Anda di halaman 1dari 26

RANGKUMAN US

A. 4 SIFAT RASUL
1. Sifat pertama yang wajib dimiliki Rasul ialah As-Siddiq yang
berarti selalu benar atau jujur. Sifat ini berarti seorang Rasul
sudah pasti jujur dan tak pernah berbohong kepada Allah SWT
dan juga kepada orang lain.
2. Sifat kedua ialah Al-Amanah yang berarti dapat dipercaya.
Sifat ini memiliki arti bahwa Rasul sudah pasti dapat dipercaya
3. At-Tabligh yang berarti menyampaikan wahyu. Sebagai
utusan Allah SWT, sudah pasti setiap Rasul akan menyampaikan
wahyu dan tak ada satupun wahyu yang disembunyikan.
4. Terakhir adalah Al-Fatanah, sifat ini berarti Rasul memiliki
kecerdasan yang tinggi agar mampu memerangi kaum yang
masih belum berada dijalan Allah SWT dan mengajak mereka
untuk berada dijalan yang di ridhoi Allah SWT.

B. SEBAB MAKANAN DIHARAMKAN


Allah SWT memerintahkan hamba Nya untuk mengkonsumsi
makanan yang baik dan melarang konsumsi makanan yang
buruk.

Sebagaimana dalam firma Allah surat Al Araf ayat 157,ada


beberapa alasan diharamkannya suatu makanan untuk
dikonsumsi. Alasannya :
1.makanan tersebut membawa mudharat pada badan dan akal
atau tidak.
2.Memabukkan. ...
3.Najis atau mengandung najis,
4.Menjijikkan menurut pandangan orang kebanyakkan yang
masih lurus fitrahnya, dan.
5.Tidak diberi idzin oleh syariat karena makanan/minuman
tersebut milik orang lain.

C. TRADISI ISLAM
1. Tradisi Halal Bihalal. Halal bihalal dilakukan pada Bulan
Syawal, berupa acara saling bermaaf-maafan. Setelah umat
Islam selesai puasa ramadhan sebulan penuh maka dosa-
dosanya telah diampuni oleh Allah Swt. Namun, dosa kepada
sesama manusia belum akan diampuni Allah Swt. jika belum
mendapat kehalalan atau dimaafkan oleh orang tersebut. Oleh
karena itu tradisi halal bihalal dilakukan dalam rangka saling
memaafkan atas dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan
agar kembali kepada !trah (kesucian). Tradisi ini erat kaitannya
dengan perayaan Idul Fitri. Tujuan halal bihalal selain saling
bermaafan adalah untuk menjalin tali silaturahim dan
mempererat tali persaudaraan. Sampai saat ini tradisi ini masih
dilakukan di semua lapisan masyarakat. Mulai keluarga, tingkat
RT sampai istana kepresidenan. Bahkan acara halal bihalal
sudah menjadi tradisi nasional yang bernafaskan Islam. Istilah
halal bihalal berasal dari bahasa Arab (halla atau halal) tetapi
tradisi halal bi halal itu sendiri adalah tradisi khas bangsa
Indonesia, bukan berasal dari Timur Tengah. Bahkan bisa jadi
ketika arti kata ini ditanyakan kepada orang Arab, mereka akan
kebingungan dalam menjawabnya. Halal bihalal sebagai sebuah
tradisi khas Islam Indonesia lahir dari sebuah proses sejarah.
Tradisi ini digali dari kesadaran batin tokoh-tokoh umat Islam
masa lalu untuk membangun hubungan yang harmonis
(silaturahim) antar umat. Dengan acara halal bihalal, pemimpin
agama, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah akan
berkumpul, saling berinteraksi dan saling bertukar informasi.
Dari komunikasi ini akan mempererat kekeluargaan dan dapat
menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Pada acara halal
bihalal semua orang mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.
Hal ini mengandung maksud bahwa ketika secara lahir telah
memaafkan yang ditandai dengan berjabat tangan atau
mengucapkan kata maaf, maka batinnya juga harus dengan
tulus memaafkan dan tidak lagi tersisa rasa dendam dan sakit
hati.
2. Tradisi Tabot atau Tabuik. Tabot atau Tabuik, adalah
upacara tradisional masyarakat Bengkulu untuk mengenang
kisah kepahlawanan dan kematian Hasan dan Husein bin Ali bin
Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua cucu Rasulullah
saw. ini gugur dalam peperangan di Karbala, Irak pada tanggal
10 Muharam 61 Hijriah (681 M). Perayaan di Bengkulu pertama
kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal sebagai
Imam Senggolo pada tahun 1685. Syaikh Burhanuddin menikah
dengan wanita Bengkulu kemudian keturunannya disebut
sebagai keluarga Tabot. Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai
10 Muharram (berdasar kalendar Islam) setiap tahun. Istilah
Tabot berasal dari kata Arab, “tabut”, yang secara har!ah
berarti kotak kayu atau peti. Tidak ada catatan tertulis sejak
kapan upacara Tabot mulai dikenal di Bengkulu. Namun, diduga
kuat tradisi ini dibawa oleh para tukang yang membangun
Benteng Marlborought (1718-1719) di Bengkulu. Para tukang
bangunan tersebut, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan
Bengali di bagian selatan India.
3. Tradisi Kupatan (Bakdo Kupat) Di Pulau Jawa bahkan sudah
berkembang ke daerah-daerah lain terdapat tradisi kupatan.
Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah
hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul di suatu
tempat seperti mushala dan masjid untuk mengadakan
selamatan dengan hidangan yang didominasi kupat (ketupat).
Kupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dan
dibungkus anyaman (longsong) dari janur kuning (daun kelapa
yang masih muda). Sampai saat ini ketupat menjadi maskot
Hari Raya Idul Fitri. Ketupat memang sebagai makanan khas
lebaran. Makanan itu ternyata bukan sekadar sajian pada hari
kemenangan, tetapi punya makna mendalam dalam tradisi
Jawa. Oleh para Wali, tradisi membuat kupat itu dijadikan
sebagai sarana untuk syiar agama. Oleh sebagian besar
masyarakat, kupat juga menjadi singkatan atau di-jarwo
dhosok-kan menjadi rangkaian kata yang sesuai dengan
momennya yaitu Lebaran. Kupat adalah singkatan dari ngaku
lepat (mengakui kesalahan) dan menjadi simbol untuk saling
memaafkan.
4. Tradisi Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta. Tradisi
Sekaten dilaksanakan setiap tahun di Keraton Surakarta Jawa
Tengah dan Keraton Yogyakarta. Tradisi ini dilaksanakan dan
dilestarikan sebagai wujud mengenang jasa-jasa para
Walisongo yang telah berhasil menyebarkan Islam di tanah
Jawa. Peringatan yang lazim dinamai Maulud Nabi itu, oleh para
wali disebut Sekaten, yang berasal dari kata Syahadatain (dua
kalimat Syahadat). Tradisi ini sebagai sarana penyebaran agama
Islam yang pada mulanya dilakukan oleh Sunan Bonang. Dahulu
setiap kali Sunan Bonang membunyikan gamelan diselingi
dengan lagu-lagu yang berisi ajaran agama Islam serta setiap
pergantian pukulan gamelan diselingi dengan membaca
syahadatain. Jadi, Sekaten diadakan untuk melestarikan tradisi
para wali dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw.
Sebagai tuntunan bagi umat manusia, diharapkan masyarakat
yang datang ke Sekaten juga mempunyai motivasi untuk
mendapatkan berkah dan meneladani Nabi Muhammad saw.
Dalam upacara Sekaten tersebut disuguhkan gamelan pusaka
peninggalan dinasti Majapahit yang telah dibawa ke Demak.
Suguhan ini sebagai pertanda bahwa dalam berdakwah para
wali mengemasnya dengan menjalin kedekatan kepada
msyarakat.
5. Tradisi Grebeg. Tradisi untuk mengiringi para raja atau
pembesar kerajaan. Grebeg pertama kali diselenggarakan oleh
keraton Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwono ke-1.
Grebeg dilaksanakan saat Sultan memiliki hajat dalem berupa
menikahkan putra mahkotanya. Grebek di Yogyakarta di
selenggarakan 3 tahun sekali yaitu: Pertama grebek pasa-
syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal bertujuan untuk
menghormati Bulan Ramadhan dan Lailatul Qadr. Kedua grebeg
besar, diadakan setiap tanggal 10 dzulhijjah untuk merayakan
hari raya kurban. Ketiga grebeg maulud setiap tanggal 12 Rabiul
awwal untuk memperingati hari Maulid Nabi Muhammad saw.
Selain kota Yogyakarta yang menyelenggarakan pesta grebeg
adalah kota Solo, Cirebon dan Demak.
6. Tradisi Grebeg Besar di Demak Tradisi Grebeg Besar
merupakan upacara tradisional yang setiap tahun dilaksanakan
di Kabupaten Demak Jawa Tengah. Tradisi ini dilaksanakan pada
tanggal 10 Dzulhijjah bertepatan dengan datangnya Hari Raya
Idul Adha atau Idul Kurban. Tradisi ini cukup menarik karena
Demak merupakan pusat perjuangan Walisongo dalam dakwah.
Pada awalnya Grebeg Besar dilakukan tanggal 10 Dzulhijjah
tahun 1428 Caka dan dimaksudkan sekaligus untuk
memperingati genap 40 hari peresmian penyempurnaan Masjid
Agung Demak. Mesjid ini didirikan oleh Walisongo pada tahun
1399 Caka, bertepatan 1477 Masehi. Tahun berdirinya masjid
ini tertulis pada bagian Candrasengkala “Lawang Trus Gunaning
Janmo”. Pada tahun 1428 tertulis dalam Caka tersebut Sunan
Giri meresmikan penyempurnaan masjid Demak. Tanpa diduga
pengunjung yang hadir sangat banyak. Kesempatan ini
kemudian digunakan para Wali untuk melakukan dakwah Islam.
Jadi, tujuan semula Grebeg Besar adalah untuk merayakan Hari
Raya Kurban dan memperingati peresmian Masjid Demak.
7. Tradisi Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai Obor di Manado.
Di kawasan Kedaton Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Timur, juga diselenggarakan tradisi yang dinamakan Kerobok
Maulid. Istilah Kerobok berasal dari Bahasa Kutai yang artinya
berkerubun atau berkerumun oleh orang banyak. Tradisi
Kerobok Maulid dipusatkan di halaman Masjid Jami’
Hasanuddin, Tenggarong. Tradisi ini dilaksanakan dalam rangka
memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw., tanggal 12
Rabiul Awwal. Kegiatan Kerobok Maulid ini diawali dengan
pembacaan Barzanji di Masjid Jami’ Hasanudin Tenggarong.
Kemudian dari Keraton Sultan Kutai, puluhan prajurit
Kesultanan akan keluar dengan membawa usung-usungan yang
berisi kue tradisional, puluhan bakul Sinto atau bunga rampai
dan Astagona. Usung-usungan ini kemudian dibawa berkeliling
antara Keraton dan Kedaton Sultan dan berakhir di Masjid Jami’
Hasanuddin. Kedatangan prajurit keraton dengan membawa
Sinto, Astagona dan kue-kue di Masjid Hasanudin ini akan
disambut dengan pembacaan Asrakal yang kemudian membagi-
bagikannya kepada warga masyarakat yang ada di dalam
Masjid. Akhir dari upacara Kerobok ini ditandai dengan
penyampaian hikmah maulid oleh seorang ulama. Lain di Kutai
lain pula di Manado. Untuk memperingati Maulid nabi
Muhammad saw. warga muslim di Kota Manado, Sulawesi
Utara, menggelar tradisi pawai obor. Obor yang dibawa
berpawai oleh ribuan warga membuat jalan-jalan di Kota
Manado terang. Bagi warga muslim setempat pawai obor sudah
jadi tradisi dan dilaksanakan turuntemurun sebagai simbol
penerangan. Lebih lanjut simbol penerangan itu bermakna
bahwa kelahiran Nabi Muhammad saw. adalah membawa
ajaran yang menjadi cahaya penerang iman saat manusia hidup
dalam kegelapan dan kemusyrikan.
8. Tradisi Rabu Kasan di Bangka. Tradisi Rabu Kasan
dilaksanakan di Kabupaten Bangka setiap tahun, tepatnya pada
hari rabu terakhir bulan Safar. Hal ini sesuai dengan namanya,
yakni Rabu Kasan berasal dari Kara Rabu Pungkasan (terakhir).
Upacara Rabu Kasan sebenarnya tidak hanya dilakukan di
Bangka saja, tetapi juga di daerah lain, seperti di Bogor Jawa
Barat dan Gresik Jawa Timur. Pada dasarnya maksud dari tradisi
ini sama, yaitu untuk memohon kepada Allah Swt. agar
dijauhkan dari bala’ (musibah dan bencana). Di Kabupaten
Bangka, tradisi ini dipusatkan di desa Air Anyer, Kecamatan
Merawang. Sehari sebelum upacara Rabu Kasan di Bangka
diadakan, semua penduduk telah menyiapkan segala keperluan
upacara tersebut seperti ketupat tolak balak, air wafak, dan
makanan untuk dimakan bersama pada hari Rabu esok hari.
Tepat pada hari Rabu Kasan, kira-kira pukul 07.00 WIB semua
penduduk telah hadir di tempat upacara dengan membawa
makanan dan ketupat tolak bala sebanyak jumlah keluarga
masing-masing. Acara diawali dengan berdirinya seseorang di
depan pintu masjid dan menghadap keluar lalu
mengumandangkan adzan. Lalu disusul dengan pembacaan doa
bersama-sama. Selesai berdoa semua yang hadir menarik atau
melepaskan anyaman ketupat tolak balak yang telah tersedia
tadi, satu persatu menurut jumlah yang dibawa sambil
menyebut nama keluarganya masing-masing. Kemudian
dilanjutkan dengan acara makan bersama. Setelah itu, masing-
masing pergi mengambil air wafak yang telah disediakan untuk
semua angngota keluarganya. Setelah selesai acara ini mereka
pulang dan bersilahturahmi ke rumah tetangga atau
keluarganya.
9. Tradisi Dugderan di Semarang. Tradisi dugderan merupakan
tradisi khas yang dilakukan oleh masyarakat Semarang, Jawa
Tengah. Tradisi Dugderan dilakukan untuk menyambut
datangnya bulan puasa. Dugderan biasanya diawali dengan
pemberangkatan peserta karnaval dari Balaikota Semarang.
Ritual dugderan akan dilaksanakan setelah shalat Asar yang
diawali dengan musyawarah untuk menentukan awal bulan
Ramadan yang diikuti oleh para ulama. Hasil musyawarah itu
kemudian diumumkan kepada khalayak. Sebagai tanda
dimulainya berpuasa dilakukan pemukulan bedug. Hasil
musyawarah ulama yang telah dibacakan itu kemudian
diserahkan kepada Kanjeng Gubernur Jawa Tengah. Setelah itu
Kanjeng Bupati Semarang (Walikota Semarang) dan Gubernur
bersama-sama memukul bedug kemudian diakhiri dengan doa.
10. Tradisi atau Budaya Tumpeng. Tumpeng adalah cara
penyajian nasi beserta lauk-pauknya dalam bentuk kerucut.
Nasi tumpeng umumnya berupa nasi kuning, atau nasi uduk.
Cara penyajian nasi ini khas Jawa atau masyarakat Betawi
keturunan Jawa, dan biasanya dibuat pada saat kenduri atau
perayaan suatu kejadian penting. Meskipun demikian, budaya
tumpeng sudah menjadi tradisi nasional bangsa Indonesia.
Tumpeng biasa disajikan di atas tampah (wadah tradisional)
dan dialasi daun pisang. Ada tradisi tidak tertulis yang
menganjurkan bahwa pucuk dari kerucut tumpeng dihidangkan
bagi orang yang dituakan dari orang-orang yang hadir. Ini
dimaksudkan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang
tersebut. Saat ini budaya tumpeng sudah menjadi tradisi
nasional bangsa Indonesia.

D. perilaku yang sesuai dengan isi al hujurat ayat 13 :


- Saling mengenal satu sama lain dan tidak pernah
membedakan orang lain berdasarkan suku dan bangsanya.
- Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
- Menyadari bahwa Allah lah yang telah menciptakan manusia.
- Melakukan apa-apa yang Allah perintahkan dan menjauhi
segala larangan Allah.

E. ALASAN ISLAM MUDAH DITERIMA DI INDONESIA :


1. Penyebaran islam dilakukan secara damai
2. Syarat masuk islam mudah
3. Pelaksanaan ibadahnya sederhana
4. Islam agama demokratis
5. Ajaran islam tidak memaksa
6. Bangsa Indonesia memiliki jiwa terbuka

F. GAMBARAN NERAKA BERDASARKAN SURAT AL-


GASYIYAH/88 6-7
Tafsir
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
yang rasanya pahit, panas, menjijikkan, dan berbau tidak sedap.
Para penghuni neraka itu memakannya, di samping memakan
pohon Zaqqùm (Lihat: ad-Dukhàn/44: 43) dan “Gislìn” (Lihat: al-
Ma‘àrij/70: 36).
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang
kafir akan dimasukkan ke dalam neraka. Bila mereka meminta
air karena haus, maka mereka diberi air bersumber dari mata
air yang sangat panas. Bila mereka meminta makan, maka
diberi makanan yang jelek, yang tidak ada artinya. Allah
berfirman:

Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah.
(al-haqqah/69: 36)

Dan firman Allah:

Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat


lagi mendustakan! pasti akan memakan pohon zaqqum. (al-
Waqi'ah/56: 51-52)

Dalam ayat lain Allah berfirman: Sungguh pohon zaqqum itu,


makanan bagi orang yang banyak dosa. (ad-Dukhan/44: 43-44)
G. ZAKAT PERTANIAN DAN FITRAH
1. Ada dua kelompok tanaman pangan yang dipungut sebagai
zakat, yaitu:
Dari kelompok buah-buahan, meliputi ruthab (kurma) dan ‘inab
(anggur).
Dari kelompok biji-bijiian, meliputi gandum, beras, dan segala
jenis tanaman biji-bijian yang bisa dijadikan bahan makanan
pokok serta dapat disimpan.
Tidak semua jenis tanaman yang masuk kelompok biji-bijian
dan buah-buahan bisa dijadikan objek zakat zuru’ dan tsimar
(zakat pertanian). Secara umum, harus terpenuhi syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
1. Tanaman itu tumbuh karena dibudidayakan oleh manusia
2.Harus terdiri dari tanaman yang bisa dijadikan makanan
pokok dan bisa disimpan.
3.Sudah keras dan siap disimpan (buduw al-shalah) dalam
kondisi kering 4.Mencapai
nishab
Kadar nishab zakat pertanian adalah 5 wasaq, berdasarkan
sabda Nabi saw: ‫ليس فيما دون خمسة أوسق من التمر صدقة‬
“Tidak ada zakat untuk sesuatu yang kurang dari 5 wasaq
kurma.”
Satu wasaq setara dengan 60 sha’, sementara 1 sha’ sama
dengan 4 mud.
Berdasarkan kitab Fathul Qadir fi ‘Ajaibil Maqadir karya Mbah
Kiai Ma’shum, Kwaron, Diwek Jombang, diketahui pendekatan
berat 1 mud, adalah sebagai berikut:
1 mud beras putih = 679,79 gram
1 sha’ beras putih = 2718,19 gram = 2,72 kg
1 nishab beras putih = 815,758 kg
1 nishab Kacang Hijau = 780,036 kg
1 nishab Kacang Tunggak = 756,697 kg
1 nishab Padi = 1631,516 kg = 1,631 Ton Gabah Kering
1 nishab Padi Kretek = 1323,132 kg = 1,323 Ton Gabah Kering
Penghitungan zakat pertanian juga dipengaruhi oleh jenis
pengairan tanaman, yaitu: Diambil 5 persen bila memakai
irigasi berbayar. Diambil 10 persen bila memakai irigasi tadah
hujan atau berasal dari saluran irigasi tidak berbayar.
Contoh :
Seorang petani telah berhasil memanen padi dengan total akhir
gabah kering seberat 2 ton. Pengairan padinya menggunakan
irigasi berbayar.
Pertanyaan: Berapakah zakat yang harus dikeluarkan?
Bagaimana bila irigasinya berasal dari tadah hujan atau air
irigrasi tidak berbayar?
Jawab: Jenis pengairan = irigasi (5%) Total panenan gabah
kering = 2 Ton = 2000 kg, lebih besar dari nishab padi 1,631 ton
gabah atau 1,323 ton gabah padi kretek Zakat yang harus
dikeluarkan = 5% x 2000 kg gabah kering = 100 kg gabah kering
= 1 kuintal
Jika irigasi sawah berasal dari pengairan gratis, maka zakat yang
harus dikeluarkan adalah sebesar 10%. Sehingga zakat yang
harus dikeluarkan, adalah: 10% x 2000 kg gabah kering = 200
kg gabah kering = 2 kuintal

2. Di Indonesia, perhitungan zakat fitrah sesuai dengan nilai


makanan pokok yakni beras. Artinya, setiap Muslim wajib
memberikan beras seberat 2,5 kilogram atau 3,5 liter beras.
Zakat fitrah ini boleh diberikan dalam bentuk makanan pokok
atau beras atau dapat diganti dalam bentuk uang.

Misalnya, jika harga 1 kilogram beras di suatu tempat adalah


Rp12 ribu, maka kalikan dengan 2,5 kilogram sehingga zakat
fitrah yang harus ditunaikan adalah sebesar Rp30 ribu.

Di setiap daerah nilai zakat fitrah dapat berbeda-beda.


Sebagian juga sudah ditetapkan oleh Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas), misalnya Baznas Kota Tangerang yang menetapkan
zakat fitrah 2021 sebesar Rp35 ribu per orang berdasarkan
harga beras Rp14 ribu per kilogram.
Besarannya adalah beras atau makanan pokok seberat 2,5
kilogram atau 3,5 liter per jiwa.

H. Rukun Haji yang Harus Diamalkan oleh Jamaah Haji


1. Ihram. Rukun haji yang pertama yaitu ihram. Berihram
adalah niat memasuki aktivitas melaksanakan ibadah haji atau
umroh pada waktu serta cara tertentu.
2. Wukuf di padang Arafah.
3. Tawaf Ifadhah. (mengelilingi kabah sebanyak 7x)
4. Sa'i. ...
5. Tahallul. ...
6. Tertib.

I. ASMAUL HUSNA
1. AL-ALIM
Al Alim adalah salah satu dari Asmaul Husna. Arti Al Alim adalah
Yang Maha Mengetahui. Arti Al Alim ini menjelaskan bahwa
Allah SWT adalah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang
adalah di alam semesta ini, baik sebelum atau pun sesudahnya.
Al-Alim bermakna bahwasanya Allah SWT adalah zat yang
mengetahui segala hal di semesta ini. Tidak ada satu hal pun di
dunia yang luput dari pengetahuannya. Saking luasnya
pengetahuan Allah, Dia sudah mengetahui apa yang akan
terjadi di masa depan, yang sedang terjadi, serta yang sudah
terjadi di masa silam. Selain itu, Allah juga mengetahui yang
nyata dan yang gaib, yang terlihat dan tak terlihat. Ilmu Allah
sangat luas, menembus batas ruang dan waktu, serta
mencakup segala hal yang ada di muka bumi
2. AL-KHABIR
Allah Al Khabir artinya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
sampai ke detail-detailnya (Maha Teliti). Makna dari Al Khabir
adalah Allah menciptakan makhluk yang ada di dunia dengan
penuh detail dan kompleks. Allah mengetahui hal-hal yang
terjadi pada masa lalu dan yang akan datang.
Dalam buku Sejenak Mengenal Asma & Sifat Allah oleh Salih bin
Abdul Aziz As-Sindi, dituliskan bahwa Al Khabir artinya dzat
yang Maha Mengetahui perkara yang tersembunyi. Hal ini
tergambar dalam surah Al-Mulk ayat 14.
3. AS-SAMI
Makna Asmaul Husna As Sami memiliki arti yaitu Allah Maha
Mendengar segala sesuatu. Allah mendengar segala hal baik
yang keras maupun yang samar, baik yang jelas maupun yang
rahasia. Allah merupakan zat yang maha mendengar segala doa
dan permintaan hamba-Nya yang sungguh-sungguh penuh
harap kepada Allah.
4. AL-BASIR
mengandung arti bahwa Allah Maha Melihat dan Maha
Menyaksikan segala sesuatu. Baik sesuatu yang tampak
maupun tersembunyi.
Allah melihat segala sesuatu di bumi maupun di luar angkasa
yang tak luput dari pandangan-Nya. Demikian juga Allah
melihat dan menyaksikan seluruh amal perbuatan baik dan
buruk serta isi hati hamba-Nya tanpa terkecuali

J. MENELADANI SIFAT ASMAUL HUSNA


A. Meneladani Sifat Allah Al-'Alim dalam Kehidupan Sehari-
hari
1. Selalu Semangat Belajar, Jangan Malas. Ilmu itu laksana
cahaya yang menyinari di saat kita berada di dalam kegelapan.
2. Bersungguh-sungguh dalam Belajar.
3. Rajin Membaca dan Menulis.
4. Mengamalkan Ilmu dan Pengetahuan. ...
5. Ber-fastabiqul Khairat. ...
6. Bersikap Rendah Hati.
B. Contoh Perilaku Al Khabir
1. Selalu teliti dan berhati-hati dalam menggunakan alat-alat
dari sekolah, sebab hal tersebut akan menghambat orang lain
untuk belajar.
2. Selalu jeli dalam membaca soal yang diberikan oleh guru.
3. Belajar dengan rajin, sehingga soal dan tugas sekolah dapat
dikerjakan dengan mudah.
C. contoh perilaku as-sami
1.ketika kita berada didekat penjahat lalu kita berdoa di dalam
hati, Allah pasti mendengarnya.
2.Ketika kita sedang berbicara yg baik ataupun buruk kpd
teman kita, walaupun kita sdg sendirian, Allah ttp
mendengarnya.
3.Ketika kita sedang berbisik dgn teman kita hal baik ataupun
buruk, Allah pasti mendengarnya.
4.Ketika kita berdoa kepada Allah dgn suara sekecil kecilnya
Allah pasti mendengarnya.
5.Ketika kita sudah tdk sanggup berkata lg krn khbsn suara atau
hal lain. Allah juga akn mndgrkn doa kita
D. Meneladani Sifat Al-Bashir Dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Melihat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT di
lingkungan sekitar. ...
2. Menggunakan indera penglihatannya untuk beribadah dan
melihat hal yang baik-baik saja.
3. Memanfaatkan indera penglihatannya untuk melihat kondisi
orang-orang yang membutuhkan bantuannya.

K. NAJIS DAN HADAS


Secara definitif, najis adalah sesuatu yang kotor dan dapat
dilihat mata atau zahir. Contoh najis adalah air kencing, kotoran
hewan, nanah, dan sebagainya. Sementara itu, hadas adalah
sesuatu yang tidak suci secara maknawi atau tidak kelihatan
mata. Misalnya, orang yang kentut dianggap berhadas kecil dan
tidak suci secara maknawi.

