Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN FIQH SIYASAH TERHADAP IMPLEMENTASI PERATURAN

BUPATI OGAN KOMERING ULU NOMOR 12 TAHUN 2013 DALAM


REAHABILITASI ANAK JALANAN

(Studi Kasus Dinas Sosial Kota Baturaja)

Proposal Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syariah

Oleh :

WAWAN DIAN KURNIAWAN

NPM : 1921020502

Program Studi Hukum Tata Negara

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1444 H / 2022 M
DAFTAR ISI

A. Penegasan Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Fokus dan Sub-Fokus Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Kajian Terdahulu Yang Relevan
H. Metode Penelitian
I. Kerangkat Teoritik

OUTLINE SEMENTARA

DAFTAR RUJUKAN

i
TINJAUAN FIQH SIYASAH TERHADAP IMPLEMENTASI PERATURAN
BUPATI OGAN KOMERING ULU NOMOR 12 TAHUN 2013 DALAM
REAHABILITASI ANAK JALANAN

(Studi Kasus Dinas Sosial Kota Baturaja)

A. Penegasan Judul
Sebelum melangkah kepada pembahasan-pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu
penulis menjelaskan beberapa istilah dalam judul skripsi ini. Untuk itu perlu adanya pembatasan
arti kalimat dalam penulisan judul skripsi ini, dengan harapan agar pembaca dapat memperoleh
gambaran yang jelas.
Adapun judul skripsi yang akan diajukan yaitu “Tinjauan Fiqh Siyasah Terhadap
Implementasi Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013 Dalam
Rehabilitasi Anak Jalanan (Studi Kasus Dinas Sosial Kota Baturaja)”. Agar tidak
menimbulkan kesalah pahaman dalam judul, maka perlu kiranya penjelasan beberapa istilah,
yaitu sebagai berikut:
1. Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, dan pendapat (sesudah menyelidiki).1
2. Fiqh Siyâsah merupakan salah satu aspek hukum Islam yang membicarakan pengaturan dan
pengurusan kehidupan manusia dalam bernegara demi mencapai kemaslahatan bagi manusia
itu sendiri. Dalam Fiqh Siyâsah ulama mujtahid menggali sumber-sumber hukum Islam
yang terkandung di dalamnya dalam hubungannya dengan kehidupan bernegara dan
bermasyarakat.2
3. Implementasi diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Namun, lebih umum dan lebih
luas lagi, istilah ini bisa diartikan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan untuk
melaksanakan rencana yang sudah dibuat atau disusun sebelumnya. Dalam hal ini bisa
diartikan jika implementasi dilaksanakan setelah perencanaan yang matang sudah dibuat
secara tetap dan tidak ada peubahan di dalamnya.3
4. Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013 adalah salah satu Peraturan
Daerah Kota Baturaja yang menangani tentang pembinaan anak jalanan, gelangan dan
pengemis di Kota Baturaja.
5. Rehabilitasi Anak Jalanan

a) Rehabilitasi adalah pemulihan kepada kedudukan (keadaan, nama baik) yang dahulu
(semula).4

1
Anton Moeliono, KBBI - Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2019, 267.

2
Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran (Jakrata: UI Press, 1999), 2-3.

3
Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), cetakan pertama edisi ke empat, h.
529.

1
2

b) Anak Jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalan dan tempat-tempat umum lainnya.

Jadi Rehabilitasi Anak Jalanan adalah Upaya pemerbaikan pola pikir, sikap atau moral anak
jalanan agar bisa berkehidupan sosial yang lebih baik kedepannya.

B. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan Pasal 1 Ayat (26) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga
kerjaan disebutkan bahwa “anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 (delapan belas)
tahun”. Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di
jalan dan tempat-tempatumumlainnya.5
Anak merupakan asset bangsa yang sangat berharga dalam menentukan kelangsungan
hidup, kualitas dan kejayaan suatu bangsa yang akan datang, untuk menjadi asset bangsa yang
berharga, anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang perlu dipenuhi yaitu hak dan
kebutuhan akan makan dan zat gizi, kesehatan, bermain, kebutuhan emosional pengembangan
moral, pendidikan serta memerlukan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang
mendukung bagi kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungannya, anak juga berhak
atas peluang dan dukungan untuk mewujudkan dan mengembangkan diri dan kemampuannya.6
Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt yang diberikan kepada setiap orangtua,
anak juga buah hati, anak juga cahaya mata, tumpuan harapan serta kebanggaan keluarga. Anak
adalah generasi mendatang yang mewarnai masa kini dan diharapkan dapat membawa kemajuan
dimasa mendatang.Anak juga merupakan ujian bagi setiap orangtua sebagaimana disebutkan
dalam QS. Al-Anfal: 28 yang berbunyi:
ٰ ٓ ٗ ‫ َعظ ْيماَجْ ر‬ 
َ ‫ۙكفِ ْتنَةٌ ُك ْمدُاَل ْواَ َولُ ُك ْمااَ ْم َواَنَّ َم‬ ‫ٌه ِع ْن َدللّهَا َّواَ َّن‬
 ‫ٓاوا ْعلَ ُم ْٓوا‬ ٌ ِ
Terjemahnya:
”Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan
dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar.”7

4
Rahmadi, Wawan. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PROGRAM REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI KORBAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN MAMUJU= IMPLEMENTATION OF LOCAL.

5
Purnomo, Moh Abdul. "Peranpekerjasosialdalammeningkatkankemandiriananakjalananmelaluipelatihanmelukis di UPTD
kampunganaknegeriwonorejo Surabaya." J+ Plus Unesa 6.2 (2017).

6
Maha, Athirah. “PerananDinasSosialDalamPenangananAnakJalanan di Kota Padang.” Diss. UNIVERSITAS ANDALAS,
2021.
3

Ayat tersebut diatas,menjelaskan salah satu ujian yang diberikan Allah kepada
orang tua adalah anak-anak mereka.Itulah sebabnya setiap orangtua hendaklah benar-
benar bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan Allah Swt sekaligus menjadi
batu ujian yang harus dijalankan.Jika anak yang di didik mengikuti ajaran Islam maka
orangtua akan memperoleh ganjaran pahala yang besar dari hasil ketaatan mereka.
Memperkerjakan anak di bawah umur dalam keluarga atau dalam masyarakat
mengakibatkan anak dalam posisi terancam fisik, jiwa, dan mentalnya maka tindakan
tersebut dapat membahayakan jiwa anak di bawah umur, dan juga tindakan eksploitasi
anak di bawah umur untuk mengakibatkan terhambatnya perkembangan anak sebagai
generasi penerus keluarga dan bangsa yaitu membahayakan keturunan. Maka tindakan
memperkerjakan anak di larang menurut hukum Islam.8 Orang tua dalam hukum Islam
dilarang menelantarkan anak dengan tidak memberi nafkah. Maka tidak memenuhi
kebutuhan anak adalah larangan syara (hukum Islam). Berdasarkan hal di atas maka
mempunyai akibat hukum berupa perintah (wajib) untuk memberikan nafkah kepada
anak. Jika orang tua tidak memberi nafkah maka tindakan pelanggaran terhadap
pelanggaran perintah (wajib). Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 233
tentang kewajiban orang tua:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan
seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan,
maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan”.
Bahwa dalam ayat di atas yang berkewajiban memberikan nafkah (merupakan
bagian dari pemeliharaan anak) adalah ayah dan ibu saling berbagi tugas. Biaya hidup
dan kebutuhan sehari-hari anak, terutama kebutuhan primer (sandang pangan papan dan
pendidikan) selama mereka masih di bawah umur dan tidak mampu menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri sekaligus tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan yang
mencukupi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab orang tua.Hakikatnya anak yang
masih di bawah umur atau belum dewasa tidak di wajibkan untuk memberikan nafkah
kepada keluarga karena mereka masih belum bisa untuk menjaga diri. Seharusnya anak
yang masih di bawah umur mendapatkan pemeliharaan serta pendidikan yang baik dari

7
Depertemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : Syaamil Cipta Media, 1987) h. 180

8
Chaerul Uman, Chaerul Uman, Ushul Fiqh I, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2000), h. 138 (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2000), 138.
4

kedua orang tuanya bukan justru disuruh bekerja yang menimbulkan dampak negatif
terhadap diri anaknya.
Namun kenyataannya tidak semua anak mendapatkan kebebasan ataupun
kebutuhan yang di inginkan serta tidak semua anak merasakan masa-masa indah. Sebab
masih ada anak yang berperan ganda, dan pada usia 14 sampai 16 tahun sudah terbebani
oleh pekerjaan mencari nafkah yang seharusnya mereka hanya menimba ilmu
pengetahuan maupun pendidikan.9

Beberapa anak jalanan sekitar Daerah Baturaja terutama bagian simpang empat lalu lintas
menggantung kanhidupnya dengan membersihkan kaca mobil menggunakan kemoceng ketika
mobil stop lampu lalu lintas berwarna merah. Ada juga yang berprofesi sebagai penjual
minuman keliling, tisu, pengemis, pengamen dan menjadi manusia silver.
Keberadaan anak di jalanan karena tidak terpenuhinya hak-hak mereka selama berada di
rumah yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) dan ekonomi keluarga yang menyebabkan mereka harus turun kejalan.
Keberadaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis di jalan lalu lintas dapat
membahayakan keselamatan, keamanan dan kelancaran lalu lintas. Hal tersebut tidak dapat
dianggap sebagai suatu bentuk kewajaran dan perlu di tanggulangi secara berkesinambungan dan
melibatkan seluruh masyarakat baik di lingkup pemerintahan kota maupun oleh masyarakat itu
sendiri. Berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan mengedepankan peningkatan kualitas dan pemberdayaan sumber daya manusia. Seiring
dengan pelaksanaan kebijakan otonomi daerah maka daerah harus berperan aktif dalam
melaksanakan upaya-upaya bagi penanganan permasalahan sosial tersebut. Agar anak jalanan
mendapatkan kehidupan yang lebih layak, Anak jalanan juga harus di berikan bimbingan
pembinaan yang berbentuk bimbingan mental spiritual, bimbingan sosial dan bimbingan
keterampilan. Bimbingan tersebut sebagai upaya pemenuhan hak-hak anak yang diatur pada
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa: “setiap anak
berhak mendapatkan hak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi”.10
Dampak anak yang bekerja di bawah umur pada masing-masing sektor berbeda, seperti
dampak anak yang bekerja di sektor pertambangan sangat berbeda dengan dampak anak yang
bekerja di sektor penjualan, produksi dan perdagangan narkoba. Selain dampak khusus, pekerja
anak yang bekerja dibawah umur juga mempunyai dampak secara umum yaitu:
1. Tidak memiliki waktu luang untuk bermain.
2. Terganggunya proses tumbuh kembang anak

9
Suhardi, Suhardi, AgungSuprojo, and NanangBagus."Peran Dan FungsiDinasSosialDalamPerlindungan Dan
PembinaanAnakJalanan." JurnalIlmuSosialdanIlmuPolitikUniversitasTribhuwanaTunggadewi 2.1 (2013): 42408.

10
Indonesia, Republik. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
TentangPerlindunganAnak.KementerianPemberdayaanPerempuan, Republik Indonesia, 2002.
5

3. Terganggunya kesehatan fisik dan mental anak.


4. Rasa rendah diri dalam pergaulan.
5. Rentan terhadap perlakuan diskriminatif.
6. Rentan mengalami kecelakaan kerja.
7. Rentan terhadap perlakuan tindak kekerasan, eksploitasi dan penganiayaan.
8. Rentan menciptakan generasi miskin (dari pekerja anak melahirkan pekerja anak
pula).11
Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu telah mengeluarkan
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang pembinaan anak jalanan, gelandangan dan
pengemis yang telah di limpahkan kepada Dinas Sosial KotaBaturaja. Bahwa anak jalanan,
gelandangan dan pengemis merupakan warga yang memiliki hak dan kewajiban serta perhatian
yang sama seperti anak-anak lainnya.
Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu sendiri telah membentuk Peraturan Bupati
Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan Dan
Pengemis. Peraturan tersebut dibuat dengan tujuan :
a. Mencegah semakin meluasnya komunitas anak jalanan, gelandangan dan pengemis,
terutama dijalan tempat umum yang dapat mengganggu ketertiban umum.
b. Mengentaskan anak jalanan, gelandangan dan pengemis dari kehidupan dijalan.
c. Pemenuhan kebutuhan material, spiritual dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri.
d. Memberikan perlindungan dari eksploitasi, diskriminasi, kekerasan dan resiko dijalan, dan
e. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan komponen masyarakat untuk berpartisipasi
menyelenggarakan kesejahteraan sosial khususnya terhadap anak jalanan, gelandangan dan
pengemis.
Pelaksaan Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013 tentang
pembinaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis belum berjalan sebagaimana mestinya, hal
ini dapat kita lihat dilapangan yang menunjukkan bahwa anak jalanan, gelandangan dan
pengemis masih banyak dijumpai di kalangan masyarakat terutama disimpang empat lampu
lalu lintas Air Paoh Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu.
C. Fokus Dan Sub-Fokus Penelitian
Fokus pada penelitian ini dilakukan supaya pembahasan mengenai penelitian ini tidak
menyimpang dari permasalahan yang ada dan lebih terarah. Untuk itu, penulis memfokuskan
penelitian ini pada Tinjauan Fiqh Siyasah Terhadap Implementasi Peraturan Bupati Ogan
Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013 dalam Rehabilitasi Anak Jalanan.
Adapun sub-Fokus pada penelitian ini adalah Peran Dinas Sosial dalam Impelementasi
Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013 Dalam Rehabilitasi Anak Jalanan.
D. Rumusan Masalah

11
Emmy Sugiyani, Emmy Sugiyani, “Perlindungan Hak Bagi Pekerja Anak Melalui Program Pendidikan “, (Jakarta: Yayasan
Pemerhati Sosial Indonesia, 2000), (Jakarta: Yayasan Pemerhati Sosial Indonesia, 2000), 256.
6

Berdasarkan hasil uraian-uraian dari pemaparan latar belakang masalah, maka


permasalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan kasus anak jalanan yang terjadi di Kota Baturaja Kabupaten
Ogan Komering Ulu setiap tahunnya?
2. Bagaimana Impelementasi Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013
Dalam Rehabilitasi Anak Jalanan di Dinas Sosial Kota Baturaja?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, Tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan kasus anak jalanan yang terjadi di Kota Baturaja
Kabupaten Ogan Komering Ulu setiap tahunnya.
2. Untuk mengetahui Dinas Sosial Kota Baturaja dalam Impelementasi Peraturan Bupati Ogan
Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013 tentang pembinaan anak jalanan, gelandangan dan
pengemis.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Menjelaskan bahwa hasil peneliti untuk memberikan sumbangan pemikiran atau
memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari peneliti yang sesuai
dengan bidang ilmu dalam suatu Peneliti. Selain daripada itu penulis berharap hasil dari
penelitian ini berguna dalam rangka memperkaya ilmu pengetahuan, Sebagai bahan peneliti
untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang terkait problematika anak jalanan di Kota
Baturaja.
2. Secara Praktis
Sebagai informasi kepada masyarakat dalam memperuluas wawasan pola pikir khususnya
yang berhubungan anak jalanan.
G. Kajian Penelitian Terhadap Yang Relevan
Untuk menghindari terjadinya sebuah plagiasi antara skripsi ini dengan skripsi yang
lainnya, terlebih dahulu penulis mencari-cari bahan sebagai contoh guna menajadi referensi pada
penelitian ini. Dalam kajian penelitian terdahulu yang relevan ini penulis menemukan beberapa
referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
1. Skripsi yang ditulis oleh Raka Wijaya ditulis pada Tahun 2019, program studi Hukum
Tatanegara, Universitas Raden Intan Lampung. Skripsi yang berjudul ”Implementasi
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Pembinaan Anak
Jalanan, Gelandangan dan Pengemis Menurut Perspektif Fiqh siyàsah (Studi di Dinas Sosial
Kota Bandar Lampung).” Adapun hasil dari penelitian ini bahwa Implementasi Peraturan
Daerah Nomor 3 tahun 2010 tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis,
belum berjalan dengan optimal, karena di tempat penelitian masih ditemukan anak jalanan,
gelandangan dan pengemis. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana,
serta kualitas pelayanan yang masih kurang baik, sanksi yang diberikan kurang tegas dan
7

