Makalah Varises Yulia
Makalah Varises Yulia
VARISES
OLEH:
YULIA FITRI RATNA SARI
NIM : 22.60.163
TAHUN 2022/2023
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Adapun isi dari makalah ini membahas tentang kasus
lupa pula ucapan terimakasih kami kepada dosen- dosen dan juga kepada orang-
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna , oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun ,selalu kami harapkan demi
nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
didorong oleh kontraksi otot rangka disekitarnya yang memeras darah untuk
kembali ke jantung, posisi berdiri yang lama tanpa kontraksi otot dapat
menyebabkan penimbunan darah di tungkai. Vena varikosa juga dapat terjadi jika
katup yang secara normal mencegah arus balik darah menjadi terlalu lemah
sehingga darah lebih banyak yang kembali. Apabila katup tersebut lemah, darah
atau terjadi akibat trauma pada katup. Obesitas dapat menjadi resiko pembentukan
vena varikosa karena berkaitan dengan gaya hidup yang tidak bergerak (sedentari)
dan peningkatan volume darah yang menekan katup. Demikian juga dengan
wanita hamil yang beresiko lebih besar mengalami vena varikosa karena
B. Rumusan Masalah
8. Bagaimana penatalaksanaanya?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Varises
didorong oleh kontraksi otot rangka disekitarnya yang memeras darah untuk
kembali ke jantung, posisi berdiri yang lama tanpa kontraksi otot dapat
menyebabkan penimbunan darah di tungkai. Vena varikosa juga dapat terjadi jika
katup yang secara normal mencegah arus balik darah menjadi terlalu lemah
sehingga darah lebih banyak yang kembali. Apabila katup tersebut lemah, darah
atau terjadi akibat trauma pada katup. Obesitas dapat menjadi resiko pembentukan
vena varikosa karena berkaitan dengan gaya hidup yang tidak bergerak (sedentari)
dan peningkatan volume darah yang menekan katup. Demikian juga dengan
wanita hamil yang beresiko lebih besar mengalami vena varikosa karena
Vena yang berdilatasi dan berbelit secara abnormal terjadi dibeberapa tempat
pada tungkai, rectum (hemoroid), esophagus (varises pada hipertensi portal), atau
vena yang adekuat , atau peningkatan aliran darah dalam pembuluh darah yang
B. Klasifikasi
primer tampaknya adalah kelemahan struktural dari dinding pembuluh darah yang
diturunkan. Dilatasi dapat disertai gangguan katup vena karena daun katup tidak
mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varises primer cenderung terjadi
pada vena-vena permukaan karena kurangnya dukungan dari luar atau kurangnya
Varises sekunder disebabkan oleh gangguan patologi system vena dalam yang
C. Etiologi
vena yang pasti belum diketahui. Penyebab varises primer adalah kelemahan
struktural pada dinding pembuluh darah yang diturunkan. Dilatasi dapat disertai
gangguan katup vena karena daun katup tidak dapat menahan aliran refluks.
Pada tungkai, vena varikosa mengenai system vena safena superfisia dan
disebabkan oleh (1) obstruksi vena profunda pada tungkai, vena varikosa
dalam vena safena dan vena perforasi normalnya mencegah aliran darah dari vena
profunda ke vena superfisial. Mekanisme kedua berkaitan dengan tipe potensi
katup yang bertanggungjawab pada sebagian besar kasus vena varikosa. Penyebab
degenerative (Chandrasoma 2005).
D. Patofisiologi
Varises sekunder disebabkan oleh gangguan patologi sistem vena dalam, yamg
timbul congenital atau didapat sejak lahir. Hal ini menyebabkan dilatasi vena-vena
sistem vena dalam akan mengganggu aliran darah menuju jantung, resultan statis,
dan penimbunan darah menyebabkan hipertensi vena dalam. Jika katup vena
tekanan sirkuit vena dalam akan menyebabkan aliran balik darah kedalam vena
penghubung.