Macam-macam Hadas Dalam Islam, hadas terbagi menjadi dua,


yaitu hadas besar dan hadas kecil.
1. Hadas Besar dan Contohnya Hal-hal yang menyebabkan
munculnya hadas besar adalah berhubungan suami-istri, keluar
sperma, mimpi basah, menstruasi, nifas, dan melahirkan. Hadas
besar hanya dapat disucikan dengan mandi janabah atau mandi
wajib.
2. Hadas Kecil dan Contohnya Hadas kecil terjadi akibat
keluarnya sesuatu dari kubul dan dubur, misalnya buang air
besar atau buang air kecil. Orang yang pingsan, tidur, atau
hilang kesadaran juga tergolong berhadas kecil. Cara
menyucikan hadas kecil adalah dengan berwudu atau
tayamum.
Macam-macam Najis Dalam ilmu fikih, najis terbagi menjadi
tiga, yaitu najis berat atau mugallazah, najis sedang atau
mutawassitah, dan najis ringan atau mukhaffafah.

1. Najis Berat atau Mugallazah dan Contohnya Najis berat atau


najis mugallazah adalah najis anjing atau babi. Cara
menyucikannya adalah dengan membasuh bagian yang terkena
najis dengan air sebanyak tujuh kali. Salah satu basuhannya
dicampur dengan debu atau tanah.
2. Najis Sedang atau Mutawassitah dan Contohnya Najis sedang
atau najis mutawassitah di antaranya adalah air kencing,
kotoran, nanah, darah, minuman keras, hingga bangkai. Cara
menyucikan najis sedang ini adalah dengan menghilangkan
barang najisnya, kemudian menyiram area najis dengan air
hingga bersih.
3. Najis Ringan atau Mukhaffafah dan Contohnya Najis ringan
atau najis mukhaffafah adalah air kencing bayi laki-laki yang
masih minum Air Susu Ibu (ASI) dan belum berusia dua tahun.
Cara menyucikannya cukup dengan menyiram lokasi yang
terkena najis dengan air. Syaratnya, air yang disiramkan harus
lebih banyak dari najis tersebut, serta mengenai seluruh tempat
yang terkena najis.

L. JAMA’ QASAR
Dasar hukum pelaksanaan untuk mengqashar salat ada di
dalam Al Quran pada surah An-Nisa ayat 101. Allah subhanahu
wa ta'ala berfirman:
‫صاَل ِة‬ ُ ‫ْس َع َل ْي ُك ْم ُج َنا ٌح َأنْ َت ْق‬
َّ ‫صرُوا م َِن ال‬ ِ ْ‫ض َر ْب ُت ْم فِي اَأْلر‬
َ ‫ض َف َلي‬ َ ‫َوِإ َذا‬
Wa idzaa darabtum fil ardi falaisa 'alaikum junaahun an
taqsuruu minas Salaati in khiftum ai yaftinakumul laziina
kafaruuu; innal kaafiriina kaanuu lakum aduwwam mubiinaa
Artinya, “Ketika kalian bepergian di bumi, maka bagi kalian
tidak ada dosa untuk meringkas shalat.”

ada ketentuan tentang hukum melakukan qashar berdasarkan


jaraknya. 1. Hukumnya boleh. Qashar boleh dilakukan saat
melakukan perjalanan darat atau laut, baik memiliki tempat
tinggal atau tidak. Seorang muslim yang telah bepergian
mencapai 16 farsakh atau 2 marhalah, atau setara 80,6
kilometer dan belum mencapai 3 marhalah atau 120,96
kilometer, boleh melakukan qashar.
2. Hukumnya lebih baik (afdhal) dilakukan. Apabila seseorang
melakukan perjalanan mencapai 3 marhalah atau lebih, maka
lebih baik dia melakukan qashar dalam salatnya.
3. Hukumnya wajib. Jika perjalanan itu menjadikan seseorang
tidak memiliki cukup waktu untuk mendirikan salat, maka
mengqashar salat menjadi wajib baginya. Meski demikian, ada
pula pendapat yang menganggap bahwa qashar tidak harus
berdasarkan safar dengan jarak tertentu.

safar merupakan suatu kondisi yang biasa dianggap seseorang


itu sedang melakukan safar. Hal ini sebagai keringanan dari
Allah subhanahu wa ta'ala bagi para musafir. Qashar hanya bisa
dilakukan pada salat yang memiliki empat rakaat, yaitu salat
zuhur, ashar, dan isya'. Dan, qashar tidak boleh dilakukaan pada
salat subuh dan maghrib.

M. AN NISA

N. KITAB ALLAH
Kitab merupakan kumpulan firman Allah SWT yang dituliskan.
Saat diturunkan kepada Nabi dan Rasul, malaikat Jibril yang
menjadi perantaranya. Firman Allah STW yang diturunkan
kepada Nabi dan Rasul pada awalnya belum dalam bentuk
tulisan. Para sahabat Rasul kemudian menuliskan firman Allah
yang diberikan kepada Nabi dan Rasul pada lempengan batu,
kulit, hingga tulang. Terdapat 4 kitab Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi dan Rasul. Kitab-kitab tersebut adalah
Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran.