pemerintah daerah yang sudah bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja untuk
menertibkan anak jalanan, gelandangan dan pengemis tidak bekerja sesuai dengan apa
diamanatkan didalam peraturan daerah. Hal ini mengakibatkan usaha yang dilakukan oleh
Dinas Sosial belum menunjukkan hasil yang diharapkan oleh Pemerintah Kota Bandar
Lampung.12
2. Skripsi yang ditulis oleh Yonathan Fransmile Pandapotan Siregar ditulis pada tahun 2022
program studi Ilmu Hukum, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Skripsi yang
berjudul “Peran Dinas Sosial Kota Medan Terhadap Pemenuhan Hak-Hak Anak Jalanan
Yang Menjadi Manusia Silver.” Adapun hasil penelitian ini adalah Peranan Dinas Sosial
Kota Medan dalam memenuhi hak-hak anak jalanan yang menjadi manusia silver,
khususnya hak-hak keempat anak jalanan manusia silver yang dibina di Panti Dinas Sosial
Kota Medan telah dilakukan melalui berbagai program yang meliputi: razia, penertiban,
pendataan, identifikasi dan pendampingan, bantuan makanan, layanan kesehatan, pembinaan
mental, pelatihan keterampilan dan kegiatan sosial. Peranan yang dilaksanakan Dinas Sosial
Kota Medan merupakan peranan yang imperatif. Peranan imperatif merupakan peranan yang
bersifat wajib dilakukan. Bentuk peranan imperatif yaitu melakukan pencegahan dengan
melakukan pengawasan dan sosialisasi terhadap penyelenggaraan perlindungan anak dan
bentuk penanganan dalam pemenuhan hak-hak anak selama anak dibina di Panti Dinas
Sosial Kota Medan, melaksanakan razia, penertiban, pendataan, memberikan bantuan
makanan, layanan kesehatan dan pembelajaran keterampilan.13
3. Jurnal yang ditulis oleh Kartika S, Deni Yolanda, Helma Maraliza pada tahun 2021,
“Perspektif Fiqh Siyasah terhadap Peran Dinas Sosial dalam Menangani Anak Jalanan di
Kota Bandar Lampung”. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa Dinas Sosial Kota Bandar
Lampung sudah menjalankan secara maksimal, hal ini dapat dilihat dengan peran nya yaitu
melakukan penertiban dengan cara diserahkan ke POL-PP (penegakkan perda) untuk
kemudian dilakukan pembinaan di Dinas Sosial Kota Bandar Lampung, kemudian apabila
mereka dianggap menanggu maka akan ditangkap dan di bawa ke Dinas Sosial dan
dipanggil pihak keluarganya dibuatkan berita acara berupa perjanjian sebagai upaya agar
tidak terulang kembali. Selama pembinaan anak jalanan diberikan siraman rohani, serta
pelatihan dan pengajaran-pengajaran yang bermanfaat. Agar nantinya anak jalanan
mendapat bekal untuk hidup lebih layak dan dapat bekerja dengan keterampilan yang sudah
diberikan. Perspektif fiqh siyasah terhadap peran Dinas Sosial Kota Bandar Lampung sudah
berjalan sesuai dengan hukum Islam, anak jalanan merupakan adalah anak- anak yang harus
dilindungi dengan cara perlindungan segala usaha yang dilakukan secara sadar oleh setiap
orang dari keluarga anak jalanan, pemerintah dan masyarakat untuk menghindarkan anak

12
Raka Wijaya, ”Implementasi Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Pembinaan Anak
Jalanan, Gelandangan dan Pengemis Menurut Perspektif Fiqh siyàsah (Studi di Dinas Sosial Kota Bandar Lampung)”(Skripsi
Universitas Raden Intan Lampung, 2019).

