Anda di halaman 1dari 16

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK AL FURQON Bantarkawung. SMK

AL FURQON yang berlokasi di Brebes Selatan Kecamatan Bantarkawung

Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah dan berada di bawah naungan Yayasan

AL FURQON Bantarkawung (YAB) dengan NSS 402032902013 dan NIPSN

20326420. SMK AL FURQON sudah berdiri 22 tahun yakni didirikan pada

tanggal 01 Juni 1998, sekolah ini menjadi sekolah yang banyak diminati oleh

kalangan pelajar di Bantarkawung. Kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum

2013.

SMK AL FURQON memiliki luas lahan dan bangunan 5.448 m 2 yang

beralamat di Jln. Raya Bantarkawung RT 009/RW 03 Desa Bantarkawung,

dengan Nomor SK Pendirian : 0845/I03.08/MN/98, dipimpin oleh Kepala Sekolah

yakni Bapak M. Shodiq Triyugo Prabowo, S.Ag,.M.Pd. dari mulai pendirian

sampai dengan 2019, namun sekarang dipimpin oleh Kepala Sekolah yakni Bapak

Arif Rahmanto, S.Pd.I. dan terdapat 50 guru yang mengajar.

Visi dan misi Sekolah SMK AL FURQON Bantarkawung menjadi fokus

orientasi terhadap seluruh sistem dan program pendidikan di SMK AL FURQON

Bantarkawung adalah sebagai berikut:


63

1. Visi

Menjadi SMK Islami, Berprestasi, Dan Profesional

2. Misi

1. Membekali peserta didik menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Membekali peserta didik memiliki ilmu dan pengetahuan serta

keterampilan.

3. Menanamkan mental mandiri dan semangat berwirausaha.

4. Menanamkan sifat kreatif dan inovatif

5. Menanamkan Sifat Disiplin dan Etos Kerja Tinggi

Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan teknik purposive terhadap

4 orang narasumber kunci yang dilakukan di SMK AL FURQON Bantarkawung.

Narasumber yang berhasil diwawancarai secara intensif dengan Bpk. Arif

Rahmanto, S.Pd.I (Kepala Sekolah), Bapak Salimin, S. Kom (Waka Kurikulum),

Bpk. Riswandi, S.E (Guru) dan Ibu Srikanti, M.Pd. (Pengawas)

Wawancara dengan narasumber dilaksanakan pada hari Kamis, 18

September 2021; data yang tidak terungkap melalui wawancara, dilengkapi

dengan data hasil observasi langsung secara partisipatif yang dilakukan rentang

waktu pada bulan Februari sampai dengan September. Untuk memperkuat

substansi data hasil wawancara dan observasi, maka dilakukanlah penelusuran

terhadap dokumen dan arsip yang ada. Semua data hasil penelitian ini diuraikan

berdasarkan fokus pertanyaan penelitian sebagai berikut:


64

4.2. Bagaimana perencanaan manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter di SMK AL FURQON Bantarkawung?

Peneliti melakukan wawancara, melakukan observasi dan mengambil

dokumentasi untuk perencanaan manajemen mutu yang ada di SMK AL

FURQON Bantarkawung dalam pembudayaan karakter.

1. Peneliti melakukan wawancara dengan Bpk. Arif Rahmanto, S.Pd.I (Kepala


Sekolah) Bagaimana perencanaan manajemen mutu sekolah dalam
pembudayaan karakter di SMK AL FURQON Bantarkawung?
“Manajemen karakter atau pembudayaan karakter di SMK Al Furqon
bantarkawung pertama kita susun dulu strategi untuk melaksanakan
manajemen atau pengaturan dengan seluruh dewan guru, karyawan, komite
sekolah, dan pihak yayasan. Dan juga seluruh siswa-siswi SMK Al Furqon
bantarkawung, supaya mudah dan kita satukan visi misi dulu dalam masalah
pengaturan atau memanage karakter berbudaya atau budaya yang
berkarakter.”

Informan menjelaskkan bahwa SMK AL FURQON Bantarkawung dalam


perencanaan manajemen mutu sekolah itu menyusun strategi terlebih dahulu
umtuk menyatukan visi dan misi sekolah agar satu pemahaman dan dapat
menjalankan pengaturan atau memanagenya lebih terarah.”

2. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak Salimin, S. Kom (Waka

Kurikulum) Bagaimana perencanaan manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter di SMK AL FURQON Bantarkawung?

“perencana manajemen mutu di bantarkawung direncanakan dengan


pendekatan karakter yang ditekankan kepada nilai sikap, tentunya karena
kebetulan di SMK AL FURQON Bantarkawung SMK yang berbasis pondok
pesantren pentingnya nilai-nilai yang ditekankan kepada siswa yaitu nilai-nilai
65

yang Agamis, yang mana dalam perencanaan tersebut ada pengajian pagi
shalat duha terus siangnya yaitu salat zuhur berjamaah dan insya Allah untuk
tahun ajaran baru akan masuk pembelajaran pembelajaran kitab kuning.”

Perencanaan mutu di SMK AL FURQON Bantarkawung menekankan

nilai sikap karna SMK ini berbasis pondok pesantren, jadi yang di utamakan

itu nilai Agamis untuk menjadikan SMK ini memiliki karakter yang berbeda

dengan SMK lain dengan menerapkan kebiasaan yang berbeda yaitu adanya

shalat duha dan pengajian setiap pagi juga di tahun ajaran baru akan ada

kurikulum baru yaitu pembelajaran kitab kuning.

3. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Srikanti, M.Pd. (Pengawas)

Bagaimana perencanaan manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter di SMK AL FURQON Bantarkawung?

“Untuk manajemen sendiri sudah bagus sekali, apalagi untuk pemberdayaan

karakternya yang sekarang SMK AL FURQOON itu berbasis pondok

pesantren. Untuk pembudayaan itu sendiri yang amati di antaranya adalah

salat duha terus ke pengajian pagi dilanjutkan dengan salat berjamaah dan itu

sangat berpengaruh sekali terhadap pembentukan karakter yang Islami dan

juga menciptakan nilai-nilai Pancasila nya”.

Dalam hal Manajemen SMK AL FURQON sudah bagus untuk pandangan

seorang pengawas, kebudayaan SMK pun sudah terarah dan menunjukan SMK ini

basis pondok pesantren dengan menerapkan kegiatan keagamaan di lingkungan

SMK yang mengacu pada nilai nilai pancasila untuk pembentukan karakter.
66

4. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bpk. Riswandi, S.E (Guru)

Bagaimana perencanaan manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter di SMK AL FURQON Bantarkawung?

