TUGAS AKHIR
Disusun oleh
170201047
YOGYAKARTA
2021
STUDI LITERATUR : FACTOR DAN PENGARUH TERJADINYA
KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR
PADA PESAWAT BOEING 737-900ER
TUGAS AKHIR
Disusun oleh
170201047
i
PROGRAM STUDI D3 AERONAUTIKA
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PERETUJUAN
Disusun oleh:
NIT: 170201047
ii
Dosen Pembimbing
NIDN: 0505028301
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir ini telah diajukan dan dipertahankan dihadapan tim penguji dan
dinyatakan lulus pada hari
…………, tanggal ………….. desember 20…….
Tim Penguji
iii
LEMBAR PERNYATAAN
iv
MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Saya juga menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini
diantaranya :
1. Mama dan papa serta kakak adik saya atas rasa sayang dan cinta yang
cukup banyak diberikan mulai dari dukungan, kesabaran, dorongan
semangat yang tidak pernah berhenti, serta pengorbanan dan doa restunya.
3. Sahabat – sahabat saya yaitu Younata selaku keamanan squat EZN, Bimo
selaku sekertaris EZN, Danto selaku bendahara EZN, Fikri bapak Squat
EZN, Yessita yang sering saya ganggu pas lagi kerja makasih selalu
membantu saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
vi
8. Bapak Heru Susanto, S.Pd,T., M.Eng selaku dosen pembimbing yang
penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan penyusunan penelitian Tugas Akhir ini.
10. Seluruh keluarga besar senior dan junior Organisasi yang telah
mendukung saya menyelesaikan tugas akhir ini
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, Saya ucapkan
kembali terimakasih yang sangat mendalam.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga Tugas Akhir ini dapat di pergunakan sebagai acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah melengkapi tugas akademik
sebagian persyaratan mencapai derajat Diploma III Aeronautika di Sekolah Tinggi
Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta
1. Mama dan papa serta kakak adik saya atas rasa sayang dan cinta yang
cukup banyak diberikan mulai dari dukungan, kesabaran, dorongan
semangat yang tidak pernah berhenti, serta pengorbanan dan doa
restunya.
viii
3. Sahabat – sahabat saya yaitu Younata selaku keamanan squat EZN,
Bimo selaku sekertaris EZN, Danto selaku bendahara EZN, Fikri
bapak Squat EZN, Yessita yang sering saya ganggu pas lagi kerja
makasih selalu membantu saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
10. Seluruh keluarga besar senior dan junior Organisasi yang telah
mendukung saya menyelesaikan tugas akhir ini
11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, Saya
ucapkan kembali terimakasih yang sangat mendalam.
ix
dapat disampaikan melalui email michaelsetya01@gmail.com Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membaca penelitian
Tugas Akhir ini. Semoga bermanfaat.
x
STUDI LITERATUR : FACTOR DAN PENGARUH TERJADINYA
KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR
PADA PESAWAT BOING 737-900 ER
INTISARI
Retract actuator merupakan salah satu dari bagian utama pada landing
gear, yang berfungsi untuk melakukan retract atau extend. Retract Actuator juga
merupakan bagian dari hydraulic system yang berfungsi mengubah energi tekanan
hydraulic fluida menjadi gerakan mekanik, Retract Actuator sendiri berfungsi
membantu Nose landing gear untuk retract dan extend saat pesawat hendak take
off dan landing. Retract actuator dalam operasionalnya harus bebas dan
pergerakannya juga harus smooth. Sesuai dengan batasan masalah di atas, tujuan
dari pembuatan tugas akhir ini yaitu Mengetahui faktor penyebab kerusakan dan
pengaruh terjadinya kebocoran retract actuator pada pesawat Boeing 737-900ER
serta memahami upaya yang dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi kembali
kebocoran retract actuator, serta bagaimana penanggulangannya
xi
Kata kunci : retract actuator, leanding gear, leakage (kebocoran)
xii
STUDI LITERATUR : FACTOR DAN PENGARUH TERJADINYA
KEBOCORAN RETRACT ACTUATOR PADA NOSE LEANDING GEAR
PADA PESAWAT BOING 737-900 ERBOING 737-900 ER
ABSTRACT
retract actuator is one of the main parts of the landing gear, which
functions to retract or extend. The retract actuator is also part of the hydraulic
system which functions to convert hydraulic fluid pressure energy into mechanical
movement. The retract actuator itself functions to help the nose landing gear to
retract and extend when the plane is about to take off and land. The retract
actuator in its operation must be free and its movement must also be smooth. In
accordance with the limitations of the problem above, the purpose of making this
final project is to know the factors that cause damage and the effect of the retract
actuator leak on the Boeing 737-900ER aircraft and understand the efforts made
to prevent the retract actuator leak from happening again, and how to overcome it.
