Anda di halaman 1dari 55

STUDI LITERATUR : FACTOR DAN PENGARUH TERJADINYA

KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR


PADA PESAWAT BOEING 737-900ER

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenhi Persyaratan Kelulusan

Jenjang Dip;oma III Program Studi Aeronautika

Disusun oleh

Michael Setya S.Y

170201047

PROGRAM STUDI D3 AERONAUTIKA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

YOGYAKARTA

2021
STUDI LITERATUR : FACTOR DAN PENGARUH TERJADINYA
KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR
PADA PESAWAT BOEING 737-900ER

TUGAS AKHIR

Disusun oleh

Michael Setya S.Y

170201047

i
PROGRAM STUDI D3 AERONAUTIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

YOGYAKARTA

2021
LEMBAR PERETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul

STUDI LITERATUR : FACTOR DAN PEENGARUH TERJADINYA


KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR
PADA PESAWAT BOEING 737-900 ER

Disusun oleh:

Nama: Michael Setya S.Y

NIT: 170201047

Telah di setujui Oleh dosen pembimbing

Yogyakarta,12 desember 2021

ii
Dosen Pembimbing

Heru Susanto, S.Pd.T., M.Eng

NIDN: 0505028301

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul

STUDI LITERATUR : FAKTOR DAN PENGARUH TERJADINYA


KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR
PADA PESAWAT BOEING 737-900ER

Tugas Akhir ini telah diajukan dan dipertahankan dihadapan tim penguji dan
dinyatakan lulus pada hari
…………, tanggal ………….. desember 20…….

Tim Penguji

iii
LEMBAR PERNYATAAN

iv
MOTTO

BY : MICHAEL SETYA S.Y

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Saya juga menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini
diantaranya :

1. Mama dan papa serta kakak adik saya atas rasa sayang dan cinta yang
cukup banyak diberikan mulai dari dukungan, kesabaran, dorongan
semangat yang tidak pernah berhenti, serta pengorbanan dan doa restunya.

2. Rekan – rekan / sahabat penatarama saya Fandy yang sudah lama


meninggal, Januar, Aji, Dio Septian yang telah menemani dan membatu
pembuatan Tugas Akhir dalam susah maupun senang bersama, mencari
warkop besama tapi gak pernah nemun, tiap ngerjain skripsi dan TA
bareng tapi ujung – ujungnya main curhat.

3. Sahabat – sahabat saya yaitu Younata selaku keamanan squat EZN, Bimo
selaku sekertaris EZN, Danto selaku bendahara EZN, Fikri bapak Squat
EZN, Yessita yang sering saya ganggu pas lagi kerja makasih selalu
membantu saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

4. Senior – senior saya dari prodi DIII Aeronautika

5. Rekan – rekan jurusan Aeronautika angkatan 2017.

6. Rekan – rekan jurusan Manajemen Transportasi Udara dan Teknik


dirgantara.

7. Ibu Vetta Primastara Terryliani, S.Kom, selaku Staf Program Studi.

vi
8. Bapak Heru Susanto, S.Pd,T., M.Eng selaku dosen pembimbing yang
penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan penyusunan penelitian Tugas Akhir ini.

9. Bapak/Ibu dosen jurusan Aeronautika atas bekal ilmu, wawasan serta


pengalaman yang telah diajarkan selama ini.

10. Seluruh keluarga besar senior dan junior Organisasi yang telah
mendukung saya menyelesaikan tugas akhir ini

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, Saya ucapkan
kembali terimakasih yang sangat mendalam.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga Tugas Akhir ini dapat di pergunakan sebagai acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah melengkapi tugas akademik
sebagian persyaratan mencapai derajat Diploma III Aeronautika di Sekolah Tinggi
Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengangkat judul “studi


literatur : faktor dan pengaruh kebocoran retract actuator pada nose leanding gear
pada pesawat boeing 737-900 ER”, sebagai salah satu persyaratan untuk
melengkapi kelulusan program Diploma III Sekolah Tinggi Teknologi
Kedirgantaraan, Yogyakarta.

Dalam pembuatan Penelitian Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat


bantuan dan dukungan oleh semua pihak. Dikesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:

1. Mama dan papa serta kakak adik saya atas rasa sayang dan cinta yang
cukup banyak diberikan mulai dari dukungan, kesabaran, dorongan
semangat yang tidak pernah berhenti, serta pengorbanan dan doa
restunya.

2. Rekan – rekan / sahabat penatarama saya Fandy yang sudah lama


meninggal, Januar, Aji, Dio Septian yang telah menemani dan
membatu pembuatan Tugas Akhir dalam susah maupun senang
bersama, mencari warkop besama tapi gak pernah nemun, tiap ngerjain
skripsi dan TA bareng tapi ujung – ujungnya main curhat.

viii
3. Sahabat – sahabat saya yaitu Younata selaku keamanan squat EZN,
Bimo selaku sekertaris EZN, Danto selaku bendahara EZN, Fikri
bapak Squat EZN, Yessita yang sering saya ganggu pas lagi kerja
makasih selalu membantu saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

4. Senior – senior saya dari prodi DIII Aeronautika

5. Rekan – rekan jurusan Aeronautika angkatan 2017.

6. Rekan – rekan jurusan Manajemen Transportasi Udara dan Teknik


dirgantara.

7. Ibu Vetta Primastara Terryliani, S.Kom, selaku Staf Program Studi.

8. Bapak Heru Susanto, S.Pd,T., M.Eng selaku dosen pembimbing yang


penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan penyusunan penelitian Tugas Akhir ini.

9. Bapak/Ibu dosen jurusan Aeronautika atas bekal ilmu, wawasan serta


pengalaman yang telah diajarkan selama ini.

10. Seluruh keluarga besar senior dan junior Organisasi yang telah
mendukung saya menyelesaikan tugas akhir ini

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, Saya
ucapkan kembali terimakasih yang sangat mendalam.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas


Akhir ini, sehingga penulis mengharapkan saran, kritik, dan pendapat dari
pembaca untuk memperbaiki dan melengkapi kekurangan yang ada dalam
penyusunan Tugas Akhir ini. Sehingga Tugas Akhir ini menjadi lebih baik lagi
dikemudian hari, karenanya itu penulis berharap kritik dan saran dari pembaca

ix
dapat disampaikan melalui email michaelsetya01@gmail.com Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membaca penelitian
Tugas Akhir ini. Semoga bermanfaat.

