Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

PERINGATAN TERHADAP TANAH TERLANTAR BERDASARKAN


PERATURAN PEMERINTAH NO. 20 TAHUN 2021 DI
KECAMATAN TUALANG KABUPATEN SIAK

Diajukan dalam rangka penulisan skripsi di Fakultas Hukum


Universitas Lancang Kuning

Oleh:

NAMA : OTNIEL THEOPILUS SIMANJUNTAK

NPM : 2074201096

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2023

1
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................3


B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian..........................................................................7
D. Kerangka Teori......................................................................................................9
E. Metode Penelitian ...............................................................................................20
F. Sistematika Penulisan .........................................................................................23

BAB 1

PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang Masalah

Tanah terlantar adalah tanah hak, tanah hak pengelolaan, dan tanah yang

diperoleh berdasarkan dasar penguasaan atas tanah, yang sengaja tidak diusahakan,

tidak dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara tertuang dalam

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2021 tentang penertiban kawasan dan tanah

terlantar.

ada usia anak, khususnya anak dibawah umur, pada hakekatnya menghabiskan

waktu didunia pendidikan dan bermain. Dan kalaupun harus bekerja, pekerjaan bagi

anak pun harus pekerjaan yang dapat mengembangkan bakat dan minat. seperti yang

tertuang dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

kep.115/MEN/VII/2004 Tentang Perlindungan bagi anak yang melakukan pekerjaan

untuk mengembangkan bakat dan minat pasal (2) dan (5) JUNCTO pasal 69 ayat (1)

dan (2) Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tantang ketenagakerjaan.

Pada pasal 2 ayat (1) dijelaskan bahwa anak dapat melakukan pekerjaan untuk

mengembangkan bakat dan minatnya. Pasal 2 ayat (2) menjelaskan kriteria pekerjaan

yang dijelaskan pada ayat (1) antara lain ialah pekerjaan tersebut biasa dikerjakan

anak sejak usia dini, pekerjaan tersebut diminati anak, pekerjaan tersebut

berdasarkan kemampuan anak, dan pekerjaan tersebut menumbuhkan kreativitas dan

sesuai dangan dunia anak.

Ketentuan bagi perusahaan yang ingin mempekerjakan anak juga diatur dalam

pasal 5 ayat (1) menjelaskan bahwa pengusaha yang mempekerjakan anak yang

3
berumur kurang dari 15 ( lima belas ) tahun untuk mengembangkan bakat dan minat,

seperti membuat perjanjian kerja secara tertulis dengan orang tua/wali yang mewakili

anak dan memuat kondisi dan syarat kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

mempekerjakan di luar waktu sekolah, memenuhi ketentuan waktu kerja paling lama

3 ( tiga ) jam sehari dan 12 ( dua belas ) jam seminggu, melibatkan orang tua/wali di

lokasi tempat kerja untuk melakukan pengawasan langsung, menyediakan tempat

dan lingkungan kerja yang bebas dari peredaran dan penggunaan narkotika,

perjudian, minuman keras, prostitusi dan hal-hal sejenis yang memberikan pengaruh

buruk terhadap perkembangan fisik, mental dan sosial anak, menyediakan fasilitas

tempat istirahat selama waktu tunggu, dan melaksanakan syarat-syarat keselamatan

dan kesehatan kerja

Sejalan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

kep.115/MEN/VII/2004 ini, dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan. Istilah pekerja anak menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun

2003 pasal 1 angka 26 ialah setiap orang yang berumur dibawah 18 tahun yang

bekerja dalam suatu hubungan kerja dengan menerima upah atau imbalan dalam

bentuk lain. Pada pasal 69 ayat ( 1 ) dijelaskan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 68 dapat dikecualikan bagi anak yang berumur antara 13 ( tiga belas )

tahun sampai dengan 15 ( lima belas ) tahun untuk melakukan pekerjaan ringan

sepanjang tidak menggangu perkembangan dan Kesehatan fisik, mental, dan sosial.