1. Zabur Kitab zabur diwahyukan kepada Nabi Daud AS untuk


para umatnya, yaitu bangsa Bani Israil. Mengutip buku
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
pada 2014, zabur diturunkan pada abad 10 SM (sebelum
Masehi) di Yerusalem. Isinya menggunakan bahasa Qibti. Di
dalam kitab zabur terdapat doa, zikir, nasehat, dan hikmah.
Namun, tidak ada ajaran hukum syariat lantaran umat tersebut
masih mengikuti ajaran yang diperintahkan oleh Nabi Musa.
Mengenai adanya kitab Zabur, kita dapat mengetahuinya
melalui Al-Quran surah An-Nisa ayat 163 yang berbunyi:
۞ ‫راهِي َم‬...ْ َ ‫ ِد ِه ۚ َوَأ ْو َح ْي َنا ِإ َل ٰى ِإب‬...ْ‫ِّين ِمنْ َبع‬ ‫َأ‬ َ ‫ِإ َّنا َأ ْو َح ْي َنا ِإ َلي‬
ٍ ‫ك َك َما ْو َح ْي َنا ِإ َل ٰى ُن‬...ْ
َ ‫وح َوال َّن ِبي‬...
َ ‫ َل ْي َم‬.‫ُون َو ُس‬
ۚ ‫ان‬ َ ‫ار‬..‫س َو َه‬ َ ‫و ُن‬..‫ُّوب َو ُي‬ َ ‫ ٰى َوَأي‬.‫يس‬ َ ِ‫بَاطِ َوع‬.‫وب َواَأْل ْس‬. َ .ُ‫اق َو َيعْ ق‬ َ ‫َوِإسْ مَاعِ ي َل َوِإسْ َح‬
‫َوآ َت ْي َنا دَ اوُ و َد َزبُورً ا‬
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu
kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada
Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak,
Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan
Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Daud".
2. Taurat Kitab Taurat diturunkan Allah SWT kepada Nabi Musa
AS sekitar abad 12 SM. Kala itu, Nabi Musa menyampaikan
ajaran yang terkandung di dalam kitab Taurat kepada bangsa
Bani Israil. Isi kitab tersebut menggunakan bahasa Ibrani. Di
dalamnya terdapat beberapa hukum-hukum syariat dan sistem
kepercayaan yang dapat dibenarkan. Al-Quran surah Ali 'Imran
ayat 3 menjelaskan tentang firman Allah yang menyatakan
adanya Taurat. Yaitu dengan bunyi: "Dia menurunkan Al Kitab
(Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab
yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan
Injil".
3. Injil Kitab Injil diwahyukan Allah SWT untuk Nabi Isa AS pada
awal abad 1 M. Injil diturunkan di Yerusalem dan ditulis melalui
bahasa Suryani. Kitab ketiga ini menjadi pegangan bagi kaum
Nasrani. Kandungan adalah mengenai perintah untuk percaya
kepada Allah SWT serta menghapus beberapa hukum yang ada
di kitab Taurat karena tidak sesuai dengan zaman ketika itu. Di
dalam Al-Quran surah Maryam ayat 30, Allah SWT berfirman:
َ ‫َقا َل ِإ ِّني َع ْب ُد هَّللا ِ آ َتان َِي ْال ِك َت‬
‫اب َو َج َع َلنِي َن ِب ًّيا‬
Artinya: "Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang
nabi".
4. Al-Quran Dan yang terakhir dari daftar kitab Allah SWT
adalah Al-Quran. Kitab tersebut diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW pada abad ke-7 M atau tahun 611-632 M.
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi sekaligus rasul yang
terakhir. Maka, tidak ada lagi nabi dan rasul setelahnya
sekaligus tidak ada lagi kitab Allah berikutnya. Di dalam Al-
Quran, terdapat isi yang menghapuskan beberapa ajaran kitab
Taurat, Zabur, dan Injil lantaran tidak sesuai dengan zaman.
Dengan kata lain, Al-Quran juga bisa disebut sebagai
penyempurna dan pembenar bagi kitab-kitab Allah yang sudah
ada sebelumnya. Melalui surah Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT
berfirman:
‫ت م َِن ْال ُه َد ٰى‬ ‫ُأ‬
ِ ‫ان الَّذِي ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آنُ ُه ًدى لِل َّن‬
ٍ ‫اس َو َب ِّي َنا‬ َ ‫ض‬َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
ِ ‫َو ْالفُرْ َق‬
‫ان‬
Artinya: "Di bulan Ramadhan, di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil).....". Selain itu, dalam surah
Surat Ali Imran ayat 3 juga menyebutkan bahwa: "Dia
menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan
menurunkan Taurat dan Injil".

O. KEHANCURAN BANI UMAYYAH


Dinasti Bani Umayah mengalami masa kemunduran, di tandai
dengan melemahnya system politik dan kekuasaan karena
banyak persoalan yang dihadapi para penguasa dinasti ini. Di
antaranya adalah masalah politik, ekonomi, dn sebagainya.
Seperti diketahui bahwa setelah Khalifah Hisyam bin Abdul
Malik, para khalifah Bani Umayah tidak ada yang dapat di
andalkan untuk mengendalikan pemerintahan dan keamanan
denga baik. Selain itu mereka juga tidak dapay mengatasi
pemberontakan di dalam negeri secara tuntas. Bahkan mereka
tidak mampu lagi menjaga keutuhan dan persatuan di kalangan
keluarga Bani Umayah Sehingga sering terjadi pertikaian di
dalam rumah tangga istana. Penyebabnya adalah perebutan
kekuasaan. Siapa yang akan menggantikan kedudukan khalifah
dan seterusnya.
Setelah sekian lama mengalami masa-masa kemunduran
akhirnya dinasti umayah benar-benar mengalami kehancuran
atu keruntuhan. Keruntuhan ini terjadi pada masa
pemerintahan Marwan bin Muhammad setelah memerintah
lebih kurang 46 tahun. (744-750 M)
Dalam peristiwa itu, salah seorang pewaris tahta kekhalifahan
Umayah, yaitu Abdurrahman yang baru berusia 20 tahun,
berhasil melarikan diri kedaratan Spanyol. Tokah inilah yang
kemudian berhasil menyusun kembali kekuatan Bani Umayah
diseberang lautan yaitu di keamiran Cordova. Disana dia
berhasil mengembalikan kejayaan kekhalifahan Umayah
dengan nama kekhalifahan Andalusia.
Ada juga beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani
Umayah lemah dan membawanya pada kehancuran. Faktor-
faktor itu ialah:
1. System penggantian khalifah melalui garis keturunan
adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih
menekankan aspek senioritas. Pengatutrannya tidak jelas.
Ketidakjelasan system enggantian khalifah ini menyebabkan
terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan anggota
keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Umayah tidak bias
dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi dimasa Ali.
3. Pada masa bani Umayah, pertentangan etnis antara suku
Arabia (Bani Qays) dan Arabia selatan (Bani Kalb) yang sudah
ada sejak zaman sebelum islam makin meruncing.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayah juga
disebabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana
sehingga anak-anak khalifah tidak sanggu memikul beban berat
kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani
Umayah adalah munculnya kekuatan yang di pelopori oleh
keturunan Al-Abbas ibn Abd Al-Muthalib.