13
Yonathan Fransmile Pandapotan Siregar, “Peran Dinas Sosial Kota Medan Terhadap Pemenuhan Hak-Hak Anak Jalanan Yang
Menjadi Manusia Silver)”(Skripsi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, 2022).
8

dari berbagai ancaman dan gangguan yang mungkin datang dari luar lingkungannya maupun
dari anak itu sendiri. Dalam hukum Islam anak jalanan berhak untuk mendapatkan
penghidupan yang layak, berhak untuk hidup berkembang, mendapatkan perlindungan dan
memperoleh pendidikan. Salah satu peran Dinas Sosial adalah melakukan perlindungan
untuk melindungi dan membina anak-anak jalanan.14
H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berfokus pada
pengamatan sosial. Observasi digunakan guna menambah dan melengkapi data-data
yang dibutuhkan. Dan pengumpulan data-data dilakukan melaui wawancara, melihat
fakta di lapangan dan dokumentasi.
b. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bersifat analisis.Yang tidak
berbentuk angka yang dapat diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara, atau
bahan tulisan, dengan melihat dan mengamati guna dapat menganalisis dengan cermat
agar dapat memperoleh sebuah kesimpulan sebagai hasilnya.15
2. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Yaitu data yang diperoleh seorang peneliti langsung dari sumbernya tanpa
perantara pihak lain. Sumber data primer diperoleh langsung melalui wawancara
terhadap responden secara langsung.16 Dalam penelitian ini sumber data primernya
adalah anak jalanan.
b. Sumber Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari sumbernya
(objek penelitian), tetapi melalui sumber lain yang mendukung data dari sumber primer
melalui studi kepustakaan, Jurnal ilmiah, Buletin, Al-qur’an, Hadist dan literatur-
literatur lainnya yang mendukung tentang penelitian pada judul skripsi ini.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi

14
Kartika S, Deni Yolanda, Helma Maraliza, “Perspektif Fiqh Siyasah terhadap Peran Dinas Sosial dalam Menangani Anak
Jalanan di Kota Bandar Lampung”, AS-SIYASI: Journal of Constitutional Law
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/assiyasi/index/AS-SIYASI Volume: Vol 1, No 2 (2021)

15
Suteki, Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, Teori Dan Praktik), 2018, 213.

16
Ibid.
9

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara


langsung objek penelitian.17 Penelitian ini dilakukan guna memperoleh data-data tentang
rehabilitas anak jalanan.
b. Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh informasi atau data dengan bertanya langsung
pada yang diwawancarai. Metode wawancara ini adalah metode pengumpulan data yang
menggunakan cara tanya jawab sambil langsung bertatap muka dengan objek penelitian
untuk memperoleh keterangan yang diinginkan.18 Pokok bagi penulis dalam
memperoleh data-data dari tempat penelitian yang aktual dan terpercaya di dalam
penelitian ini terutama berkaitan dengan peran Dinas Sosial dalam rehabilitasi anak
jalanan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan hasil dari pencatatan yang dihasilkan dari teknik
observasi dan wawancara yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang
diteliti.19 Data-data ini berupa, catatan-catatan dokumen, surat-surat dan buku-buku dan
sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini.
4. Metode Pengolahan Data
Setelah sumber literatur mengenai data sudah terkumpul seperti diatas, maka untuk
langkah selanjutnya adalaah pengolahan data yang diproses sesuai dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan data (editing) yaitu memeriksa ulang kesesuaian dengan permasalahan
yang diteliti setelahdata tersebut terkumpul.
b. Penandaan data (coding) yaitu mengklarifikasikan jawaban- jawaban dari responden ke
dalam kategori-kategori.
c. Sistematika data yaitu menempatkan data menurut kerangka sistematika bahasa
berdasarkan urusan masalah.20
5. Metode Analis Data
Setelah data diperoleh, kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode
deskriptif kualitatif, yaitu data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran, dan
bukan angka. Hal ini disebabkan oleh penerapan metode kualitatif, dengan demikian laporan
penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi penyajian laporan tersebut. Data
yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara di lapangan, dokumentasi serta data-data
yang berkaitan dengan penelitian ini.

