Anda di halaman 1dari 7

SCRIPT NASKAH BLKK PPMU III

Di sebuah kantor, beberapa karyawan sedang sibuk bekerja. Ditengah keriuhan karyawan yang
sedang bekerja. Sukma adalah salahsatu diantaranya. Ia sedang terlihat begitu sibuk mengurusi
berkas dan menginputnya ke komputer. Disaat dia bekerja, potongan cerita maslalunya datang
menyelimuti, lalu dia coba mengusir ingatan tersebut. Tiba-tiba dua orang teman karyawannya
menghampiri mengucapkan selamat telah berhasil naik jabatan masuk ke divisi database.

Citra : “Hei... Selamat ya udah berhasil masuk ke divisi ini.”

Sukma seperti terkaget dari lamunannya.

Citra : “Keren lho kamu. Padahal baru beberapa bulan kerja disini, tapi udah bisa
langsung masuk ke divisi ini.”

Diandra : “Aku aja baru bisa masuk kesini setelah kerja beberapa tahun lho. (sambil
tersenyum kecil)

Namun, Sukma hanya tersenyum tipis dan memandangnya sekilas kemudian mukanya kembali datar
dan kembali bekerja.

Citra : “Yaudah selamat bekerja ya Sukma.”

Diandra : “Santai aja di divisi ini mah, gak usah terlalu tegang” (sambil meninggalkan
Sukma)

Citra : “Yuk Dra.” (sambil mengajak Diandra).

Diandra : “Dah.. Sukma.”

Sukma tetap bekerja.

Waktu sudah menuju malam, sudah waktunya para pekerja untuk segera pulang. Ratih dan Laras yang
sudah bersiap mau pulang mencoba mengajak Sukma untuk pulang bersama.

Ratih : “Ras, udah malam nih, pulang yuk!”

Laras : “Boleh banget tih, kerjaan aku juga udah selesai.

Ratih : “Ayok” (sambil menuju ke ruangannya Sukma)

(Setelah berkemas, mereka berjalan melewati tempat Sukma)

Ratih : “Suk, Ayok kita pulang bareng! Udah malam lho ini”
Sukma : “Kalian duluan aja, aku masih ada kerjaan. Kayaknya bakalan lembur nih”
(sambil mengetik)

Laras : “Hmmm, Ok deh kalo gitu, kita pulang duluan yah”

(Tak ada balasan dari Sukma)

Sukma tetap fokus dengan bekerja.

Sukma baru pulang menuju tengah malam, ia melewati lorong, berjalan sendiri, menunggu di halte,
dengan wajah yang kalut.

Dia tiba di dirumah dengan wajah yang tetap kalut, sangat lesu karena pekerjaan yang ia kerjakan
selama di kantor dan langsung masuk ke dalam kamarnya. (nampak di dalam kamarnya banyak sekali
catatan-catatan pekerjaan dan berkas-berkas menumpuk yang harus ia kerjakan).

(Sukma pun tidur)

Sukma kembali menjalankan rutinitas hariannya dikantor (slide fast potongan-potongan rutinitas
campur ingatan masalalu)

Sebuah kopi diletakkan di meja cafe didepan Sukma.

Nita : “ada lagi, Sukma. Pesanannya?”

Sukma : “Tidak ada nit, cukup.”

Sukma melirik pada Nita, tersenyum. Lalu kembali kosong.

Nita : “Kamu baik-baik saja kan?”

Sukma : “Aku gak apa-apa, nit.”

Nita kemudian pergi meninggalkan, sementara Sukma kembali mengerjakan tugas nya setelah
menarik nafas dalam.

Nita kembali ke tempat barista menghampiri Qiyya seorang Barista.

Nita : “Kasian Sukma, dia selalu terlihat murung.”

Qiyya : “Manusia memang seperti itu, kan?”

Nita : “Maksudnya?”

Qiyya : “Setiap orang selalu punya masalah dalam hidup. Sebagian orang ada yang
memendamnya sampai busuk, sebagian lain menerima dan memeluk
masalahnya. Sukma adalah salahsatunya.”
Nita terdiam dan merenungkannya.

