Anda di halaman 1dari 14

AMONG US

Writted by
 Anisa Putri
 Ayu Hilma
 Gea Anindya
 Isya Maghfira
 Nadhira Athaya

Oleh
XI MIPA 1
Pameran Karakter
Narendra : Fauzan
Aland : Alfan
Milan : Nayla R
Kenaan : Lio B
Amara : Nayla P
Pak Dodi : Fredrick Valentino
Gilbert : Hansel
Bu Diah :
Arisha :
Buyer :
MC :
_______Take 1, part 1_______

Rabu, 8 Mei 2022, pukul 10.00

SMA PGRI 1 BEKASI terpilih sebagai tempat pelaksanaan pameran nasional, para panitia sedang
mempersiapkan pameran pada tanggal 11 Mei 2022. Ditengah siang yang terik lukisan utama yang
akan dipamerkan akhirnya sampai, para panitia pun sibuk menyambut datangnya lukisan tersebut.

Narendra : “EH EH lukisannya sudah sampai, yang cowo cowo bantuin”


(menepuk tangannya untuk mengalihkan perhatian panitia)
Seluruh Panitia : “oke boss”
Keenan : “eh lukisannya taruh situ ya.. hati hati nanti rusak” (menunjukan
tempat kosong)”
Milan : “eh buka dong kainnya, gue penasaran lukisannya sebagus apa”
Keenan : “gue buka ya 1….2….3…” (membuka lukisan)
Aland : “Wah anjir kece banget nih, foto lah skuy foto, rame rame”
(Mengambil HP dari sakunya)
Amara : “iya bagus banget, pantesan dijadiin lukisan utama”
Aland : “Ayo sini deketan biar keliatan semuanya. Semua panitia ayo buat
dokumentasi ini” (Mengatur posisi) “BU DIAH BU, bisa tolong fotoin
kita ga bu?” (memanggil bu diah, yang sedang berjalan di koridor)
Bu Diah : “Wah boleh, ini lukisan utama ya? Bagus sekali) (mengambil hp
aland)
_______Take 1, part 2_______

Lalu mereka bergaya untuk mengambil momen tersebut. Ditengah berfoto ria, tiba tiba Pak
Tino datang.
Pak Dodi : “wah puji tuhan akhirnya lukisannya sampai dengan selamat. Bagus
yahh, saya percayakan lukisan ini pada kalian, tolong dijaga sampai pameran ini selesai ya.”
Seluruh Panitia : “Siap pak”
Aland : “pak pak sini kita foto lah bareng bareng. Bu Diah sekali lagi ya,
terimakasih bu”
Pak Dodi : “oh iya boleh boleh”
_______Take 1, part 3_______
Hari semakin sore, pukul telah menunujukan pukul 16.00. Waktu jam pulang sudah tiba, satu persatu
panitia telah meninggalkan lokasi.

Gilbert : “ OI gue balik duluan ya, semangat lemburannya.” (melambaikan tangan


dan pergi meninggalkan ruangan)

Keenan : “Ya hati – hati.”

setelah gilbert meninggalkan aula, tersisa narendra, milan, keenan, amara, dan aland yang masih

berada di aula.

Aland : “Ini kalau dijual gue bisa beli aerox kali ya, lumayan buat jemput cewe gue”
(memandang lukisan dengan takjub)

Amara : “Bisa lebih ga sih?” (membuka permen lollipop, lalu memaknnya)

Narendra : “Udah kerjain kerjaan kalian aja, daripada ngomongin yang ga perlu. Milan
laporan pemasukan dan pengeluaran udah selesai.” (Membuka laptop)

Milan : “Shit, gue udah selesai, udah gue bawa, bentar” (Membuka tas nya dan
mencari data keuangan) “Nah ini dia, gue lupa kasih ke Pak Dody. Besok deh
gue kasih)

Narendra : “Mar konsumsi aman kan?”

