Anda di halaman 1dari 7

Perubahan Sosial Ekonomi Produsen Beras di RT 006/RW 003 Pekon Gading Rejo Utara,

Kec. Gadingrejo, Kab. Pringsewu, Prov. Lampung Akibat Pandemi Covid-19 dan
Penerapan PPKM Oleh Pemerintah

Laporan Penelitian

Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Guna Penilaian Terhadap

Pembelajaran Siswa pada Kd 3.1 Materi Perubahan Sosial

Disusun oleh :

AFDAL ILHAMI

11584

XII IPS 2

SMA NEGERI 1 GADINGREJO

TP. 2021/2022
IDENTITAS PENELITI

Nama Lengkap : Afdal Ilhami

Nama Panggilan : Afdal

Kelas : XII IPS 2

NIS : 11584

No. Absen : 02

Alamat Tempat Tinggal : Gadingrejo Utara

Rencana PTN : Universitas Lampung

Rencana Jurusan di PTN : Kehutanan

Ekskul yang diikuti : -

Prestasi yang pernah diraih : -

Kendala Saat Penelitian : Terbata - bata dalam


mengajukan pertayaan

Manfaat Penelitian : Mengetahui dampak


Pandemi Covid-19 pada produsen beras,
sulitnya perekonomian di era Pandemi Covid-
19
A. Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan peradaban kehidupan sosial manusia.“Perubahan


tersebut terlihat pada perubahan pola perilaku manusia itu sendiri, ketika mereka melakukan
suatu aktivitas yang tidak biasanya mereka lakukan tetapi sudah menjadi hal yang biasa
dilakukakan, maka hal tersebut akan menjadi suatu kebiasaan yang baru dalam kehidupan
mereka. Begitu juga, akibat pandemi ini terjadi perubahan sosial yang tidak direncanakan dan
tidak dikehendaki oleh seluruh masyarakat karena menyebabkan disorganisasi disegala bidang
kehidupan manusia.

Berkaitan dengan pandemi Covid-19, pemerintah harus memberikan perlindungan kepada


masyarakat dalam pencegahan maupun penanganan kasus Covid-19. Dalam meminimalisir
Covid-19, aktor pemerintah membuat regulasi interaksi sosial yakni menetapkan dan
memberlakukan Kebijakan penerapan PPKM adalah sesuatu yang tak dapat dihindari guna
menekan laju penularan Covid-19, serta mengendalikan kapasitas rumah sakit yang menangani
pasien Covid-19 agar tidak over capacity.

Untuk melaksanakan kebijakan perpanjangan sementara PPKM, telah diterbitkan dua Instruksi
Mendagri, yaitu Instruksi Mendagri No. 22 Tahun 2021 terkait Pemberlakuan PPKM Level 4
untuk Kabupaten/Kota di Wilayah Jawa dan Bali, dan Instruksi Mendagri No. 23 Tahun 2021
terkait Pemberlakuan PPKM Mikro (Level 4 dan Level 3 untuk Kabupaten/Kota di Wilayah Luar
Jawa dan Bali). Kedua Instruksi Mendagri tersebut berlaku sejak 21 s.d. 25 Juli 2021.Pada saat
dilakukan pembukaan secara bertahap, tempat usaha yang akan dilakukan pembukaan yakni
pasar tradisional (selain yang menjual kebutuhan pokok sehari-hari), diizinkan dibuka s.d. pukul
15.00 dengan kapasitas maksimal 50%, dengan protokol kesehatan ketat yang pengaturannya
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda). Namun, saat ini pasar tradisional yang menjual
kebutuhan pokok sehari-hari tetap diizinkan dibuka s.d. pukul 20.00 waktu setempat dengan
kapasitas pengunjung 50%.

Selain itu, juga pedagang kaki lima, toko kelontong, agen/outlet voucher pulsa, pangkas rambut,
laundry, pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan usaha kecil

lain yang sejenis, diizinkan buka dengan protokol kesehatan ketat s.d. pukul 21.00 waktu
setempat yang pengaturan teknisnya diatur oleh Pemda.
Kemudian, warung makan, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan sejenisnya yang memiliki
tempat usaha di ruang terbuka diizinkan buka dengan protokol kesehatan ketat s.d. pukul 21.00
waktu setempat dan maksimum waktu makan untuk setiap pengunjung adalah 30 menit.

Program Perlinsos tersebut antara lain adalah:

 Program Kartu Sembako, akan ditambah indeks manfaatnya selama 2 bulan @Rp200
ribu untuk 18,8 juta KPM;
 Diskon Listrik akan dilanjutkan untuk 3 bulan (Oktober – Desember 2021), sebesar
Rp1,91 triliun;
 Subsidi kuota internet selama 5 bulan (Agustus – Desember 2021) sebesar Rp5,54 triliun;
 Kartu Prakerja (Rp1,2 triliun) dan Bantuan Subsidi Upah/BSU (Rp8,8 triliun) akan
ditambah sebesar total Rp10 triliun. Khusus BSU akan diberikan kepada para pekerja di
sektor non kritikal dan lokasi kerjanya berada di area PPKM Level 4 dengan upah Rp3,5
juta ke bawah (diatur lebih lanjut dalam Permenaker yang sedang disusun); dan
 Bantuan Beras BULOG untuk 10 juta KPM BST dan 18,8 juta KPM Kartu Sembako.

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3159/penerapan-ppkm-untuk-mengendalikan-laju-covid-
19-dan-menjaga-kehidupan-masyarakat
B. Rumusan Masalah

Apakah PPKM dan Bantuan Sosial khususnya bantuan beras BULOG berpengaruh terhadap
produsen beras dan berdampakkah pada penghasilan mereka?

C. Pembahasan

Dengan adanya kebijakan PPKM dan Bansos berupa beras BULOG sangat berpengaruh
terhadap produsen beras karena khususnya masyarakat menengah ke bawah mendapat bantuan
beras. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi berkurangnya permintaan beras adalah
pemberlakuan PPKM terhadap rumah makan dan acara pernikahan / hajatan.

Berkurangnya permintaan beras dari konsumen atau pun distributor tersebut, dengan otomatis
penghasilan mereka juga berkurang oleh sebab itu mereka mencari pekerjaan sampingan untuk
menambah penghasilannya.

D. Penutup

1. KESIMPULAN

Dampak dari covid-19 ini sangat menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Selain berdampak
besar pada kesehatan masyrakat, kasus covid-19 ini juga berdampak besar pada perekonomian
masyarakat. Saya menyimpulkan dari pembahasan di atas bahwa Covid-19 berdampak
diiantaranya : (1) berkurangnya permintaan beras, (2) sulitnya mendapat penghasilan, (3)
pembatasan acara
2. Kritik

Bantuan sosial dari pemerintah seharusnya berupa bantuan uang tunai tidak berupa beras
khususnya di daerah pertanian

3. Saran

Bantuan-bantuan sosial ekstra yang dilakukan pemerintah bisa juga disalurkan dengan
menyelaraskan pembelian produk-produk kebutuhan pokok yang diproduksi sentra-sentra
pertanian di sekitarnya untuk didistribusikan ke daerah padat penduduk atau perkotaan.
E. Daftar Pustaka

https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3159/penerapan-ppkm-untuk-mengendalikan-laju-covid-
19-dan-menjaga-kehidupan-masyarakat
F. Lampiran

Gambar 1 Wawancara dengan ibu Yunita istri Bapak Broto produsen beras

Gambar 2 dan Gambar 1 terlihat tumpukan beras dan padi menunjukkan berkurangnya
permintaan beras di era Pandemi Covid-19 ini.

Anda mungkin juga menyukai