This research is a qualitative research, where the author explains the effect
of a leak in the retract actuator on the nose leaning gear of the Boeng 737-900ER
aircraft in the Merpati Hangar. Data collection techniques in this study include
interview observations, field observations and literature study methods.
The results of this study can be concluded that in order for the retract
actuator to function properly, inspection must be carried out on the components
of the retract actuator to determine the cause of the leak in the retract actuator.
After inspection, the cause of this leak is a foreign object or FOD (foreign object
damage) and must be replaced.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
INTISARI
BAB I PENDAHULUAN
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujua Penelitian
E. Manfaat Laporan
F. Keaslian Penulisan
G. Sistematika penulisan
A. TINJAUAN PUSTAKA
xiv
B. LANDASAN TEORI
A. Desain Penelitian
B. Jenis Data
BAB IV PEMBAHASAN
xv
C. Upaya dan Penaggulanganya Untuk Mencegah Agar Tidah Terjadi
Kembali Kebocoran Pada retract Actuator
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan masalah yang ada di atas, maka penulisan ini
bertujuan untuk:
2
E. Manfaat Laporan
F. Keaslian Penulisan
Penelitian Tugas Akhir yang berjudul adalah benar hasil dari karya
penulis pribadi bukan hasil karya orang lain. Adapun penelitian
sebelumnya yang berjudul retract actuator yang di kerjakan orang lain
maupun senior saya sendiri, akan tetapi objek penelitian (jenis pesawat)
dan rumusan masalahnya berbeda dan saya menjamin tentang keaslian
penulisan Tugas Akhir ini, karena ini adalah hasil usaha sendiri dan belum
pernah ada orang lain yang mengambil judul ini.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang penulisan,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, dan
sistematika penulisan.
3
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori tentang landing gear system,dimana
saja lokasi landing gear apa fungsinya menjelaskan tentang bagian
dari landing gear system,bagaimana cara kerja dari landing gear
itu sendiri terutama pada bagian retract actuator.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas Studi literature terjadinya retract actuator nose
landing gear dan upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi serta
bagaimana cara penanggulangannya.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan
dan saran yang nantinya dapat diambil sebagaibahan perbaikan
untuk kedepannya.
4
BAB II
A. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Muammar Azizi (2016) dalam analisisnya, retract
actuator merupakan salah satu dari komponen utama pada landing gear.
Fungsi retract actuator adalah melakukan retract atau extend. Pergerakan
komponen utama pada landing gear harus bebas dan juga smooth. Untuk
mengembalikan retract actuator agar berfungsi dengan baik, maka harus
dilakukan inspection pada komponen-komponen dari retract actuator
sehingga dapat mengetahui penyebab dari kebocoran (leakage) pada
retract actuator tersebut. Setelah dilakukan inspection penyebab dari
kebocoran, seperti benda asing atau FOD (foregn object damage)
komponen yang rusak harus dilakukan penggantian.
5
Menurut Andrew John Collins (Feb. 28, 2012) dalam analisisnya
AIRCRAFT LANDING GEAR UNLOCK ACTUATOR Pengungkapan
ini terkait dengan pembukaan kunci roda pendaratan pesawat penggerak.
Lebih khusus lagi, pengungkapan ini berkaitan dengan membuka kunci
aktuator yang ketika macet Di dalam satu jenis pengaturan, roda pendarat
diputar pivot by an extend/retract actuator.