Amara : “Aman, ada Keenan juga yang bantuin gue” (mengacungkan ibu jari nya,
dan mulai mengobrol kembali dengan Keenan)

Narendra : “Sip, Flyer udah disebar kan land?” (mengalihkan kepalanya dari laptop kea
land, karena merasa tidak ada respon) “land? Hallo?”

Aland : “Eh iya kenapa?” (Kaget)

Narendra : “Flyer gimana?”

Aland : “udah boss, aman”

Milan : “lu ngapain si land? Ngeliatin lukisan mulu, beneran mau nyuri lu ?”

Aland : “Kaga lah.. Cuma bingung kok bisa lukisan ini semahal itu.”

Milan : “ya bisa lah yang lukis kan pelukis terkenal, makanya dijadiin lukisan utama
bodoh.”

_______Take 1, part 4 _______

Amara : “Nan, Lu tau kan mereka ngejar gue lagi.”

Keenan : “Bukannya udah lu bayarya mar?”

Amara : “Udah nan, tapi ya bokap gue kan minjem ke rentenir ya, bunganya gede
banget. Gue udah bayar hutangnya, tapi bunganya belum”

Aland : “Ini kalau dijual gue bisa beli aerox kali ya, lumayan buat jemput cewe
gue”

Amara : (nengok ke Aland) “bisa lebih ga sih itu?” (Memakan permen)


Keenan memandang lukisan

Amara : “Lu kenapa liatin lukisan mulu”

Keenan : “Lagi mikirin rencana”

Amara : “Jangan bilang… ga ya nan. Gue ga setuju.”

Keenan : “Ya mau gimana lagi mar? Lu udah kerja sana sini, karena bokap lu itu
ninggalin hutang sebanyak itu. Jadinya ini ga salah lu sepenuhnya.”

Narendra : “Mar konsumsi aman kan?”

Amara : (Nengok ke Naren) ““Aman, ada Keenan juga yang bantuin gue”
(mengacungkan ibu jari nya, dan mulai mengobrol kembali dengan Keenan)
“Lu tau kan itu lukisan nasiaonal nan, kalau ilang pasti polisi bakal ikut.”

Keenan : “Gampang, kalau udah kita jual, pasti ada sisa untuk nyewa pelukis untuk
melukis sama persis. Udahlah tenang aja mar. gue yang ngambil alih.”

_______Take 2, part 1_______

18.00

Narendra : “Udah jam segini, kerjaan kalian sudah selesai kan? Ayo beres-beres.”
(mematikan laptop)

Milan : “kalian duluan aja, gue nunggu dijemput” (Memainkan HP)

Aland : “oke gue duluan, gue buru buru soalnya. dahh”

Milan : “lu pulang sama siapa mar?”

Amara : “ini sama keenan. Ayo nan. Gue duluan ya milan, naren” (keluar kelas
Bersama Kenaan)

Narendra : “mau nunggu diluar apa didalam lan?”

Milan : “didalam aja, sekalian ngadem”

Narendra : “oh yaudah, jangan lupa pastiin jendela ditutup semua ya. Lampunya
matiin. oh iya nanti tolong lukisan utamanya tutup pakai kain lagi. Trus nanti
pintunya jangan lupa dikunci. Nanti bawa aja kuncinya. Gue duluan ya
milan.”

Milan : “Oh iya hati hari ren.”

_______Take 2, part 2_______

Amara dan Keenan berbohong, untuk pulang bareng. Melainkan mereka bersembunyi disalah satu
ruangan di Gedung sekolah tsb

Amara : “Nan lu yakin?”

Keenan : “Yakin, udah kita tunggu Milan pulang. Tadi jendela ga lu kunci kan?”

Amara : “Engga. Itu tuh Milan udah keluar” (menepuk bahu Keenan)

Sesampainya di depan aula


Keenan : “Udah gue yang ambil, lu tunggu sini, liat liat sekitar.”

Amara : “Yaudah hati hati yang nan.”

Keenan pun memasuki aula lewat jendela yang tidak dikunci oleh amara, dan mengambilnya.
Rencana mereka pun berhasil. Dan Keenan keluar aula membawa lukisan utama.