Pada ayat 2 ( dua ) menjelaskan bahwa pengusaha yang mempekerjakan anak

pada pekerjaan ringan sebagai-mana dimaksud dalam ayat (1) harus memenuhi

persyaratan antara lain, izin tertulis dari orang tua atau wali, perjanjian kerja antara

4
pengusaha dengan orang tua/wali, waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam, dilakukan

pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah, keselamatan dan Kesehatan

kerja, adanya hubungan kerja yang jelas, dan menerima upah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Hal ini juga diatur dalam Perda Siak No. 9 Tahun 2015 pasal 39 tentang anak

korban ekspoitasi ekonomi dan/atau seksual pada ayat 1 menjelaskan perlindungan

khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual sebagaimana

dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf d, merupakan kewaiban Pemerintah Daerah

dan Masyarakat dan dunia usaha.

Biarpun sudah banyak aturan yang mengatur tentang pakerja anak tersebut,

namun kenyataannya masih banyak kejanggalan sehingga banyak ditemui kasus

perusahaan ataupun perorangan yang mempekerjakan anak tidak semestinya, tempat

kerja yang tidak pas, jam kerja yang tidak sesuai dengan Undang-undang, jenis

pekerjaan yang bertentangan dengan hukum. Mereka yang seharusnya menghabiskan

waktu untuk belajar dan bermain malah harus mengemban pekerjaan yang berat.

Pekerjaan yang mereka kerjakan pun bisa dibilang bukan pekerjaan yang ringan,

contohnya saja sebagai buruh dalam memanen sawit, menyiram kebun sawit yang

cukup luas.

Dalam beberapa kasus pekerja anak diberbagai wilayah, contohnya Perawang,

orang tua malah memaksa sang anak untuk bekerja karena faktor ekonomi, faktor

ekonomi yang menjadi salah satu faktor terbesar sang anak harus bekerja. Keadaan

ekonomi orang tua yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka, sehingga

5
anak harus ikut bekerja demi kelangsungan hidup mereka, bahkan ada anak yang

sampai putus sekolah demi bisa bekerja. Sangat miris tentunya karena sang anak

harus rela mempertaruhkan masa depannya demi pekerjaan yang seharusnya tidak

mereka kerjakan. Selain karena ekonomi orang tua yang rendah, faktor pendidikan

juga menjadi faktor penyebab munculnya pekerja anak. Rendahnya pendidikan orang

tua juga memengaruhi pola pikir anak yang menganggap menghasilkan uang lebih

penting dibandingkan sekolah

Tentu kasus seperti ini tidak hanya terjadi di Perawang, hampir semua daerah di

Indonesia pasti ada kasus yang mempekerjakan anak tidak sesuai hukum yang

berlaku, apalagi di kota-kota besar.

Menurut pendapat saya mengenai kasus ini seharusnya perlu peran semua

lapisan instansi yang terkait atau masyarakat demi menekan angka kasus ini

dikemudian hari, yang paling penting ialah peran serta orang tua/wali dalam

meminimalisir kasus ini. Tentu kasus ini tidak bisa dipandang sebelah mata.

Mencermati uraian di atas, maka diperlukan kajian hukum sebagai upaya untuk

mendapatkan jawaban yang komprehensif sekaligus memecahkan masalah

hukumnya. Agar sejalan dengan isu hukumnya maka penelitian ini ditetapkan dengan

judul PERLINDUNGAN BAGI ANAK YANG MELAKUKAN PEKERJAAN

UNTUK MENGEMBANGKAN BAKAT DAN MINAT DI KECAMATAN

TUALANG KABUPATEN SIAK

6
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana peran pihak terkait atau instansi atas

