Modul 8 Profesi Pasar Modal
Modul 8 Profesi Pasar Modal
& INVESTASI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
Didukung
Gedung Bursa Efek Indonesia , Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta Selatan 12190 | Telp (021) 515 0 515 ext. 8102,
8103 www.ticmi.co.id
Modul WPPE | AEKPI
DAFTAR ISI
Learning Objectives:
Peserta dapat memahami kegunaan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan untuk
menghasilkan keputusan investasi yang terbaik dengan belajar menerapkan langkah-
langkah beberapa metode analisis.
PENGANTAR
Setelah mengenal akuntansi dan pelaporan keuangan perusahaan pada sub modul
sebelumnya, dalam sub modul ini kita akan mengenal lebih jauh bagaimana cara
menganalisa data keuangan tsb agar dapat menilai kondisi perusahaan untuk menghasilkan
keputusan investasi. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan analisa
laporan keuangan perusahaan, seperti analisa horizontal, vertikal, serta penggunaan
beberapa rasio.
I. ANALISIS HORIZONTAL
Disebut juga dengan Trend Analysis. Adalah metode analisis yang dilakukan dengan
membandingkan suatu pos (akun) pada laporan keuangan di dalam satu periode terhadap
pos yang sama di periode sebelumnya. Periode yang menjadi patokan biasanya adalah
tahunan atau kuartalan. Contoh:
Dari contoh Laporan Laba Rugi diatas, kita dapat mengetahui bahwa Marjin Laba Kotor
dan Laba Bersih yang mengalami peningkatan menunjukkan perseroan sedang mengalami
pertumbuhan bisnis yang positif dan menguntungkan. Metode ini juga dapat digunakan
pada Neraca Keuangan, misalnya dengan membandingkan Hutang Jangka Panjang
terhadap Modal (Ekuitas).
Apabila analisis Horizontal dan Vertikal terbatas pada satu emiten atau beberapa periode
saja, maka Analisis Rasio dapat membandingkan kinerja keuangan antar emiten,
maupun terhadap sektor industrinya. Rasio menghubungkan pos-pos yang terdapat
pada laporan keuangan, baik itu antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi,
laporan laba rugi dengan neraca, ataupun antar pos yang ada di dalam neraca. Analisis
rasio memberikan pemahaman yang lebih baik dalam membandingkan kinerja keuangan
emiten untuk tiap periodenya.
Seorang manajer harus berhati-hati dalam menilai apakah suatu rasio baik atau buruk
dalam menyimpulkan penilaian atas suatu perusahaan berdasarkan suatu perangkat
rasio-rasio. Apabila analisis rasio keuangan suatu perusahaan menunjukkan pola yang
berbeda dengan norma-norma sektor industrinya, tidak berarti hal ini menunjukkan ada
yang kurang beres dengan perusahaan tersebut. Sebaliknya, kesamaan dengan rasio-
rasio sektor industri bersangkutan tidak menjamin bahwa perusahaan berjalan dengan
normal dan dikelola dengan baik.
Sumber: Investopedia
Tautan: http://www.investopedia.com/university/ratio-analysis/using-ratios.asp
EBIT
Interest Coverage Ratio =
Interest Expense
Current Assets
Working Capital Ratio
Current Liabilities
=
Working Capital = Current Assets - Current Liabilities
Total Debt
Debt to Equity =
Total Equity
Total Debt
Debt to Asset =
Total Asset
COGS
Inventory Turnover =
Avg Inventory
Rata-rata Persediaan dihitung dari rata-rata saldo Persediaan pada awal dan
akhir tahun.
IV.4. Rasio Kinerja: mengukur kinerja perseroan pada suatu periode tertentu,
terhadap periode sebelumnya. Rasio ini tidak akan banyak berguna apabila tidak
dibandingkan terhadap perseroan lain yang ada di dalam satu sektor industri. Pada
dasarnya memiliki metode yang sama seperti pada Analisa Vertikal. Terdiri dari:
Net Income
a. Earnings Per Share Outstanding Shares
=
Share Price
b. Price to Earnings EPS
=
Total Common Equity
c. Book Value Per Share = Outstanding Shares
Share Price
d. Price to Book Value BVPS
=
Net Income
e. Return on Assets Total Assets
=
Cash Flow from Operation
f. Cash Return on Assets ROA
=
Total Dividend
Net Income
g. Dividend Payout Ratio =
Net Income
k. Return on Equity = Total Shareholder's Equity
Kinerja
Rasio Perubahan
Perusahaan
Rasio Likuiditas
Acid Test Naik Baik
Interest Coverage Naik Baik
Working Capital Naik Baik
Rasio Pembiayaan
DER Naik Kurang Baik
Debt to Asset Naik Kurang Baik
Solvency Naik Baik
Rasio Aktivitas
Asset Turnover Naik Baik
Average Collection Period Naik Kurang Baik
Inventory Turnover Naik Baik
Rasio Kinerja
EPS Naik Baik
P/E Naik Kurang Baik
BVPS Naik Baik
P/BV Naik Kurang Baik
ROA Naik Baik
Cash ROA Naik Baik
DPR Naik Baik
Div Yield Naik Baik
Gross Profit Margin Naik Baik
Net Profit Margin Naik Baik
ROE Naik Baik
Penjelasan:
Sumber: Alex Drost
Tautan: http://alexdrost.blogspot.co.id/2014/04/dupont-analysis.html
Bentuk yang paling sederhana dari metode analisis DuPont adalah membagi ROE
menjadi dua bagian, yaitu ROA dan Financial Leverage Ratio. ROA dapat dilihat sebagai
ukuran seberapa efisien perusahaan memanfaatkan aset yang mereka miliki sementara
Financial Leverage Ratio menunjukkan porsi jumlah utang yang dapat membentuk atau
mempengaruhi ekuitas perusahaan.
Ini menunjukkan bahwa perubahan dalam ROE dapat dihubungkan ke salah satu
perubahan dalam ROA atau jumlah utang (leverage) yang digunakan dalam bisnis.
Setelah mengetahui persamaan dasar ini, kita dapat melanjutkan untuk memecahnya.
Berikutnya adalah memecah ROA menjadi dua faktor yang terpisah, yaitu Net Profit
Margin dan Asset Turnover.
Dalam melakukan penjabaran ini, kita masih belum dapat dapat menentukan bahwa
perubahan dalam ROE dapat dikaitkan dengan perubahan dalam marjin laba bersih,
efisiensi aset (asset turnovers) dan penggunaan leverage (hutang).
Langkah terakhir dalam menjabarkan persamaan DuPont adalah melihat marjin laba
bersih. Adapun marjin laba bersih dapat dipecah ke dalam 3 fungsi utama, yang
pertama adalah marjin laba sebelum bunga dan pajak (EBIT), biasa disebut juga dengan
operating margin. Ini adalah pendapatan perusahaan yang Diperoleh dari operasi normal
tanpa pertimbangan struktur permodalan. Faktor yang kedua adalah beban bunga, yang
membagi laba sebelum pajak (setelah bunga) dengan EBIT. Hal ini akan menunjukkan
berapa banyak penghasilan perusahaan yang digunakan untuk membiayai hutang dalam
struktur modal. Faktor terakhir yaitu beban pajak yang menunjukkan tingkat pajak
perusahaan.
Ini memungkinkan kita untuk menganalisa perubahan pada marjin laba bersih perusahaan
berdasarkan perubahan operasional (EBIT margin), perubahan utang biaya jasa keuangan
(beban bunga) dan tarif pajak. Akhirnya, kita dapat menggabungkan semua perhitungan
ini untuk berakhir dengan lima langkah analisis DuPont.
Terapkan perkalian silang sederhana pada persamaan diatas, maka kita akan
memperoleh ROE. Dengan ini, kita dapat melihat ROE perusahaan dan menentukan
faktor-faktor apa telah membantu perusahaan mencapai ROE tsb. Lebih penting lagi,
kita dapat menganalisa serial data dan menentukan apa yang menyebabkan perubahan
dalam bentuk ROE pada satu periode dengan yang lain. Sebagai contoh, jika sebuah
perusahaan memiliki 10% peningkatan pada ROE yoy dan analisis DuPont menunjukkan
bahwa perubahan ini disebabkan oleh peningkatan penggunaan leverage, maka akan
jauh lebih menguntungkan untuk berinvestasi pada perusahaan lain yang juga memiliki
pertumbuhan ROE 10% karena peningkatan efisiensi atau margin (asset turnover atau
EBIT margin).
PT XYZ
Neraca untuk Tahun 2014 dan 2015
(dalam jutaan)
Aset Utang dan Ekuitas
2014 2015 2014 2015
Aset Lancar Utang Jangka Pendek
Kas 815 906 Utang Usaha 983 1292
Piutang Utang bank jangka
2.405 2.510 720 840
Usaha pendek
Utang jangka
Persediaan 4.608 4.906 105 188
pendek lainnya
Total Aset Total Utang Jangka
7.828 8.322 1.808 2.320
Lancar Pendek
Utang Jangka Panjang 4.817 4.960
PT XYZ
Laporan Laba Rugi 2015
(dalam jutaan)
Penjualan 33.500
Beban Pokok Penjualan 18.970
Beban Depresiasi 1.980
Laba Operasi 12.550
Beban Bunga 486
Laba Sebelum Pajak 12.064
Beban Pajak (35%) 4.222
Laba Bersih 7.842
Dividend 4.000
Tambahan terhadap laba ditahan 3.842
Stock outstanding 1000.000 lembar
Harga saham Rp 15.000/lembar
Soal: Buatlah analisis Dupont PT. XYZ untuk periode tahun 2015.
Kuis: Buatlah rasio-rasio keuangan PT. XYZ untuk periode tahun 2015.