Qiyya : “Udah... Anterin dulu tuh pesanannya ke meja ujung.”

Nita : “Hehe.. okeh.”

Nita membawa pesanan ke meja Lily yang lokasinya dekat dengan Sukma.

Lily : “Yang, lagi dimana? Aku udh beres nih. Jemput ya.”

Ketika Sukma sedang mau meminum minumannya, ia melihat seorang perempuan bernama Lily dan
mendengarkan ia sedang menelepon pacarnya, Ken, untuk menjemputnya.

Ken : “Aku lagi di kampus yang, Ok. Tungguin disana, aku kesana sekarang”

Lily : “Ok, aku tunggu. Bye.” (sambil menutup telepon)

(Seketika Sukma Teringat ketika menelepon pacarnya, Sakha, untuk menjemputnya dalam sebuah
bayangan dalam pikirannya)

Sukma : “Kamu dimana? Jemput aku sekarang!” (membuka obrolan lewat telepon)

Sakha : “Aku lagi kerja yang. Sebentar lagi yah”

Sukma : “Aku gak mau tahu, pokoknya kamu harus jemput aku sekarang juga, titik”
(sambil memaksa Sakha agar segera menyembutnya).

Sakha : “Iya deh iya.” (sambil menghela nafas)

Sukma : “kamu kenapa sih, akhir-akhir ini udah jarang perhatian lagi. Padahal..”

Tutt.. tutt.. (suara telepon ditutup)

Diperjalanan Sakha membawa motornya. Tiba-tiba seseorang menelpon. Sakha mengangkat telpon
sambil mengendarai hingga akhirnya ia lengah dan terjadi kecelakaan.

(Kembali ke Cafe)

(Ken sampai di Cafe dan duduk didepan Lily)

Ken : “Hei, maaf yah nungguin lama” (sampai menyapa Lily).

Lily : “Gapapa koq. Makasih ya sudah datang.”

(Ken tersenyum)

Ken : “kamu sibuk apa aja hari ini”

Lily : “Eh tau gak, ternyata... (Suaranya tiba-tiba redup, lalu hening.”
Sukma terlihat semakin pucat, lalu kembali ke masa lalunya.

(Adegan teatrical diiringi musik)

Sukma datang membuka pintu menyaksikan ayahnya sedang memukuli ibunya. Sementara adik
Sukma menangis. Sukma lari untuk melerai keduanya dengan mendorong ayahnya yang sedang
mabuk.

Ibunya tergeletak. ayahnya terjatuh. Sukma memeluk ibunya, sementara adiknya masih menangis.

Ayahnya lalu berdiri dan mengucapkan kata-kata kotor. Memaki ibu dan anaknya. Lalu pergi
meninggalkan mereka semua.

Sukma, ibu, dan adiknya saling berpelukkan.

Sukma : “Sudah lah Bu. Tidak ada hubungan yang mati-matian dipertahankan jika yang
satu selalu menyakiti.”

Sambil menangis ibunya mengusap kedua anaknya sambil berusaha untuk tetap tabah.

Kembali ketika Sukma selesai dari cafe, ia berjalan sendiri bersama malam. Tatapannya tetap kosong
dan kalut.

Disebuah halte, ia masih diselimuti perasaan masalalunya.

Tiba-tiba di sebrang jalan, ia berjumpa sosok Sakha yang telah meninggal. Di sebrang sana, Sakha
melambaikan tangannya kepada Sukma.

Dalam tatapan Sukma yang kosong ia menghampiri Sakha, dan tanpa disadari ia sedang berada di
tengah jalan dan tertabrak oleh pengendara motor.

Semuanya menjadi putih.

Roh Spiritual : “Dunia kadang tidak pernah sesuai dengan apa yang kita harapkan.”

Sukma : “Dimana ini, siapa kamu?”

Roh spiritual itu samasekali tak menghiraukan pertanyaannya. Sekarang mereka berada disebuah atap
bangunan dan roh itu menatap tajam kedepan lalu melanjutkan kalimatnya.

Ruh Spiritual : “dan kita dibentuk oleh berbagai rasa sakit.”

Sukma yang awalnya kebingungan kemudian ikut menatap kedepan.

Ruh Spiritual : “Kita hanya perlu memilih: membiarkannya membusuk, atau menerima dan
memeluk semua rasa itu. Sekarang lihatlah!”
Mereka sekarang sudah berada di masalalu, tempat dimana Sakha menerima panggilan Sukma untuk
terakhir kalinya.

Sukma : “Kamu dimana? Jemput aku sekarang!” (membuka obrolan lewat telepon)

Sakha : “Aku lagi kerja yang. Sebentar lagi yah”

Puzzle cerita yang tidak diketahui Sukma saat itu adalah ternyata Sakha sedang bersama perempuan
lain, yakni Kayla.

Sakha : “Sayang, maaf. Sepertinya aku harus pergi duluan.”

Kayla : “Kenapa kok tiba-tiba banget.”

Sakha : “Ada keperluan kantor nih.”

Kayla : “Jangan bilang kalau kamu mau menemui pacarmu itu. Aku tau aku cuma
selingkuhan. Tapi setidaknya hargai perasaan aku juga dong.”

Sakha : “beneran. Aku harus segera pergi sekarang.” Ia sambil mengemasi barang-
barangnya

Kayla : “Aku gak mau tau kamu harus segera putuskan untuk memilih aku atau dia.”

Sakha : “Aku pergi ya.” Ia langsung meninggalkan Kayla begitu saja.

Sukma pun akhirnya mengetahui bahwa Sakha sebenarnya tidak sedang bekerja, namun ia sedang
bersama pacarnya, yakni Kayla.

Sukma : “Aku sama sekali tidak menyangka puzzel cerita yang belum aku tau ini.”

Roh Spiritual : “Masih belum.”

Sakha pergi mengendarai motornya menuju tempat Sukma.

Di tempat Kayla. Dia yang gelisah dengan kepergian Sakha yang tiba-tiba itu, kemudian berusaha
menghubungi Sakha.

Dan kecelakaan pun terjadi.

Kayla pun panik.

Kayla : “Sakha.. Sakhaaa..”

(Lalu tayangan selanjutnya)

Roh Spiritual : “Ada puzzel cerita yang tidak kamu ketahui, dan ada juga potongan cerita yang
harus kamu ketahui. Sekarang lihat lagi.”
Sukma memperhatikan Roh Spiritual, ketika menatap kedepan, mereka sudah berada dirumah ibu
dan ayah tirinya.

Pak Diaz : “Assalamualaikum.”

Ibu : “Eh.. ayah, tumben pulang sore.”

Ibu menghampiri pak Diaz dan membukakan Jaz nya.

Pak Diaz : “Tebak ayah bawa apa?” (Ia menghampiri adik).

Adik : “Wah Ayah selalu bawa kejutan.”

Pak Diaz : “Taraaa..” (Pak Diaz membawakan sesuatu untuk adik).

Mereka terlihat menjadi keluarga yang begitu bergembira.

Roh Spiritual : “Sekarang kembali lagi pada dirimu: Membusuk, atau berdamai?”

Semua kembali putih.

Pagi telah tiba. Sukma terbangun dengan wajah yang lebih cerah. Lalu tersenyum

-Selesai-

TOKOH

1. Sukma : Regna Reza

2. Sakha : M. Gio Mufti

3. Ayah Sukma : Raka Sulthan

4. Ibu Sukma : Hikmatun Nazilah

5. Lily : Mia Fahmiatun N

6. Ken : M. Nurul Aripin

7. Citra : Dina Sulastrina

8. Diandra : Renti Jamilah

9. Ratih : Faradiba Hasni P


10. Laras : Divia Fitri A

11. Nita : Gina Nurul S

12. Qiyya : Aan Roihatul J

13. Adik Sukma : Siti Ni’ma

14. Kayla : Siti Lovita A

15. Ruh Spiritual : Nadia Maulida H

16. Pak Diaz : Cahyadi Permana

Anda mungkin juga menyukai