Darah vena akan dialirkan ke vena permukaan dari vena dalam. Hal ini
polateral untuk system vena dalam, memirau darah dari daerah yang
mati (Muttaqin 2009).
E. Manifestasi Klinis
Vena varikosa dapat terlihat pada tungkai sebagai dilatasi vena berliku-liku
yang jelas terlihat, penyebarannya bergantung pada katup mana yang inkompeten.
Vena varikosa ini berkaitan dengan obesitas dan kehamilan, serta mungkin
Manifestasi Klinis yang paling umum dari varises vena adalah gangguan
kosmetik. Varises primer sering menimbulkan nyeri tumpul yang ringan pada
tungkai, terutama menjelang malam. Rasa tidak nyaman secara khas akan
berkurang dengan mengangkat kaki dan memakai stocking penunjang. Rasa tidak
nyaman karena varises sekunder cenderung lebih berat. Diagnosis varises vena
mudah dilakukan dan didasarkan pada observasi dan palpasi vena yang
berdilatasi.
F. Komplikasi
Menurut Corwin pada tahun 2009 komplikasi varises vena ada 2 yaitu :
2. Dapat terjadi insufisiensi vena kronis apabila darah yang terkumpul di sitem
vascular cukup banyak yang secara bermakna menurunkan curah jantung. Edema
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Uji Brodie-Trendelenburg
Merupakan uji yang paling sering dilakukan pada varises. Uji ini
memperlihatkan aliran balik darah melalui katup inkompeten vena superficial dan
atas untuk menyumbat vena dan klien diminta berdiri. Apabila katup vena
komunikans inkompeten, maka darah akan mengalir dari vena dalam ke vena
superfisial. Apabila pada saat torniket dilepas darah mengalir dengan cepat dari
atas ke vena superficial, artinya bahwa katup vena superfisial juga inkompeten.
untuk varises.
2. Uji Perthes
system vena dalam dan vena komunikans semuanya kompeten. Sebuah torniket
diri, namun justru mengalami distensi saat berjalan, artinya terjadi inkompetensi
atau obstruksi.
dalam vena tungkai sehingga anatomi vena dapat ditampilkan melalui penelitian
sinar-x pada berbagai gerakan tungkai. Pletismografi mengukur perubahan dalam
H. Penatalaksanaan Medik
Menurut Muttaqin, 2009 :
1. Pengobatan
dengan obat sklerotik. Akan teapi, skleroterapi saat ini hanya memiliki peranan
kecil.
2. Operasi
rekuren. Pada operasi biasanya dilakutan ligasi dan pemotongan vena safena
makna dan parva. Vena yang terserang tidak menunjukan gejala, melainkan hanya
terganggu oleh penampakan oleh kosmetik yang buruk akibat vena yang melebar.
Gejala yang mungkin terjadi adalah: tegang, kram otot, kelelahan otot tungkai
bawah. Edema tumit dan rasa berat tungkai kram sering terjadi dimalam hari.
3. Analgetik
ekxtremitas yang terkena dengan lebih nyaman. Balutan diinfeksi akan adanya
Perasaan adanya. Paku dan jarum atau hipersensitif terhadap rabaan pada
ekstremitas yang baru diopeerasi menujukkan adanya cidera saraf sementara atau
permanen akibat pembedahan. Vena safena dan saraf berjalan berdampingan
pemulangan. Harus dibuat rencana untuk menyediakan stoking dan perban elastic
4. Skleroterapi
tetradecyl sulfat (sorfadecol) kedalam vena yang akan mengiritasi endotel vena
serta menyebabkan flebitis dan fibrosis local. Akibatnya terjadi opliterasi lumen
vena. Penanganan ini dapat berdiri sendiri untuk varises kecil atau dilakukan
setelah legasi atau vena meluruh. Skleroterapi lebih bersifat paliatif daripada
elastic pada tungkai. Balutan ini dipertahankan selama 5 hari. Setelah itu, diganti
memelihara aliran darah tungkai. Apabila klien merasakan rasa terbakar pada
tungkai yang disuntik dalam 1 atau 2 hari, maka untuk menghilangkannya cukup
diberi analgetik ringan atau klien diminta untuk berjalan-jalan. Balutan pertama
harus dibuka oleh petugas kesehatan. Pada saat ini klien sulut sekali mandi, klien
dapat mengenakan kantung plastik pada tungkai yang dioperasi dan dikencangkan
tepat diatas balutan, sehingga klien bisa mandi tanpa membahasi balutan.