6
Jeong Sun Lee, Dkk (October 27, 2011) analisis ini membahas
tentang kelelahan pada roda pendaratan yang di mana Aktuator
dioperasikan dengan menggunakan tekanan hidrolik yang dipasok dari
pesawat untuk mengamankan beban yang diperlukan saat
melipat/membuka roda pendarat mekanisme Down-lock berlaku untuk
roda pendaratan lipat (Down-lock) adalah pengekangan fisik dari
mekanisme operasi itu sendiri dan oleh perangkat pengunci (Finger Piece)
yang dipasang di dalam aktuator
7
No Nama / Tahun Judul Penelitian Pokok Pembahasan
1 Menurut Muammar Kebocoran Retract Actuator Untuk mengembalikan retract actuator agar
Azizi Nose Leanding Gear pada berfungsi dengan baik, maka harus dilakukan
Pesawat Poing 737-900 inspection pada komponen-komponen dari retract
Februari, 2016
actuator untuk mengetahui penyebab dari
kebocoran (leakage) pada retract actuator tersebut.
2 Hamilton Sundstrand AIRCRAFT LANDING pengungkapan ini berkaitan dengan aktuator yang
Corporation, Windsor GEAR ACTUATOR ketika macet secara mekanis tidak akan mencegah
Locks, CT (US), roda pendarat dari
Dec. 6, 2011
3 Andrew John Collins AIRCRAFT LANDING Pengungkapan ini berkaitan dengan aktuator roda
GEAR UNLOCK pendarat pesawat. Lebih khusus lagi,
Feb. 28, 2012
ACTUATOR pengungkapan ini berkaitan dengan aktuator yang
ketika macet secara mekanis tidak akan mencegah
roda pendarat dari fully deploying.
5 Gary M. Lindahl, HYDRAULIC lebih khusus lagi ke semi-levered landing gear dan
Newcastle, WA (US) ACTUATOR FOR SEMI metode terkait untuk memposisikan bogie beam
LEVERED LANDING dari roda pendarat menggunakan hidrolik telescopic
Nov. 1, 2016
GEAR actuator.
6 Eka P.H. Rancangan Aktuator Pada menjelaskan bahwa roda pendarat depan dan utama
Roda Pendarat Depan dapat dimasukkan dan dikeluarkan secara serentak
1983
Pesawat N-228 dengan tenaga hidraulis.
7 Jeong Sun Lee, Dkk Fatigue Analysis for membahas tentang kelelahan pada roda pendaratan
8
October 27, 2011 Locking Device in Landing yang di mana sering terjadi trobel dan mengalami
Gear Retract Actuator down lock pada pendaratan
B. LANDASAN TEORI
9
Gambar 2.1 Landing gear location
Sumber : AMM SDS Chapter 32-00-00
10
Gambar 2.2 Tricycle landing gear type
Sumber: Researchgate.net
11
no Warna Lampu Posisi Leanding Gear
Sumber: fly737ng.com
12
d. Komponen-komponen utama dari landing gear
Landing Gear mempunyai bagian atau sistem utama yang
menunjang pengoperasian pada saat landing, take off, dan taxi, yaitu :
1. Main landing gear and door.
2. Nose landing gear and door.
3. Sistem Extension dan Retraction.
4. Nose wheel steering.
13
kerusakan atau kebocoran dan Inspection khusus dalam waktu tertentu
(cycle and hours).
14
Sumber : pprune.org
g. Nose landing gear
Nose landing gear merupakan roda pada pesawat yang berada
di bagian depan pesawat, dan leanding gear secara umum berfungsi
sebagai roda pendaratan pada pesawat, yang di mana Pesawat
Boeing 737-900 ER mempunyai dua buah roda pada Nose landing
gear dan main leanding gear yang berjumlan 4, terdapat juga pada
nose leanding gear terpasang Nose Wheel Steering System yang
berfungsi untuk kontrol arah pesawat pada saat taxi, dan Brake
System yang berfungsi untk pengereman peawat terbang
15
BAB III
Metode penelitian
A. Desain penelitian
stat
menentukan
topik
penelitian
pengumpulan
data apakah data yang di
hasilkan sama dengan data
real?
pengolahan
data membuat
laporan
penelutian
finish
16
Desain di atas adalah proses pembuatan tugas akhir
1. Stat: dimana asal mula pembuatan tugas ahir.
2. Menentukan topik penelitian: dimana saya menetukan judul
penelitan dengan melakukan pkl untuk dasar pembuatan tugas
akhir ini.