Amara : “Keenan kita berhasil”

Keenan : “Ini lu bawa aja kerumah lu, bisa lu jual kan? Lu tau kan tempat jual jual gitu?”
(Mengasih lukisan ke Amara)

Amara : “Tauuu, lu lupa gue anak seni? Makasi ya Keenan.”

_______Take 2, part 3_______

Seorang gadis melihat sepasang perempuan dan lelaki sedang bersembunyi, dengan penasaran dia
melihat gerak gerik pasangan tersebut, dan mendengar percakapan mereka.

Arisha : “Mereka mau ngapain ya?” (bermonolog) “eh itu mereka jalan ke aula ngapain
anjir” (Kaget) “Anjing, mereka ngapain ngambil lukisan itu? WAH Harus gue foto ini”
(memfoto Keenan dan amara)

_______Take 3, part 1_______

Kamis, 9 Mei 2022. Pukul 10.00

Narendra sampai ke gerbang Gedung dan melihat banyak panitia berbisik bisik, dan memandang
dirinya.

Narendra : “Selamat pagi. Ini kenapa rame rame?”

Arisha : “Semalam lu terakhir di aula ya ren?”

Narendra : “Iya, kenapa emang?”

Arisha : “ada rumor katanya, lukisan utama ilang.” (membisik ke naren)

Narendra : “HAH?! Bercanda lu.”

Arisha : “Denger denger sih gitu, ini kita ga dibolehin masuk ke aula. Di aula ada milan, kita
ga dibolehin masuk sama dia gatau kenapa..” (mengendikkan bahu)

Narendra lari menuju aula bercampur panik dalam raut wajahnya.

_______Take 3, part 2_______

Sesampai di Aula, Narendra dapat melihat disitu sudah ada Milan, Aland, Keenan, dan Aland. Yang
sama terlihat bingung.

Narendra : “Lukisannya kemana?”

Aland : “gatau ren, pas gue sampai udah hilang ren” (gugup)

Milan : “gue sampai pertama, udah ga ada ren.” (menundukkan kepala)

Keenan : “gue baru sampai sama kondisinya ya begini.”


Narendra : “Ya tuhan…” (menarik rambutnya) “Pak Dody tau?”

Milan : “Gatau kayanya ren.. ini gue tutup biar pada ga ada yang tau.”

Keenan : “emang kenapa kalua orang pada tau? Bukannya bagus? Jadi lebih gampang
ketemunya.” (memainkan hp nya)

Milan : “Ya gue bingung harus gimana, kita yang terakhir pulang, gue juga yang pertama
kali sampai. Gue gatau harus gimana. Makanya langsung gue tutup” (menundukkan
kepala, ketakutan) “Lu juga kenapa ga panik? Malah main hp, santai banget. Kaya
udah tau kejadian ini bakal terjadi” (Menatap curiga ke Keenan)

Keenan : “Ah lu nuduh gue? Gue lagi hubungi Amara. Nih Liat Roomchat gue sama
Amara” (menunjukan roomchat)

Narendra : “Udah udah jangan tuduh-tuduhan gini dong. Coba suruh Amara cepetan. Kita
harus bahas ini."

Aland : “bener, ya allah gue takut banget, gimana ini ren??” (gemetaran gugup)

Narendra : “kita semua panik disini land, bukan lu doang. Pertama tama kita harus nunggu
Amara.”

_______Take 3, part 3_______

09.30

Disuatu tempat yang tidak ada orang berlalu Lalang. Amara dengan masker kacamata dan kupluknya
menghampiri seorang lelaki.

Buyer : “Ini beneran kan lukisannya?”

Amara : “Benar, ini ga lihat ada tanda tangan si Pelukis?” (membalikkan lukisan dan
menunjuk tanda tangan penulis)

Buyer : “Yaudah siniin lukisannya.”

Amara : “Ada barang ada uang”

Buyer : “Nih” (menyerahkan amplop putih tebal) “Sisanya saya transfer” (mengambil
lukisan)

Amara : (menyerahkan lukisan) (mengambil ampolp) “ok” (hp amara berbunyi) “ok yang
transfer sudah masuk. senang berbisnis dengan anda” (menjabat tangan buyer)

_______Take 4, part 1_______

10.30

Pintu aula terbuka menandakan Amara telah tiba dan terlihat ke bingungan.

Amara : “ini kenapa? Di depan rame banget.” (melepas jaket)

Aland : “lu dari mana? Lu telat 30 menit”

Amara : “ya sorry, macet”

Keenan : “lukisannya hilang mar.”


Amara : “HAH? Eh sumpah? Anjir kok bisa.” (Terkejut, menutup mulut)

Milan : “Gatau mar. itu didepan rame?”

Amara : “Rame, pada bisik bisik, kayanya pada tau.”

Milan : “tapi mereka tau darimana ya? Kan daritadi pintu gue tutup biar ga ada yang
masuk”

Aland : “Ya Allah… kalau pak dody tau kita mati. Naren ini gimana? Ayo dong lu kan ketua,
gerak dong, disini pada ketakutan, lu kenapa diem duduk mojok gitu, gamau
tanggung jawab?”

Narendra : “DIAM ANJING!” (teriak)

Aland : “DIH HAHAHA LUCU LO. Pantesan aja ilang ketua nya aja begini” (Ketawa sarkas)

Narendra : “EH MAKSUD LU APA? Lu juga bacot doang ga bantuin.” (berdiri menghampiri
aland)

Aland : “dih budeg lu?”

Keenan : “ Mau berantem? Dilapangan aja sana. Sana keluar lu pada, biar
semua pada tau, pak dody tau. dan organisasi kita dibubarkan. Puas kan lu pada?!.”
(berjalan ke pintu)

_______Take 4, part 2_______

Kondisi semakin tenang, Kelima kawan tersebut akhirnya mendinginkan kepala

Keenan : “Ini ngapain sih? Kenapa kita ga kasih tau pak dody aja? Ini udah masuk kasus
pencurian, kita ngapain ditahan disini?”

Narendra : “Kita harus cari tau siapa pelakunya.”

Keenan : “Jadi maksud lu, salah satu dari kita pelakunya?”

Narendra : “Ga begitu, tapi mungkin. Secara yang tau letak lukisan utama Cuma organisasi kita
doang. Dan kita berlima yang terkahir keluar.”

Aland : “Brengsek lu ya, tapi bener juga.”

Narendra : “Milan, lu kemarin udah cek semua jendela sama kunci pintu kan?”

Milan : “Pintu sih udah gue kunci, lampu udah gue matiin, lukisan udah gue taruh dan gue
tutup pakai kain.… tapi… tapi… gue lua nge cek jendela” (gugup. Takut)

Amara : “Lu kan yang terakhir pulang mil, lu juga yang pertama kali datang. Ada yang aneh
ga pas lu pulang?”

(Milan menggeleng)

Aland : “EH jangan jangan lu yang ngambil ya mil? Kan secara lu yang paling terakhir
pulang, dan lu yang paling pertama datang. Bisa aja lu mau ngilangin bukti.”

Milan : (melotot) “lu nuduh gue? Atas dasar apa lu nuduh gue? Keuntungan gue buat nyuri
lukisan itu apa? Uang? Lu tau kan, keluarga gue berkecukupan. Lagian ya pasti yang
nyuri lukisan ini, mereka ngincer uang.”
Keenan : “Gue setuju sama milan, tapi lu masih belum jawab pertanyaan Aland. Tapi yang
pasti kalau ada pencuri lewat mana? Kan pintu udah lu kunci”

Milan : “Ya mana gue tau pencuri lewat mana, lewat jendela kali. Gue pulang terakhir juga
gue nunggu jemputan, dan gue datang paling awal karena kunci pintu kan di gue,
dan gue mau ngasih laporan kan ke pak dody.”

Narendra : “Oh iya jendela, siapa yang ngunci jendela kemarin?”

Amara : “Gue, tapi udah gue kunci semua kok.”

Milan : “AH IYA. Pas gue datang, gue langsung buka jendela biar udara masuk dan ada satu
jendela yang dikunci.”

Amara : “Ya mana gue tau, lagian ya mungkin pencurinya bisa aja bobol jendela.”

Milan : “Tapi ga ada bekas bobolan.”

Amara : “Fine kalau lu nuduh gue, tapi gue balik bareng Keenan. Masih tetep nuduh gue? Lu
jelas jelas liat kalau gue pulang duluan. Lu kali land yang ngambil.”

Aland : “Apaan lu tiba tiba nuduh gue?”

Amara : “Ya lu kemarin bilang mau jual ni lukisan buat beli motor”

Aland : “EH LU GILA YA?” (teriak)

Keenan : “land lu semalem, buru buru ngapain?.” (Nyender ditembok, tangan dilipat didada)

Aland : “ya gue mau jemput cewe gue”

Keenan : “gue bagi kontak cewe lu.”

Aland : “Buat apaan si anjing?. Kok lu semua nuduh gue?” (Pukul Tembok)

Keenan : “Kenapa takut?”

Aland : “tuh anjing” (Mengirim kontak pacarnya ke Keenan)

_______Take 4, part 3_______

Setelah Keenan mengkonfirmasi alibi aland

Kenaan : “Alibi aland confirmed” (Memasukan hp ke saku celana)

Aland : “KAN! lagian lu ga waras nuduh gue.”

Milan : “Ya siapa suruh lu ngomong mau jual, ilang beneran kan lukisan ini.”

Amara : “Alibi milan belum kita periksa.”

Milan : “Fuck, liat chat gue sama abang gue semalem, clear kan? Itu alasan gue pulang
terakhir.” (menunjukan roomchat ke Amara) “dan untuk gue datang paling awal
karena pertama kunci aula ada di gue. Kedua gue mau ngasih laporan ke pak dody,
lu bisa tanya pak dody langsung.”

Narendra : “Ok gue juga nyuruh milan buat bawa kunci dan serahin laporannya hari ini. Lu
gimana Keenan? Semalem lu kemana?”
Keenan : “Yaa abis ngater Mara gue balik”

Amara : “Bener”

Narendra : “Ada yang punya saran gimana”:

Keenan : “Hmm karena pamerannya H-2. Kita mau gamau harus udah punya lukisannya.
Antara kita nyari pelakunya. Atau… kit acari pelukis lain untuk membuat lukisan yang
sama.”

Milan : “Lu gila ya nan? Ini lukisan nasional loh, dan lu bisa-bisa nya nyuruh orang lain buat
duplikat in?”

Narendra : “Lu punya cara lain mil? Kita jujur ke pak dody? Trus pameran batal? Apa lebih
parah?”

Milan : “TAPI INI LUKISAN BAKAL DI LELANG REN. Coba lu bayangin udah lelang mahal
mahal dapat lukisan palsu?”

Aland : “Gue setuju sama keenan, bagaimana pun pameran ini harus berjalan. Ga ada yang
tau juga itu lukisan palsu, kita harus buat sama persis.”

Amara : “Gue setuju.”

Narendra : “Ok karena keputusan udah dapat, sekarang untuk mengisi kekosongan, kita ganti
pakai lukisan biasa aja lalu kita tutup pakai kain. Agar orang-orang tidak tau. Dan
lakukan kerja seperti biasa.”

_______Take 4, part 4_______

16.00

Seperti Biasa Jam sore merupakan jam pulang sehingga, Kembali lagi di aula hanya tersisa 5 orang

Narendra, Keenan, Aland, Milan, Amara, yang sedang berdiskusi Langkah apa yang akan mereka

lakukan.

Narendra : “Gimana Pelukisnya udah ketemu belum?”

Amara : “Ada nih, Dia bisa selesaiin sabtu pagi. Karena pameran sore. Jadi pagi masih ada
waktu buat siap siap. Tapi dia minta bayaraan yang gede.” (Memainkan HP)

Narendra : “Ok masalah bayaran gampang. Kita bagi 5 ya, coba kontak dulu orangnya mar.”

Milan : “Jadi Jumat aula kita kunci ya?”

Narendra : “Iya karena kita yang megang aula. Nanti kalau pak dody nanya kenapa aula di
kunci bilang aja tugas tugas kita udah selesai”

_______Take 5, part 1_______

Sabtu, 11 Mei 2020 pukul 07.00

Terlihat Gedung sekolah yang masih sepi, belum ada orang. Hanya dua lelaki dan satu perempuan

Yang. Kedua lelaki yang sedang membawa lukisan. Dan seorang perempuan yang sedang melihat
sekitar.
Amara : “Sini sini lewat sini” (Mengendap-endap)

Keenan : “Pelan pelan mara, ini berat.” (membawa lukisan)

Narendra : “Liat yang bener mar, kalau ketauan kita mati.” (membawa lukisan)

_______Take 5, part 2_______

Arisha sengaja datang pagi, karena ingin melaporkan insiden amara dan Keenan yang mencuri

lukisan. Tapi tanpa ia duga, ternyata kegiatan tersembunyi mereka masih berlangsung, ia melihat

amara, Keenan, dan Narendra sedang bersembunyi membawa lukisan.

Arisha : “loh mereka bawa apa? Eh Narendra ikutan juga? Anjir rusak ni organisasi.”
(memfoto kegiatan mereka)

_______Take 5, part 3_______

Aula

Amara : “Ini taruh sini” (Menunjuk tempat lukisan utama)

Narendra : “AH alhamdulillah” (Mengelap keringat)

Keenan : “Kita ga ketauan kan? Ini lukisannya sama persis kan?”

Amara : “Sama kayanya. Coba bandingin sama yang difoto.”

Keenan membandingkan dengan foto yang ada di hp nya

Narendra : “sama ini mah. Yaudah biar ga ketauan kita keluar dari sini. Nanti balik lagi jam
10.00 buat siap siap.”

Amara : “Keenan anterin gue belin sarapan ayo.”

Keenan : “oke.”

_______Take 5, part 4_______

Setelah ketiga pelaku tersebut meninggalkan aula, arisha memamasuki aula, dan membuka kain

lukisan tersebut.

Arisha : “Loh mereka ga jadi nyuri kah?” (Merinci lukisan) “eh bentar bentar kaya ada yang
aneh. Anjir ini palsu, ga ada tanda tangannya. Gue rasa mereka pada bodoh. Kalau si
pelukis selalu menandai karyanya dengan tanda tangan di belakang kanvas”
(memfoto lukisan)

_______Take 5, part 5_______

Tempat Sarapan

Keenan : “Gimana aman kan?”

Amara : “HAHAHA AMAN NAN” (mengacungkan jempol) “makasi ya nan. Ni makanan lu gue
yang bayar dah”

Keenan : “Sialan dibayar seharga nasi uduk anying.”


Amara : “HAHAHA ini dapat lumayan banyak. Gue udah bayar bunga hutang bokap. Masih
ada sisa juga ini. Ini kita bagi dua ya. Nanti gue transfer”

Keenan : “Sip atur aja mar.”

_______Take 6, part 1_______

Sabtu, 11 Mei 2020 pukul 15.00

Pameran berlangsung dengan sangat meriah, lukisan utama “Palsu” ini dapat menarik para

pengunjung, dan sudah saatnya lah sesi lelang sebagai sesi akhir pameran.

MC : “Sebelum kita mengakhiri pameran. Kita akan memulai lelang lukisan utama kita
hari ini dari pelukis Arabella, selaku seniman muda terkenal di Indonesia, telah
mendedikasi kan lukisan ini sebagai salah lukisan yang menurut ia paling
menggambarkan hidupnya. Kita akan mulai lelangan dari 10.000.000 dan naik
kelipatan 1.000.000 ke atas.”