dan reaksi alergi akibat larutan pekat, namun, tersedia larutan skelerosing
popularitasny
BAB III
Anamnesis
a. Keluhan penderita
Terdiri atas keluhan rasa berat, rasa lelah, rasa nyeri, rasa panas / sensasi
terbakar pada tungkai, kejang otot betis, bengkak serta keluhan kosmetik.
pemakaian bebat elastik dan makin bertambah setelah berdiri lama, selama
b. Gejala dan perkembangan lesi adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan
c. Faktor predisposisi.
sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
sebagian besar sistem vena profunda tidak dapat dilakukan pemeriksaan langsung
seperti inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Pada sebagian besar area tubuh,
a. Inspeksi
belakang. Region perineum, pubis, dan dinding abdomen juga dilakukan inspeksi.
Pada inspeksi juga dapat dilihat adanya ulserasi, telangiektasi, sianosis akral,
eksema, brow spot, dermatitis, angiomata, varises vena prominent, jaringan parut
karena luka operasi, atau riwayat injeksi sklerotan sebelumnya. Setiap lesi yang
pencitraan. Vena normalnya terlihat distensi hanya pada kaki dan pergelangan
kaki. Pelebaran vena superfisial yang terlihat pada region lainnya pada tungkai
Pada seseorang yang mempunyai kulit yang tipis vena akan terlihat lebih
jelas. Stasis aliran darah vena yang bersifat kronis terutama jika berlokasi pada
sisi medial pergelangan kaki dan tungkai menunjukkan gejala seperti perubahan
struktur kulit. Ulkus dapat terjadi dan sulit untuk sembuh, bila ulkus berlokasi
pada sisi media tungkai maka hal ini disebabkan oleh adanya insufusiensi vena.
Insufisiensi arteri dan trauma akan menunjukkan gejala berupa ulkus yang
b. Palpasi
permukaan kulit dilakukan palpasi dengan jari tangan untuk mengetahui adanya
dilatasi vena walaupun tidak terlihat ke permukaan kulit. Palpasi membantu untuk
menemukan keadaan vena yang normal dan abnormal. Setelah dilakukan perabaan
pada kulit, dapat diidentifikasi adanya kelainan vena superfisial. Penekanan yang
SVM kemudian dilanjutkan pada sisi lateral diraba apakah ada varises dari vena
pemeriksaan vena, dilakukan juga palpasi denyut arteri distal dan proksimal untuk
thrombosis vena. Empat puluh persen DVT didapatkan pada palpasi vena
c. Perkusi
Caranya dengan mengetok vena bagian distal dan dirasakan adanya gelombang
yang menjalar sepanjang vena di bagian proksimal. Katup yang terbuka atau
aliran darah vena yang mengalmi varises, baik itu aliran retrograde, antegrade,
atau aliran dari mana atau ke mana. Probe dari dopple ini diletakkan pada vena
menyebabkan adanya aliran sesuai dengan arah dari katup vena yang kemudian
Pelepasan dari penekanan vena tadi akan menyebabkan aliran berlawanan arah
akut. Normalnya bila katup berfungsi normal tidak akan ada aliran berlawanan
arah katup saat penekanan dilepaskan, akhirnya tidak aka nada suara yang
e. Manuver Perthes
darah retrograde dengan aliran darah antegrade. Aliran antergrade dalam system
vena yang mengalami varises menunjukkan suatu jalur bypass karena adanya
obstruk si vena profunda. Hal ini penting karena apabila aliran darah pada vena
profunda tidak lancar, aliran bypass ini penting untuk menjaga volume aliran
maupun skeroterapi.
pergelangan kaki agar sistem pompa otot menjadi aktif. Pada keadaan normal
aktifitas pompa otot ini akan menyebabkan darah dalam vena yang mengalami
varises menjadi berkurang, namun adanya obstruksi pada vena profunda akan
Perthes positif apabila varises menjadi lebih lebar dan kemudian pasien
Obstruksi pada vena profunda ditemukan apabila setelah tungkai diangkat, vena
f. Tes Trendelenburg
vena superficial dengan pasien dengan inkopetensi katup vena profunda. Tes ini
pengikatan pada paha sampai vena yang mengalami varises kolaps. Kemudian
pasien disuruh untuk berdiri dengan ikatan tetap tidak dilepaskan. Interpretasinya
adalah apabila varises yang tadinya telah kolaps tetap kolaps atau melebar secara
apabila vena tersebut terisi atau melebar dengan cepat adannya inkopensi pada
katup vena yang lebih tinggi atau adanya kelainan katup lainnya.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Imagine
yaitu venografi dengan kontras, MRI, dan USG color-flow dupleks. USG dupleks
pada sistem vena profunda dan vena superficial pada tungkai bawah dan pelvis.
nyeri dan edema pada tungkai. Venografi dengan kontras merupakan teknik
pemeriksaan invasive. Saat ini venografi sudah mulai ditinggalkan dan digantikan
varises vena. Varises vena yang timbul selama kehamilan biasanya akan membaik
adalah:
pembedahan atau terapi suntikan atau penderita yang memiliki masalah medis
b. Pembedahan
sering bersamaan dengan terjadinya bekuan darah pada vena luar yang dikenal
refluks aliran vena yang akan memperberat kondisi penderita. Pembedahan yang
c. Injeksi
kecil, ini bertujuan untuk membuat vena kolaps. Pada terapi suntikan, vena
ditutup, sehingga tidak ada darah yang dapat melewatinya. Suatu larutan
(trombus).
yang akan menyumbat vena. Tetapi trombus mungkin saja terlarut dan varises
vena kembali terbuka. Jika diameter dari vena yang disuntik ini bisa berkurang
melalui penekanan oleh teknik pembebatan khusus, maka ukuran trombus bisa
diperkecil sehingga lebih mungkin terbentuk jaringan parut, seperti yang
diharapkan.
Keuntungan lain dari pembebatan adalah bahwa penekanan yang tepat bisa
d. Laser
memberikan hasil bagus adalah dengan menggunakan metode laser. Ada dua
laser, luka operasi sangat kecil, melalui luka kecil dimasukkan kateter dengan
serat fiber optik halus . Fiber kemudian ditarik perlahan dan dinding vena dan
darah yang terkena energi laser akan mengakibatkan lumen vena menutup
sehingga refluks akan terhenti dan varises akan menutup. Angka kesembuhan
PENUTUP
A. Kesimpulan
ekstremitas bawah dan ditandai oleh katup di dalamnya yang tidak berfungsi.
volume darah pada tungkai misalnya kehamilan dan berdiri lama. Berat badan
dan rasa berat tungkai dapat pula terjadi, sering terjadi kram di malam
tes trendelenburg.
B. Saran
2. Pembaca tidak hanya terpaku resume ini, tetapi juga melihat referensi lain
http://patrianefdarwis.blogspot.com/2014/09/penyakit-varises-vena-tungkai-
bukan.html
http://eprints.undip.ac.id/37428/1/
CARINA_ADRIANA_G2A008040_LAP_KTI.pdf
http://kampus-kedokteran.blogspot.com/2011/10/varises.html
http://gallerykesehatan.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dg_12.html
http://bilongtuyu.blogspot.com/2014/01/diagnosis-pada-penderita-varises-
vena.html