Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SUMBER DAYA MANUSIA

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

Ditulis oleh :
Leni Hermawati
Sultan Septian

Dosen pengajar :
Dr.H.Hardiyat.M.phd

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NUR EL-GHAZY

TAHUN AJARAN 2022-2023


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar belakang 2
1.2 Tujuan 2

BAB II ISI 3
2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia 3
2.2 Peran Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan 3
2.3 Peran Guru dalam Sosiologi dan Antropologi Pendidikan 5
2.4 Peran Siswa dalam Sosiologi dan Antropologi pendidikan 8

BAB III PENUTUP 8


3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8

REFERENSI 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tidak bisa dipungkiri bahwa ada banyak perubahan dan perkembangan yang positif
membuat ilmu pengetahuan tersalurkan dengan mudah dengan kelebihan era disrupsi ini,
seperti kuliah online, digitalisasi perpustakaan atau e-library, dan adanya aplikasi pendidikan
berbasis smartphone mobile. Namun, hal tersebut tidak bisa menggantikan peran pendidikan
moral atau pendidikan karakter. Oleh karena itu, kemajuan teknologi di era disrupsi harus
berjalan seiring dengan pendidikan moral bagi peserta didik. Sehingga pendidikan di era
disrupsi dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional,
sosial dan spiritual. Merubah sistem pendidikan Indonesia untuk mengantisipasi era
digitalisasi revolusi Industri 4.0 bukanlah pekerjaan yang mudah. Sistem pendidikan
Indonesia merupakan salah satu sistem pendidikan terbesar di dunia yang meliputi sekitar 30
juta peserta didik, 200 ribu lembaga pendidikan, dan 4 juta tenaga pendidik, tersebar dari
sabang sampai merauke yang hampir sama luasnya dengan benua Eropa. Namun, komitmen
perubahan untuk kemajuan ini merupakan sebuah keharusan yang harus disikapi, agar tidak
terlindas oleh perubahan zaman yang sangat cepat. Buku di tangan Anda ini, mudah-mudahan
menjadi bagian yang terpisahkan dari komitmen tersebut.

1.2 Tujuan
Memahami pengertian dari Sumber Daya Manusia. Memahami dan mengetahui apa
saja yang meliputi dari Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan.dan dengan Pendidikan
maka proses untuk meningkatkan dari kualitas Sumber Daya Manusia nya.
Dengan adanya Pendidikan ini maka hasil yang akan dicapai adalah terciptanya
Sumber Daya Manusia yang kompeten dan sesuai dengan tuntutan pembangun,dimana
dirinya mempunyai soft skill dan hard skill yang baik sesuai apa yang diharapkan.
Dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Sosiologi dan Antropologi
Pendidikan, maka kami coba memaparkan apa pengertian dan hal-hal yang meliputi Sumber
Daya Manusia dalam sosiologi dan antropologi pendidikan.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) adalah merupakan individu yang produktif dan bekerja
sebagai penggerak organisasi. baik itu organisasi yang ada di dalam suatu instansi atau
perusahaan. Sumber daya yang tidak dapat digantikan serta menjadi aset yang penting.
Sumber Daya Manusia adalah suatu potensi yang dimiliki oleh setiap orang untuk
mewujudkan sesuatu sebagai makhluk sosial atau kemampuan daya pikir dan daya fisik yang
dimiliki seorang individu dan berperilaku dipengaruhi oleh keturunan maupun lingkungannya
serta bekerja karena keinginannya untuk memenuhi tujuannya.
Tugas dari manajemen sumber daya manusia pada dasarnya adalah mengelola unsur
manusia dengan segenap potensi yang dimiliki seefektif dan seefisien mungkin guna
mencapai tujuan pendidikan. Adapun Sumber Daya Manusia dalam pendidikan meliputi
kepala sekolah, tenaga pendidik (guru), karyawan, dan komite sekolah.

