Anda di halaman 1dari 7

n a s k a h

SHORT MOVIE
P A I

- benar adanya, bahwa kenikmatan dunia itu fana …-

X I I M I P A 3
S M A N 1 J A L A N C A G A K
SCENE 1
Latar tempat : Panggung sekolah, koridor.
Syakila : “Assalamu’alaikum, aku Syakila. Aku ingin bercerita tentang realita yang terjadi pada
diriku. Yang lambat laun, ternyata itu membunuhku. Iya, ini aku yang dulu Aku
yang tak perlu kamu tiru.”

SCENE 2
Latar tempat : Kelas
(Syakila tidur saat guru sedang menjelaskan)
(Bel berbunyi)
Guru : “Baiklah, anak-anak. Sekian pembelajaran untuk hari ini. Sampai ketemu lagi
dipertemuan berikutnya. Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh!”
(Syakila terbangun dengan senang)
Nasya : “Eh Kila, ayo sholat dzuhur ..”
Syakila : “Eh duluan aja, Kila masih M …”
Teman Kila : “Oke Kil, kita ke Masjid ya!”
(Syakila mengangguk)
Syakila : “M …. Males maksud Kila. Hehehe.” (dalam hati)

SCENE 3
Latar tempat : Kelas, Koridor
(Kila dan teman-temannya berjalan di koridor, ya pokoknya sambal ghibah aja. Ketawa-ketiwi)
(Baca tulisan di papan tulis)
‘Attention please, tugas (mapel apa aja, terserah) halaman 30-34. Nggak dikumpul. Gak usah banyak
nanya, kerjain aja!’
Syakila : “Nah, gini dong. Jamkos!” (Jalan keluar pintu)
Alifa : “Kila… Ayo bareng ngerjain tugas!”
Syakila : “Ntar dulu deh, Lif. Nggak dikumpul juga kan…”
Nasya : “Ya tetep harus dikerjain dong, Syakila. Itu kan amanah dari guru.”
Ayla : “Dzolim lho Kil, kalau kita sia-sia-in amanah dari guru. Dosa Kil…”
Syakila : “Stttt, iya. Bawel amat kelen! Nanti Kila nyontek aja ke kalian ya.”
(Teman-teman Kila geleng-geleng kepala)
SCENE 4
Latar tempat : Luar kelas, koridor kelas.
(Kila keluar kelas dengan bahagia)
(Duduk, masang earphone)
(Menikmati lagu, stalking sosmed haha-hihi sendiri)
(Datang teman Kila)
Adam : (sambal menghentakkan sepatu) “Woy, Kila! Santuy-santuy aja.. nugas Kil, nugas..”
(sambal lewat)
Kila : “Ck. Adam, berisik!” (mendelik)
Kila : “Ganggu mulu kesenangan orang, emang!” (Dalam hati)
(Jalan masuk ke kelas)

SCENE 5
Latar tempat : Kelas
(Syakila main HP, dan tiba – tiba dia melihat Kanaya, adik sepupu yang satu kelas dengannya.
Kanaya sangat ramah, dan disukai banyak orang)
Syakila : “Huh, jiwa julidku meronta-ronta. Nay, nay … nggak capek apa caper mulu ?”
(muka kesal)
(Bel pulang bunyi, Syakila membereskan tas nya)
(Saat sedang membereskan tas, datang Kanaya)
Kanaya : “Eum, … Kak Kila, kata ibu hari ini boleh nggak Nay pulang bareng kakak ?
Soalnya ayah nggak bisa jemput …”
Syakila : (mikir sambil jengkel) “Terserah.”
Kanaya : “Jadinya boleh apa nggak, kak ?”
Syakila : (ngangguk)
(Kanaya senyum)

SCENE 6
Latar tempat : Lapang
(Kanaya, Syakila jalan dan terjadi awkward moment)
Kanaya : “Bismillah… (dalam hati) Kak Kila, besok kalau nggak salah biologi ulangan ya ?”
Syakila : “Ya kali. Dah ah, buruan jalannya Nay!”
(Syakila berjalan mendahului Kanaya)