2. Bagaimana hambatan

3. Bagaimana upaya atau mekanisme untuk memberikan

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian tersebut

a. Untuk menjelaskan dan menganalisis Perlindungan Bagi Anak Yang

Melakukan Pekerjaan Untuk Mengembangkan Bakat dan Minat di

Kecamatan Tualang Kabupaten Siak

b. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat Perlindungan Bagi Anak

Yang Melakukan Pekerjaan Untuk Mengembangkan Bakat dan Minat di

Kecamatan Tualang Kabupaten Siak

c. Untuk menjelaskan upaya mengatasi hambatan Perlindungan Hukum

Terhadap Tenaga Kerja Dibawah Umur di PT Arara Abadi Berdasarkan

Undang-undang No.13 Tahun 2003 di Kecamatan Tualang Kabupaten

Siak

7
2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam

melakukan penelitian tersebut:

a. Bagi penulis, penelitian ini sangat berguna untuk menambah ilmu

pengetahuan tentang pakerja anak tidak semestinya, dan juga menjadi

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Universitas Lancang

Kuning.

b. Prespektif akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan, sekaligus diharapkan dapat dijadikan

referensi bagi penelitian bagi peneliti selanjutnya.

c. Prespektif praktis, diharapkan berguna bagi pemerintah Kota khusus

Dinas Pekerjaan Umum dan instansi lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.

B. KERANGKA TEORI

1. Teori Kebutuhan

Teori kebutuhan Maslow merupakan konsep aktualisasi dir yang

merupakan keinginan untuk muwujudkan kemampuan diri atau keinginan

8
untuk menjadi apapun yang mampu dicapai oleh setiap individu. Abraham

Maslow menerangkan lima tingkatan kebutuhan dasar manusia adalah

sebagai berikut:

a. Basic needs atau kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhanyang paling

penting seperti kebutuhan akan makanan

b. Safety needs atau kebutuhan akan keselamatan merupakan kebutuhan yang

meliputi keamanan, kemantapan, ketergantungan, kebebasan dari rasa takut,

cemas dan kekalutan

c. Love needs atau kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta, merupakan

kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan fisiologi dan kebutuhan

keselamatan telah terpenuhi. Artinya orang dalam kehidupannya akan

membutuhkan rasa untuk disayang dan menyayangi antar sesama dan

berkumpul dengan orang lain

d. Esteem needs atau kebutuhan akan harga diri. Semua orang dalam

masyarakat mempunyai kebutuhan atau menginginkan penilaian terhadap

dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat yang biasanya bermutu

tinggi akan rasa hormat diri atau harga diri dan penghargaan dari orang lain.

Kebutuhan ini dibagi dalam dua peringkat:

> Keinginan akan ketuatan, akan prestasi, berkecukupan, umggul, dan

kemampuan, percaya pada diri sendiri, kemerdekaan dan kebebasan

9
> Hasrat akan nama baik atau gengsi atau harga diri, prestise, status,

ketenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian dan

martabat

e. Self Actualitation needs atau kebutuhan akan perwujudan diri, yakni

kecenderungan untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan kemampuannya.

Kebutuhan keluarga dibagi menjadi tujuh tingkatan:

1. Kebutuhan Pangan dan Gizi

Makanan merupakan faktor penting untuk memelihara kesehatan

pertumbuhan tubuh karena betapapun kita kaya atau berkedudukan

tinggi akan berpangkat serta serba kecukupan tetapi apabila

hidupnya sering sakit-sakitan niscaya tidak akan bahagia

2. Kebutuhan Perumahan

Kebutuhan perumahan juga merupakan kebutuhan pokok manusia.

Bidang perumahan merupakan bidang yang ikut menentukan

terwujudnya keluarga karena adanya perumahan para anggota

keluarga akan bisa menjalankan fungsinya masing-masing sesuai

dengan misi dan tugas yang harus diselesaikan.

3. Kebutuhan Sandang

Kebutuhan sandang merupakan hal yang perlu dipertimbangkan

karena masalah pakaian adalah masalah kemampuan, kesesuaian,

dan kewajaran.