2.2 Peran Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan


Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena
pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas manusia yang berlangsung
seumur hidup, dengan berpedoman pada pendidikan maka manusia akan dapat maju dan
berkembang untuk mencapai kesempurnaan. Pendidikan di Indonesia merupakan aspek yang
sangat penting, mengingat pendidikan di Indonesia untuk saat ini belum mampu bersaing
dengan pendidikan di Negara-negara maju. Merujuk pada era- Digitalisasi pendidikan di
Indonesia dituntut mampu mencetak manusia-manusia ahli yang mempunyai keunggulan
demi menjawab tantangan global dan Digitalisasi. Sehingga pendidikan di Indonesia untuk
saat ini memerlukan banyak evaluasi dan peningkatan yang sistematis.
Manajemen sumber daya manusia (Human Resource Management) dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan adalah sangat penting, hal ini mengingat bahwa dalam
suatu organisasi atau lembaga pendidikan, dapat maju dan berkembang dengan dukungan dari
sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap lembaga pendidikan atau organisasi yang ingin
berkembang, maka harus memperhatikan sumber daya manusia dan mengelolanya dengan
baik, agar tercipta pendidikan yang berkualitas. Adapun Sumber Daya Manusia dalam
pendidikan meliputi kepala sekolah
Tugas dari manajemen sumber daya manusia pada dasarnya adalah mengelola
unsur manusia dengan segenap potensi yang dimiliki seefektif dan seefisien mungkin guna
mencapai tujuan pendidikan. Mengelola unsur manusia bukanlah hal yang gampang
karena manusia merupakan sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan serta
memiliki rasio, rasa dan karsa. Berangkat dari hal tersebut maka manajemen sumber daya
manusia memiliki tugas yang dapat dikelompokkan kedalam tiga fungsi yaitu: fungsi
manajerial, fungsi operasional dan fungsi kedudukan manajemen sumber daya manusia
dalam pencapaian tujuan (Triton PB, 2005 :12).
Fungsi manajerial dalam manajemen sumber daya manusia di pendidikan memiliki
keterkaitan yang erat dengan beberapa kegiatan seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian. Fungsi Manajerial harus bisa dijalankan oleh kepala sekolah.
Seperti pendapat E. Mulyasa (2006:151) bahwa “Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat
ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang
tersedia di sekolah.”
Sedang fungsi operasional dalam MSDM meliputi beberapa kegiatan diantaranya
manajemen pengadaan, upaya pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja. Dan fungsi ketiga adalah kedudukan
manajemen sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi secara terpadu,
merupakan upaya-upaya yang bersifat integratif sebagai sebagian dari strategi manajemen
sumber daya manusia dalam mencapai tujuan pendidikan.

2.3 Peran Guru dalam Sosiologi dan Antropologi Pendidikan


Dalam proses sosialisasi pendidikan bisa terjadi kendala atau hambatan, hal ini
dikarenakan terjadinya kesulitan komunikasi dan adanya pola kelakuan yang berbeda-beda
atau bahkan bertentangan. Setiap orang atau individu harus berusaha menguasai kondisi
semaksimal mungkin dengan tuntutan lingkungannya termasuk di sekolah. Sebab kegagalan
dalam proses sosialisasi dapat menyebabkan gangguan kejiwaan. Kesulitan demi kesulitan
dapat timbul sebagai akibat modernisasi, industrialisasi, urbanisasi maupun teknologi
Maka menurut hemat saya guru perlu memahami pengetahuan tentang sosiologi pendidikan
sbb :
● Sosiologi pendidikan sangat penting untuk diajarkan dalam PAI karena bertujuan agar
pendidik mampu memahami masyarakat dan seluruh latar belakang sosial tempat
dimana peserta didik tinggal serta pendidik mampu memberikan pengajaran yang
sesuai dan efektif sehingga peserta didik mampu memahami apa yang telah
disampaikan oleh pendidik.
● Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara semua
pokok masalah antara proses pendidikan dan sosial. jadi sangat penting sekali
mempelajarinya terutama untuk calon guru karena guru tidak hanya menguasai dan
mengajarkan materi saja tapi juga dituntut mengetahui perilaku siswanya agar guru
dapat mengetahui kemauan dan kebutuhan siswa sehingga materi dapat dipahami
peserta didik dengan mudah.
● Mempelajari sosiologi sangatlah penting apalagi mempelajari sosiologi pendidikan
karena sama halnya dengan mempelajari semua tingkah laku gejala-gejala yang
berhubungan dengan masyarakat. oleh karena itu kita sebagai calon guru harus bisa
memahami semua hal yang berada disekitar kita baik masyarakat peserta didik,
lingkungan dan sebagainya. dengan mempelajari sosiologi pendidikan seseorang bisa
mengetahui dan memahami orang lain. semua ini dapat dilakukan dengan interaksi,
pergaulan sosial dan lainnya. dengan demikian menguasai sosiologi pendidikan sangat
penting karena ilmu ini membahas tentang proses interaksi sosial anak-anak mulai
dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio
kultural yang terdapat di dalam masyarakat.
● Pokok permasalahan yang ada dalam sosiologi pendidikan sangatlah banyak, yang
kebanyakan menyangkut pendidikan itu sendiri dan masyarakat. jadi saya sangat
setuju bahwa untuk mempelajarinya kita tak bisa lepas dari kita harus mempelajari
masyarakat itu sendiri yang dapat dilakukan melalui beberapa metode seperti
pendekatan individu, pendekatan sosial, pendekatan interaksi dan pendekatan
fungsional.