3. Diskusi dengan dosem pembimbing: di sisni saya bersana dosen
pembimbing saya mendiskusikan apakah saya layak untuk
menentukan judul ini.
4. Membaca literatur terkait: di sini saya membaca setiap juranl yang
menuju ke inti permasalahan yang ada di penelitian saya.
5. Membuat rancangan kerja: di sini saya membuat tugas ahir ini
dengan panduan yang di berikan oleh kampus.
6. Pengumpulan data: di sini saya mengumpulkan data dari jurnal,
buku AMM, wawancara dengan enginer MMF.
7. Pengolahan data: penulis melakukan pengolahan data untuk
membuat studi literature dan penulis merangkum hasil penelitian
dengan membuat studi literature berupa pembahasan secara rinci
terhadap hasil analisis yang telah penulis lakukan.
8. Perbandingan atara data real dan data yang di hasilkan
9. Membuat laporan penelitan: menyelesaikan Tugas Akhir ini, telah
disiapkan rencana kerja. Diharapkan agar penelitian ini dapat
diselesai dengan tepat waktu.
10. Finish: dimana akhir langkah akhir pembuatan tugas akhir dan
semoga tugas akhir ini bermanfaat untuk setiap pembacanya.
17
dan menerapkan prinsip-prinsip metode ini secara benar. Pertanyaan
penelitian saya adalah bagaimana kita memahami metode kualitatif agar
dapat menghasilkan kajian yang berguna dalam ilmu sosial, khususnya
dalam bidang penerbangan? Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas,
kami melakukan penelusuran pustaka yang akan dituangkan dalam
beberapa sub bahasan. Penelittian ini menggunakan Metode kuantitatif
berakar pada paradigma tradisional, positivistik, eksperimental atau
empiricist. Metode ini dapat berkembang dari tradisi pemikiran empiris
Comte, Mill, Durkeim, Newton dan John Locke. “Gaya” penelitian
kuantitatif biasanya mengukur fakta objektif melalui konsep yang
diturunkan pada variabel-variabel dan dijabarkan pada indikator-indikator
dengan memperhatikan aspek reliabilitas. Penelitian kuantitatif bersifat
bebas nilai dan konteks, mempunyai banyak “kasus” dan subjek yang
diteliti, sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk data statistik yang
berarti. Hal penting untuk dicatat di sini adalah, peneliti “terpisah” dari
subjek yang ditelitinya.
B. Jenis data
Adapun data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang sumbernya langsung
di berikan kepada pengumpul data. Data primer dalam penelitian
ini diperoleh dari sumbernya secara langsung dengan melakukan
wawancara kepada Engineer atau mekanik MMF yang ada di sana
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan
cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media yang
bersumber dari literatur, serta dokumen Penelitian ini diperoleh
dari peneliti melalui studi pustaka maupun data dari perusahaan,
Adapun untuk menunjang penulisan dari tugas akhir ini sebelum
18
melakukan penulisan tugas akhir dilakukan proses membaca
literature terkait. Pada tahap ini literature yang di baca sebagai
berikut:
a. Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-800 Chapter 32
b. Training Manual Boeing 737-800 ATA Chapter 32
c. Setiap jurnal yang saya temukan
19
para engineer atau mekanik Susi MMF. Hal ini dimaksudkan
agar penulis dapat mengetahui trouble dan troubles system
pada leanding gear
F. Langkah-langkah Penelitian
Penulis menggunakan beberapa langkah selama melaksanakan
penelitian, antara lain adalah :
1. Mencari data-data yang berkaitan dengan masalah terkait,
khususnya tentang retract actuator pada pesawat Boeing 737
2. Mempersiapkan semua bahan serta perlengkapan lain yang
diperlukan selama penelitian berlangsung.
