Anda di halaman 1dari 5

PERKEMBANGAN BIDANG

HUKUM PADA MASA DINASTI


BANI UMAYYAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas PABP

KELOMPOK 2
Nama Anggota :
Winda
Ratih
Azkya
Reihan
Derry

SMP ITIKURIH HIBARNA


BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dinasti Umayyah merupakan Dinasti besar yang didirikan oleh Muawiyyah bin Abi
Sufyan bin Harb bin Umayyah (masa pemerintahan 661-750 M). Ibunya bernama Hindun
binti ‘Utbah bin Rabiah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf. Muawiyah lahir di Mekkah Tahun
607 M dan memeluk agama Islam pada usia 23 tahun bersama dengan tokoh-tokoh Quraisy
lainnya. Keislamannya terus dibina Nabi dan beliau banyak meriwayatkan hadist baik yang
langsung dari Rasululloh maupun hadist dari para sahabat.
Penamaan Dinasti Umayyah berasal dari nama Umayyah bin Abdi Syam Abdi Manaf.
Umayyah merupakan salah seorang tokoh Quraisy pada zaman jahiliyah. Umayyah sendiri
berasal dari golongan bangsawan kaya serta mempunyai kerabat yang banyak, hal ini
merupakan faktor pendukung yang menjadikan Dinasti ini besar dan dihormati, Dinasti
Umayyah juga dapat mengembangkan agama Islam sebagai penerus dari keempat Khalifah
setelah Rasululloh wafat.
Antara hukum Islam dari masa Rasululloh sampai pada masa Dinasti Umayyah
banyak mengalami perkembangan yang signifikan. Ketika pada masa Rasul dalam
penyelesaian masalah, umat Islam langsung bisa menanyakan kepada Nabi Muhammad dan
jawaban dari Rasululloh akan menjadi sumber hukum bagi umat muslim. Setelah beliau
wafat, selain menggunakan Al qur’an dan Hadist sebagai dasar hukum Islam, maka telah
berkembang adanya ‘ijma dan qiyas.

2. Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Bani Umayyah?


2. Bagaimana kemajuan peradaban Islam pada masa Bani Umayyah?
3. Bagaimana perkembangan Bidang Hukum pada masa Bani Umayyah?
4. Bagaimana sumber-sumber hukum Islam pada masa Bani Umayyah?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Berdirinya Bani Umayyah

Dinasti Bani Umayyah di Damaskus didirikan Muawiyyah Bin Abu Sufyan Bin Harb Bin
Umayyah. Dinasti ini berdiri selama +-90 tahun (40-132 H/661-750 M). Keberhasilan
Muawiyyah Bin Abu Sufyan mendirikan dinasti Bani Umayyah bukan hanya karena
kemenangan diplomasi pada perang Siffin. Melainkan ia memiliki pemikiran yang kuat untuk
membangun masa depan. Ia mendapat dukungan dari Bani Umayyah dan orang-orang
Suriah. Orang-orang yang pernah memimpin dinasti umayyah dicatat oleh ahli sejarah yang
jumlahnya ada 13 orang. Pusat pemerintahannya di Damaskus. Sistem Pemerintahan Bani
Umayyah adalah kepemimpinan turun temurun.
Administrasi dan struktur pemerintahan yang dikelolanya merupakan
penyempurnaan dari pemerintahan sebelumnya. Bani Umayyah di Damaskus memiliki
wilayah yang sangat luas, pelaksanaan pemerintahan dibantu oleh para gubernur dan
dibentuknya beberapa departemen antara lain:
1. Departemen Pencatatan (Diwan Al Khatam)
2. Mendirikan Pelayanan Pos (Diwan Al Barid)
3. Pemisahan urusan keuangan dari urusan pemerintah dengan mengangkat seorang
pejabat bernama Sahib Al Kharaj

2. Kemajuan peradaban Islam pada masa Bani Umayyah

Dinasti Bani Umayyah di Damaskus memerintah dalam kurun waktu yang cukup
lama. Masa pemerintah Bani Umayyah tersebut peradaban Islam mampu meraih beragam
kejayaan. Bahkan peradaban Islam pada masa Bani Umayyah di Damaskus didirikan dalam
berbagai kemajuan tata kelola di berbagai bidang di antaranya pemerintahan keagamaan,
ekonomi, sosial, hukum dan Pendidikan.
3. Perkembangan Bidang Hukum pada masa Bani Umayyah
Bidang Hukum pada Masa Dinasti Bani Umayyah mengalami kemajuan. Hal tersebut
ditunjukkan dengan dibentuknya beberapa Lembaga atau Badan penting dalam Bidang
Hukum, yaitu al qada, al hisbah, dan al maz’alim. Ketiga Lembaga atau badan tersebut
merupakan bagian dari pelaksanaan hukum.

Al qada memiliki tugas membuat fatwa-fatwa hukum dan peraturan sesuai dengan tuntunan
Al Qur’an, sunnah dan ijtihad.

Al hisbah memiliki tugas menyelesaikan masalah kriminal.

Al Maz’alim memiliki tugas meninjau kembali keshahihan dan keadilan putusan hukum oleh
kadi.

4. Sumber-sumber Hukum Islam Pada Masa Bani Umayyah

Pada periode ini, setiap ada persoalan fuqaha kembali pada Al Qur’an sebagai dasar
agama, kemudian merujuk kepada sunah nabi jika tidak ditemukan hukum suatu
masalahnya dalam Al Qur’an. Jika dari kedua warisan itu tidak ditemukan ketentuan
hukumnya, mereka berkumpul bermusyawarah untuk membicarakan persoalan itu. Dan bila
terjadi kesepakatan, barulah diputuskan hukum dari persoalan yang mereka hadapi yang
kemudian dikenal dengan nama ‘ijma.
Pada masa sahabat, kaum muslimin telah memiliki sumber rujukan utama yakni Al
Qur’an dan hadist. Namun ketika kedua sumber tidak ditemukan ketentuan-ketentuan
hukum dari suatu kasus yang dihadapi, mereka berijtihad sendiri baik dengan cara Qiyas
atau berpedoman kepada kemaslahatan umat.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, ketatalaksanaan peradilan makin


disempurnakan,badan peradilan mulai berkembang menjadi Lembaga yang mandiri. Pada
masa ini, sumber hukum diambil dari Al Qur’an, hadist dan juga Ijma para sahabat.

SARAN

Demikian pembahasan mengenai kemajuan bidang hukum pada masa Bani Umayyah.
Semoga dapat menambah wawasan mengenai perkembangan hukum pada masa Bani
Umayyah. Kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai