Review Obat Tradisional Ulia
Review Obat Tradisional Ulia
Nim : 2201012036
Mata Kuliah : Obat Tradisional
Resume Obat Tradisional
A. Mekanisme Penyusunan Formularium Fitofarmaka
1. Penetapan Komite Nasional Formularium Fitofarmaka disusun oleh Komite Nasio
nal (Komnas) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2. Kriteria Komite Nasional
a) Tidak memiliki konflik kepentingan dan bersedia menandatangani pernyataan
bebas konflik kepentingan
b) Memiliki integritas dan standar profesional tinggi; dan
c) Menandatangani surat pernyataan kesediaan secara tertulis.
3. Tahapan Kegiatan Penyusunan Formularium Fifofarmaka
a. Kompilasi Fitofarmaka Komnas melakukan kompilasi terhadap Fitofarmaka y
ang telah mendapatkan izin edar dari BPOM.
b. Penetapan Kriteria dan Sistematika Penulisan Formularium
1) Komnas menetapkan kriteria Fitofarmaka yang dapat masuk ke dalam For
mularium Fitofarmaka.
2) Komnas menetapkan sistematika penulisan Formularium Fitofarmaka.
c. Pembahasan Teknis
1) Pembahasan teknis dilakukan oleh Komnas untuk menseleksi Fitofarmaka
yang dapat masuk ke dalam Formularium Fitofarmaka sesuai kriteria yang
telah ditetapkan.
2) Pembahasan teknis dapat melibatkan ahli ad hoc.
3) Komnas melakukan pembahasan teknis terhadap redaksional Formularium
Fitofarmaka.
d. Finalisasi Proses finalisasi mencakup beberapa kegiatan sebagai berikut:
1) Penyempurnaan redaksional Formularium Fitofarmaka hasil pembahasan t
eknis;
2) Memberikan rekomendasi daftar Fitofarmaka yang tercantum dalam Form
ularium kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat K
esehatan.
B. Kriteria Pemilihan Fitofarmaka Pemilihan Fitofarmaka dalam Formularium Fit
ofarmaka didasarkan atas kriteria sebagai berikut:
1) Memiliki izin edar dan klaim khasiat yang disetujui BPOM sebagai Fitofarmaka.
2) Memiliki khasiat dan keamanan berdasarkan bukti ilmiah sahih dan sesuai perkem
bangan ilmu pengetahuan.
3) Digunakan untuk promotif, preventif, rehabilitatif, kuratif, dan paliatif.
4) Jaminan keberlanjutan ketersediaan bahan baku di Indonesia.
5) Memiliki tingkat pembuktian (level of evidence).
C. Sistematika Penulisan Formularium Fitofarmaka
1. Ketentuan Penulisan
Ketentuan penulisan Formularium Fitofarmaka adalah sebagai berikut:
a. Sistematika penulisan penggolongan Fitofarmaka didasarkan pada kelas terapi,
terdiri dari komposisi, bentuk sediaan, dan posologi.
b. Komposisi Fitofarmaka ditulis berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia (FH
I) edisi terakhir. Jika tidak ada dalam FHI, maka dapat mengacu pada Materia
Medika Indonesia, WHO Monograph on Selected Medicinal Plants, dan Farm
akope negara lain.
c. Fitofarmaka yang berisi kombinasi ekstrak dituliskan masing-masing ekstrak b
erkhasiatnya disertai bobot masing-masing ekstrak.
2. Pengertian Umum dan Singkatan
a. Pengertian Umum
1) Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan atau ramuan baha
n yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang telah dibuktik
an keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
klinik serta bahan baku dan produk jadinya telah distandardisasi.
2) Formularium Fitofarmaka adalah daftar sediaan Fitofarmaka yang dapa
t digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Penggunaan Fitofarmaka yang sesuai dengan Formularium Fitofarmak
a adalah penggunaan Fitofarmaka yang mengacu pada Formularium Fit
ofarmaka dan sesuai dengan indikasi.
b. Singkatan
Singkatan yang ada dalam Formularium Fitofarmaka dapat berupa bahasa
Indonesia maupun singkatan khusus seperti yang lazim digunakan.
D. Penerapan formularium fitofarmaka
a) Pengelolaan Fitofarmaka di Sarana Pelayanan Kefarmasian dan Sarana Pelayanan
Kesehatan Salah satu manfaat penerapan Formularium Fitofarmaka adalah sebagai
acuan untuk perencanaan dan pengadaan fitofarmaka agar tersedia di fasilitas pela
yanan kesehatan, sesuai dengan kebutuhan di masing-masing fasilitas pelayanan k
esehatan dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK), dana kapitasi, APB
D dan sumber dana lainnya sesuai kewenangan. Formularium Fitofarmaka Selain
untuk penyediaan fitofarmaka melalui pemanfaatan DAK dan kapitasi tersebut di
atas, formularium fitofarmaka digunakan sebagai acuan penggunaan fitofarmaka p
ada pelaksanaan pelayanan kesehatan. Dengan demikian diharapkan pasien menda
patkan fitofarmaka yang tepat, aman, bermutu, berkhasiat, dan terjangkau.
1) Penyediaan Fitofarmaka Berdasarkan Formularium Fitofarmaka Penyediaa
n fitofarmaka di fasilitas pelayanan kesehatan mengoptimalkan penggunaa
n dana DAK, dana kapitasi, APBD dan sumber dana lainnya. Pemilihan je
nis fitofarmaka mengacu pada Formularium Fitofarmaka yang ditetapkan o
leh Menteri Kesehatan.
a. Penyediaan fitofarmaka di fasilitas pelayanan kesehatan Penyediaa
n menggunakan dana pemerintah pusat/daerah di Fasilitas Kesehata
n Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingk
at Lanjut (FKRTL) sesuai dengan fitofarmaka yang tercantum dala
m Formularium Fitofarmaka. FKTP terdiri dari Pukesmas atau yan
g setara, dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesial
is, Klinik Pratama atau yang setara, Rumah Sakit Kelas D Pratama
atau yang setara. FKRTL terdiri dari klinik utama atau yang setara,
Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
b. Penyediaan bentuk sediaan atau kekuatan fitofarmaka mengacu pad
a Formularium Fitofarmaka, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Apabila tidak dinyatakan lain maka yang termasuk dalam se
diaan tablet/kaplet adalah sediaan obat tradisional padat ko
mpak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipi
h, silindris, atau bentuk lain, kedua permukaannya rata atau
cembung.
2) Apabila tidak dinyatakan lain maka yang termasuk dalam se
diaan kapsul adalah sediaan obat tradisional yang terbungku
s cangkang keras.
3) Apabila tidak dinyatakan lain maka yang termasuk dalam se
diaan sirup atau cairan obat dalam, adalah sediaan obat tradi
sional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi, terbuat
dari serbuk simplisia dan/atau ekstrak dan digunakan sebag
ai obat dalam.
4) Apabila tidak dinyatakan lain maka yang termasuk dalam se
diaan serbuk adalah sediaan obat tradisional berupa butiran
homogen dengan derajat halus yang sesuai, terbuat dari sim
plisia atau campuran dengan ekstrak yang cara penggunaan
nya diseduh dengan air panas.
5) Apabila tidak dinyatakan lain maka yang termasuk dalam k
ekuatan sediaan adalah sesuai komposisi sediaan dalam For
mularium Fitofarmaka.
2) Penggunaan Fitofarmaka di Sarana Pelayanan Kefarmasian dan Sarana Pel
ayanan Kesehatan Fitofarmaka yang digunakan di sarana pelayanan kefar
masian dan sarana pelayanan kesehatan mengacu pada Formularium Fitofa
rmaka yang ditetapkan oleh Menteri, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Sesuai dengan indikasi penggunaan dan aturan pakai yang tercantu
m dalam Formularium Fitofarmaka.
b) Memperhatikan kontraindikasi, peringatan perhatian, efek samping
dan kombinasi dengan obat lain.
c) Perlunya monitoring pertimbangan medis.
3) Pelayanan fitofarmaka Pelayanan fitofarmaka di fasilitas pelayanan keseha
tan dilakukan oleh Apoteker atau tenaga teknis kefarmasian (TTK) di sara
na pelayanan kefarmasian menggunakan daftar fitofarmaka dalam Formula
rium Fitofarmaka. Fitofarmaka tersebut dicantumkan dalam katalog elektr
onik yang ditetapkan oleh Pemerintah.
E. Pemantauan dan Evaluasi
Penerapan Formularium Fitofarmaka perlu dipantau dan dievaluasi secara teru
s menerus. Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menilai pemanfaatan Formulari
um Fitofarmaka di fasilitas pelayanan kesehatan. Pemantauan dan Evaluasi penerapan
Formularium Fitofarmaka menggunakan Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Penerap
an Formularium Fitofarmaka di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang telah disiapkan.