3. Memahami dan melaksanakan prosedur sesuai dengan apa yang
dijelaskan dalam panduan atau referensi terkait terhadap langkah-
20
langkah yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian tentang
retract actuator pada pesawat Boeing 737
4. Mendeskripsikan masalah secara lebih mendalam tentang retract
actuator tersebut.
5. Mengolah data-data tersebut.
6. Mengambil sebuah kesimpulan.
1. Open Wrench
Open wrench atau kunci pas adalah alat yang digunakan
untuk memberikan pegangan dalam membuka maupun
mengencangkan sebuah mur (nut) dan baut (bolt). Satu set
wrench biasanya memeliki ujung berbentuk open.
21
Kain majun juga sangat penting dalam pelaksaan penelitian.
Majun berfungsi untuk mengelap dan membersihkan
komponen-komponen yang kita teliti dan yang digunakan. Alat
pendukung sederhana berbentuk kain inilah yang bisa
membersihkan komponen yang kotor dan terlihat jelas
kondisinya, apa ada kerusakan semisal ada keretak atau tidak
pada komponen tersebut.
3. Box-end wrench
Box-end wrench adalah kunci yang termasuk general tool
dengan berbagai ukuran. Box-end wrench sangat dianjurkan
untuk menggunakannya, sedangkan open wrench tidak
dianjurkan.
22
4. Ratchet adalah
alat mekanik yang memungkinkan gerakan hanya dalam
satu arah dan dapat diatur sesuai arah yang diperlukan. Ratchet
berfungsi untuk pemegang mata shocket wrench, dan lebih
sering digunakan untuk memutar nut dan bolt pada jarak yang
dekat. Ratchet tidak boleh digunakan pada bolt dan nut yang
kencang dan tidak juga diperbolehkan untuk memberi torsi
pada nut atau bolt, karena dapat merusak ratchet itu sendiri.
5. Shocket wrench
Shocket wrench adalah kunci kepala yang dapat diganti
sesuai dengan ukuran yang diperlukan dan menempel pada
ratchet atau extantion. Alat ini memungkinkan untuk merubah
ukuran sesuai dengan nut dan bolt.
23
Gambar 3.4 Shocket Wrench
BAB IV
24
Pembahasan
25
Gambar 4.1 retract actuator compenent
Sumber gambar Aircraft Maintanance Manual
26
d. Leakage (Kebocoran)
Kebocoran atau leakage yang terjadi pada suatu komponen
terutama retract actuator dapat menyebab slow to retract.
Kebocoran ini bisa disebabkan karena rusaknya pada komponen
seperti seal atau terjadinya damage pada permukaan retract actuator
itu sendiri. Kebocoran ini bisanya diakibatkan karena adanya FOD,
salah satunya pemasangan sea, atau pemasangan komponen
dilakukan oleh bukan ahlinya.
Kebocoran salah satu komponen seperti retract actuator bisa
mengakibatkan berkurangnya hydraulic quantity pada reservoir
sehingga tekanan yang dihasilkan akan berkurang, apabila pressure
kurang bisa menyebabkan slow to retract dan akan berpengaruh
pada system hydraulic yang lain.
27
Akibat terjadinya kebocoran retract actuator nose landing gear
pada pesawat Boeing 737-900 ER adalah tidak maksimalnya
pergerakan retract and extend pada pesawat atau slow to retract and
extend sehingga pergerakan retract actuator tidak lancar dan smooth
sebagaimana mestinya dan akan menghasilkan hambatan yang besar
sehingga akan berbahaya pada pesawat baik saat take off maupun
landing.
Apabila landing gear tidak masuk sempurna atau gagal retraction
saat terbang akan menimbulkan gaya drag yang besar, pada prinsip
Aerodinamika pesawat yaitu gaya drag yang dihasilkan harus sama
dengan gaya thrust dan gaya lift harus sama dengan gaya weight saat
pesawat sedang terbang.