“pembudayaan karakter di SMK Al Furqon bantarkawung itu merencanakan

pengaturannya pertama disusun di identifikasi kebutuhan pembudayaan

karakter yang ada di lokal, diantaranya seperti yang sudah biasa dilaksanakan

disini diantaranya merencanakan karakter disiplin karakter disiplin berangkat

harus jam 7 ada disini, kemudian mengikuti kegiatan pengajian kemudian ada

salat Dhuha dan membaca Alquran. rencananya disusun seperti itu kemudian

nanti kita siapkan Setelah pembelajaran sekolah selesai atau pas waktu

Dzuhur jamnya salat Dzuhur maka kita rencanakan ataupun di atur

sedemikian hingga agar anak dan semua dewan guru secara berjamaah

mengikuti salat dzuhur di masjid. dan perencanaan manajemen yang lainnya

selain disiplin kebiasaan dan juga aktivitas ekstra karena anak perlu di bentuk

karakter anak yang aktif dalam bakat maupun minat di antaranya juga ada

ekstra kurikuler, sebenarnya untuk membentuk karakter anak jadi disiplin

kemudian kebiasaan, kemudian aktivitas bakat dan minat juga karakter dalam

senang belajar diantaranya kalau ada anak yang waktu istirahat atau ada tugas

untuk mencari keterangan tentang mata pelajaran atau kompetensi sendiri bisa

menggali pengetahuan tersebut di perpustakaan itu diantaranya budaya

senang membaca “

Pembudayaan karakter di SMK AL FURQON Bantarkawung itu di

identifikasi secara mendetail dengan adanya kedisiplinan ekstra yang dibentuk


67

oleh manajemen sekolah untuk selalu di taati warga sekolah, dengan waktu yang

ditentukan sekolah setiap harinya, adanya budaya yang menjadikan siswa-siswi

senang membaca dengan fasilitas perpustakaan akan lebih membentuk karakter

dan kebudayaan sekolah yang kuat, dengan adanya budaya senang membaca

siswa di arahkan untuk selalu menggunakan waktunya untuk belajar.

4.3. Bagaimana pengorganisasian manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter?

Peneliti melakukan wawancara, melakukan observasi dan mengambil

dokumentasi untuk mengetahui Pengorganisasian manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter di SMK AL FURQON Bantarkawung Brebes Jawa

Tengah.

1. Peneliti melakukan wawancara dengan Bpk. Arif Rahmanto, S.Pd. (Kepala

Sekolah) Bagaimana pengorganisasian manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter?

“untuk pengorganisasian kita buat sebuah perkumpulan dari mulai pihak

yayasan sebagai tertinggi di sekolah ini yang kedua kepala sekolah sebagai

penanggung jawab dibantu oleh guru BK dan juga seluruh guru dan karyawan

termasuk dimasukkan kepada sebuah organisasi, dibantu juga oleh para wali

kelas wali kelas supaya ada komunikasi antara siswa dengan guru melalui wali

kelas”.

Pengorganisasian dalam menunjang pembudayaan karakter dimulai dari

yayasan yang paling tinggi dan kepala sekolah sebagai penanggung jawab

begitu juga dengan guru BK (Badan Konseling) yang ikut dalam organisasi
68

yang dibentuk yayasan, dibantu wali kelas untuk komunikasi anata siswa dan

guru.

2. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak Salimin, S. Kom (Waka

Kurikulum)Bagaimana pengorganisasian manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter?

“ untuk mengorganisasikan terlaksananya pembudayaan karakter tentunya

dibentuk petugas petugasnya untuk melaksanakan program tersebut, diambil

dari dewan guru SMK Al Furqon dan dari asatid Pondok Pesantren Al Furqon

bantarkawung. soalnya berbasis pondok pesantren“.

Terlaksananya manajemen mutu dalam pembudayaan sekolah tergantung

terlaksananya atau tidak ditentukan dengan petugas petugas program tersebut

yang dibentuk dari guru dan asatid pondok pesantren karna basis dari SMK AL

FURQON ini lebih ke agamis atau seperti pondok pesantren.

3. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Srikanti, M.Pd. (Pengawas )

Bagaimana pengorganisasian manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter?

“Untuk pengorganisasian manajemen sendiri Alhamdulillah yang saya amati

yang saya ketahui itu sudah terlaksana dengan baik dan seluruh stakeholder

sekolah kan menjadi bagian dari organisasi itu sendiri terus dibantu dengan

organisasi intra sekolah ataupun OSIS dan oleh Praja Muda Karana ataupun

yang disebut Pramuka itu sudah terbentuk dengan sangat baik sekali”.
69

Bahwa manajemen mutu sekolah sudah sangat baik karna sudah terlaksana

di lingkungan sekolah dengan ikut sertanya OSIS dan PRAMUKA yang sudah

terbentuk dengan baik apalagi dengan seluruh stakeholder yang ada dalam

organisasi tersebut.

4. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bpk. Riswandi, S.E (Guru)

Bagaimana pengorganisasian manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter?

“kalau di organisasi atau juga mengatur mengenai pembudayaan karakter ini

diatur diantaranya ada OSIS, OSIS juga membantu guru guru yang ketika

melaksanakan pemudayaan karakter seperti disiplin turut mengikuti Mengatur

kemudian organisasi yang lainnya juga, Contohnya ada Pramuka Berarti ada

dewan ambalan diantaranya ada karakter aktivitas, karakter juga ada bakat

minat diantaranya siswa ada kegiatan ekstra yang diatur organisasinya yaitu

dari mulai ada Pembina ekstra dan juga mungkin ada koordinator dari setiap

kegiatan ekstra nya seperti itu pengaturan manajemennya. Dan masih ada juga

mengorganisasikan budaya karakter siswa umpamanya dalam hal menertibkan

kan kegiatan-kegiatan sosial yang lain, itu juga membentuk karakter agar anak

senang bersosial dari sekolahan diadakan bakti sosial biasanya di organisasi di

aturnya oleh Pramuka mungkin juga diaturnya oleh UKS di sini banyak sekali

sudah kegiatan yang bisa membuat karakter karakter anak ataupun siswa agar

disiplin. Kemudian siswa juga ada sosialnya bakti sosial dan juga kebiasaan

agama Kebiasaan kegiatan seperti biasa pengajian dan juga salat zuhur

berjamaah”.
70

Pengorganisasian manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan karakter

menurut beliau iyalah adanya organisasi OSIS, PRAMUKA, dan UKS yang

sering mengadakan kegiatan sosial untuk membentuk karakter dengan terjun

langsung melakukan kegiatan kegiatan diluar jam sekolah seperti pelantikan

dewan ambalan dan kegiatan diluar jam sekolah lainya yang mengacu pada

pembudayaan karakter atau pembentukan karakter dalam lingkungan sekolah

tetapi diluar jam sekolah.

4.4. Bagaimana pelaksanaan manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter?

Peneliti melakukan wawancara, melakukan observasi dan

mengambil dokumentasi untuk mengetahui pelaksanaan manajemen mutu

sekolah dalam pembudayaan karakter di SMK AL FURQON

Bantarkawung.

1. Peneliti melakukan wawancara dengan Bpk. Arif Rahmanto, S.Pd. (Kepala

Sekolah) Bagaimana pelaksanaan manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter?

“untuk pelaksanaan manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter pertama kita ciptakan dulu karakter bagi seluruh dewan guru dan

karyawan atau warga sekolah yang kedua kita terapkan di seluruh siswa-

siswi SMK Al Furqon bantarkawung dan juga lingkungan sekolah karena

apa kita disiplin kan seluruh guru siswa untuk berkarakter atau berbudaya

karakter sementara lingkungan kurang mendukung tidak ada artinya jadi

contohnya dengan adanya bersalaman antara guru putri dengan siswa putri
71

guru putra dengan siswa putra supaya tumbuh rasa hormat kepada seorang

guru”.

Bapak Kepala Sekolah SMK AL FURQON mengatakan dalam

pelaksanaan manajemen mutu dalam pembudayaan karakter itu ciptakan

dulu karakter bagi seluruh guru dan karyawan atau warga sekolahnya,

yang kedua seluruh siswa-siswinya dan juga lingkunganya, karna

lingkungan sangat penting untuk menentukan karakter tersebut terbentuyk

menjadi sebuah kebudayaan atau tidak, dengan contoh kecil saja yaitu

bersalaman anata murid dengan guru akan terbentuk rasa hormat murid

terseburt.

2. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak Salimin, S. Kom

(Waka Kurikulum) Bagaimana pelaksanaan manajemen mutu sekolah

dalam pembudayaan karakter?

“pelaksanaan manajemen mutu di SMK AL FURQON Bantarkawung

siswa setiap pagi sudah masuk ke kelas itu diarahkan ke masjid untuk

mengikuti salat Dhuha dilanjutkan dengan pengajian pagi setelah

pengajian pagi selesai siswa diarahkan ke sekolah yang mana di gerbang

sekolah guru-guru sudah siap-siap menyambut siswa dan biasa

bersalaman, salaman sebagai pendidikan karakter supaya bisa

Menghormati Guru.Terus di istirahat kedua itu siswa oleh petugas supaya

diarahkan ke mesjid untuk berjamaah salat duha dilanjutkan harus

dilanjutkan bersalaman dengan guru”.


72

Manajemen mutu di SMK AL FURQON sudah memiliki

kebudayaan setiap hari atau setiap pagi di arahkan ke mesjid untuk sholat

duha, dan mengadakan pengajian rutin, yang selanjutnya bersalaman

dengan guru-gru untuk membentuk budaya yang berkarakter, tidak hanay

pagi saja, jam istirahat pun siswa di giring untuk melaksanakan sholat

duha bersama guru-guru.

3. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Srikanti, M.Pd. (Pengawas

) Bagaimana pelaksanaan manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter?

“Untuk pelaksanaan pembudayaan karakter sendiri dilaksanakannya

datangnya dalam upacara bendera setiap hari Senin dari jam 7 sampai

dengan jam 8 untuk hari selasa Rabu Kamis dan hari sabtu itu ada

pembiasaan yang namanya pengajian pagi dan salat Dhuha dari jam 7

sampai dengan jam 7.40 hari Jumat sendiri dan dua pembiasaan

diantaranya adalah olahraga senam pagi dari jam 7 sampai jam 7.40

dandari jam 13 sampai dengan jam 15 itu adanya latihan pramuka untuk

pembentukan karakter”.

Banyaknya kegiatan yang positif untuk pembentukan karakter

memang harus tepat dengan waktu yang di susun oleh pihak sekolah,

dengan adanya jadwal yang sudah di susun merka siswa siswi akan

terbiasa dengan waktu yang telah di tentukan, itu akan membuat disiplin

waktu dan membentuk pembudayaan atau kebiasaan yang akan membuat

sebuah karakter.
73

4. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bpk. Riswandi, S.E (Guru)

Bagaimana pelaksanaan manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter?

“yang melaksanakan ya sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing

terlebih dahulu, Apakah kesiswaan untuk mengatur kegiatan siswa yang

mengenai yang ada di sekolahan itu sebagai tertinggi dalam koordinator

kegiatan siswa, kemudian ada juga Pembina ekstra pembina Pramuka

pembina UKS itu dilaksanakannya dengan secara koordinasi kalau

membentuk karakter ingin disiplin Waka kesiswaan harus memiliki

pelaksanaan upacara hari Senin yang lainnya berarti harus, stanby ketika

menyambut siswa datang atau hadir di sekolahan diantaranya dan juga

koordinasi dengan Pembina Pembina yang lain atau koordinator yang lain

secara koordinasi nya ya harus dengan satu faham satu keinginan untuk

membuat anak semakin baik diantaranya harus ada juga pembentukan

karakter anak supaya bisa menyadari ataupun mengendalikan diri

diantaranya itu ada sebagai BK, anak kalau tidak dikendalikan atau pun

kita bebaskan atau di jor bahasanya itu maka karakternya akan bebas perlu

ada pelaksanaan mengendalikan siswa dalam kegiatan atau dalam sosial

sehingga perlu adanya manajemen dalam bimbingan konseling itu, semua

di bawah koordinasi Waka kesiswaan bimbingan konseling setiap ada

kegiatan ada peristiwa atau kejadian siswa maka konseling sebagai yang

mengendalikan atau tentang keadaan siswa yang bermasalah”.


74

Sesuai tanggung jawab masing masing karna subnya sudah dibagi

ke dalam setiap bidang yang ada di lingkungan sekolah, beliau

menyebutkan bahwa Waka kesiswaan adalah yang tertinggi dalam

mengatasi masalah yang terjadi di lingkungan sekolah, dan yang

memfasilitasinya adalah Guru BK (Bimbingan Konseling) yang

mengendalikan keadaan siswa yang bermasalah.

4.5. Bagaimana evaluasi manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter?

Peneliti melakukan wawancara, melakukan observasi dan mengambil

dokumentasi untuk mengetahui evaluasi manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter di SMK AL FURQON Bantarkawung.

1. Peneliti melakukan wawancara dengan Bpk. Arif Rahmanto, S.Pd. (Kepala

Sekolah) Bagaimana evaluasi manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter?

“Setelah pelaksanaan pembudayaan karakter dilaksanakan jelas harus ada

evaluasi dengan cara kita kumpulkan seluruh guru, wali kelas karyawan

untuk bertanya apakah kegiatan pembudayaan karakter ini sudah berjalan

atau dengan cara kita masuk ke kelas bertanya dengan cara simpling kepada

siswa baik dengan cara bertanya tentang perilaku sikap ataupun kita

bertanya kepada wali kelas tentang keadaan absensi siswa yang ada di kelas

itu. untuk pembudayaan karakter sangat sangat penting sekali dilaksanakan

apalagi pada zaman sekarang. Apalah artinya kepintaran kecerdasan kalau


75

tidak dibarengi dengan karakter atau kalau dalam Islam akhlakul karimah

baik terhadap guru baik terhadap karyawan maupun sesama siswa dengan

siswa ataupun siswa yang paling mudah menghormati siswa yang

diatasnya”.

Evaluasi sangat penting ketika pembudayaan karakter telah

dilaksanakan, pihak sekolah akan mengevaluasi bahkan sampai langsuk

menanyakan ke keklas tanpa melihat data yang ada di kertas, karna langsung

terjun kepada yang bersangkutan itu lebih baik dan akan lebih terjalin antara

guru dan murid dan murid dengan murid lainya secara emosional karakter

itu terbentu, karna sangat penting sekali dilaksanakan pada zaman sekarang.

2. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bapak Salimin, S. Kom (Waka

Kurikulum) Bagaimana evaluasi manajemen mutu sekolah dalam

pembudayaan karakter?

“ Evaluasi untuk manajemen itu biasanya ada Rapat bulanan itu wali kelas

untuk melaporkan siswa bimbingannya siapa-siapa yang tidak mengikuti

kegiatan-kegiatan di sekolah supaya dilaporkan untuk dibina“.

Laporan dari wali kelas itu sangat penting untuk terlaksananya sebuah

pembudayaan karakter karna setiap yang melakukan pelanggaran itu adalah

virus untuk yang lainya yang harus segera di bina untuk kemudian di

arahkan ke arah yang lebih baik, dengan adanya rapat bulanan yang

dilakukan wali kelas dan pihak sekolah itu menunjukan sebuah kebiasan

yang membudaya.
76

3. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Srikanti, M.Pd. (Pengawas

) Bagaimana evaluasi manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter?

“Selama ini untuk evaluasi sekolah selalu mengadakan rapat evaluasi 1

bulan sekali yang berkaitan dengan masa karakter dan lain sebagainya

terus ada juga rapat-rapat koordinasi yang lainnya kalau untuk saya sendiri

sering melakukan monitoring ataupun pengawasan terhadap Sekolahan

khusnya SMK AL FURQON itu 1 bulan sekali”.

Evaluasi sendiri di SMK AL FURQON itu sering diadakan yaitu

satu bulan sekali untuk memonitoring kegiatan yang berjalan, dan ada juga

rapat rapat yang lainya yang mendorong untuk disiplin dan membentuk

sebuah budaya berkarakter.

4. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Bpk. Riswandi, S.E (Guru)

Bagaimana evaluasi manajemen mutu sekolah dalam pembudayaan

karakter ?

“Sekolah ini mampu memiliki karakteristik sepengetahuan saya tentunya

setiap semester sekolah ini juga mempunyai evaluasi atau melakukan

evaluasi dan apakah yang menjadi kelebihannya sehingga cara ini mampu

memiliki karakteristik bisa dari temuan-temuan di kelas termasuk orang

tua dan yang lain ”.

Temuan dikelas adalah sebuah evaluasi untuk setiap guru dan

harus melaporkan setiap temuan, untuk sebuah evaluasi kedepanya, apa


77

yang kurang dari sekolah dilihat dari sudut pandang yang ada di

lingkungan itu sendiri dan secara mendetail itu ada di setiap kelas, dan

masukan wali murid terhadap perkembangan anak ketika berada dirumah.

Anda mungkin juga menyukai