HEMODIALISISA.
A.Pengertian Hemodialisis
Hemodialisis berasal dari kata haemo yang berarti darah dan dialysis
Yang berarti dipisahkan. Hemodialisis sebagai terapi pengganti ginjal pada gagal
ginjalakut/kronis, dapat dimulai pada keadaan pasien dengan laju filtrasi glomerolus(LFG) < 15
mL/menit, namun dalam pelaksanan klinis dapat dipakai pedoman;LFG < 10 mL/menit dengan gejala
uremia/malnutrisi, LFG <5 mL/menit walaupuntanpa gejala, dan indikasi khusus dengan
komplikasi akut seperti edem paru,hiperkalemia, asidosis metabolic berulang, dan pada pasien nefropati
dapat dilakukan lebih awal (PERNEFRI, 2003).
Prinsip dialisis adalah membersihkan nitrogen dan produk buangan lainnya dan mengoreksi elektrolit, air,
dan asam-basa abnormal yang berhubungan dengan gagal ginjal. Dalam hal ini diperlukan penggunaan
membrane semipermeabel yang dapat dilewati air dan molekul kecil (urea = 60, kreatinin =113,
vitamin B12 = 1355), tetapi bukan molekul besar (albumin = 60.000, IgG =140.000 Da).
Secara sederhana mesin dialisis memompa darah dan dialisat melalui dialiser.Dialisat adalah cairan
dengan kandungan sodium, potassium, calsium,chloride, dextrose, dan bicarbonate atau acetate. Darah
dan dialisat dipisahkandi dalam dialiser oleh membran semipermeabel, di sini akan terjadi proses difusi
dari darah ke dialisat. Difusi dimaksimalkan dengan pemeliharaan “high flow rate
” (darah dan dialisat), dan oleh pemompaan kedua cairan di dalam arah yang berlawanan. Proses konveksi dapat
ditambahkan dengan ” trans membrane pressure” di dalam dialiser, proses ini terjadi karena
tekanan hidrostatik yang biasa disebut ultrafiltrasi.
B. Prinsip-Prinsip Dasar
Dialisis adalah suatu proses dimana komposisi zat terlarut dari satu larutan diubah menjadi larutan
lain melalui membran semipermiabel. Molekul- molekul air dan zat-zat terlarut dengan berat molekul
rendah dalam kedua larutan dapat melewati pori-pori membran dan bercampur sementara
molekul zat terlarut yanglebih besar tidak dapat melewati barier membran semipermiabel. Proses
penggeseran (eliminasi) zat-zat terlarut (toksin uremia) dan air melalui membrane semipermiabel
atau dializer berhubungan dengan proses difusi dan ultrafiltrasi.
Difusi adalah proses pergerakan spontan dan pasif zat terlarut. Molekul zat terlarut dari
kompartemen darah akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul zat
terlarut dapat melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya.
Ultrafiltrasi adalah proses pergeseran zat terlarut dan pelarut secara simultan dari kompartemen
darah ke dalam kompartemen dialisa tmelalui membran semipermiabel. Proses ultrafiltrasi ini
terdiri dari ultrafiltrasi hidrostatik dan osmotik. Ultrafiltrasi hidrostatik proses di mana
dipengaruhi dua faktor utama, yaitu transmembrane pressure (TMP) dankoefisien ultrafiltrasi
(Kuf).
TMP adalah adalah perbedaan tekanan antara kompartemen darah dan kompartemen dialisat
melalui membran. Air dan zat terlarut di dalamnya berpindah dari darah ke dialisat melalui
membran semipermiabel adalah akibat perbedaan tekanan hidrostatik antara kompertemen darah
dan kompartemen dialisat.
Kecepatan ultrafiltrasi tergantung pada perbedaan tekanan yangmelewati membran.Kuf adalah
besarnya permeabilitas membran dializer terhadap air yang bervariasi tergantung besarnya pori dan ukuran
membran.
KUf adalah jumlah cairan (ml/jam) yang berpindah melewati membran per mmHg perbedaan
tekanan (pressure gradient) atau perbedaan TMP yang melewati membran.Ultrafiltrasi osmotik, dimisalkan
ada 2 larutan “A” dan “B”
dipisahkan oleh membrane semipermiabel, bila larutan “B” mengandung lebih banyak
jumlahpartikel dibanding “A”
maka konsentrasi air dilarutan “B” lebih kecil disbanding konsentrasi larutan “A”. Dengan demikian
air akan berpindah dari
“A” ke “B”
melalui membran dan sekaligus akan membawa zat -zat terlarut di dalamnya yang berukuran
kecil dan permiabel terhadap membran, akhirnya konsentrasi zat terlarut pada kedua bagian menjadi
sama.
C. Tujuan Hemodialisis (Havens dan Terra, 2005)
Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi dan sekresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, cairan,dan sisa metabolisme yang lainnya sementara
menunggu program pengobatan lain/selanjutnya, juga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
yang mengalami penurunan fungsi ginjal.
D. Indikasi Hemodialisis
1. Acute Renal Failure :
Hiperkalemia berat (kalium lebih dari 7 meq/L)
Azotemia berat (kreatinin > 10 mg/dl, urea normal > 100 mg/dl)
Asidosis berat (HCO3mg <15 mg/dl)
Overhidrasi yang tidak responsif terhadap therapi diuretic
2. Anemia
Anemia ini selain karena penyakit gagal ginjal kroniknya juga akibat kehilangan darah
yang terjadi pada setiap dialisis karena selalu ada darah yang tersisa pada ginjal buatan.
3. Osteodistrofi ginjal
Pengendalian kadar fosfat dalam darah yang ketat sehingga memungkinkan pemberian
analog vitamin D dan peninggian kadar kalsium dalam cairan dialisat, bisa mengurangi osteodistrofi ginjal.
4. Susunan saraf pusat
a . Hematom subdural
Karena penderita cenderung untuk berdarah dan heparin yang diberikan secara intermitten selama
hemodialisis,bisa timbul hematom subdural.
b. Enselofati /dimensia dialysis
Jarang tapi bisa terjadi pada penderita yang lama didialisis dengan gejala gangguan bicara, dimensia,
mioklonik,asteriksis dan kejang-kejang.
1. Resiko / infeksi berhubungan dengan dilakukannya prosedur invasive(tindakan punksi inlet dan
outlet).Karekteristik : tejadi tanda- tanda kalor ,tumor , Dolor, Rubor, fungsi lesa