Pengaruh pada system yaitu drag yang besar akan menghambat
kinerja engine dan thrust yang dihasilkan akan berkurang, hal ini
mengakibatkan engine harus bekerja lebih ekstra agar thrust yang
dihasilkan tetap sama dengan drag Apabila terjadi kebocoran retract
landing gear indicator pada cockpit akan menunjukan Light Red
( Lampu berwarna merah) artinya posisi nose landing gear tidak
retract dengan sempurna dan tidak terkunci (UP and lock), begitu pula
pada saat extend apabila pesawat gagal extend landing gear indicator
pada cockpit akan menunjukan Light Red (Lampu berwarna merah)
artinya nose landing gear tidak fully extend dan tidak terkunci (DOWN
and lock).
28
Gambar 4.3 Landing gear light indicator
Sumber : flight-mechanic.com
29
4. Mematikan hydraulic Down-house pada fitting di retract
actuator.
5. Untuk pelepasan retract actuator dikerjakan sesuai prosedur.
30
Berikut ini ada diagram alir pembahasan kebocoran retract actuator
Faktor dan pengaruh terjadinya kebocoran retract actuator pada nose leanding gear
pada pesawat boeng 737-900ER
Upaya penanggulangan
kebocoran retract
actuator
31
BAB V
A. Kesimpulan
Kebocoran retract actuator nose landing gear yang mengakibatkan
slow to retract pada pesawat Boeing 737-900ER dapat diseababkan oleh
beberapa factor diantara lain FOD (foreign object damage), pengaruh
kebocoran (leakage), komponen retract actuator yang rusak harus
dilakukan di shop atau bengkel yang mempunyai izin untuk perbaikan
retract actuator.
B. Saran
Retract actuator sistem nose landing gear retract yang berada di
pesawat Boeing 737-900ER PK-LFM wajib di check secara berkala
sehingga mengurangi penurunan pressure. Sehingga mekanik dapat
mendeteksi bagian yang terkena dampak akibat terjadinya penurunan
pressure dari kebocoran tersebut. Pada saat dilaksanakannya maintenance
pesawat, prosedur maintenance harus dilakukan sesuai langkah – langkah
yang terdapat dari aircraft maintenance manual (AMM) dan dilakukan
dengan teliti sehingga mencegah terjadinya kerusakan komponen.
Dalam proses pengkajian tugas akhir ini, diharapkan bagi peneliti
atau penulis selanjutnya dapat menganalisa penyebab kebocoran atau Slow
to Retract Actuator selain Leakage (Kebocoran) sebagai pengembangan
sumber penelitian.
32
Daftar pustaka
Collins, Andrew John. "Aircraft landing gear actuator." U.S. Patent No.
8,070,094. 6 Dec. 2011.
Collins, Andrew John. "Aircraft landing gear unlock actuator." U.S. Patent No.
8,123,161. 28 Feb. 2012.
Lavigne, Paul J., and Barry Levoir. "Retractable articulated landing gear." U.S.
Patent No. 8,136,759. 20 Mar. 2012.
Lindahl, Gary M., and Mitchell Loren Ray Mellor. "Hydraulic actuator for semi
levered landing gear." U.S. Patent No. 9,481,452. 1 Nov. 2016.
Huetsch, Larry C. "Landing gear actuator." U.S. Patent No. 4,402,526. 6 Sep.
1983.
Lee, Jeong-Sun, et al. "Fatigue Analysis for Locking Device in Landing Gear
Retract Actuator." Transactions of the Korean Society of Mechanical
Engineers A 36.1 (2012): 91-96.
http://www.fly737ng.com/?p=228
33
Aircraft Maintenance Manual SDS for Boeing 737- 600/700/800/900 (Chapter 32-
00 – Landing Gear)
http://www.flight-mechanic.com/landing-gear-alignment-support-andretraction-
part-two/
Boeing Company 737- 600/700/800/900 Training Manual, 27-21-00-002 Rev 01,
11/27/2001
34
Lampiran
35