10
4. Kebutuhan Pelayanan Kesehatan

Setiap orang perlu jasmani dan rohani yang sehat, karena orang

yang jasmani dan rohaninya sehat dapat melakukan pekerjaan yang

memberikan hasil yang lebih daripada orang yang kurang sehat,

untuk itu diperlukan pelayanan kesehatan

5. Kebutuhan Memperoleh Pendidikan

Setiap manusia membutuhkan pendidikan baik formal maupun

nonformal karena dengan pendidikan manusia akan memiliki

wawasan dan pola pikir yang luas dan maju

6. Kebutuhan Pekerjaan

Setiap orang membutuhkan pekerja, karena dengan bekerja

seseorang akan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri maupu

keluarganya. Dengan terpenuhinya kebutuhan berarti taraf

hidupnya akan lebih baik

7. Kebutuhan Olahraga dan Rekreasi

Dengan berolahraga dan rekreasi makan akan tercipta kesehatan

jasmani dan rohani. Sebab dalam badan yang sehat terdapat jiwa

yang sehat pula.

2. Teori Tenaga Kerja

Tenaga kerja terdiri dari laki-laki dan perempuan, baik dewasa maupun

anak-anak yang dianggap mampu melakukan sesuatu. Pembagian kerja antara

laki-laki dan perempuan dengan anak-anak pada setiap proses produksi

11
maupun proses konsumsi sangat beragam, baik dari segi cara-cara bekerja dan

teknologi yang dipakai. Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud

untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan dalam satu jam selama

seminggu.

Berdasarkan BPS, pekerja atau tenaga kerja adalah semua orang yang

biasanya berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan

produksi maupun administasi. BPS membagi tenaga kerja (employed) atas 3

macam, yaitu tenaga kerja penuh (full employed), adalah tenaga kerja yang

mempunyai jumlah jam kerja > 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja

tertentu sesuai dengan uraian tugas. Sementara tenaga kerja tidak penuh atau

setengah pengangguran (under employed), adalah tenaga kerja dengan jam

kerja < 35 jam seminggu. Sedangkan Tenaga kerja yang belum bekerja atau

sementara tidak bekerja (unemployed), adalah tenaga kerja dengan jam kerja

0 > 1 jam per minggu. Secara praktis pengertian tenaga kerja atau bukan

tenaga kerja hanya dibedakan oleh batasan umur. Tiap-tiap negara

mempunyai batasan umur tertentu bagi setiap tenaga kerja. Tujuan dari

penentuan batas umur ini adalah supaya definisi yang diberikan dapat

menggambarkan kenyataan yang sebenarnya. Tiap negara memilih batasan

umur yang berbeda, karena perbedaan situasi tenaga kerja di masing-masing

negara yang berbeda.

Sedangkan pengertian tenaga kerja adalah penduduk yang berumur pada

batas usia kerja, dimana batas usia kerja setiap negara berbeda-beda Menurut

12
Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1, tenaga

kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik didalam

maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga kerja dan bukan tenaga kerja hanya

dibedakan oleh batasan umur yang masing-masing berbeda untuk setiap

Negara.

Berdasarkan Undang-undang No.25 Tahun 1997 tentang

ketenagakerjaan yang ditetapkan tanggal 1 Oktober 1998 telah ditentukan

bahwa batasan minimal usia seorang tenaga kerja di Indonesia adalah 10

tahun atau lebih. Namun Indonesia tidak menganut batasan maksimum usia

seorang tenaga kerja. Pemilihan batasan umur 10 tahun berdasarkan

kenyataan bahwa pada umur tersebut sudah banyak penduduk yang bekerja

karena sulitnya ekonomi keluarga mereka. Indonesia tidak menganut batas

umur maksimal karena Indonesia belum mempunyai jaminan sosial nasional.

Hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan di hari

tua yaitu pegawai negeri dan sebagian kecil pegawai perusahaan swasta.

Untuk golongan inipun, pendapatan yang mereka terima tidak mencukupi

kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh sebab itu, mereka yang telah mencapai

usia pensiun biasanya tetap masih harus bekerja sehingga mereka masih

digolongkan sebagai tenaga kerja.

Pada dasarnya tenaga kerja dibagi dalam dua kelompok, yaitu angkatan

kerja yaitu tenaga kerja berusia 10 tahun yang selama baik yang bekerja

13
maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab. Di samping itu,

mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap sedang mencari pekerjaan atau

mengharapkan pekerjaan, dan bukan angkatan kerja yaitu tenaga kerja yang

berusia 10 tahun ke atas yang, mengurus rumah tangga, dan sebagainya dan

tidak melakukan kegiatan yang dapat dikategorikan bekerja, sementara tidak

bekerja atau mencari kerja. Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan

kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab,

itu kelompok ini sering dinamakan potential labor force.

