivitas dalam diri seseorang terhadap suatu kegiatan
merenung, menggunakan pemikiran dalam yang membuat orang tersebut merasa tertarik
mencari tahu apa yang ingin diketahui [1]. terhadap sesuatu hal yang sedang dikerjakan,
Pandangan Socrates ini mengindikasikan bahwa dengan demikian minat merupakan dorongan
pengetahuan matematika oleh peserta didik yang muncul dari dalam diri seseorang terhadap
hanya dapat diperoleh melalui proses mencari suatu kegiatan yang membuat orang tersebut
tahu apa yang ingin diketahui dan bukan melalui merasa tertarik. Jadi minat tidak timbul secara
proses diberitahukan. sendiri, ada unsur kebutuhan yang terkandung di
Pertanyaanya sekarang apa yang dapat dalamnya.
dilakukan oleh pendidik dalam hal ini guru 2.2 Mengakomodasi Minat Pada Peserta
dalam upayanya untuk mengakomodasi minat Didik
peserta didiknya khususnya dalam belajar Guru menurut Usman (2002) [5] adalah
matematika. Apakah guru harus mencabut hak setiap orang yang bertugas dan berwenang
siswa sehingga apa yang disampaikan oleh guru dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada
mau tidak mau harus diterima oleh peserta didik lembaga pendidikan formal. Sementara itu
tanpa ada suatu timbal balik, atau guru Atmaja (2004) dalam Sardiman (2004) [2]
memberikan hak sepenuhnya kepada siswa, mengatakan guru sebagai orang dewasa yang
sehingga siswa memiliki kebebasan yang seluas- bertanggung jawab memberikan pertolongan
luasnya dalam menentukan apakah mereka mau kepada peserta didik dalam perkembangannya
menerima apa yang disampaikan oleh gurunya baik jasmani maupun rohaninya. Agar
atau tidak ?. tercapainya tingkat kedewasaan maupun berdiri
sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk
2. Pembahasan Tuhan, makhluk sosial dan makhluk individu
2.1 Minat yang mandiri.
Menurut Usman dan Lilis (2002) [5] minat Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi 2003 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai
sementara situasi yang dihubungkan dengan pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah,
keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan- pelatih, penilai dan pengevaluasi dari peserta
nya sendiri. Berdasarkan pada definisi tersebut didik.[3]
dapat dikatakan bahwa minat merupakan 1. Guru Sebagai Pendidik
keadaan dimana seseorang menunjukkan Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh,
keinginan ataupun kebutuhan yang ada dalam panutan dan identifikasi bagi para peserta
dirinya, hal tersebut dapat terlihat dari ciri-ciri didik dan lingkungannya. Oleh karena itu
yang nampak pada diri mereka dan ciri tersebut guru harus mempunyai standar kualitas
memunculkan arti yang terkandung didalamnya. pribadi tertentu, yang mencakup tanggung
Minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
melainkan timbul akibat dari partisipasi, 2. Guru Sebagai Pengajar
pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar untuk Didalam tugasnya, guru membantu peserta
bekerja. Minat boleh dikatakan sebagai rasa didik yang sedang berkembang untuk
lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal mempelajari sesuatu yang belum
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. diketahuinya, membentuk kompetensi dan
Sehingga minat itu merupakan suatu dorongan memahami materi standar yang dipelajari.
yang timbul karena adanya perasaan senang Guru sebagai pengajar, harus terus
terhadap sesuatu. Minat pada dasarnya adalah mengikuti perkembangan teknologi,
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sehingga apa yang disampaikan kepada
sendiri dengan suatu diluar diri. Semakin kuat peserta didik merupakan hal-hal yang
atau dekat hubungan tersebut, semakin besar uptodate dan tidak ketinggalan jaman.
minatnya. Perkembangan teknologi mengubah peran
Minat juga merupakan perasaan ingin tahu, guru dari pengajar yang bertugas
mempelajari, mengagumi dan memiliki sesuatu. menyampaikan materi pembelajaran
Disamping itu minat merupakan bagian dari
196
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
197
Proceedings Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA V Tahun 2015
Daftar Pustaka
198