Melalui instrumen tersebut diharapkan dapat diidentifikasi berbagai potensi permasala
han sehingga dapat disiapkan strategi antisipasi yang efektif dalam hal peningkatan pe
nerapan Formularium. Pemantauan dan evaluasi penerapan Formularium Fitofarmaka
dapat dilakukan dengan menyampaikan Data kuesioner pemantauan dan evaluasi pene
rapan Formularium Fitofarmaka di Fasilitas Pelayanan Kesehatan diisi oleh FKTP/FK
RTL (Formulir 1) untuk disampaikan dan dilaporkan ke dinas kesehatan daerah kabup
aten/ kota setiap tahun yang dilaporkan ke dinas kesehatan daerah provinsi (Formulir
2) dan ditembuskan ke Kementerian Kesehatan c.q Direktorat Produksi dan Distribusi
Kefarmasian, Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Direktorat Tata Kelola Kes
ehatan Masyarakat, Ditjen Kesehatan Masyarakat setiap bulan Januari.
REVIEW BUKU
Buku : Buku Pintar Tanaman Obat
Penerbit : Agromedia
1. Adas
Nama Ilmiah Foeniculum Vulgarae
Nama Hades (Sunda) Adas, Adas londa, Adas landi, Adhas (madura)
Daerah wala bunga (Sumba), das pedas (Aceh), -denggu-
denggu( Gorontalo
Ciri umum Tumbuh : di pegunungan, umum nya di ketinggian 1,600-2400
meter dpl , berumur Panjang. Tinggi 50-200cm , merumpun
dengan setiap rumpun terdiri 3-5 batang.
Batang: berwarna hijau kebiruan, beralur, beruas,
berlubang dan dimemarkan mengeluarkan wangi
Daun : Majemuk, Menyirip ganda ( sirip sempit) , letak
daun berseling, bentuk menyerupai jarum pangkal dan
ujung runcing tepian rata, memiliki seludang berwarna
putih dan seludang berselaput dan bagian atasnya
berbentuk Topi
Bunga : Majemuk berbentuk payung, susunan 6-40
ganggang Panjang ibu ganggang bunga 5-10cm. Panjang
ganggang bunga 2-5mm
Mahkota bunga : Kuning
Buah : bentuk lonjong dan mempunyai rusuk. Panjang
6-10 mm dan lebar 3-4mm, buah muda berwarna hijau,
buah tua kuning kecoklatan dan bauk has aromatic yang
berasal dari minyak atsiri
Rasa buah: pedas, manis dan hangat dan seperti kamfer
2. Adas Sowa
3. Adem Ati
Khasiat dan Zat dalam getah dicampur dengan minyak kelapa dan temu
Manfaat lawak berkhasiat mengobati kudis
5. Ajeran
6. Akar Binasa
7. Akar Gambir
8. Akar manis
9. Akar wangi
Nama Ilmiah Vetiveria zizanioders
Nama Useur(Gayo) hapias, usar (Batak) akar babau ( Minangkabau),
Daerah Akar banda ( Timor), usar ( Sunda) daraset, laraswatu
rarawestu( jawa)
Ciri umum Rumput tegak tahunan dengan tinggi 1,5-2,5 m
Batang : tegak, lunak, beruuas-ruas, warna putih
Daun : tunggal bentuk pita, Panjang , agak kaku dan berwarna
hijau sebam.
Bunga: Bentuk bulir, tumbuh diujung batang
Buah : Bentukpadi, berduri, warna putih kotor
Akar : Serabut, warna kuning, den mengeluarkan bau wangi
yang keras
Bagian yang Akar
digunakan
Kandungan Minyak atsiri , harsa dan zat pahit. Minyak akar wangi
Kimia mengandung senyawa vetiverin, vetiveron, veton dan
vetivazulen
Khasiat dan Pengsir serangga, bahan utama pembuatan minyak vetiveria
Manfaa ( minyak esensial), bahan industry kosmetik, parfum dan sabun
mandi.
Obat kumur. Obat gosok dan bahan arak obat
12. Andong
Khasiat dan Sebagai obat tetes telinga untuk radang telinga dalam ( otitis
Manfaa internal)
14. Angsana
Nama Ilmiah Pterocarpus indicus willd
Nama Angsana, sona kembang, sono kayu, sana kapur, kayu merah,
Daerah candana
Ciri umum Pohon tinggi 10-40m, Kulit batang bergetah warna merahyang
mudah kering, ujungranting berambut. Memiliki dua jenis
daunyaitu daun penumpu dan anak daun
Bagian yang Kulit kayu, Akar, getah (resin) dan daun muda
digunakan
Kandungan Kulit, daun dan biji mengandung zat pahit dan saponin
Kimia