Peran guru disini yaitu kedudukan. Dimana seseorang harus melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai kedudukannya atau perannya. Seperti guru, yaitu harus menjalankan
sesuai kedudukannya menjadi guru.Disini peran guru dalam perspektif sosiologi pendidikan
ada empat yaitu:

1. Peran sosial guru dalam pendidikan.


Jadi, peran guru disini yaitu perilaku yang mengharapkan menjadi seorang
guru yang berkedudukan sosial statusnya di masyarakat bisa mencapai status sosial
yang tinggi, yaitu dapat mengajak dan mengarahkan perilaku peserta didiknya agar
dapat aktif bersosialisasi dan berkomunikasi. Menurut Ki Hajar Dewantara, peran
sosial guru dalam pendidikan meliputi:
● Ing ngarso sung tulodo, guru perannya di depan, harus memberikan contoh
yang baik.
● Ing madyo ing mangun karso, guru perannya menjadi penengah, dimana guru
bisa mengembangkan pembelajaran dengan membangkitkan semangat peserta
didik
● Tut wuri handayani, guru perannya di belakang, bisa menjadi penasehat dan
memberikan motivasi untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Peran pendidik pada lembaga pendidikan.


Kedudukan guru disini sebagai pelaksana Pembelajaran, yang perannya
sebagai figur sentral untuk menjalankan fungsinya pendidikan yaitu mendidik,
mengajar, melatih dan membimbing peserta didik.
3. Peran guru dalam masyarakat.
Peran guru disini sebagai penengah, penyemangat, penggerak, kegiatan
masyarakat dan menyalurkan pemikirannya untuk memecahkan masalah yang ada di
masyarakat. Perannya juga mengajar peserta didik di masyarakat terpencil mengenai
ilmu pengetahuan yang memang membutuhkan suatu pendidikan.

4. Peran guru sebagai bentuk profesi.


Peran disini yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab
dari profesional guru yang sesuai dengan UU. No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan
dosen pasal 32 ayat 2 dan pasal 20. Peran guru sebagai bentuk profesi menempatkan
pekerjaan yang profesional yaitu sesuai bidang mengajarnya, dimana memerlukan
keahlian, kecakapan, keterampilan dan kemahiran sesuai standar mutu dan keahlian
dalam empat kompetensi meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

2.4 Peran Siswa dalam Sosiologi dan Antropologi pendidikan


Sosiologi pendidikan mengkaji hubungan pendidikan dengan aspek lainnya dalam
masyarakat, hubungan antar manusia di dalam sekolah, pengaruh sekolah terhadap kelakuan
dan kepribadian semua pihak. Salah satu yang menjadi pembahasan adalah sosialisasi dan
karakter peserta didik. Sosiologi pendidikan lahir pada tahun 1970 di Inggris yang kemudian
menyebar ke Amerika dan berbagai negara lainnya. Ilmu ini lahir karena adanya
perkembangan masyarakat yang cepat dan berakibat pada merosotnya peran pendidik serta
perubahan interaksi antar individu. Kajian sosiologi pendidikan meliputi tentang bagaimana
institusi dan kekuatan sosial mempengaruhi jalan kerja dan hasil dari sebuah pendidikan.
Sosiologi pendidikan juga menuntut kepekaan dalam melihat nilai, institusi, budaya, dan juga
kecenderungan realitas dunia pendidikan dalam masyarakat. Tak hanya itu, tentang
bagaimana dunia pendidikan menyusun kurikulum yang relevan dengan masyarakat, peran
tenaga pendidik dalam membentuk peserta didik juga turut dibahas dalam sosiologi
pendidikan.Sosialisasi adalah proses pembelajaran individu terhadap budaya yang
berkembang agar ia bisa menjadi anggota masyarakat. Di dalam sosialisasi terdapat agen
sosialisasi , yang pertama adalah keluarga, keluarga disini meliputi keluarga inti seperti ayah,
ibu, saudara kandung yang hidup serumah. Peran keluarga penting dalam sosialisasi, karena
keluarga merupakan lingkungan pertama yang individu kenal.
Yang kedua teman sebaya, teman sebaya atau teman bermain juga berperan dalam
sosialisasi, karena lingkungan bermain secara tidak langsung membentuk individu tersebut.
Kemudian lembaga pendidikan formal, di dalam lembaga pendidikan formal seorang akan
diajarkan dan diberitahu mengenai menulis, membaca, dan berhitung. Aspek lain yang akan
dipelajari seperti aturan mengenai kemandirian, prestasi, dan lain sebagainya. Selanjutnya
media massa yang meliputi media cetak dan media elektronik.Agen lainnya yang juga
berperan antara lain institusi agama, lingkungan sekitar, organisasi, dan lingkungan
pekerjaan.
Melalui lembaga pendidikan formal seperti sekolah, sosiologi pendidikan memiliki
peranan penting dalam sosialisasi peserta didik. Dengan mempelajari sosiologi pendidikan
tentu seorang tenaga pendidik lebih memahami tentang bagaimana cara berkomunikasi
dengan siswa yang latar belakangnya beragam. Sosialisasi merupakan proses pembelajaran
individu terhadap budaya yang berkembang di masyarakat agar dia dapat berperan sebagai
anggota masyarakat. Melalui sosiologi pendidikan, tenaga pendidik juga berperan memberi
keterampilan peserta didik agar nantinya dapat berguna dan memiliki peran di masyarakat.
Peran sosiologi pendidikan dalam pembentukan karakter bisa diterapkan melalui guru
yang diwajibkan untuk menyisipkan pendidikan karakter yang tercantum dalam rencana
pembelajaran. Dalam materi sosiologi pendidikan terdapat pembentukan karakter siswa yang
terdapat dalam silabus pembelajaran sosiologi. Sisipan kompetensi dasar diantaranya terkait
pendalaman nilai-nilai agama, penerapan konsep dasar sosiologi, mengkaji gejala sosial yang
ada, memahami hubungan sosial antar individu dan kelompok, penerapan metode sosiologi,
menjunjung tinggi keharmonisan, menumbuhkan kesadaran individu. Nilai nilai yang
diajarkan dalam kurikulum berfungsi menumbuhkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif . penerapan
nilai-nilai ini di dalam kelas bisa berupa, misalnya nilai agama bisa dengan melaksanakan
kegiatan tadarus, nilai gotong royong bisa dengan melakukan bersih-bersih kelas atau piket,
nilai disiplin bisa dengan datang tepat waktu. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat tertanam
kuat dalam diri peserta didik yang kemudian nantinya menjadi karakter individu tersebut.
Metode penelitian dalam penulisan ini menggunakan data yang dikumpulkan dan
disatukan kemudian dianalisis dan dijelaskan dari berbagai macam sumber untuk
mendapatkan suatu kesimpulan. Data yang digunakan penulisan ini didapatkan dari berbagai
sumber berupa elektronik book (ebook), dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran
sosiologi pendidikan dalam sosialisasi dan karakter peserta didik. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi atas apa yang ingin disampaikan bahwa di dalam
sosiologi pendidikan mempelajari banyak hal yang dapat mendukung karakter peserta didik,
diantaranya merupakan proses sosialisasi menjadi faktor terpenting dalam membentuk dan
membangun karakter peserta didik.
Adapun siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa harus berperan aktif dalam
pembelajaran agar dapat mengkonstruksi pengalaman-pengalaman belajarnya dalam bentuk
perubahan/perkembangan baik dalam domain kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Sosiologi pendidikan sangat penting untuk diajarkan dalam PAI karena bertujuan
agar pendidik mampu memahami masyarakat dan seluruh latar belakang sosial tempat
dimana peserta didik tinggal serta pendidik mampu memberikan pengajaran yang sesuai dan
efektif sehingga peserta didik mampu memahami apa yang telah disampaikan.
Sosiologi pendidikan merupakan ilmu yang mempelajari peranan juga hubungan
timbal balik dimana adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam lingkup serta
proses pendidikan.Antropologi mempelajari cara atau kebudayaan manusia.
Jadi dalam sosiologi dan antropologi pendidikan ini menjadi sebuah kesatuan dimana
ini menjadi acuan bagi para calon pendidik untuk bisa melaksanakan proses belajar mengajar
dengan mudah karena mengetahui cara yang tepat menangani dan mendidik peserta didik
karena pendidik sudah mengetahui tata cara atau kebiasaan – kebiasaan peserta didik dan
keluarganya serta mengetahui kebudayaan masyarakat sekitar. Korelatif (hubungan)
Sosiologi Pendidikan terhadap Antropologi Pendidikan Sosiologi dalam perannya di sistem
pendidikan ditunjang oleh antropologi.
Dalam sistem pendidikan berkaitan dengan pemberian pendidikan untuk
mengarahkan peserta didik agar berbudaya dengan sebagaimana mestinya, mensosialisasikan
mengenai perbedaan ciri fisik, warna kulit serta berbagai hasil kebudayaannya hingga kelak
peserta didik menjadi mampu untuk hidup secara layak dengan social yang tinggi dalam
masyarakat, kemudian interaksi yang sesuai diajarkan sesuai dengan norma atau tatanan
dalam masyarakat (kontrol sosial), tata kelakuan dan cara bersikap atau berinteraksi di
masyarakat,di sekolah dan dalam keluarga, mengenalkan peserta didik akan status sosial dan
tingkatannya untuk diaplikasikan dalam masyarakat di masa depan. Hubungan sosial antar
masyarakat bertalian erat dengan norma kebiasaan dalam masyarakat (kehidupan berbudaya),
semua itu diharapkan selaras dengan pola interaksi pada masyarakat dan kesesuaiannya
dalam budaya masyarakat. Penerapan Sosiologi dan Antropologi Pendidikan khususnya pada
Pendidikan Dasar Sosiologi dan antropologi pendidikan diterapkan dalam pendidikan dasar
diantaranya :
● Mengajarkan cara bersikap terhadap teman orang tua dan orang lain ·
● Mengenalkan pada siswa berbagai macam kebudayaan.
● Mengenalkan adanya status sosial, tanpa mempermasalahkan perbedaan
tersebut
● Menerapkan kebudayaan di dalam lingkungan sekolah.
● Mengajarkan tradisi daerah setempat, dengan harapan siswa mampu
meneruskan tradisi nantinya,Sebagai seorang guru harus menjalankan peranan
guru dengan sebaik – baiknya.
● Mengenai kepribadian guru harus benar benar baik, karena kepribadian guru
sangat menentukan kelakuan siswa.
● Guru benar –benar mengenal kebiasaan anak, sehingga kita sebagai guru akan
lebih mudah menyikapi siswa.

