Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Kerja Praktek

Oleh:

MUHAMMAD WAHYU SAPUTRA

POWER PLANT 2X15 MW


PT.KAWASAN INDUSTRI DUMAI WILMAR
PELINTUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia yang tidak henti
dicurahkan kepada hamba-Nya. Atas izin dan karunia-Nya masih memberikan nikmat kesehatan
yang sekarang ini masih penulis rasakan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja lapangan ini.
Dalam laporan kerja praktek ini, penulis mencoba untuk memaparkan “Laporan
Praktek kerja lapangan di Power Plant 2x15 MW PT. Kawasan Industri Dumai (Wilmar)”yang
berlokasi di Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kabupaten Dumai, Propinsi Riau.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun materil.
2. Bapak Tri Agung Santoso sebagai mentor selama praktek kerja lapangan.
3. Seluruh karyawan Power Plant 2x15 MW yang telah memberikan ilmu pengetahuannya.
4. Dan teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktek kerja
lapangan ini.
Dalam menyusun laporan praktek kerja lapangan ini, penulis telah berusaha dengan sebaik-
baiknya untuk menyusun laporan ini dan sangat mengharapkan kritik maupun saran dari semua
pihak yang bersifat membangun. Semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak.

Dumai, April 26
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

I.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan............................................................................................4

I.2 Ruang Lingkup...................................................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................................5

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN...........................................................................................5

II.1 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan.....................................................................................5

II.2 Kegiatan – Kegiatan Perusahaan.......................................................................................................5

II.3 Uraian Tugas....................................................................................................................................5

II.4.1 Oprasional Power Plant 2x15MW................................................Error! Bookmark not defined.

II.4.2 ESP ( Elecrostatic Precipitator)....................................................Error! Bookmark not defined.

II.4.3 Hard Ware Programable Logic Control ESP............................................................................10

II.4.4 Kegiatan Harian.......................................................................................................................13

II.4.5 Masalah Atau Hambatan Yang Ditemui...................................................................................14

BAB III......................................................................................................................................................15

PENUTUP.................................................................................................................................................15

III.1 Kesimpulan....................................................................................................................................15

III.2 Saran..............................................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Kerja Praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh siswa / siswi
SMK TARUNA PERSADA DUMAI. Selain itu kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi di dunia industri. Pemahaman tentang permasalahan di
dunia industri diharapkan dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat saat
magang, sehingga siswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap menghadapi
tantangan era globalisasi.
Wawasan dari siswa tentang dunia kerja yang berkaitan dengan industrialisasi sangat
diperlukan, sehubungan dengan kondisi objektif Indonesia yang merupakan negara berkembang,
dimana teknologi masuk dan diaplikasikan oleh industri terlebih dahulu. Sehingga dapat
diharapkan bahwa nantinya siswa sebagai calon output dari perguruan tinggi akan lebih
mengenal perkembangan industri yang semakin pesat seiring dengan perkembangan teknologi
dan tuntutan konsumen maupun pasar global.
Oleh sebab itu, para siswa sebagai salah satu insan terdidik yang akan terjun langsung di
dunia industri harus dipersiapkan sedini mungkin untuk menghadapi suasana kerja yang berbeda
dengan suasana sekolah. siswa juga dituntut untuk mengetahui praktek dalam bidang yang
dipelajarinya sehingga mereka punya gambaran jelas tentang dunia industri untuk penyesuaian
dengan bidangnya.
PT. Kawasan Industri Dumai (WILMAR) sebagai sebuah perusahaan memiliki berbagai
macam bidang keahlian diantaranya “listrik” yang kami pandang sesuai untuk lokasi Praktek
Kerja Lapangan. Sebagai sebuah Perusahaan yang sudah berdiri lama, tentunya problem-problem
yang terjadi di dalamnya pun menjadi lebih bervariatif.

I.2 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kerja praktek ini adalah pada program konsentrasi Electronika Industri yaitu :

1. Mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan electronika, kelistrikan, instrument,


kendali, PLC, SCADA, dan tidak menutup kemungkinan untuk memepelajari sistem lain
yang ada pada Power Plant 2x15MW.
2. Mempelajari persoalan dilapangan mengenai hal-hal yang telah disebutkan diatas.
BAB II

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN


II.1 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan
Kerja Praktek (KP) ini dilaksanakan mulai tanggal 08 januari 2018 sampai 08 april 2018
di Departemen Power Plant 2x15 MW, di PT. Kawasan Industri Dumai, Kelurahan Pelintung,
Kecamatan Medang Kampai, Kabupaten Dumai, Propinsi Riau, yang tergabung di dalam
WILMAR Grup.