Yogyakarta,….. Desember 2021

Michael Setya S.Y

x
STUDI LITERATUR : FACTOR DAN PENGARUH TERJADINYA
KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR
PADA PESAWAT BOING 737-900 ER

Michael Setya S.Y1 dan Heru Susanto, S.Pd.T., M.Eng2

INTISARI

Retract actuator merupakan salah satu dari bagian utama pada landing
gear, yang berfungsi untuk melakukan retract atau extend. Retract Actuator juga
merupakan bagian dari hydraulic system yang berfungsi mengubah energi tekanan
hydraulic fluida menjadi gerakan mekanik, Retract Actuator sendiri berfungsi
membantu Nose landing gear untuk retract dan extend saat pesawat hendak take
off dan landing. Retract actuator dalam operasionalnya harus bebas dan
pergerakannya juga harus smooth. Sesuai dengan batasan masalah di atas, tujuan
dari pembuatan tugas akhir ini yaitu Mengetahui faktor penyebab kerusakan dan
pengaruh terjadinya kebocoran retract actuator pada pesawat Boeing 737-900ER
serta memahami upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi kembali
kebocoran retract actuator, serta bagaimana penanggulangannya

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dimana penulis menjelaskan


tentang pengaruh terjadinya kebocoran pada retract actuator pada noese leanding
gear pesawat Boeng 737-900ER yang ada di Hanggar Merpati. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi wawancara, observasi
lapangan dan metode studi pustaka.

Hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa agar retract actuator


berfungsi dengan baik maka harus dilakukan inspection pada komponen-
komponen dari retract actuator untuk mengetahui penyebab dari kebocoran
(leakage) pada retract actuator tersebut. Setelah dilakukan inspection penyebab
dari kebocoran ini yaitu benda asing atau FOD (foregn object damage) dan harus
dilakukan penggantian.

xi
Kata kunci : retract actuator, leanding gear, leakage (kebocoran)

xii
STUDI LITERATUR : FACTOR DAN PENGARUH TERJADINYA
KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR
PADA PESAWAT BOING 737-900 ERBOING 737-900 ER

Michael Setya S.Y1 and Heru Susanto, S.Pd.T., M.Eng2

ABSTRACT

retract actuator is one of the main parts of the landing gear, which
functions to retract or extend. The retract actuator is also part of the hydraulic
system which functions to convert hydraulic fluid pressure energy into mechanical
movement. The retract actuator itself functions to help the nose landing gear to
retract and extend when the plane is about to take off and land. The retract
actuator in its operation must be free and its movement must also be smooth. In
accordance with the limitations of the problem above, the purpose of making this
final project is to know the factors that cause damage and the effect of the retract
actuator leak on the Boeing 737-900ER aircraft and understand the efforts made
to prevent the retract actuator leak from happening again, and how to overcome it.

This research is a qualitative research, where the author explains the effect
of a leak in the retract actuator on the nose leaning gear of the Boeng 737-900ER
aircraft in the Merpati Hangar. Data collection techniques in this study include
interview observations, field observations and literature study methods.

The results of this study can be concluded that in order for the retract
actuator to function properly, inspection must be carried out on the components
of the retract actuator to determine the cause of the leak in the retract actuator.
After inspection, the cause of this leak is a foreign object or FOD (foreign object
damage) and must be replaced.

Keywords : retract actuator, leaning gear, leakage

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

MOTTO

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

INTISARI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Batasan Masalah

C. Rumusan Masalah

D. Tujua Penelitian

E. Manfaat Laporan

F. Keaslian Penulisan

G. Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

xiv
B. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Leanding Gear System

2. Karakteristik Leanding Gear

3. Pengoprasian Leanding Gear

4. Koponen – Koponen Utama Leanding Gear

5. Sistem Extension dan Reraction

6. Penjelasan dan Fungsi Reract Actuator

7. Nose Leanding Gear dan Door Nose

8. Nose Wheel Steering

9. Penjelasan Nose Leanding Gear Extension dan Retract System

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

B. Jenis Data

C. Waktu dan Tempat Penelitian

D. Teknik Metode Pengumpulan Data

E. Teknik Analisis Data

F. Langkah – Langkah Penelitian

G. Alat dan Bahan Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN

A. Apa Saja Faktor Penyebab Kerusakan Retract Actuator Pada Pesawat


Boeing 737-900ER

B. Pengaruh Terjadinya Kebocoran Retract Actuator Pada pesawat Boeing


737-900ER

xv
C. Upaya dan Penaggulanganya Untuk Mencegah Agar Tidah Terjadi
Kembali Kebocoran Pada retract Actuator

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvi
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Matriks Perbandingan Penelitian

Table 2.2 Indikasi Lampu Landing Gear

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Leanding Gear Location

Gambar 2.2 Tricycle Landing Gear Type

Gambar 2.3 Landing Gear Light Indicator

Gambar 2.4 Retract Actuator Location

Gambar 2.5 Retract Actuator Component

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 3.2 Open Wrench

Gambar 3.3 Box-End Wrench

Gambar 3.4 Ratchet

Gambar 3.4 Shocket Wrench

Gambar 4.1 Retract Actuator Compenent

Gambar 4.2 Cairan Hydraulic Akibat Leakage Pada Retract Actuator

Gambar 4.3 Landing gear light indicator

Gambar 4.4 Diagram Alir Kebocoran Retract Actuator

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Di era modern ini, pesawat terbang merupakan sarana transportasi


udara yang mempunyai tingkat keamanan dan kenyamanan yang tinggi,
tidak heran meningkatnya konsumen pesawat terbang saat ini. Pesawat
sebelum take off harus diperiksa keamanan setiap komponen, salah satu
sistem yang harus diperiksa yaitu sistem landing gear dan dalam sistem ini
terdapat bagian yang disebut Retract actuator nose landing gear.
Retract actuator salah satu bagian utama nose landing gear yang
memiliki fungsi untuk melakukan retract atau extend. Retract actuator
dalam operasionalnya harus dilakukan secara smooth. Pada saat
melakukan penulis tugas akhir didapatkan penulis menemukan kejadian
landing gear tidak berfungsi sebagaimana mestinya pada saat meninjau
kasus kegagalan pada sistem retract.
Akibat dari kebocoran retract actuator pada nose landing gear
biasanya dapat disebabkan oleh kurangannya tekanan pada hydraulic
sehingga retract system tidak bergerak bebas dan tersendat-sendat.
Tentunya hal ini akan sangat membahayakan keselamatan dalam
penerbangan
Tugas akhir kali ini bergelut di HANGGAR (Engine Shop) yang
tidak lain menangani pesawat transite ataupun grounded. Dengan salah
satu komponen yang ada di landing gear yaitu (retract actuator) yang di
mana tujuan penelitian ini untuk dilakukannya inspection penyebab dari
kebocoran ini yaitu benda asing atau FOD (foregn object damage) dan
harus dilakukan penggantian.

1
B. Batasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada trouble di retract actuator ketika


terjadi kebocoran pada retract actuator, mengetahui akibat apabila terjadi
kebocoran pada retract actuator dan, upaya mencegah agar tidak terjadi
lagi, serta cara penanggulangannya.

C. Rumusan Masalah

1. Apa saja faktor penyebab kerusakan retract actuator pada pesawat


Boeing 737-900ER?
2. Bagaimana pengaruh terjadinya kebocoran retract actuator pada
pesawat Boeing 737-900ER?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi
kembali kebocoran retract actuator, serta bagaimana
penanggulangannya ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan batasan masalah yang ada di atas, maka penulisan ini
bertujuan untuk:

1. Mengetahui faktor penyebab kerusakan retract actuator pada pesawat


Boeing 737-900ER
2. Mengetahui pengaruh terjadinya kebocoran retract actuator pada
pesawat Boeing 737-900ER
3. Memahami upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi
kembali kebocoran retract actuator, serta bagaimana
penanggulangannya

2
E. Manfaat Laporan

Laporan ini memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai berikut :


1. Bagi Pembaca:
Laporan ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan ilmu
pengetahuan dan referensi bagi pembaca mengenai retract actuator
pada pesawat Boeing 737-900ER.
2. Bagi Penulis Selanjutnya:
Laporan ini dapat memberikan informasi bagi penulis selanjutnya
untuk mengembangkan penelitian lebih mendalam tentang retract
actuator.

F. Keaslian Penulisan

Penelitian Tugas Akhir yang berjudul adalah benar hasil dari karya
penulis pribadi bukan hasil karya orang lain. Adapun penelitian
sebelumnya yang berjudul retract actuator yang di kerjakan orang lain
maupun senior saya sendiri, akan tetapi objek penelitian (jenis pesawat)
dan rumusan masalahnya berbeda dan saya menjamin tentang keaslian
penulisan Tugas Akhir ini, karena ini adalah hasil usaha sendiri dan belum
pernah ada orang lain yang mengambil judul ini.

G. Sistematika PenulisanSistematika penulisan tugas akhir ini disusun


dalam beberapa bab dengan urutan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang penulisan,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.

3
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori tentang landing gear system,dimana
saja lokasi landing gear apa fungsinya menjelaskan tentang bagian
dari landing gear system,bagaimana cara kerja dari landing gear
itu sendiri terutama pada bagian retract actuator.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini berisi penjelasan singkat mengenai langkah penelitian pada
saat melaksanakan penelitian, dan jadwal penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas Studi literature terjadinya retract actuator nose
landing gear dan upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi serta
bagaimana cara penanggulangannya.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan
dan saran yang nantinya dapat diambil sebagaibahan perbaikan
untuk kedepannya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Muammar Azizi (2016) dalam analisisnya, retract
actuator merupakan salah satu dari komponen utama pada landing gear.
Fungsi retract actuator adalah melakukan retract atau extend. Pergerakan
komponen utama pada landing gear harus bebas dan juga smooth. Untuk
mengembalikan retract actuator agar berfungsi dengan baik, maka harus
dilakukan inspection pada komponen-komponen dari retract actuator
sehingga dapat mengetahui penyebab dari kebocoran (leakage) pada
retract actuator tersebut. Setelah dilakukan inspection penyebab dari
kebocoran, seperti benda asing atau FOD (foregn object damage)
komponen yang rusak harus dilakukan penggantian.

Menurut Hamilton Sundstrand Corporation, Windsor Locks, CT


(US), (Dec. 6, 2011), dalam analisisnya berjudul AIRCRAFT LANDING
GEARACTUATOR pengungkapan ini berkaitan dengan Sistem roda
pendarat yang mencakup penyangga roda pendarat dapat diputar antara
posisi Disimpan atau dikerahkan. Sebuah aktutor terhubung ke penyangga
roda pendarat, dan termasuk main leanding gear dan penggerakan darurat
yang ditempatkan di dalam satu badan bersama dan dioperasikan secara
independen. Pengungkapan ini berkaitan dengan aktuator roda pendarat
pesawat. Lebih khusus lagi, pengungkapan ini berkaitan dengan aktuator
yang ketika macet secara mekanis tidak akan mencegah roda pendarat dari
fully deploying. Aktuator roda pendarat harus digunakan dengan andal jika
terjadi kemacetan mekanis di dalam actuator Jika elektromekanis aktuator
digunakan, mereka juga harus digunakan jika terjadi kegagalan daya
utama.

5
Menurut Andrew John Collins (Feb. 28, 2012) dalam analisisnya
AIRCRAFT LANDING GEAR UNLOCK ACTUATOR Pengungkapan
ini terkait dengan pembukaan kunci roda pendaratan pesawat penggerak.
Lebih khusus lagi, pengungkapan ini berkaitan dengan membuka kunci
aktuator yang ketika macet Di dalam satu jenis pengaturan, roda pendarat
diputar pivot by an extend/retract actuator.

Menurut Paul J. Lavigne, Oakville (CA) (Mar. 20, 2012) dalam


analisisnya nerjudul RETRACTABLE ARTICULATED LANDING
GEAR aspek ini menemukan penemuan, trim pitch aktuator disediakan
untuk memposisikan truk roda pendarat secara baik dan sebagian ke sudut
retraksi shock Strut selama retraction and extension. Hal ini dicapai
dengan menggunakan rotation dari drag brace untuk memposisikan ulang
aktuator trim pitch. Sebagai tambahan memberikan kontrol
retraction/extension control, posisi sikap truck beam bisa ditentukan
dengan memantau posisi trim pitch actuator.