3. Teori Pekerja Anak

A. Pengertian Pekerja Anak salah satu landasan bagi pemerintah tentang

peraturan yang mendefinisikan pengertian pekerja anak yaitu Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor.13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa:

“Pekerja anak adalah anak-anak baik laki-laki maupun perempuan yang

terlibat dalam kegiatan ekonomi yang mengganggu atau menghambat proses

tumbuh kembang dan membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental anak.

Anak-anak boleh dipekerjakan dengan syarat mendapat izin dari orang tua

dan bekerja maksimal 3 jam sehari”.

Kondisi anak yang bekerja, sebenarnya sangat merugikan bagi proses

tumbuh kembang anak. Sebab anak-anak yang ada saat ini merupakan calon

generasi muda pemimpin bangsa. Di pundak mereka kemudi bangsa akan di

14
bawa, generasi muda yang berkualitas akan mempengaruhi masa depan

bangsa Indonesia.

Menurut Tjandraningsih pekerja anak adalah anak-anak yang melakukan

pekerjaan secara rutin untuk orang tuanya atau untuk orang lain, dengan

membutuhkan sejumlah besar waktu dengan menerima imbalan maupun

tidak. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik pekerja anak adalah mereka

yang berusia 10-15 tahun dan yang bekerja paling sedikit 1 jam secara terus

menerus dalam seminggu yang lalu dan bekerja untuk meningkatkan

penghasilan keluarga dan rumah tangga.

Pada umumnya pekerja anak dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu

pekerjaan reproduktif dan pekerjaan yang produktif. Pekerjaa reproduktif

dimaksudkan sebagai kegiatan-kegiatan yang tidak mempunyai implikasi

langsung terhadap penghasilan, tetapi memberikan kesempatan kepada

orang lain untuk melakukan pekerjaan produktif. Pada dasarnya pekerjaan

reproduktif adalah menyangkut kerumahtanggaan, seperti membersihkan

rumah, memasak, mengasuh anak kecil, mengambil air atau kayu bakar dan

sebagainya. Sedangkan pekerjaan produktif adalah pekerjaan yang

berimplikasi langsung terhadap penghasilan. Pekerjaan produktif adalah

bermacam-macam pekerjaan yang bila dilakukan pelakunya akan

memperoleh imbalan berupa upah. Sejak dini anak-anak kemungkinan

orang tua menggunakan waktu dan tenaganya untuk melakukan pekerjaan

15
produktif. Apa yang dilakukan anak-anak untuk pekerjaan produktif adalah

bertujuan untuk menambah penghassilan keluarga atau rumah tangga.

Ada tiga bentuk keterlibatan kerja anak-anak, yaitu: Pertama, anak-anak

yang bekerja membantu orang-orang tua, Kedua, anak yang bekerja dengan

status magang, dimana magang merupakan salah satu cara untuk dapat

menguasai keterampilan yang dibutuhkan. Pasar kerja magang sering

dianggap sebagai suatu proses sosialisasi yang didasarkan pada suatu cara

atau mekanisme “belajar lewat bekerja” (learning by dong). Ketiga, anak-

anak yang bekerja sebagai buruh/karyawan. Di mana pekerja anak terikat

pada hubungan kerja, antara buruh dan majikan, serta menerima upah dalam

bentuk uang.

2. Dampak Anak yang Bekerja

Secara khusus dampak anak yang bekerja pada masing-masing sektor berbeda,

seperti dampak anak yang bekerja di sektor pertambangan sangat berbeda dengan

dampak anak yang bekerja di sector penjualan , produksi dan perdagangan narkoba.