II.2 Kegiatan – Kegiatan Perusahaan


Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Power Plant 2x15 MW adalah :

1. Pembangkit tenaga listrik PT. Kawasan Industri Dumai-Pelintung

2. Safety Talk (Senin pagi)

3. House keeping (Jum’at)

4. Operasional

5. Maintenance & Engineering Work Order

 Mechanical
 Elektrical
 Instrumentation
 General Workshop
 Civil
6. Pengujian kualitas batubara

7. Pengujian kualitas air

II.3 Uraian Tugas


Adapun uraian tugas atau job description dari perusahaan adalah mengenai :

II.4.1.1 Oprasional power plant 2X15

 Boiler
Boiler yang menghasilkan uap (steam) digunakan untuk pengerak sudu-sudu turbin, yang
kemudian diteruskan menuju generator. Putaran yang menggerakkan generator dapat mengubah
energy gerak/kinetic menjadi energy listrik. Listrik yang dihasilkan kemudian akan
didistribusikan melalui instalasi jaringan listrik yang telah disediakan. Boiler yang digunakan
adalah jenis pipa air, air berada didalam pipa.Boiler jenispipa air dapat beroperasi dengan
tekanan sangat tinggi (lebihdari 100 Bar).
Prinsip kerja pada boiler yang terdapat pada power plant ini yaitu pemanasan air pada
steam drum, yang dipanaskan dengan sumber panas yang dihasilkan dari bahan bakar batu
bara.Air pada steam drum dialirkan kebawah melalui pipa downcomer menuju pipa header yang
berada di dasar tepiruang bakar (furnance) boiler. Air yang berada didalam pipa header tersebut
secara radiasi akan dipanaskan oleh pembakaran pada ruang bakar. Melalui pipa-pipa riser yang
mempunyai diameter yang lebih kecil dari pada pipa downcomer, air mengalir keatas menuju
steam drum kembali. Air yang telah memanas didalam steam drum akan berubah menjadi uap
yang bertekanan tinggi pula( yang dipisahkan oleh separator pada steam drum), yang kemudian
dialirkan secara berturut-turut menuju Low Super Heater inilah yang akan disalurkan keturbin
sebagai tenaga penggeraknya.Air yang telah melalui proses demineralisasi pada chemical water
treatment dialirkan menuju deaerator.

a. Deaerator

Berfungsi sebagai media penghilang oksigen yang mungkin masih terkandung didalam
air.Prinsip kerjanya yaitu air dispraykan melalui bagian atas deaerator kemudian dari arah
bawah dihembuskan steam (yang berasal dari ekstrasi turbin) dengan maksud panas yang didapat
oleh air akan menghilangkan oksigen didalamnya. Temperature pada dearator yang ideal antara
102-103 derajat celcius.Apabila temperature terlalu rendah maka proses penghilangan oksigen
akan kurang maksimal, tetapi apabila temperature yang didapat terlalu tinggi maka air akan
berubah menja diudara, dan hal tersebut dapat menyebabkan pompafeed wate
rmengalamikapitasi.

b. Boiler feed water pump

Pompa ini bertekanan tinggi yang berfungsi untuk memompa air dari deaerter menuju
boiler.

c. High pressure heater

Berfungsi sebagai pemanas air umpan boiler. Media pemanas pada high pressure heater ini
menggunakan ekstrasi pertama pada turbin.Disini, air mengalami kenaikan temperature sekitar
50 derajatcelcius, sehingga menjadi 150 derajat celcius.

Spesifikasi: Outlet water temperature (1500C)


Inlet steam temperature (>2500C)
Inlet steam pressure (0,78Mpa)
Flow rated steam (5,809 t/h)
d. Economizer

Air umpan boiler yang telah bertemperature sekitar 150 derajat celcius hasil pemanasan
pada high pressure heater dipanaskan kembali disini dengan maksude ffisiensi. Menggunakan
media pemanasandari gas buang pada ruang pembakaran, temperature air umpan mengalami
penambahan cukup tinggi menja di sekitar 230 derajat celcius. Dengan kondisi temperature air
yang telah sedemikian panas maka tentu akan menghemat bahan bakar yang digunakan untuk
memanaskan boiler.

e. Steam drum

Berfungsi untuk menampung steam bertekanan dan memisahkan steam dari air umpan.
Spesifikasi: Single drum boiler
Rated capacity 75 t/h
Rated steam pressed 3.82 Mpa
Rated steam temp. 4500c

f. Low superheater

Pada saat steam yang diahsilkan masih berupa steam basah, sehingga masih perlu
dinaikkan lagi temperaturnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada air yang ikut terbawa oleh
steam menuju turbin yang akan mengakibatkan hamerring, dan hal tersebut dapat merusak sudu-
sudu turbin. Prinsip kerjanya adalah memanaskan steam menggunakan panas dari gas buang
ruang pembakaran. Pressure (3.69 Mpa). Temperature (4450C).

g. De super heater

Berfungsi untuk pengontrolan temperature steam pada high super heater sehingga
didapatkan temperature steam yang diinginkan.Prinsip kerjanya adalah mengalirkan air melewati
bagian luar pipa steam sehingga steam mengalami proses pendiginan.

h. High super heater

Disini terjadi pemanasan terakhir steam sebelum disalurkan menuju turbin.Prinsip kerjanya
sama dengan low super heater, yaitu memanaskan steam dengan memanfaatkan gas buang ruang
pembakaran. Presured (3.59 Mpa).Temperature(4490C).Jalu buangan gas pada ruang bakar : Low
superheater, De super heater, high super heater, economizer, air pre heater, ESP(Electro Static
Precipiator), FGD(Flue Gas Desulfurisasi), Chimney(cerobongasap). Gas buang dimanfaatkan
sebagai proses pemanasan, baik pemanasan air yang digunakan untuk air umpan boiler maupun
pemanasan udara untuk proses pembakaran bahan bakar pada furnance.

 Turbine
Steam turbine digunakan untuk menggerakkan generator yang energinya didapat dari uap
bertekanan dari boiler.Poros pada turbine di kople sejajar dengan poros generator.Bila pada sudu
turbine mendapat aliran energy berupa uap yang mengakibatkan turbine berputar, maka pada
poros generator juga mengalami putaran.

Spesifikasi: Rated power 15 MW


Inlet pressure 3.43 Mpa
Exchaust pressure 0.01 Mpa
Rated speed 3000 rpm
Inlet temperature 4350C (+10,-15)
Coling water 250C max 330C
Rated inlet flow 70 t/h
Rated working condition steam rated 4.67 kg/kwh
a. Surge tank

Berfungsi untuk penyuplai sealing steam ke gland heater dan pemanas awal saat turbine
start turbin pertama sekali.Selain itu juga berfungsi sebagai peredam guncangan/kenaikan
mendadakaliran steam pada waktu normal operasi. Surge beroperasi pada kisaran 0,01-0,02 Mpa.
Jika pressure pada surge tank bertambah berarti steam sealing pressure pada front dan rear turbin
berlebih. Sebaliknya jika pressure pada surge tank menurun maka steam steam sealing pressure
berkurang.

b. Gland heater

Berfungsi untuk vaccum pada awal start turbin. Setelah proses operational berjalan normal
vaccum turbin digantikan oleh water ejector. Selain itu gland heater juga berfungsi untuk
menghisap steam sealing yang dihasilkan surge tank untuk kemudian di buang melalui saluran
exhaust.

c. LP Heater

Berfungsiuntukmenaikkan temperature air kondesatdengan media steam extraction.

d. Condenser

Prinsip dasar condenser merupakan heat exchanger.Dimana panas dari fluida yang berada
didalam shel ditukar dengan panas fluida yang berada pada tube.Dimana shelnya adalah steam
dan tube nya sea water.Fungsi condenser adalah merubah fase steam menjadi fase uap.

e. Water ejector

Prinsip dasar ejector merupakan reduksi aliran fluida.Dimana fluida yang mengalir pada
pipa diameter lebih besar dipaksa mengalir pada pipa yang mempunyai ukuran diameter lebih
kecil.Secara tidakl angsung fluida tersebut akan mempunyai percepatan aliran. Percepatan aliran
inilah yang apabila dihubungkan dengan fluida.Maka fluida tersebut akan terhisap.Berfungsi
juga sebagai vaccum condenser.Dimana steam basah yang berada dalam condenser akan dihisap
untuk kemudian dikeluarkan. Jika vaccum dalam condenser berkurang maka aliran steam dari
turbin masuk condenser berkurang. Hal ini akan berakibat bertambahnya temperature condenser.
II.4.2 Bagian-bagian ESP

a. Casing

Casing dari ESP umumnya terbuat dari baja karbon berjenis ASTM A-36 atau yang
serupa. Casing ini didesain untuk kedap udara sehingga gas buang boiler yang berada di
dalam ESP tidak dapat bocor keluar. Selain itu ia didesain memiliki ruang untuk pemuaian
karena pada operasional normalnya ESP bekerja pada temperatur cukup tinggi. Oleh karena
itu pula sisi luar casing ini dipasang insulator tahan panas demi keselamatan kerja. Discharge
electrode dan collecting electrode didesain menggantung dengan sisi support (penyangga)
berada pada sisi casing bagian atas. Dan pada sisi samping casing terdapat pintu akses masuk
untuk keperluan perawatan sisi dalam ESP.

b. Hopper

Hopper terbuat dari bahan yang sama dengan casing. Ia berbentuk seperti piramida yang
terbalik dan terpasang pada sisi bawah ESP. Hopper berfungsi sebagai tempat berkumpulnya
abu fly ash yang dijatuhkan dari collecting electrode dan discharge electrode. Abu hanya
sementara berada di dalam hopper, karena selanjutnya ia akan dipindahkan menggunakan
sebuah sistem transport khusus ke tempat penampungan yang lebih besar. Namun, hopper ini
didesain untuk mampu menyimpan abu sedikit lebih lama apabila terjadi kerusakan pada
sistem.

c. Collecting Plate

CE ( collecting Plate) menjadi tempat terkumpulnya abu bermuatan negatif sebelum


jatuh ke hopper. Jarak antar CE pada sebuah ESP didesain cukup dekat yakni 305-406 mm
dengan kedua sisi plat (depan-belakang) yang sama-sama berfungsi untuk menangkap abu.
CE dibuat dari plat yang didukung dengan baja penyangga untuk menjaga kekakuannya. Ia
dipasang dengan suppot yang berada di atas dan menggantung pada casing bagian atas.
Untuk mendapatkan medan listrik yang seragam pada CE, serta untuk meminimalisir
terjadinya loncatan bunga api elektron, maka CE harus dipasang dengan ketelitian yang
sangat tinggi.

d .Isolator

Merupakan jaringan bus tinggi yang berfungsi untk mengalirkan arus listrik dari
transormer ke discharge electrode di ESP yang dipisahkan dengan ground.

Gambar 7. Isolator

d. Hammer

Gambar 8. Hammer

e. Sumber Energi Listrik

Alat yang berfungsi untuk men-supply energi listrik ke sistem ESP disebut dengan
Transformer Rectifier (TR). Sumber energi listrik berasal dari listrik AC bertegangan 380
Volt, yang ditingkatkan menjadi 30.000 sampai 75.000 Volt sebelum diubah menjadi
tegangan DC negatif yang akan dihubungkan dengan discharge electrode.

II.4.3 Hard Ware Programable Logic Control ESP

Gambar 9. Panel PLC ESP


a. Tampilan analog pada panel control ESP

Gambar 14. Tampilan analog pada panel control ESP


Gambar berikut ini adalah gambar dari analog display. Dari gambar dapat dilihat bahwa
ini merupakan tampilan input voltage, serta indikasi arus dari masing2 field atau Transformer
Rectifier(primer voltage dan current serta secondary voltage dan current). Dari gambar juga
dapat diketahui bahwa ada alaram sebagai indikasi adanya permasalahan serta alaram test dan
power on/off.

II.5.3.4 Relay 24V DC


Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan
sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari
rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya.
Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang
dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan
kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Gambar 18. Relay 24V DC


II.5.3.5 MCB 220V

Gambar 19. MCB 220V

MCB merupakan kependekan dari Miniature Circuit Breaker (bahasa Inggris). Biasanya
MCB digunakan untuk membatasi arus sekaligus sebagai pengaman dalam suatu instalasi listrik.
MCB berfungsi sebagai pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai
pengaman beban lebih. MCB akan secara otomatis dengan segera memutuskan arus apabila arus
yang melewatinya melebihi dari arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut.

II.5.3.7 Breaker 380 V AC

Gambar 21. Breaker 380 V AC Digunakan untuk power blok terminal


II.5.3.8 Blok terminal

Gambar 22. Blok terminal

Blok terminal ini ada XT 1 dan XT 2 dimana masing-masing fungsinya berbeda. Adapun
bagian dari XT1 adalah anode motor, katode motor, anode spot operation box, catode spot
operation box, high level, comunication terminal, first fild, dan terminal secon fild. Selanjutnya
bagian dari XT 2 adalah ash bucket sensor, ash bucket terminal, axis sensor, isolator temperatur,
preasure sensor, ash bucket heating, dan third fild.

II.5.3.9 Display pada panel field

Gambar 23. Display pada panel field

Dari display ini kita bisa mengatur ( menaikkan serta menurunkan) tegangan serta arus
primer dan skunder yang dibutuhkan pada field tersebut.