Menurut Gary M. Lindahl, Newcastle, WA (US) (Nov. 1, 2016)


dalam analisisnya mengenai dengan roda pendarat dan, lebih khusus lagi
ke semi-levered landing gear dan metode terkait untuk memposisikan
bogie beam dari roda pendarat menggunakan hidrolik telescopic actuator.

Menurut Eka (Eka P.H., 1983), dalam penelitiannya yang berjudul


Rancangan Aktuator Pada Roda Pendarat Depan Pesawat N-228,
menjelaskan bahwa roda pendarat depan dan utama dapat dimasukkan dan
dikeluarkan secara serentak dengan tenaga hidraulis. Roda pendarat depan
pada dasarnya terdiri atas kaki roda pendarat, aktuator penggerak,
peralatan penguncian dan peralatan indikator keadaan roda pada posisi
extend atau retract. Pengoperasian hidrolis dilakukan oleh aktuator aksi
ganda yang terdiri atas silinder yang terpasang pada struktur pesawat dan
tangki aktuator pada kaki roda pendarat. Aktuator ini bekerja dengan
supply hidrolis untuk menarik dan mengeluarkan roda pendarat.

6
Jeong Sun Lee, Dkk (October 27, 2011) analisis ini membahas
tentang kelelahan pada roda pendaratan yang di mana Aktuator
dioperasikan dengan menggunakan tekanan hidrolik yang dipasok dari
pesawat untuk mengamankan beban yang diperlukan saat
melipat/membuka roda pendarat mekanisme Down-lock berlaku untuk
roda pendaratan lipat (Down-lock) adalah pengekangan fisik dari
mekanisme operasi itu sendiri dan oleh perangkat pengunci (Finger Piece)
yang dipasang di dalam aktuator

7
No Nama / Tahun Judul Penelitian Pokok Pembahasan

1 Menurut Muammar Kebocoran Retract Actuator Untuk mengembalikan retract actuator agar
Azizi Nose Leanding Gear pada berfungsi dengan baik, maka harus dilakukan
Pesawat Poing 737-900 inspection pada komponen-komponen dari retract
Februari, 2016
actuator untuk mengetahui penyebab dari
kebocoran (leakage) pada retract actuator tersebut.

2 Hamilton Sundstrand AIRCRAFT LANDING pengungkapan ini berkaitan dengan aktuator yang
Corporation, Windsor GEAR ACTUATOR ketika macet secara mekanis tidak akan mencegah
Locks, CT (US), roda pendarat dari

Dec. 6, 2011

3 Andrew John Collins AIRCRAFT LANDING Pengungkapan ini berkaitan dengan aktuator roda
GEAR UNLOCK pendarat pesawat. Lebih khusus lagi,
Feb. 28, 2012
ACTUATOR pengungkapan ini berkaitan dengan aktuator yang
ketika macet secara mekanis tidak akan mencegah
roda pendarat dari fully deploying.

4 Paul J. Lavigne, RETRACTABLE Penemuan yang dijelaskan secara umum yang


Oakville (CA) ARTICULATED berhubungan dengan leanding gear untuk pesawat
LANDING GEAR besar dan lebih khusus untuk retraksi roda belakang
Mar. 20, 2012
pendarat yang dapat diartikulasikan termasuk
multi-wheel truck dan trim actuator.

5 Gary M. Lindahl, HYDRAULIC lebih khusus lagi ke semi-levered landing gear dan
Newcastle, WA (US) ACTUATOR FOR SEMI metode terkait untuk memposisikan bogie beam
LEVERED LANDING dari roda pendarat menggunakan hidrolik telescopic
Nov. 1, 2016
GEAR actuator.

6 Eka P.H. Rancangan Aktuator Pada menjelaskan bahwa roda pendarat depan dan utama
Roda Pendarat Depan dapat dimasukkan dan dikeluarkan secara serentak
1983
Pesawat N-228 dengan tenaga hidraulis.

7 Jeong Sun Lee, Dkk Fatigue Analysis for membahas tentang kelelahan pada roda pendaratan

8
October 27, 2011 Locking Device in Landing yang di mana sering terjadi trobel dan mengalami
Gear Retract Actuator down lock pada pendaratan

Gambar Tabel 2.1 Matriks Perbandingan penelitian


(sumber: Dokumen Pribadi)

B. LANDASAN TEORI

a. Pengertian Landing Gear System


Landing gear pesawat Boeing 737-900ER terdiri dari 2 main gear
dan 1 nose gear. Landing gear system pada pesawat berfungsi untuk
landing dan take off. Secara struktur, landing gear menahan seluruh
beban pesawat pada saat diam maupun pada saat mau take off. Main
gear terdapat di bagian samping arah kedalam dari engine atau di wing
spar bagian belakang, Design landing gear termasuk ke dalam damage
toleran design yang memiliki arti bahwa landing gear sewaktu-waktu
dapat mengalami kerusakan dan dapat pula diperbaiki kembali.

Landing gear pada pesawat Boeing 737-900ER bekerja secara


hydraulic actuator untuk extend dan retract dengan control dari selector
lever yang berada pada panel P2-2. Jika selector lever diposisikan ke
posisi “Up” ,semua ketiga landing gear tersebut akan retract (melipat)
secara perlahan. Jika selector lever diposisikan “Down” lever maka
nose landing gear dan main landing gear akan extend secara perlahan.

9
Gambar 2.1 Landing gear location
Sumber : AMM SDS Chapter 32-00-00

b. Karakteristik Landing Gear


Landing gear pesawat Boeing 737-900ER secara umum adalah
tipe tricycle landing gera air/oil shock strut. Pada landing gear
extention dan retraction menggunakan hydraulic power, tetapi dalam
keadaan emergency/darurat, landing gear dapat dioperasikan secara
manual dengan menggunakan “T” handle cable control yang terdapat
di lantai cockpit. Keuntungan dari type tricycle landing gear ini yaitu
menghilangkan masalah “Ground Loop” pada taildragger.