Perlu dipahami mengenai faktor – faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat berkaitan
dengan organisasi sekolah, terutama sistem pendidikan di masyarakat serta integrasinya di
dalam keseluruhan kehidupan masyarakat, Beberapa contoh mengenai sekolah dasar adalah
sebagai kontrol sosial Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dimana dalam lembaga
tersebut dibentuk kepribadian mulai dini, apa yang diajarkan pada anak usia sekolah dasar
sangat – sangat mempengaruhi kepribadian dan moral anak tersebut dimasa yang akan
datang. Contohnya dengan membentuk jiwa yang disiplin pada anak maka paling tidak anak
– anak dengan sendirinya mengaplikasikan sifat disiplin yang dia miliki (yang sudah
terbentuk melalui kebiasaan di sekolah) di dalam masyarakat. Dikatakan bahwa sekolah
sebagai lembaga yang mampu memperbaiki moralitas bangsa, pembentukan karakter dan
kepribadian manusia seutuhnya bermula dari usia sekolah dasar, dimana mulai awal anak
masuk ke dalam lembaga pendidikan ini sudah dikenalkan dan diajarkan mengenai perilaku
baik maupun buruk serta dampak negatif maupun dampak positif dari masing – masing
perilaku tersebut. Di dalam sekolah dasar sumber daya manusia terus menerus diasah dan
diberikan ilmu serta pengarahan dengan harapan jika mereka kelak terjun langsung di
masyarakat mereka akan memiliki kepribadian yang kuat hingga mampu mencapai kemajuan
sosial. Norma dan nilai yang berlaku di masyarakat juga akan diajarkan di sini sehingga
mereka mampu untuk bersikap sebagaimana mestinya di lingkungan masyarakat sesuai
dengan norma – norma yang berlaku dalam suatu kelompok (masyarakat) tersebut. Dalam
pendidikan dasar memiliki tujuan membentuk manusia yang berjiwa sosial , serta dapat
menyelesaikan masalah – masalah sosial sesuai dengan tata cara yang berlaku di dalam
masyarakat. Sebagai guru ada beberapa cara untuk mengembangkan hubungan sosial secara
sehat di dalam lingkungan sekolah Senantiasa mengenalkan pada anak-anak mengenai
perbedaan, dalam artian positif, mengajarkan cara menyikapi perbedaan dan mengarahkan
anak agar bisa berjalan selaras meski adanya perbedaan. meminimalkan jarak antara anak
yang memiliki status sosial yang berbeda dengan anak -anak yang lainnya selalu memberikan
pengarahan untuk tidak mengucilkan salah satu teman mereka apapun yang terjadi
menunjukkan indahnya kebersamaan kepada anak -anak sebagai guru tidak bersikap over
protektif terhadap para siswa, tetapi selalu mengingatkan jika ada kesalahan yang dilakukan
siswa. sering mengadakan kompetisi dalam kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan
bersama dengan kelas lain. Dan dari situ bisa kita tanamkan sportifitas sehingga
meminimalkan perselisihan antar siswa. Mengembangkan hubungan sosial di kelas secara
efektif sehingga membuat pembelajaran menjadi bermakna. Dengan sering menggunakan
metode permainan yang membutuhkan kekompakan (dalam bentuk kelompok) dalam
pembelajaran , menurut pendapat saya itu sangat membantu para siswa untuk bersikap solid
untuk memenangkan kompetisi atau lebih unggul dari kelompok lain. mungkin dengan
adanya “reward” akan lebih memacu siswa untuk terus mempertahankan kekompakannya.
Perlahan lahan itu akan terus teringat oleh siswa.Bahkan di luar lingkungan sekolah pun akan
di lakukan oleh teman – teman sebayanya. Mengajak siswa bermain peran dalam pelajaran
tematik misalkan (peran guru, polisi, dokter dsb) ditekankan pada hubungan profesi mereka
dalam kehidupan sehari – hari.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan, peran sosiologi pendidikan dalam
sosialisasi, dapat dijalankan melalui peran guru sebagai tenaga pendidik yang sebelumnya
sudah mempelajari tentang sosiologi pendidikan tersebut. Sedangkan karakter peserta didik
akan terbentuk melalui silabus serta rencana pembelajaran yang diatur dan dibuat dengan
sebaik mungkin, yang kemudian diterapkan sehari-hari.

3.2 Saran
Sangat penting untuk seorang pendidik mampu memahami masyarakat dan seluruh
latar belakang sosial tempat dimana peserta didik tinggal serta pendidik mampu memberikan
pengajaran yang sesuai dan efektif sehingga peserta didik mampu memahami apa yang telah
disampaikan sehingga guru maupun siswa.sebagai suatu sumber daya manusia yang
berkompeten.

REFERENSI

Priatna, T. (2019). Buku Disrupsi Pendidikan. Pusat Penelitian dan Penerbitan UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.

rifai, mahmud. (2017, May 18). Peranan sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. KOMPASIANA. Retrieved October 5, 2022, from
https://www.kompasiana.com/mahmudrifai/591d12c4179373180dd59ef9/peranan-sumber-da
ya-manusia-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan

risiano, akbar. (2012, December 16). Urgensi Mempelajari Sosiologi pendidikan bagi Calon
Guru. KOMPASIANA. Retrieved October 5, 2022, from
https://www.kompasiana.com/akbarisation/551aec3e81331132019de290/urgensi-mempelajari
-sosiologi-pendidikan-bagi-calon-guru

Anda mungkin juga menyukai