II.4.4 Kegiatan Harian


Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama berada di Power Plant 2x15 MW
terhitung semenjak tanggal 08 januari 2018 hingga 08 april 2018 adalah :
1. Introduction safety
Introduction safety adalah kegiatan dimana himbauan tentang peraturan-peraturan yang
harus ditaati dan yang tidak boleh dilakukan selama berada di Power Plant 2x15 MW
2. Pengenalan secara umum Power Plant 2x15 MW
Adalah kegiatan diperkenalkannya apa itu Power Plant 2x15, serta apa-apa saja yang
berada disini
3. Mempelajari tentang Boiler
Yang dipelajari pada boiler adalah apa itu boiler dan fungsinya, bagian-bagian(utama dan
pendukung) boiler serta fungsinya, proses pembakaran, proses memanaskan air sampai
menjadi steam, dan aliran gas buang sisa pembakaran serta pemanfaatannya sebelum
keluar kelingkungan

II.4.5 Masalah Atau Hambatan Yang Ditemui


Selama melaksanakan kerja praktek ini tidaklah semua berjalan secara lancar, adapun
masalah atau hambatan yang dihadapi baik dari diri mahasiswa maupun peralatan yang ada
ditempat kerja praktek

II.5.8.1.siswa
Kesulitan yang dihadapi adalah kurangnya tenaga ahli dibidang software PLC yang menjadi
judul dalam laporan kali ini sehingga sulit untuk memahami secara mendalam tentang program
PLC yang ada.

II.5.8.2 Tempat Kerja Praktek


1. Masalah yang paling sering terjadi adalah nilai pembacaan sensor yang digunakan
pada masing-masing peralatan tidak singkron atau tidak sesuai dengan pembacaan
pada ruang DCS, sehingga verifikasi dibutuhkan untuk menyesuaikan kembali
pembacaan nilai sensor ini, proses verifikasi ini sering kali memakan waktu yang
sangat lama untuk satu buah sensor karna memang sangat sulit memnentukan nilai
range yang sesuai untuk mendapatkan nilai yang diinginkan
2. Valve solenoid pada store pump sering sumbat oleh debu dan debu tersebut akan
masuk ke dalam selang dari valve solenoid ini, hal ini dikarenakan preasure yang
diberikan kurang dari 5bar, dan ini juga menyebabkan hopper ESP penuh dan jika
hopper ini penuh maka yang terjadi adalah timbulnya asap di cymni.
3. Main bunker sering macet yang disebabkan tidak adanya lapisan pelapis dinding pada
main bunker itu sendiri sehingga batu bara mudah menempel dan menimbulkan
kemacetan. Selain itu kondisi yang lembab apabila boiler tidak beroperasi dalam
waktu yang lama juga akan menimbulkan kemacetan
4. Masalah lain dapat dilihat pada lampiran.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Power Plant 2 x 15 MW adalah suatu unit kerja yang berperan untuk menyediakan
kebutuhan energi listrik diseluruh area kawasan Industri. Power plant ini mempunyai dua
unit boiler, dua unit turbin juga dua unit ESP (elektrostatic precipitator).
2. Electrostatic Precipitator (ESP) adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk
memisahkan partikel debu yang tersuspensi dalam padatan atau buturan-butiran cairan
yang dibawa oleh aliran gas yang terbuang pada proses pembakaran pada boiler
3. Electrostatic Precipitator (ESP) bekerja berdasarkan efek ionisasi gas yang diakibatkan
oleh kekuatan medan magnet pada elektroda negative (collecting plate) yang ketanahkan
(grounding) dan elektroda posistif (discharge electrode).

III.2 Saran
1. Preventive maintenance harus rutin dilakukan dan harus sesuai dengan SOP yang ada,
agar semua komponen dalam keadaan baik, sehingga efisiensi semua peralatan yang ada
di Power Plant 2x15MW tetap dalam kondisi optimal
2. Dalam ruang bakar pada boiler, perataan batu bara sebaiknya dilakukan dengan bantuan
mesin, bukan manusia, hal ini disarankan karna suhu tinggi yang ada dalam ruang bakar
boiler bisa membahayakan manusia yang melakukan pekerjaan ini
3. Pada bunker batu bara disarankan menggunakan limit switch pada corong jatuhnya batu
bara menuju ruang bakar boiler, karna hal ini dapat mengurangi penumpukan batu bara di
corong tersebut, sementara penumpukan ini mengakibatkan batu bara tidak jatuh seperti
yang semestinya.

Anda mungkin juga menyukai