Anda di halaman 1dari 3

No Dokumen : POS-210

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR


Tanggal : 1 September 2015
No Revisi :1
KTD KEBAKARAN
Halaman :1 /3

TUJUAN :
Prosedur ini menjadi acuan dalam melakukan pencegahan, persiapan dan penanganan kebakaran.

RUANG LINGKUP :
Kejadian kebakaran baik kecil, sedang maupun besar yang terjadi di dalam lingkungan perusahaan.

REFERENSI :
1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
2. Permenaker No. 4 Tahun 1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan APAR dan Pemeliharaan APAR;
3. Permenaker No. 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan;
4. Kepmenaker No. 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja;
5. PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

PENANGGUNG JAWAB :
HSE/Sek.P2K3

DEFINISI :
1. KTD adalah singkatan dari Kesiagaan (Pencegahan dan Persiapan) dan Tanggap (Penanganan) Darurat.
2. Darurat adalah situasi tidak diharapkan yang mungkin terjadi dan membutuhkan penanganan cepat dan benar
untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya korban manusia, properti dan lingkungan.
3. Kebakaran adalah peristiwa yang terjadi akibat bertemunya 3 (tiga) faktor yaitu titik api, bahan yang bisa
terbakar dan oksigen (segitiga api).
4. Pencegahan kebakaran adalah kegiatan yang meliputi identifikasi bahaya, pemantauan alat kerja (mesin dan
prasarana lain) yang berpotensi menimbulkan kebakaran serta tindakan perbaikannya.
5. Persiapan adalah kegiatan yang meliputi pemantauan & pengendalian ketersediaan serta kesiapan perlengkapan
alat keselamatan (APD), sarana pemadaman kebakaran (APAR, Fire Hose dll).
6. Penanganan kebakaran adalah meliputi langkah-langkah penanganan kebakaran, termasuk permintaan bantuan
kepada pihak lain termasuk tindakan pecegahan agar tidak terulang kembali.
7. Kebakaran kecil adalah kebakaran yang hanya membutuhkan penanganan dengan APAR.
8. Kebakaran besar adalah kebakaran yang membutuhkan bantuan pihak eksternal untuk proses pemadamannya.
9. APAR adalah kepanjangan dari Alat Pemadam Api Ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.

PROSEDUR :
1. Pencegahan
1.1 Kepala bagian dan HSE/Sek.P2K3 mengidentifikasi kegiatan yang berpotensi menimbulkan kebakaran
berdasarkan B3, kebiasaan, kondisi tempat kerja, alat kerja, mesin dan prasarana lain dan mensosialisasikan
melalui media IKA dan Penilaian Resiko.
1.2 Karyawan mengidentifikasi potensi terjadinya kebakaran atau kebakaran sangat kecil, mengamankannya bila
memungkinkan serta menginformasikannya ke anggota Tim Damkar dan/atau Atasan.
1.3 Tim Damkar memastikan rambu/tanda bahaya ada pada lokasi potensial kebakaran.
1.4 HSE/Sek.P2K3 dan Tim Damkar melaksanakan sosialisasi hal-hal yang berpotensi mengakibatkan kebakaran
kepada karyawan.

2. Persiapan
2.1 Alat atau sarana yang dibutuhkan untuk menanggulangi ataupun untuk menangani keadaan darurat kebakaran
berdasarkan hasil identifikasi harus tersedia.
No Dokumen : POS-210
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
Tanggal : 1 September 2015
No Revisi :1
KTD KEBAKARAN
Halaman :2 /3

2.2 Alat atau sarana keadaan darurat kebakaran ditempatkan pada lokasi yang jelas terlihat, tidak terhalang, dan
bertanda dan mudah dipahami sesuai dengan standar atau peraturan perundangan yang berlaku.
2.3 Tim KTD Memeriksa kelengkapan dan kesiapan prasarana KTD kebakaran minimal satu bulan sekali dengan
menggunakan form kesiapan dan kelengkapan prasarana kesiagaan dan tanggap darurat (FOM-210.01).
2.4 Melaksanakan simulasi kebakaran (fire drill) minimal sekali dalam setahun yang dapat digabungkan dengan
simulasi keadaan darurat yang lain, kemudian dievaluasi hasilnya sebagai bahan masukan perbaikan sistem
manajemen K3L yaitu prosedur dan dokumen lain yang terkait (peninjauan penilaian resiko), pengadaan
prasarana penting serta pemberian pelatihan tertentu.
2.5 Pemadam kebakaran eksternal terdekat diidentifikasi untuk meminimalkan dampak kebakaran (LAM-210.03).