10
Gambar 2.2 Tricycle landing gear type

Sumber: Researchgate.net

c. Pengoperasian Landing Gear

Pengoperasian landing gear pada saat take off digerakkan ke


posisi up, maka landing gear akan retract (masuk) ke dalam fuselage
(wheel well), maka sebaliknya jika leanding gear digerakkan ke posisi
down, maka landing gear akan extent (keluar). Pada saat cockpit juga
terdapat lampu indikasi yang menunjukkan posisi dari landing gear
tersebut.

Berikut tabel indikasi lampu landing gear

Tabel 2.2 Indikasi lampu landing gear

11
no Warna Lampu Posisi Leanding Gear

1. Hijau - Landing gear turun dan


terkunci
2. Amber - Pintu landing gear tidak
tertutup
3. Merah - Landing gear sedang proses
in-transit dari (up ke down
atau down ke up)
- Lever turun dan gear tidak
turun dan terkunci
- Lever tidak turun dan gear
tidak naik
4 Semua Lampu - Posisi landing gear naik dan
OFF pintu tertutup juga terkunci

Gambar 2.3 Landing gear light indicator

Sumber: fly737ng.com

12
d. Komponen-komponen utama dari landing gear
Landing Gear mempunyai bagian atau sistem utama yang
menunjang pengoperasian pada saat landing, take off, dan taxi, yaitu :
1. Main landing gear and door.
2. Nose landing gear and door.
3. Sistem Extension dan Retraction.
4. Nose wheel steering.

e. Sistem Extension dan Retraction:


Sistem extension dan retraction adalah sistem yang berfungsi
untuk mengkondisikan landing gear ke posisi“UP” dan “DOWN” pada
saat extend. Sistem ini dioperasikan menggunakan system hydraulic A
dan dikontrol dengan menggunakan landing gear handle di cockpit
beserta menggunakan sytem hydraulic B, ada juga cara yang
menggunakan cara alternatif yang dimana mempunyai manual
extension dan digunakan apabila hydraulic tidak berfungsi. Komponen
ini berada pada Nose landing gear.

f. Penjelasan dan Fungsi Retract Actuator:


Salah satu komponen yang penting untuk digunakan pada Nose
landing gear adalah Retract Actuator. Retract Actuator juga merupakan
bagian dari hydraulic system yang berfungsi mengubah energi tekanan
hydraulic fluida menjadi gerakan mekanik, Retract Actuator sendiri
berfungsi membantu Nose landing gear untuk retract dan extend saat
pesawat hendak take off dan landing. Retract Actuator ini berbentuk
silinder dan hydraulic fluida sebagai inputannya. Pesawat yang
berstatus retractable landing gear atau MLGS (Movement Landing
Gear System) biasanya menyita banyak waktu dalam perawatanya,
kondisi runway yang tidak mulus mengakibatkan beban kerja MLGS
meningkat sehingga saat sebelum take off dan landing harus dilakukan
inspection terutama komponen seperti retract actuator apakah ada

13
kerusakan atau kebocoran dan Inspection khusus dalam waktu tertentu
(cycle and hours).

Gambar 2.4 Retract Actuator Location


Sumber : AMM Chapter 32-33-00

Gambar 2.5 Retract actuator component

14
Sumber : pprune.org
g. Nose landing gear
Nose landing gear merupakan roda pada pesawat yang berada
di bagian depan pesawat, dan leanding gear secara umum berfungsi
sebagai roda pendaratan pada pesawat, yang di mana Pesawat
Boeing 737-900 ER mempunyai dua buah roda pada Nose landing
gear dan main leanding gear yang berjumlan 4, terdapat juga pada
nose leanding gear terpasang Nose Wheel Steering System yang
berfungsi untuk kontrol arah pesawat pada saat taxi, dan Brake
System yang berfungsi untk pengereman peawat terbang

h. Nose Wheel Steering


Nose wheel steering adalah komponen landing gear yang
berada pada Nose landing gear. Yang dimana Nose wheel steering
berfungsi untuk mengontrol pesawat pada saat taxi,dan Sistem ini
mengatur pergerakan pesawat didarat sehingga dapat dikontrol
sesuai dengan keinginan kemana pesawat akan diarahkan. menurut
data yang saya peroleh Nose Wheel Steering system merupakan
sistem yang sangat vital terutama pada pesawat.

i. Penjelasan Nose landing gear extension and retraction system


Nose landing gear dapat extend dan retract karena mendapat
tekanan dari System hydraulic A dengan daya pressure 2800-3000
Psi serta pressure yang masuk ke retract actuator yaitu 60-65 Psi
dan pressure ini akan mendorong cairan hydraulic masuk ke dalam
cylinder actuator sebesar 3 gpm dan waktu normal nose landing
gear untuk extend dan retract yaitu 5-10 detik. System hydraulic B
menjadi alternatif pressure dan hanya untuk retraction. Selector
valve landing gear memberikan tekanan “DOWN” atau “UP”
untuk nose landing gear bisa extend atau retract.

15
BAB III

Metode penelitian

A. Desain penelitian

stat

menentukan
topik
penelitian

diskusi dengan membaca


dosen literature
pembimbing terkait
membuat
rencana kerja

pengumpulan
data apakah data yang di
hasilkan sama dengan data
real?
pengolahan
data membuat
laporan
penelutian

finish

Gambar 3.1 Desain Penelitian

16
Desain di atas adalah proses pembuatan tugas akhir
1. Stat: dimana asal mula pembuatan tugas ahir.
2. Menentukan topik penelitian: dimana saya menetukan judul
penelitan dengan melakukan pkl untuk dasar pembuatan tugas
akhir ini.
3. Diskusi dengan dosem pembimbing: di sisni saya bersana dosen
pembimbing saya mendiskusikan apakah saya layak untuk
menentukan judul ini.
4. Membaca literatur terkait: di sini saya membaca setiap juranl yang
menuju ke inti permasalahan yang ada di penelitian saya.
5. Membuat rancangan kerja: di sini saya membuat tugas ahir ini
dengan panduan yang di berikan oleh kampus.
6. Pengumpulan data: di sini saya mengumpulkan data dari jurnal,
buku AMM, wawancara dengan enginer MMF.
7. Pengolahan data: penulis melakukan pengolahan data untuk
membuat studi literature dan penulis merangkum hasil penelitian
dengan membuat studi literature berupa pembahasan secara rinci
terhadap hasil analisis yang telah penulis lakukan.
8. Perbandingan atara data real dan data yang di hasilkan
9. Membuat laporan penelitan: menyelesaikan Tugas Akhir ini, telah
disiapkan rencana kerja. Diharapkan agar penelitian ini dapat
diselesai dengan tepat waktu.
10. Finish: dimana akhir langkah akhir pembuatan tugas akhir dan
semoga tugas akhir ini bermanfaat untuk setiap pembacanya.

