Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan peledak adalah zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang
apabila terkena suatu aksi berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berubah
secara fisik maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil.
1.1 Sejarah ANFO
Pada tahun 1956, ANFO (amonium nitrat fuel oil) pertamakali diperkenalkan di amerika
serikat. Di Eropa mulai tahun 1980 ANFO digunakan secara luas digunakan sebagai bahan
peledak. Bahan Peledak ANFO ini lebih aman dibanding dengan bahan peledak yang terdahulu.
Tidak sensitif terhadap peluru, akan tetapi kelemahannya adalah sangat sensitif terhadap udara
dan air. Sehingga ANFO memerlukan teknik pembungkus tersendiri sehingga tidak mudah
terkena air atau udara lembab. Mengingat kelemahannya ini mengakibatkan penggunaan ANFO
terbatas yang kemudian menjadikan manusia berusaha untuk menyempurnakan dengan
penemuan bahan peledak jenis Watergel yang terdiri atas ammonium nitrat, air, gellin agent, dan
sensitizer yang tahan terhadap air dan udara lembab, slury yang terdiri dari nitroglyserine based,
water based dan water based emulsion.
1.1 Pengertian Bahan Peledak
Bahan peledak adalah zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun
campurannya yang apabila terkena suatu aksi berupa panas, benturan,
tekanan, hentakan atau gesekan akan berubah secara fisik maupun
kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil.

ANFO (atau AN/FO, untuk Amonium Nitrat / Bahan Bakar Minyak) adalah bahan
peledak industri massal yang banyak digunakan.

ANFO
ANFO Merupakan Bahan Peledak Sekunder

Bahan peledak sekunder adalah bahan peledak yang relatif tidak mudah meledak dengan adanya
api, benturan dan gesekan. Bahan peledak ini hanya akan meledak apabila ada ledakan yang
mendahuluinya, misalnya adanya ledakan detonator. Bahan peledak sekunder antara lain DNT
dan ANFO.

Berdasarkan kepekaan ini maka penyimpanan kedua jenis bahan peledak ini tidak boleh
disatukan, misalnya dinamit dengan detonator. Bila ditinjau dari kecepatan reaksinya, bahan
peledak sekunder lebih tinggi.

Dalam suatu alat peledak atau sistem peledakan bahan peledak primer hanya dipakai dalam
jumlah yang terbatas, sekedar untuk memulai terjadinya ledakan. Ledakan yang sebenarnya
diperoleh dari meledaknya bahan peledak sekunder. Meskipun bahan peledak sekunder
dikatakan tidak mudah meledak dengan adanya api, benturan, gesekan dan sebagainya, namun
segala upaya pencegahan terjadinya kebakaran harus benar-benar diusahakan pada saat kita
mengelola bahan peledak. Bila sebagian massanya sudah mulai terbakar maka api akan segera
menjalar ke seluruh massa bahan peledak. Dan apabila bahan peledak tersebut tertutup atau
menumpuk akan terjadi ledakan. Peristiwa ini disebut pemanasan lokal.

ANFO adalah singkatan dari ammonium nitrat (AN) sebagai zat pengoksida dan fuel oil (FO)
sebagai bahan bakar. Setiap bahan bakar berunsur karbon, baik berbentuk serbuk maupun cair,
dapat digunakan sebagai pencampur dengan segala keuntungan dan kerugiannya. Pada tahun
1950-an di Amerika masih menggunakan serbuk batura sebagai bahan bakar dan sekarang sudah
diganti dengan bahan bakar minyak, khususnya solar. Di Indonesia perusahaan bahan peledak
yang sudah memproduksi ANFO adalah PT. Dahana dengan merek dagang “Danfo” dan PT.
Pindad dengan merek dagang “Panfo”.
Kondisi ANFO adalah
1.   Medium to Low VoD 4000 – 4500 m/s (bervariasi terhadap ukuran lubang, jenis bahan bakar,
kandungan air, densiti dan primer)
2.      Densiti 0.8 – 0.82 g/cc
3.      Diameter kritis
4.      Energi angkat tinggi, energi shock rendah dibandingkan dengan BP komersil lainnya
5.      Highly hygroscopic
6.      Densiti dan energi dan dimodifikasi dengan pencampuran high energetic materials (Al).
Keuntungan ANFO
1.      Mudah untuk dibuat
2.      Cost effective
3.      Sederhana dan banyak digunakan
4.      Densiti rendah (<berat)
Kerugian ANFO
1.      Tidak tahan air
2.      Densiti rendah (<tekanan lubang tembak)

Anda mungkin juga menyukai