3. Penanganan Kebakaran
3.1 Penanganan kebakaran mengacu kepada Bagan Penanganan (Tanggap Darurat) Kebakaran (LAM-210.02).
3.2 Karyawan melakukan penanganan kebakaran menggunakan alat pemadam kebakaran dengan memperhatikan
keselamatan (jika memungkinkan), melaporkan kejadian kebakaran (minimal kecil) kepada anggota Tim Damkar
dan/atau atasannya langsung dengan segera.
3.3 Tim Damkar Melaksanakan penanganan kebakaran berdasarkan Instruksi Kerja & Analisa (IKA-210.01) atau
pedoman terkait.
3.4 Tim Damkar berkoordinasi dengan tim KTD lain bila terjadi keadaan darurat yang lain.
3.5 Tim Damkar mengusahakan kebakaran dapat ditangani. Apabila tidak bisa ditangani, atas keputusan wakil
manajemen menghubungi pihak Pemadam Kebakaran eksternal terdekat (LAM-210.03).
3.6 Apabila terjadi kebakaran yang membahayakan, atas keputusan Wakil Manajemen (urutan delegasi
ketidakhadiran adalah Sek.P2K3, Kepala Bagian Umum, Kepala Tim Evakuasi, Kepala Regu dan Satpam)
memerintahkan untuk membunyikan sirene evakuasi.
3.7 Tim Evakuasi mengevakuasi semua orang yang ada dilingkungan perusahaan menuju titik kumpul atau tempat
lain yang lebih aman. Apabila mengalami hambatan dalam mengevakuasi orang yang terperangkap,
menghubungi pihak Pemadam Kebakaran eksternal terdekat (LAM-210.03).
3.8 Tim Evakuasi memastikan dilakukan pengabsenan terhadap semua orang yang ada dalam perusahaan secara
cepat dan akurat. Bila ada kekurangan maka dilakukan pencarian dengan memperhatikan resiko penyelamatan.
3.9 Bila memungkinkan melakukan evakuasi terhadap aset perusahaan dengan prioritas yang paling berharga.
3.10 Berdasarkan laporan Kepala Tim Evakuasi kepada Wakil Manajemen (atau sesuai urutan delegasi kehadiran)
bahwa semua personel sudah dievakuasi dan sirene dimatikan.
3.11 Tim Damkar menginformasikan secara lisan/tulisan sesegera mungkin kebakaran yang terjadi kepada HSE/Sek.
P2K3.
3.12 HSE/Sek. P2K3 membuat laporan tanggap darurat kebakaran dengan menggunakan form Laporan Tanggap
Darurat (FOM-210.02) kepada Plant Manager & mengirimkan salinannya ke Wakil Manajemen.
3.13 HSE/Sek. P2K3 bekerjasama dengan anggota Tim KTD dan semua karyawan/pihak lain yang terkait yang
diperlukan dalam melakukan investigasi terhadap penyebab terjadinya kebakaran dalam waktu selambat-
lambatnya 2 x 24 Jam serta pelaksanaan penanggulangannya (tanggap darurat) sebagai bahan masukan
perbaikan sistem manajemen K3L yaitu prosedur dan dokumen lain yang terkait (peninjauan penilaian resiko),
pengadaan prasarana penting serta pemberian pelatihan tertentu. Selanjutnya hasil investigasi dan
perbaikannya tersebut akan disosialisasikan kepada semua karyawan/pihak lain yang terkait.
3.14 HSE/Sek.P2K3 Menyampaikan Laporan hasil investigasi kebakaran dengan menggunakan form Laporan
Ketidaksesuaian (FOM-403.01) kepada Plant Manager & mengirimkan salinannya ke Wakil Manajemen sesuai
dengan Prosedur Tindakan Koreksi dan Pencegahan (POS-403).
3.15 HSE/Sek. P2K3 melaporkan secara tertulis kecelakaan kepada Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat
dalam waktu tidak lebih dari 2x24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.
No Dokumen : POS-210
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
Tanggal : 1 September 2015
No Revisi :1
KTD KEBAKARAN
Halaman :3 /3

Disusun oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :

HSE/Sek.P2K3 Plant Manager Wakil Manajemen

Anda mungkin juga menyukai