Selain dampak khusus, pekerja anak juga mempunyai dampak secara umum yaitu:

a. Tidak memiliki waktu luang untuk bermain

b. Terganggunya proses tumbuh kembang anak

c. Terganggunya kesehatan fisik dan mental anak

d. Rasa rendah diri dalam pergaulan

16
e. Rentan terhadap perlakuan diskriminatif

f. Rentan mengalami kecelakaan kerja

g. Rentan terhadap perlakuan tindak kekerasan, eksploitasi dan penganiayaan

h. Rentan menciptakan generasi miskin (dari pekerja anak melahirkan pekerja

anak pula)

4. Teori Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses

pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Disebutkan

pula menurut Shai Lun A.Nasir, pendidikan adalah suatu usaha yang sistematis

dengan pragmatis dalam membimbing anak didik dengan cara sedemikian rupa.

Sedangkan dalam ketentuan umum, Bab 1 Pasal 1 UU Sistem Pendidikan

Nasional No.2 Tahun 1989, menjelaskan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar

untuk menyiapkan anak didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau

latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.”

2. Tujuan Pendidikan

17
Tujuan pendidikan adalah terbentuknya kehidupan sebagai makhluk yang

sempurna, suatu kehidupan dimana ketiga hakikat manusia baik secara individu,

makhluk sosial dan makhluk religious dapat terwujud secara harmonis. Tujuan

pendidikan di Indonesia sebagaimana tercantum dalam Bab II pasal 3 UU Sistem

Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, yang berbunyi “Pendidikan Nasioanl

berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demogratis serta bertanggung

jawab

5. Teori Pendapatan

Dalam membicarakan pendapatan, sebenarnya sangat perlu untuk mengetahui

tentang manfaat dari pendapatan itu sendiri, meningkatkan pendapatan seseorang

akan menciptakan kemakmuran. Pendapatan merupakan suatu hasil yang

diterima oleh seseorang atau rumah tangga dari berusaha atau bekerja. Jenis

masyarakat bermacam ragam, seperti bertani, nelayan, berternak, buruh, serta

berdagang dan juga bekerja pada sektor pemerintah dan swasta.

Pendapatan menurut ilmu ekonomi diartikan sebagai nilai maksimum yang

dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode seperti keadaan semula.

Definisi tersebut menitik beratkan pada total komunitatif pengeluaran terhadap

konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain pendapatan merupakan jumlah

18
harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama

satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Secara garis besar pendapatan

didefinisikan sebagai jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan

penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hitung.

Secara umum, Tohar dalam Annisa Avianti menyatakan bahwa ada dua segi

pengertian dari pendapatan, yaitu dalam arti riil dan dalam arti jumlah luar.

Pendapatan dalam arti riil adalah nilai jumlah produksi barang dan jasa yang

dihasilkan oleh masyarakat selama jangka waktu tertentu. Sedangkan

pendapatan dalam arti jumlah uang merupakan penerimaan yang diterimanya,

bisa dalam bentuk upah dari bekerja atau uang hasil penjualan, dan lain

sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendapatan anak adalah

jumlah uang yang diterima anak dari

E. Metode Penelitian

1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian sosiologis tentang Perlindungan Bagi Anak

Yang Melakukan Pekerjaan Untuk Mengembangkan Bakat dan Minat di Kecamatan

Tualang Kabupaten Siak?

2. Lokasi Penelitian

19
Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak

yang mengalami kendala seperti yang sudah dijelaskan dalam proposal. Dimana

banyak anak-anak yang dipekerjakan tidak menurut Undang-undang, sehingga

terjadinya permasalahan hukum dan terdapat sejumlah narasumber yang relevan

sesuai dengan penelitian ini dan mendukung data kepustakaan.

3. Populasi dan Sampel

A. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama.

Dari penelitian yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pekerja anak

2. Mandor (yang membawa mereka kerja)

B. Sampel

Dari populasi yang teridentifikasi, dan bagi peneliti untuk menetapkan sampelnya,

sampel merupakan bagian dari populasi yang akan dijadikan objek penelitian, dari

sinilah data primer nantinya akan diperoleh, penetapan sampel ini untuk

memudahkan penelitian dalam mengungkapkan dan menemukan data dalam

penelitian adapun yang menjadi sampel penelitian ini, yaitu :

1. Pekerja anak 5 orang dengan metode random yaitu menetapkan sejumlah sampel

yang mewakili jumlah populasi yang ada, yang kategori sampelnya itu di tetapkan

secara acak oleh peneliti.

