Anda di halaman 1dari 3

Nama : Laurino Pangestu

Kelas : XII MIPA 3

"Asal-Usul Provinsi Lampung"

Suatu hari di tanah tapanuli sebuah gunung meletus dengan hebatnya. Seluruh warga berlarian
menyelamatkan diri menuju pantai. Ada empat bersaudara yang berhasil menyelamatkan diri
dengan cara menaiki sebuah rakit di lautan. Keempat saudara itu adalah Oppung Silamponga,
yang merupakan saudara tertua. Oppung Silitonga, Oppung Silatoa dan Oppung Sintalanga.
Selama berhari-hari mereka berada di atas rakit itu, perbekalan yang mereka bawa sangat tidak
memadai karena tergesa-gesa hingga akhirnya mereka melihat sebuah pulau kecil.

"Sebaiknya kita lanjutkan saja perjalanan kita, itu hanya sebuah pulau kecil", Kata Oppung
Silamponga. Tetapi saudara saudara memutuskan mereka akan tinggal dipulau kecil tersebut
mereka sudah sangat kelelahan dan kehabisan bahan makanan. Setelah berbicara dengan
saudara saudaranya, Tiba tiba saja Oppung Silamponga pingsan. Melihat Oppung Silamponga
pingsan, ketiga saudara nya saling berbicara sambil berbisik entah apa yang sedang mereka
bicarakan.

Ketika ketiga saudara Oppung Silamponga sedang berbicara sambil berbisik, tiba-tiba saja
sebuah rakit kosong hanyut didekat mereka. Tiga saudara Oppung Silamponga saling
berpandangan mereka pun saling mengangguk tanda setuju. Ternyata Oppung Silamponga
dipindahkan kedalam rakit kosong itu. Mereka membiarkan Oppung Silamponga yang masih
pingsan hanyut semakin menjauh, begitulah akhirnya oppung Silamponga yang masih sakit itu
hanyut bersama rakit dilautan berhari hari lamanya.

Oppung Silampongaa pun siuman dari pingsannya, "Dimana aku ini kepala ku pusing sekali".
Entah keajaiban apa yang di alami Oppung Silamponga tiba tiba saja tubuhnya merasa sehat,
dia pun memutuskan menjelajahi daerah tersebut.

Oppung silamponga girang bukan kepala, dia menemukan banyak pepohonan dengan buah
yang lebat. Lebih lebih sebuah sungai yang airnya jernih ada di depannya.
"Wah buahnya sangat lebat, aku sangat beruntung". Oppung silamponga merasa kerasan
dipulau tersebut. Oppung silamponga giranng bukan kepala, dia menemukan banyak
pepohonan dengan buah yang lebat. Lebih lebih sebuah sungai yang airnya jernih ada di
depannya.

"Wah buahnya sangat lebat, aku sangat beruntung". Oppung silamponga merasa kerasan
dipulau tersebut dan membuat sebuah gubuk. Dia juga tidak kekurangan makanan, merasa
jenuh setiap hari hanya berdiam digubuknya. Oppung silamponga pun memutuskan untuk
mendaki sebuah bukit, dari puncak bukit oppung silamponga melihat kesegala mata angin.

"Lappung!Lappung!Lappung !", seru Oppung Silamponga.

Betapa bahagianya hati oppung silamponga, ternyata dia berada disebuah hamparan pulau
yang sangat luas sekali. Dia pun meneriakkan 'Lappung', yang berasal dari bahasa Tapanuli yang
berarti Luas.

Dari puncak bukit itu hatinya semakin gembira ketika melihat asap yang mengepul, "Hah
sepertinya itu sebuah kampung, berarti aku tidak sendirian disini", ucap Oppung Silamponga.
Oppung Silamponga pun bergegas menuruni bukit menuju kearah asap tersebut. Benar saja,
Oppung silamponga bertemu dengan sebuah perkampungan, Oppung silamponga memutuskan
menetap diperkampungan tersebut. Warga kampung yang berhati sangat mulia itu bahkan
membantu Oppung silamponga membangun rumah. Begitulah lama kelamaan kampung
tersebut dikenal dengan nama Lappung atau yang artinya luas. Nama lappung ini dikemudian
hari menjadi Lampung, namun ada juga yang mengatakan bahwa nama lampung berasal dari
nama Silamponga. Penyebutan nama Silamponga ini lama kelamaan menjadi Lampung. Sebuah
perkampungan kecil itu sekaranh sudah menjadi kota besar bernama Bandar Lampung.

Nilai Ekstrinsik

Nilai Moral:
• Kita harus saling membantu sesama, contoh nya seperti dalam cerpen tersebut warga
kampung yang berhati mulia yang membantu Oppung Silamponga membangun rumah. Karena
pada hakekatnya kita adalah makhluk sosial jadi kita harus saling membantu sesama yang
membutuhkan.

• Jangan jadi seperti ketiga saudara Oppung Silamponga yang meninggalkan Oppung
Silamponga sendirian, tandanya mereka tidak memikirkan satu sama lain, dan hanya
memikirkan kepentingan mereka sendiri.

Nilai Sosial:

• Nilai sosialnya bisa dilihat dari ketika Oppung Silamponga yang sedang pingsan kemudian
dihanyutkan ke air, berarti sudah dapat dilihat bahwa sosial antar persaudaraan mereka bertiga
tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai