0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kabupaten Sidenreng Rappang berdasarkan analisis regresi berganda. Lima faktor utama yang berpengaruh signifikan secara statistik adalah jumlah titik lokasi kumuh, jarak lokasi ke pusat perbelanjaan terdekat, persentase kepala keluarga miskin yang tidak bersekolah, persentase bangunan tidak teratur, dan persentase bangunan tidak ter
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kabupaten Sidenreng Rappang berdasarkan analisis regresi berganda. Lima faktor utama yang berpengaruh signifikan secara statistik adalah jumlah titik lokasi kumuh, jarak lokasi ke pusat perbelanjaan terdekat, persentase kepala keluarga miskin yang tidak bersekolah, persentase bangunan tidak teratur, dan persentase bangunan tidak ter
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kabupaten Sidenreng Rappang berdasarkan analisis regresi berganda. Lima faktor utama yang berpengaruh signifikan secara statistik adalah jumlah titik lokasi kumuh, jarak lokasi ke pusat perbelanjaan terdekat, persentase kepala keluarga miskin yang tidak bersekolah, persentase bangunan tidak teratur, dan persentase bangunan tidak ter
keenam (model 6) mengeliminasi variabel JRART yang merupakan p-value
terbesar pada model 6 dengan nilai 0,361. Model ketujuh (model 7) mengeliminasi variabel SPAM yang merupakan p-value terbesar pada model 7 dengan nilai 0,166. Model kedelapan (model 8) mengeliminasi variabel JRKOT yang merupakan p-value terbesar pada model 8 dengan nilai 0,222. (lihat tulisan berwarna merah pada tabel II.12). Proses berhenti pada model kesembilan (model 9) yang mengeliminasi variabel PRTBKR yang merupakan p-value terbesar pada (model 9) dengan nilai 0,68. Pada model regresi ke 9 (sembilan) pada akhirnya didapatkan 5 (lima) variable bebas atau predictor yang relative signifikan pada tingkat kepercayaan 5% (p<0,05) dan berpengaruh nyata dalam meningkatkan persentase KK permukiman kumuh di Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu : 1) Jumlah titik lokasi kumuh (JTKUM) dengan nilai p 0,000 2) Jarak desa/kelurahan i ke pusat perbelanjaan terdekat (JRBEL) dengan nilai p 0,002 3) Persentase Kepala Keluarga (KK) miskin yang tidak bersekolah (PKKMTS) dengan nilai p 0,007 4) Persentase bangunan dengan ketidakteraturan (BTTER) dengan nilai p 0,011 5) Persentase bangunan yang tidak terlayani sarana prasarana persampahan (SAMPAH) dengan nilai p 0,016 Jumlah titik lokasi kumuh (JTKUM) menjadi faktor utama yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kabupaten Sidenreng Rappang. Permukiman kumuh di Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2020 mengalami kenaikan jumlah titik lokasi kumuh menjadi sebanyak 108 titik lokasi yang tersebar di 27 desa/kelurahan. Program pemerintah dalam penanganan permukiman kumuh tidak mampu menekan pertumbuhan permukiman kumuh. Meskipun beberapa titik lokasi mendapatkan penanganan hingga tahun 2019, namun tumbuh titik lokasi yang baru pada desa/kelutahan yang sama sehingga luas permukiman kumuh semakin bertambah. 89
Jarak titik lokasi permukiman kumuh dengan pusat perdagangan/
fasilitas perbelanjaan (JRBEL) menjadi faktor kedua yang berpengaruh nyata terhadap permukiman kumuh di Kabupaten Sidenreng Rappang. Adapun penyebabnya karena nilai strategis lokasi yang dekat dengan pusat perdagangan/fasilitas perbelanjaan yang menjadi daya tarik penduduk untuk tinggal dekat dan bermukim disekitarnya. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan tempat tinggal, kaum migran seringkali menyewa rumah di bagian pusat kota yang dekat dengan lokasi mata pencaharian. Akibatnya, terjadi proses pemadatan bangunan yang tidak terkendali dan menciptakan permukiman kumuh (Prayitno, 2014). Berdasarkan data sebanyak 14 desa/kelurahan dari 27 desa/kelurahan yang teridentifikasi kumuh berjarak tidak lebih dari 1 km dari pusat perdagangan/fasilitas perbelanjaan. Faktor ketiga adalah Persentase Kepala Keluarga (KK) miskin yang tidak bersekolah (PKKMTS).Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak pada rendahnya pola pikir dan menurunkan kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan lingkungan serta berpengaruh pada kondisi ekonomi yang kurang dikarenakan standar pendidikan memiliki pengaruh dalam jenis pekerjaan yang dilakoni oleh masyarakat (Wimardana, 2016). Berdasarkan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) rata-rata sebesar 10,69% Kepala Keluarga Miskin di Desa/Kelurahan teridentifikasi kumuh tidak memiliki ijasah/ tidak mengenyam pendidikan formal karena alasan kesulitan ekonomi. Persentase bangunan dengan ketidakteraturan (BTTER) menjadi faktor keempat. Menurut Wurm dkk pengaturan bangunan yang tidak teratur, ketinggian bangunan rendah, bahan konstruksi yang buruk, dan kepadatan bangunan yang umumnya tinggi mempengaruhi buruknya standar hidup masyarakat di permukiman kumuh (Wurm et al., 2017). Berdasarkan data hasil Baseline Survey Program Kotaku dan Bappelitbangda Kabupaten Sidenreng Rappang rata-rata sebesar 33,9 % bangunan tidak teratur pada Desa/Kelurahan teridentifikasi kumuh. 90
Faktor kelima adalah Persentase bangunan yang tidak terlayani
sarana prasarana persampahan (SAMPAH). Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2016 pengelolaan persampahan merupakan salah satu kriteria untuk meninjau kondisi kekumuhan suatu lingkungan kumuh. Berdasarkan data hasil Baseline Survey Program Kotaku dan Bappelitbangda Kabupaten Sidenreng Rappang rata-rata sebesar 60,11 % Rumah / bangunan pada Desa/Kelurahan teridentifikasi kumuh tidak terlayani Prasarana dan Sarana Persampahan. Tabel II. 13 Model Summary hasil regresi berganda variabel yang mempengaruhi permukiman kumuh
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate 1 ,960a ,922 ,831 8,362
2 ,960b ,922 ,844 8,035
3 ,960c ,921 ,854 7,773
4 ,959d ,920 ,861 7,583
5 ,959e ,919 ,868 7,387
6 ,957f ,916 ,872 7,293
7 ,955g ,912 ,872 7,269
8 ,949h ,901 ,865 7,473
9 ,945i ,893 ,861 7,583
Berdasarkan model summary menunjukkan nilai R-square sebesar
0,893 (lihat tabel 13) artinya sebesar 89,3% keragaman persentase KK permukiman kumuh di Kabupaten Sidenreng Rappang dipengaruhi oleh variable bebas (independent variable) yang ada pada model . Kemudian sisanya 11,7% dipengaruhi oleh variable bebas lain di luar model. Dari Tabel II.12 persamaan regresi berganda yang dihasilkan sebagai berikut :