2. Mandor/pemilik kebun sawit 1 orang dengan metode sunsus, yaitu menetapkan

sampel berdasarkan jumlah populasi yang ada.

Tabel

20
Populasi dan Sampel

No Jenis Populasi Jumlah Jumlah Presentase

Populasi Sampel (%)

1. Pekerja Anak 5 3 60%

2. Mandor 1 1 100%

4. Sumber Data

Sebagai usaha untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, maka data yang dibutuhkan

yakni berupa data primer, data sekunder dan data tersier.

A. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dari serangkaian wawancara terhadap responden atau

narasumber dan pengamatan secara langsung dilokasi penelitian yang terkait dengan

penelitian ini.

B. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi yang didapat

dari berbagai pustaka tentang laporan penelitian, baik dengan media massa maupun

jurnal, situs dalam internet dan data lain yang berkorelasi dengan tema yang

diangkat.

C. Data Tertier

Yaitu data yang diperoleh dari kamus dan ensiklopedia dan sejenisnya yang

berfungsi untuk mendukung data primer dan data sekunder.

5. Teknik Pengumpulan Data

21
Untuk mendapat data primer juga data sekunder, maka dalam pengumpulan data

penulis menggunakan alat pengumpulan data penulis menggunakan alat

pengumpulan data sebagai berikut:

A. Observasi atau Pengamatan, yaitu penulis mengadakan pengamatan secara

langsung terhadap objek penelitian yang kemudian dicatat secara sistematis dan logis

B. Wawancara, yaitu penulis mendapat keterangan secara lisan dari responden

dengan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pokok

masalah yang hendak diteliti

C. Kajian Pustaka, yaitu penulis mempelajari kepustakaan atau literatur-literatur

yang ada dan memiliki korelasi dengan masalah yang akan diteliti

6. Analisis Data

Setelah data primer dan data sekunder dikumpulkan melalui penelitian ini, maka dari

data-data tersebut penulis menganalisa dengan menggunakan metode analisis

kualitatif, yaitu uraian terhadap hasil penelitian dan data terkumpul dengan

menggunakan peraturan perundang-undangan, pendapat para pakar, termasuk

pengalaman yang didapatkan oleh penulis dilapangan. Dalam menarik kesimpulan

digunakan metode berfikir induktif yaitu cara berfikir yang menarik suatu

kesimpulan dari suatu pertanyaan yang bersifat khusus menjadi suatu pernyataan

yang bersifat umum.

F. Sistematika Penulisan

Memuat rencana penulisan dalam skripsi, dengan ini diharapkan

tergambar sistematika penulisannya mulai dari bab pendahuluan sampai

22
daftar pustaka. Sistematika ini muncul bilamana masih berbentuk

proposal penelitian. Adapun sistematika penulisan jenis penelitian hukum

sosiologis sebagai berikut.

BAB I

Bab I ini peneliti menjabarkan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan metode penelitian.

BAB II

Pada bab ini menggambarkan lokasi penelitian yang berada di Kecamatan Tualang,

Kabupaten Siak

BAB III

Bab III peneliti mendeskripsikan variabel-variabel penelitian secara

sistematis, fokusnya tentang pekerja anak untuk mengembangkan bakat dan minat

BAB IV

Bab IV memuat pembahasan tentang pekerja anak yang bertentangan dengan

Undang-undang sehingga dapat menimbulkan masalah, dan juga harus

mengemukakan argumentasinya secara representatif dan argumentatif. Maka dari itu

dibutuhkan teori-teori yang relevan permasalahan penelitian dapat dijadikan rujukan.

Dalam membahas permasalahan, semua data yang diperoleh dari lapangan baik dari

hasil mesti diungkapkan secara keseluruhan.

BAB V

Penutup\

23

Anda mungkin juga menyukai