SCENE 7
Latar tempat : Kelas
(Suasana ulangan, Syakila bingung gara – gara nggak belajar)
Syakila : “Browsing aja deh, salah siapa. Ngasih soal susah-susah.” (dalam hati)
Ayla : “Eh, Syakila. Ga boleh browsing!” (sambal berbisik)
Syakila : “Stttt …” (menempelkan telunjuk di bibir)
(Akhirnya Syakila browsing, guru memantau keadaan murid-murid)
Guru : “(menghampiri Syakila) Astagfirullahal’adzim, Syakila! Kamu tuh ya, nggak pernah
jujur! (mengambil kertas ulangan dan disobek) Nilai kamu 0 besar, untuk pelajaran
saya.”
Murid – murid : “Huuu, Kila paan si”
Murid – murid : “Hmmm yaAllah, Kila. Teu nyangka.” , “Kila dosa, …” , “Kila nggak jujur” , “E,
Kila. Tercyduk ya ?” , “Lha, cewek kok gitu sih!”
(Syakila tertegun)

SCENE 8
Latar tempat : Gurun kalau memungkinkan
(Syakila menatap kosong keadaan di sekitar dan masih tengiang – ngiang omongan teman-temannya)
(Kanaya datang mengampiri)
Syakila : “Mau apa kamu kesini ? Seneng ya aku dijelek-jelekin sama temen-temen ?”
Kanaya : “Bukan gitu, Kak. Aku- …”
Syakila : (memotong pembicaraan) “Ga usah sok – sok an peduli, Kanaya!”
Kanaya : (menghembuskan nafas) “Kak, aku mohon. Buat kali ini dengerin aja dulu..
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya
ia akan melihat (balasan)nya pula.”
Syakila : “Kanaya, gausah sok nasehatin!”
Kanaya : “Mau kebahagiaan dunia dan di akhirat kan, Kak ? Ya makannya, ayo kita berbuat
baik.”
(Syakila memperhatikan Kanaya)
Kanaya : “Kenikmatan dunia itu fana, sedangkan kenikmatan di akhirat itu abadi. Sekarang,
percuma kan, kakak bahagia di dunia tapi di akhirat masuk neraka.”
(Syakila kaget)
Kanaya : “Dan, Ibu Kak Kila juga yang selalu ngajarin untuk jadi baik, jujur, dan benar.”
(Syakila senyum, memeluk Kanaya)
Kanaya : “Ayo, Kak. Kita belajar buat jadi baik! (hi-five)”
Syakila : “Hari itu, menjadi titik balikku untuk berubah. Terimakasih telah mengingatkan
bahwa semua perbuatanku akan dibalas oleh yang Maha Kuasa. Dan benar adanya,
bahwa kenikmatan dunia itu… fana.”
THE END.
CAST
- Syakila :
- Kanaya :
- Nasya :
- Alifa :
- Ayla :
- Adam :
- Guru :

PROLOG
Syakila, seorang perempuan yang tidak ingin dikekang dan sangat -tidak- taat pada aturan. Di
sekolah, ia satu kelas dengan adik sepupunya, Kanaya. Ia iri dengan adik sepupunya, yang
mempunyai keluarga lengkap, bahagia dan dia punya kepintaran lebih. Sedangkan Syakila, ia harus
berpisah dengan Ayahnya karena beliau meninggal karena kecelakaan saat Syakila berumur 12 tahun.
Sejak saat itu perilaku Syakila mulai ‘bar bar’ dan tidak pernah mendengarkan nasihat orang lain, dan
memiliki tingkat emosi yang tinggi.

Sampai akhirnya, ia melakukan kesalahan yang membuatnya dipandang buruk oleh guru dan teman-
teman sekolahnya. Syakila sadar, perbuatannya tadi salah, dan itu membuatnya malu. Adik
sepupunya, Kanaya mencoba menasehatinya dan berhasil membuat pertahanan hati Syakila luluh
Syakila sadar, jika perbuatannya terus dibiarkan, itu akan membunuhnya perlahan.

Anda mungkin juga menyukai