17
Ibid, 233.

18
Ibid, 266.

19
Ibid, 216.

20
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2004), 127.
10

Penulis juga menggunakan analisis data secara induktif. Metode induktif yaitu menarik
kesimpulan, berawal dari yang khusus lalu kepada yang umum. Dan penulis mengadakan
perbandingan antara teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
I. Kerangka Teoritik
Untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi
jawaban sementara yang akan diteliti sebagai dasar untuk memberi jawaban dari rumusan
masalah sementara maka penulis akan menggunakan teori Fiqh siyàsah yaitu Siyàsah
Dustrŭriyyah Syar’iyyah.
Fiqh siyàsah merupakan salah satu aspek hukum Islam yang membicarakan pengaturan
dan pengurusan kehidupan manusia dalam bernegara demi mencapai kemashalatan bagi manusia
itu sendiri. Sebagai ilmu ketatanegraan dalam Islam Fiqh siyàsah antara lain membicarakan
tentang siapa sumber kekuasaan, siapa pelaksana kekuasaan, apa dasar kekuasaan dan bagaimana
cara-cara pelaksana kekuasaan menjalankan kekuasaan yang diberikan kepadanya, dan kepada
siapa pelaksana mempertanggungjawabkan kekuasaannya.21 Secara umum kajiannya meliputi
Politik Pembuatan Perundang-undang, Politik Hukum, Politik Peradilan, Politik Ekonomi dan
Moneter, Politik Administrasi Negara, Politik Hubungan Internasional, Politik Pelaksanaan
Perundang-undang, dan Politik Peperangan.22
Fiqh siyàsah adalah ilmu yang mempelajari mengenai aturan dalam tata cara
bermasyarakat dan bernegara melalui segala bentuk aturan hukum yang ada. Anak merupakan
bentuk investasi yang menjadi indikator keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan
pembangunan. Keberhasilan pembangunan anak akan menentukan kualitas sumber daya manusia
dimasa yang akan datang. Anak Jalanan melakukan aktivitas tertentu di jalanan yang bertujuan
untuk mempertahankan hidup. Beberapa aktivitas yang dilakukan anak Jalanan antara lain adalah
membangun solidaritas, melakukan kegiatan ekonomi, memanfaatkan barang bekas atau sisa,
melakukan tindakan kriminal, dan melakukan kegiatan rentan terhadap eksploitasi seksual.
Siyàsah Dustrŭriyyah Syar’iyyah berhubungan dengan peraturan dasar tentang bentuk
pemerintahan dan batasan kekuasaan, Cara pemilihan (kepala negara), batasan kekuasaan yang
lazim bagi pelaksaan urusan umat, dan ketetapan hak-hak yang wajib bagi individu dan
masyarakat, serta hubungan antar penguasa dan rakyat. Siyàsah Dustrŭriyyah Syar’iyyah mulai
berkembang dari konstitusi Madinah kepada nilai-nilai yang ada dalam konstitusi Madinah
kemudian dituangkan dalam Undang-undang dasar masing-masing Negara di dunia Islam sesuai
dengan kondisi sosial politik di Negaranya masing-masing. Nilai-nilai yang diletakkan dalam
perumusan undang- undang dasar salah satunya adalah jaminan atas hak asasi manusia setiap
masyarakat atau anak jalanan dan persamaan kedudukan status sosial, materi, pendidikan, dan
agama sehingga mereka bisa hidup sehat, tumbuh dan berkembang berpartisipasi secara wajar
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusia, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi. Sehingga tujuan dibuatnya peraturan perundang undangan untuk

21
Munawir Sadjali, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta:UI Press, 1991), 2-3.

22
T.M Hasby Ash-Shiddieqy, Pengantar Siyasah Syar’iyah, (Yogyakarta: Madah, t.tp),h.8.
11

merealisasikan kemaslahatan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia yang merupakan


prinsip Siyàsah Dustrŭriyyah Syar’iyyah tercapai.