Tulisan ini merupakan penelitian pustaka yang memusatkan perhatian


pada isu-isu penting seputar metode kualitatif. Kajian ini berangkat dari
suatu cara pandang bahwa metode kualitatif banyak disalahartikan secara
aneka ragam, seperti ”gampangan”, rumit, bahkan dianggap inferior dan
marginal dibandingkan saudara tirinya, metode kuantitatif. Salah satu
penyebab dari hal ini adalah para peneliti kualitatif gagal untuk memahami

17
dan menerapkan prinsip-prinsip metode ini secara benar. Pertanyaan
penelitian saya adalah bagaimana kita memahami metode kualitatif agar
dapat menghasilkan kajian yang berguna dalam ilmu sosial, khususnya
dalam bidang penerbangan? Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas,
kami melakukan penelusuran pustaka yang akan dituangkan dalam
beberapa sub bahasan. Penelittian ini menggunakan Metode kuantitatif
berakar pada paradigma tradisional, positivistik, eksperimental atau
empiricist. Metode ini dapat berkembang dari tradisi pemikiran empiris
Comte, Mill, Durkeim, Newton dan John Locke. “Gaya” penelitian
kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep yang
diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator
dengan memperhatikan aspek reliabilitas. Penelitian kuantitatif bersifat
bebas nilai dan konteks, mempunyai banyak “kasus” dan subjek yang
diteliti, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk data statistik yang
berarti. Hal penting untuk dicatat di sini adalah, peneliti “terpisah” dari
subjek yang ditelitinya.

B. Jenis data
Adapun data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang sumbernya langsung
di berikan kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dari sumbernya secara langsung dengan melakukan
wawancara kepada Engineer atau mekanik MMF yang ada di sana

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan
cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media yang
bersumber dari literatur, serta dokumen Penelitian ini diperoleh
dari peneliti melalui studi pustaka maupun data dari perusahaan,
Adapun untuk menunjang penulisan dari tugas akhir ini sebelum

18
melakukan penulisan tugas akhir dilakukan proses membaca
literature terkait. Pada tahap ini literature yang di baca sebagai
berikut:
a. Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-800 Chapter 32
b. Training Manual Boeing 737-800 ATA Chapter 32
c. Setiap jurnal yang saya temukan

C. Waktu dan tempat penelitian


Penelitian dilakukan di MMF (Merpati Maintanance Facility) pada
tanggal 6 Januari 2020

D. Teknik Metode pengumpulan data:


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan cara-
cara yang ditempuh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan
sehingga data data yang dipergunakan menjadi sempurna dan dapat
dipertanggung jawabkan. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi Lapangan Pengumpulan data dengan


observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan ADTS dimana pengamatan digunakan untuk
penelitian dan telah direncanakan secara sistematik dan harus
berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode ini digunakan
untuk mengetahui trouble shooting kebocoran pada pada
pesawat Boeing 737.

b. Metode Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh


keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab, sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden. Materi
yang diperoleh dalam tugas akhir ini juga didapatkan dengan
cara mewawancarai terhadap sumber-sumber terkait yang telah
memahami benar tentang masalah yang dibahas seperti dari

19
para engineer atau mekanik Susi MMF. Hal ini dimaksudkan
agar penulis dapat mengetahui trouble dan troubles system
pada leanding gear

c. Studi pustaka atau membaca dari jurnal adalah metode


pengumpulan data dengan cara mencari informasi melalui
buku-buku, majalah dan literatur lainnya. Dalam hal ini metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari atau
mengumpulkan sumber-sumber data dari buku atau referensi
lain seperti Maintenance Manual, Training Manual, dan jurnal
setiap pembuat yang digunakan sebagai acuan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini yang ada kaitannya dengan
pembahasan

E. Teknik alalisis data


Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengklasifikasikan hal-hal yang dianggap penting dengan
melakukan pembahasan dan membuat kesimpulan, sehingga mudah
dipahami oleh peneliti dan pembaca. Penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif, dimana pembahasan dilakukan dengan bentuk deskripsi yaitu
penjelasan dengan menggunakan bahasa dan kalimat yang jelas.

F. Langkah-langkah Penelitian
Penulis menggunakan beberapa langkah selama melaksanakan
penelitian, antara lain adalah :
1. Mencari data-data yang berkaitan dengan masalah terkait,
khususnya tentang retract actuator pada pesawat Boeing 737
2. Mempersiapkan semua bahan serta perlengkapan lain yang
diperlukan selama penelitian berlangsung.
3. Memahami dan melaksanakan prosedur sesuai dengan apa yang
dijelaskan dalam panduan atau referensi terkait terhadap langkah-

20
langkah yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian tentang
retract actuator pada pesawat Boeing 737
4. Mendeskripsikan masalah secara lebih mendalam tentang retract
actuator tersebut.
5. Mengolah data-data tersebut.
6. Mengambil sebuah kesimpulan.

G. Alat dan bahan Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat yang bisa
digunakan dalam melaksanakan penelitian :

1. Open Wrench
Open wrench atau kunci pas adalah alat yang digunakan
untuk memberikan pegangan dalam membuka maupun
mengencangkan sebuah mur (nut) dan baut (bolt). Satu set
wrench biasanya memeliki ujung berbentuk open.

Gambar 3.2 Open Wrench


Sumber : Dokumen Pribadi

2. Majun atau kain lap

21
Kain majun juga sangat penting dalam pelaksaan penelitian.
Majun berfungsi untuk mengelap dan membersihkan
komponen-komponen yang kita teliti dan yang digunakan. Alat
pendukung sederhana berbentuk kain inilah yang bisa
membersihkan komponen yang kotor dan terlihat jelas
kondisinya, apa ada kerusakan semisal ada keretak atau tidak
pada komponen tersebut.

3. Box-end wrench
Box-end wrench adalah kunci yang termasuk general tool
dengan berbagai ukuran. Box-end wrench sangat dianjurkan
untuk menggunakannya, sedangkan open wrench tidak
dianjurkan.

Gambar 3.3 Box-End Wrench


Sumber : Dokumen Pribadi

22
4. Ratchet adalah
alat mekanik yang memungkinkan gerakan hanya dalam
satu arah dan dapat diatur sesuai arah yang diperlukan. Ratchet
berfungsi untuk pemegang mata shocket wrench, dan lebih
sering digunakan untuk memutar nut dan bolt pada jarak yang
dekat. Ratchet tidak boleh digunakan pada bolt dan nut yang
kencang dan tidak juga diperbolehkan untuk memberi torsi
pada nut atau bolt, karena dapat merusak ratchet itu sendiri.

Gambar 3.4 Ratchet


Sumber : Dokumen Pribadi

5. Shocket wrench
Shocket wrench adalah kunci kepala yang dapat diganti
sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan menempel pada
ratchet atau extantion. Alat ini memungkinkan untuk merubah
ukuran sesuai dengan nut dan bolt.

23
Gambar 3.4 Shocket Wrench

Sumber : Dokumen Pribadi

BAB IV

24
Pembahasan

A. Apa saja factor penyebab kerusakan retract actuator pada pesawat


Boeing 737-900ER

Terdapat kerusakan retract actuator yang bisa menyebabkan


kebocoran (leakage) pesawat Boeing 737-900ER retract actuator yang
menyebabkan nose landing gear slow to retract disebabkan oleh
beberapa faktor. Khususnya yang menyebabkan learkage (kebocoran)
untuk mengetahui kerusakan utama retract actuator yang disebabkan
kebocoran (leakage) harus dilakukan analisis baik berupa pemeriksaan
(checking) ataupun pengujian (testing) pada komponen-komponen
nose landing gear retract.
Berdasarkan analisa kerusakan yang ada pada actuator pada nose
landing gear retract yang di sebabkan oleh faktor antara lain sebagai
berikut

a. Faktor life time


Kurangnya pemahaman tentang life time dalam penggantian
komponen merupakan faktor rusaknya sistem komponen yang
dimana dapat menyebabkan komponen satu dengan komponen
lainnya rusak. Setelah melakukan pengecekan life time pada
komponen nose landing gear retract langkah selanjutnya adalah
melakukan prosedur yang mengacu pada Aircraft Maintenance
Manual (AMM).

25
Gambar 4.1 retract actuator compenent
Sumber gambar Aircraft Maintanance Manual

b. Kesalahan pada installation


Pemasangan komponen pada sistem Nose landing gear
retract and extend dilakukan sesuai prosedur Aircraft
Maintenance Manual (AMM). Langkah pertama dalam
prosedur AMM adalah inspeksi. Pemasangan atau pelepasan
komponen pesawat dapat disebabkan oleh human error pada
saat inspeksi. Kurangnya komponen atau alat (tools) menjadi
factor human error dalam pemasangan atau pelepasan sehingga
menyebabkan kerusakan dan life time pada komponen.

c. Faktor FOD (foreign object damage)


Kerusakan komponen pesawat dapat di sebabkan oleh
factor FOD (foreign object damage)serta lingkungan landasan
yang kotor seperti debu, pasir, atau benda asing yang dapat
menyebabkan life time atau umur komponen menjadi
berkurang sehingga pegerakan actuator sangat terganggu.

26
d. Leakage (Kebocoran)
Kebocoran atau leakage yang terjadi pada suatu komponen
terutama retract actuator dapat menyebab slow to retract.
Kebocoran ini bisa disebabkan karena rusaknya pada komponen
seperti seal atau terjadinya damage pada permukaan retract actuator
itu sendiri. Kebocoran ini bisanya diakibatkan karena adanya FOD,
salah satunya pemasangan sea, atau pemasangan komponen
dilakukan oleh bukan ahlinya.
Kebocoran salah satu komponen seperti retract actuator bisa
mengakibatkan berkurangnya hydraulic quantity pada reservoir
sehingga tekanan yang dihasilkan akan berkurang, apabila pressure
kurang bisa menyebabkan slow to retract dan akan berpengaruh
pada system hydraulic yang lain.

Gambar 4.2 Cairan hydraulic akibat leakage pada retract actuator


Sumber : FL Technic

B. Pengaruh terjadinya kebocoran retract actuator pada pesawat Boeing


737-900ER

27
Akibat terjadinya kebocoran retract actuator nose landing gear
pada pesawat Boeing 737-900 ER adalah tidak maksimalnya
pergerakan retract and extend pada pesawat atau slow to retract and
extend sehingga pergerakan retract actuator tidak lancar dan smooth
sebagaimana mestinya dan akan menghasilkan hambatan yang besar
sehingga akan berbahaya pada pesawat baik saat take off maupun
landing.
Apabila landing gear tidak masuk sempurna atau gagal retraction
saat terbang akan menimbulkan gaya drag yang besar, pada prinsip
Aerodinamika pesawat yaitu gaya drag yang dihasilkan harus sama
dengan gaya thrust dan gaya lift harus sama dengan gaya weight saat
pesawat sedang terbang.
Pengaruh pada system yaitu drag yang besar akan menghambat
kinerja engine dan thrust yang dihasilkan akan berkurang, hal ini
mengakibatkan engine harus bekerja lebih ekstra agar thrust yang
dihasilkan tetap sama dengan drag Apabila terjadi kebocoran retract
landing gear indicator pada cockpit akan menunjukan Light Red
( Lampu berwarna merah) artinya posisi nose landing gear tidak
retract dengan sempurna dan tidak terkunci (UP and lock), begitu pula
pada saat extend apabila pesawat gagal extend landing gear indicator
pada cockpit akan menunjukan Light Red (Lampu berwarna merah)
artinya nose landing gear tidak fully extend dan tidak terkunci (DOWN
and lock).

