Didalam ilmu hukum, hukum Islam berkedudukan hampir sama dengan jenis hukum
lainnya yaitu saling memberikan kontribusi dan melengkapi terhadap masing-masing jenis
hukum tersebut. Sebagai contoh hukum Islam pada dasarnya hampir sama dengan Civil Law
yang lebih mengutamakan kepastian hukum (positivisme), hal ini dikarenakan sumber hukum
Islam lahir dari wahyu Ilahi dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, yang kebenarannya mutlak.
Akan tetapi sistem hukum Islam dalam pelaksanaannya di Indonesia menerima sistem Civil
Law, hal ini dapat dilihat pada pasal 362 KUHP bahwa pencurian itu dihukum dengan
maksimal 5 (lima) tahun penjara, sementara dalam Hukum Islam diatur bahwa apabila terjadi
pencurian, maka hukumannya “dipotong tangan”, sesuai dengan Surat Al-Maidah ayat 38.
Hal ini berhubungan dengan kenyataan bahwa Indonesia bukan negara yang berdasarkan
Agama Islam, maka hukum yang hidup (living law) dan diterima oleh masyarakat Indonesia
adalah hukuman yang ditetapkan oleh Hukum Pidana (KUHP) dengan hukuman 5 tahun.
2. Perkembangan studi Hukum Islam di Eropa dan Amerika
Perkembangan studi Hukum Islam di Eropa
Pada mulanya agama Islam masuk ke Eropa pertama kali di Spanyol pada
tahun 93 H (711 M) melalui Afrika Utara dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad.
Sebelum masuk ke Spanyol, terlebih dulu umat Islam berhasil menguasai Afrika
Utara dan menjadikannya salah satu provinsi Dinasti Bani Umayyah. Sehingga tidak
heran bila Spanyol menjadi awal tonggak peradaban Islam di Eropa. Lebih dari 7 abad
umat Islam mencapai masa kejayaan termasuk kemajuan intelektual yang melahirkan
hukum-hukum Islam. Hal ini menyebabkan banyak bermunculan para ahli untuk
mengkaji Islam lebih mendalam. Para ahli ini dikenal dengan sebutan orientalis. Hal
inilah yang menyebabkan kajian hukum Islam semakin digeluti hingga sekarang dan
tidak sedikit kelompok orientalis menghasilkan karya magnum opus yang sangat
berguna bagi umat Islam untuk memahami kembali hukum Islam. Namun pada
mulanya para orientalis mengkaji studi keislaman berkecenderungan kolonial.
Contohnya Philip K. Hitti dengan karyanya Islam and The West. Hitti beranggapan
bahwa Islam tidak lain adalah warisan Yahudi-Kristen yang diarabisasikan. Di dalam
bukunya diuraikan ungkapan bahwa “sumber-sumber alquran itu jelas dari orang-
orang kafir Kristen, Yahudi dan Arab. Nabi Muhammad memiliki dua orang budak
dari Habsyi (Ethiopia sekarang) yaitu muadzin beliau, Bilal, dan anak angkat beliau
Zaid…”. Jadi seakan-akan ada anggapan bahwa Bilal dan Zaid yang berasal dari
Habsyi yang memiliki tradisi Kristen yang bisa saja memberikan informasi tentang
tradisi tersebut kepada Nabi Muhammad sehingga menjadi sebagian ayat-ayat yang
ada di dalam alquran, terutama yang berkaitan dengan tradisi Kristen.
Akan tetapi sekarang studi sejenis terus berlanjut dengan nuansa yang lebih
baik yakni bernuansa ilmiah akademis (objektif). Sehingga arah baru dalam
memahami hukum Islam, mulai dikembangkan. Maka muncullah pendekatan-
pendekatan baru yang disebut dengan pendekatan post-orientalisme yaitu pendekatan
yang berupaya membaca teks-teks dasar keislaman dengan analisis-analisis pemikiran
kontemporer yang cenderung melampaui batas-batas disiplin dan wilayah (region)
tertentu.
Negara Indonesia sebagai negara yang mayoritas didiami oleh masyarakat beragama
Islam. Tidak heran bila hukum Islam berperan penting dalam ikut berkontribusi dalam
mengatur, membatasi, dan melindungi hak asasi warganya serta untuk menjamin
kelangsungan keseimbangan dalam hubungan antar warganya. Sebagai warga negara yang
baik terkhusus beragama Islam kita perlu mengetahui lebih dalam apa itu syariah dan fikih,
dimana meliputi mengenai pengertian, perbedaan antara keduanya, dan contoh syariah dan
aplikasinya dalam fikih. Sehingga mempelajari dan memahami mengenai syariah dan fikih
menjadi sangat penting, karena tanpa pemahaman mengenai keduanya, maka akan sering kali
terjadi kekeliruan yaitu menyamakan antara syariah dan fikih. Bahkan dampak terburuknya
berpotensi menimbulkan konflik, misalnya terkait dengan gerakan sholat, penentuan hari
raya, dan sebagainya. Oleh sebab itu, mempelajari Hukum Islam sangatlah penting dan
berharga.