Pengunjung A : (Mengangkat Papan) “11.000.000”

MC : “WAHH penawar pertama menaruh harga 11.000.000. Apakah ada yang ingin
menaikan?”

Pengunjung B : (Mengangkat papan) “13.000.000”

MC : “13.000.000 tersentuh”

Pengunjung C : (Mengangkat papan) “18.000.000”

MC : “WOWWW naik 5.000.000. sekarang 18.000.000 terlah terpegang”

Pengunjung D : (Mengangkat papan) “19.000.000”

MC : “19.000.000 lewat”

Pengunjung A : (Mengangkat Papan) “24.000.000”

MC : “24.000.000 Ayo apa ada yang bisa naik lagi?”

Pengunjung C : (Mengangkat papan) “29.000.000”

MC : “Hampir menyentuh 30.000.000”

Pengunjung B : (Mengangkat papan) “35.000.00”

MC : “35.000.000 !!! apakah ada yang ingin menawar lagi? Baik akan saya hitung muncur
3….2….sa….”

(TERDENGAR SUARA SIRINE POLISI)

Para polisi bertandangan memasuki aula, pengunjung pun langsung berlarian, dan panik. Para polisi
menghampiri ke-lima panitia Narendra, Keenan, Aland, Milan, Amara. Yang berada di ujung aula.

Polisi : (Menunjukan surat penagkapan) “Narendra, Keenan, Aland, Milan, dan Amara
kalian akan saya tahan akibat laporan tentang pencurian, pemalsuan lukisan utama. Harap ikut kami
untuk introgasi di kantor kami. Kalian berhak menyewa pengacara dan apabila tidak mempunyai
cukup uang, negara akan menyewakannya. Kalian berhak diam jika pertanyaan memberatkan
kalian.”

_______Take 6, part 2 _______

Terdengar suara, bisik bisik dari pengunjung.

“Loh ini kenapa?”

“Itu lukisan palsu?”

“Untung lelangnya gajadi”

“ya tuhan saya hamper habis 35.000.000 hanya untuk lukisan palsu.”

MC : “Harap tenang semuanya. Pak dody ini gimana?”

Pak dody : “Saya juga ga ngerti, kenapa tiba tiba begini?” (menjambak rambutnya)

_______Take 6, part 3 _______

Narendra, Keenan, Aland, Milan, Amara diborgol oleh para polisi dan dibawa ke mobil polisi.

Aland : “LOHH APAAN INI SAYA GA IKUTAN PAK” (memberontak)

Narendra : “Pak ada saksi? pak lepasin” (memberontak)

Amara : “Pak saya ga salah apa-apa pak” (menangis)

Milan : “Pak ini apaan sih, tiba tiba nangkep.” (memberontak

Keenan : “Pak saya mau tau siapa yang ngelapor ini?”

Polisi : “maaf data pelapor bersifat rahasia.”

Arisha datang secara tiba- tiba

Arisha : “Gue yang ngelapor, rabu malam gue melihat Keenan dan amara mengambil
lukisan, kamis pagi berita tersebar karena rumor yang gue berikan. Sabtu pagi gue
lihat Narendra, Keenan, dan amara mengganti lukisan utama menjadi lukisan palsu.”

Milan : “Jadi lu yang ngambil mar?”

Keenan : “APAAN SIH LOH. ADA BUKTINYA GA?”

Arisha : “Loh kalian kira gue lapor tanpa bukti?”

Aland : “brengsek lu ya Keenan, amara. Anjing lu. lu anjing.”

Narendra : “Jadi saran lu yang buat ganti pakai lukisan palsu itu emang rencana kalian
berdua?”

Amara : “Maaf… gue terpaksa” (Menangis)

Aland : “SIALAN LU, brengsek” (memberontak)

Polisi : “Sudah sudah harap lanjutan interogasi saat sudah sampai di kantor.”

Mereka pun menjauh dari Gedung pameran dengan menumpangi mobil polisi.

END

Anda mungkin juga menyukai