28
Gambar 4.3 Landing gear light indicator
Sumber : flight-mechanic.com

C. Upaya dan penaggulanganya untuk mencegah agar tidak terjadi


kembali kebocoran pada retract actuator

Upaya penanggulangannya adalah dengan cara penggantian


komponen retract actuator yang rusak dengan komponen yang baru.
Sebab kerusakan komponen yang terjadi di perusahaan yang
perawatannya bergerak di bidang line maintenance tidak
diperkenankan untuk memperbaikinya secara langsung. Karena itu
kerusakan pada komponen retract actuator tersebut mestinya
diperbaiki dengan cara penggantian komponen dengan komponen yang
baru atau disebut Repair by Replace.

Setelah diketahui penyebab terjadinya leakage pada retract


actuator maka harus dilakukan perbaikan atau penggantian pada
komponen yang baru dengan prosedur dan spesifikasi yang berada
didalam Aircraft Maintenance Manual (AMM). Sebelum tejadinya
removal/pelepasan retract actuator akan dilakukannya diskusi bersama
rekan kerja atau enginer dan juga harus mempersiapkan tools yang
digunakan dan alat yang ingin digunakan harus sesuai dengan
regulation.
Pada saat proses pengerjaan harus di lakukan sebagai berikut:
1. Persiapan sebelum melakukan removal/pelepasan, terlebih
dahulu visual inspection check gunanya untuk melihat
komponen yang berpengaruh saat dilakukan pelepasan.
2. Memastikan down lock pin terpasang pada gear nose landing,
tanpa down lock pin, nose landing gear dapat retract.
3. Mematikan hydraulic UP-house pada bracket di retract
actuator.

29
4. Mematikan hydraulic Down-house pada fitting di retract
actuator.
5. Untuk pelepasan retract actuator dikerjakan sesuai prosedur.

30
Berikut ini ada diagram alir pembahasan kebocoran retract actuator

Faktor dan pengaruh terjadinya kebocoran retract actuator pada nose leanding gear
pada pesawat boeng 737-900ER

Faktor penyebab Pengaruh terjadinya


kebocoran retract kebocoran retract
actuator actuator

- Faktor life time


- Faktor pada installation Mempengaruhin system leanding gear
- Faktor pada FOD pada pesawat yang menghabat kinerja
engine dan thrust yang di mana semua
itu menghambat gaya drag

Upaya penanggulangan
kebocoran retract
actuator

dengan cara removal/installation yang


rusak pada komponen dan
menggantinya dangan yang baru
sesuai pengaruh kebocoran

Gambar 4.4 Diagram Alir Kebocoran Retract Actuator

31
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kebocoran retract actuator nose landing gear yang mengakibatkan
slow to retract pada pesawat Boeing 737-900ER dapat diseababkan oleh
beberapa factor diantara lain FOD (foreign object damage), pengaruh
kebocoran (leakage), komponen retract actuator yang rusak harus
dilakukan di shop atau bengkel yang mempunyai izin untuk perbaikan
retract actuator.

B. Saran
Retract actuator sistem nose landing gear retract yang berada di
pesawat Boeing 737-900ER PK-LFM wajib di check secara berkala
sehingga mengurangi penurunan pressure. Sehingga mekanik dapat
mendeteksi bagian yang terkena dampak akibat terjadinya penurunan
pressure dari kebocoran tersebut. Pada saat dilaksanakannya maintenance
pesawat, prosedur maintenance harus dilakukan sesuai langkah – langkah
yang terdapat dari aircraft maintenance manual (AMM) dan dilakukan
dengan teliti sehingga mencegah terjadinya kerusakan komponen.
Dalam proses pengkajian tugas akhir ini, diharapkan bagi peneliti
atau penulis selanjutnya dapat menganalisa penyebab kebocoran atau Slow
to Retract Actuator selain Leakage (Kebocoran) sebagai pengembangan
sumber penelitian.

32
Daftar pustaka

Aziz, Muammar, and Bona P. Fitrikananda. "KEBOCORAN RETRACT


ACTUATOR NOSE LANDING GEAR PADA PESAWAT BOEING 737-
900ER PK-LFM YANG MENGAKIBATKAN SLOW TO
RETRACT." Jurnal Industri Elektro dan Penerbangan 6.1 (2020).

Collins, Andrew John. "Aircraft landing gear actuator." U.S. Patent No.
8,070,094. 6 Dec. 2011.

Collins, Andrew John. "Aircraft landing gear unlock actuator." U.S. Patent No.
8,123,161. 28 Feb. 2012.

Lavigne, Paul J., and Barry Levoir. "Retractable articulated landing gear." U.S.
Patent No. 8,136,759. 20 Mar. 2012.

Lindahl, Gary M., and Mitchell Loren Ray Mellor. "Hydraulic actuator for semi
levered landing gear." U.S. Patent No. 9,481,452. 1 Nov. 2016.

Huetsch, Larry C. "Landing gear actuator." U.S. Patent No. 4,402,526. 6 Sep.
1983.
Lee, Jeong-Sun, et al. "Fatigue Analysis for Locking Device in Landing Gear
Retract Actuator." Transactions of the Korean Society of Mechanical
Engineers A 36.1 (2012): 91-96.

http://www.fly737ng.com/?p=228

Training Maintenance Manual for Boeing 737- 600/700/800/900 (Chapter 32-00 –


Landing Gear)

Aircraft Maintenance Manual for Boeing 737- 600/700/800/900 (Chapter 32-00 -


Landing Gear)

33
Aircraft Maintenance Manual SDS for Boeing 737- 600/700/800/900 (Chapter 32-
00 – Landing Gear)

http://www.flight-mechanic.com/landing-gear-alignment-support-andretraction-
part-two/
Boeing Company 737- 600/700/800/900 Training Manual, 27-21-00-002 Rev 01,
11/27/2001

Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-600/700/800/900, BOEING


PROPRIETARY, oct 15/2009

Fault Isolation Manual for Boeing 737-600/700/800/900 (Chapter 32- 33-11 –


Retract Actuator)

Fault Isolation Manual for Boeing 737-600/700/800/900 (Chapter 32- 33 TASK


806)

34
Lampiran

Gambar Tampak Dalam Dari Noes Leanding Gear


Gambar Nose Leanding Gear
Sumber Dokumen Pribadi
Sumbe Dokumen Pribadi

Gambar Posisi Retract Actuator


Sumber Dokumen Pribadi

35

Anda mungkin juga menyukai