OUTLINE SEMENTARA
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERSETUJUAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
B. Latar Belakang Masalah
C. Fokus dan Sub-Fokus Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Kajian Terdahulu Yang Relevan
H. Metode Penelitian
I. Sistematika Pembahasan

BAB II IMPLEMENTASI PERATURAN GUBERNUR OGAN KOMERING ULU


NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN ANAK JALANAN,
GELANDANGAN DAN PENGEMIS MENURUT FIQH SIYSAH

A. Rehabilitas Anak Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis


1. Pengertian Anak Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis
2. Rehabilitas Anak Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis
3. Unsur-unsur Rehabilitas
4. Macam-macam Rehabilitas
12

B. Tinjauan Fiqh Siyasah Tentang Anak Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis


1. Pengertian dan Ruang Lingkup Fiqh Siyasah
2. Tinjauan Fiqh Siyasah Anak Jalanan
3. Tinjauan Fiqh Siyasah Gelandangan
4. Tinjauan Fiqh Siyasah Pengemis
C. Uraian Pokok Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Pembinaan Anak
Jalanan, Gelandangan, dan Pegemis
1. Dasar-dasar Pertimbangan Peraturan Gubernur Ogan Komering Ulu Nomor 12
Tahun 2013 Tentang Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis
2. Gambaran Umum Isi Peraturan Gubernur Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun
2013 Tentang Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis

BAB III REHABILITAS ANAK JALANAN DI DINAS SOSIAL KOTA BATURAJA


KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

A. Gambaran Umum Dinas Sosial Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu
B. Visi dan Misi Dinas Sosial Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu
C. Keorganisasian Dinas Sosial Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu
D. Rehabilitas Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis di Dinas Sosial Kota Baturaja Ogan
Komering Ulu

BAB IV ANALIS PENELITIAN

A. Bagaimana Implementasi Peraturan Gubernur Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun


2013 Tentang Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis di Kota Baturaja Kabupaten
Ogan Komering Ulu
B. Bagaimana Implementasi Peraturan Gubernur Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun
2013 Tentang Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis di Kota Baturaja Kabupaten
Ogan Komering Ulu dalam Perspektif Fiqh Siyasah

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
DAFTAR RUJUKAN

Al-Qur’an

Depertemen Agama RI, AL-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : Syaamil Cipta Media,

1987) h. 180

Buku-Buku:

B2P3KS, Pengkajian Dan Uji Coba Standarisasi Pola Rehabilitasi Sosial Anak Nakal Luar Panti,

B2P3KS Press, Yogyakarta: 1995

Dahlan Hanafi, Dinamika Anak Terlantar, B2P3KS Press, Yogyakarta: 2008

Departemen Pendidikan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 1990.

Departemen Sosial Ri, Pedoman Pelaksanaan Dan Rehabilitasi Sosial Anak Yang Berkonflik

Dengan Hukum Di Panti Sosial, Departemen Sosial RI, Jakarta: 2006

Irwanto, Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus di Indonesia : Analisis Situasi, Jakarta

: KPM Unika Atma Jaya. Masduki, 2003. Radio Siaran dan Demokratisasi, Jendela:

Yogyakarta.

Moleong Lexy J. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Odi, Shalahudin Dibawah Bayang-Bayang Ancaman Dinamika Kehidupan Anak Jalan. Yayasan

Setara, Semarang: 2004

Purnamawanti, Puji dan Iskandar Zulkarnaen, ‘Permasalahan Hukum Tentang Tenaga Kerja

Anak Di Indonesia’ 2 Lex Jurnalica (2004)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

14
Suteki, Galang Taufani. Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, Teori Dan Praktik). Depok: PT

RajaGrafindo Persada, 2018.

Suteki. Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, Teori Dan Praktik). Depok: PT RajaGrafindo

Persada, 2018.

Zulfadli, Pemberdayaan Anak Jalanan Dan Orang Tuanya Melalui Rumah Singgah, Studi Kasus

Rumah Singgah Amar Makruf I Kelurahan Pasar Pandan Air Mati Kecamatan Tanjung

Harapan Kota Solok Propinsi Sumatra Barat, Tesis, Institut Pertanian Bogor: 2004

Perundang-Undangan:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Peraturan Bupati Ogan Komering Ulu Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Anak Jalanan,

Gelandangan dan Pengemis.

Anda mungkin juga menyukai