P. Para tokoh beserta keilmuan yang berkembang pada masa


Abbasiyah di antaranya:
Ibn Sina : di bidang filsafat, biologi dan kedokteran.
Al Farabi : di bidang filsafat.
Ibnu Rusyid : di bidang filsafat kedokteran.
Al Khawarismi : disebut sebagai bapak aljabar.
Al Khazim : di bidang matematika yang memecahkan
archimides.

Q. YANG BOLEH MENINGGALKAN PUASA


1. Musafir
2. Wanita yang haid dan nifas
3. Wanita hamil atau menyusui
4. Orang sakit
5. Orang tua yang rentan
Cara mengganti puasa bisa dengan melakukan puasa qadha,
ataupun membayar fidyah. Puasa qadha atau membayar puasa
berlaku bagi orang yang sanggup berpuasa, namun terhambat
karena halangan-halangan tertentu atau uzur

R. SUJUD
1. Sujud Syukur Ketika memperoleh suatu nikmat besar atau
terhindar dari musibah, seorang muslim disyariatkan bersujud
syukur. Maharati Marfuah dalam buku Bagaimana Seharusnya
Sujud Syukur (2018) menuliskan sejumlah alasan yang lazim
membuat seorang muslim bersujud sukur. Di antaranya adalah
saat memperoleh kehamilan anak, sembuh dari penyakit parah,
menemukan harta yang hilang, selamat dari bahaya,
kemenangan umat Islam, dan kemenangan secara umum.

Tata cara sujud syukur dapat dilakukan dengan urutan berikut


ini: Dimulai dari posisi berdiri menghadap kiblat Takbiratul
ihram, mengucapkan takbir Turun sujud Bangun dari sujud lalu
diam sejenak Melakukan salam

2. Sujud Tilawah Ketika sedang membaca ayat suci Alquran,


baik itu sedang salat atau di luar salat, lalu menjumpai ayat
sajdah, maka ia disunahkan untuk melakukan sujud tilawah.
Lalu, apa itu ayat sajdah? Ayat sajdah adalah ayat-ayat dalam
Alquran yang menunjukkan perintah bersujud. Lazimnya, di
mushaf Alquran, ada tanda tertentu seperti tulisan kata
"sajdah" dengan tulisan Arab di pinggir halaman yang sebaris
dengan ayatnya, atau adanya gambar seperti kubah kecil di
akhir ayat. Siapa saja yang membaca atau mendengar lantunan
ayat sajdah ini dianjurkan untuk bersujud tilawah.

Tata cara sujud tilawah dapat dilakukan dengan urutan berikut


ini: Dimulai dari posisi berdiri menghadap kiblat Takbiratul
ihram, mengucapkan takbir Turun sujud Bangun dari sujud lalu
diam sejenak Bangun, meneruskan salat (Jika sujud tilawah
dilakukan dalam salat) Melakukan salam (Jika sujud tilawah
dilakukan di luar salat)
3. Sujud Sahwi Jika sujud syukur dan sujud tilawah tidak
berkaitan erat dengan salat, maka sujud sahwi harus
disebabkan karena perkara lalai ketika mendirikan salat. Dalam
bahasa Arab, sahwi artinya lupa. Karenanya, jika seorang
muslim lupa mengenai gerakan salat yang ia kerjakan, ia
disunahkan melakukan sujud sahwi. Sujud karena lupa. Secara
umum, NU Online menuliskan lima sebab sujud sahwi mesti
dilakukan, sebagai berikut
- Meninggalkan sunah ab’ad. Sunah ab’ad dalam salat meliputi
qunut, tasyahud awal, shalawat pada nabi saat tahiyyat,
salawat pada keluarga nabi saat tahiyyat akhir, dan duduk
tasyahud awal;
- Lupa melakukan gerakan tertentu dalam salat;
Memindah rukun qauli (ucapan) bukan pada tempatnya,
misalnya membaca Alfatihah saat i'tidal;
- Ragu dalam hal sunah ab’ad. Misalnya, seseorang ragu apakah
telah duduk tasyahud awal atau belum;
- Ragu jumlah rakaat. Misalnya, ia bingung telah sampai rakaat
kedua atau sudah ketiga. Maka, hitungannya mesti mengambil
rakaat kedua, sehingga ia wajib untuk menambahkan satu
rakaat lagi dan sebelum salam, ia disunahkan melaksanakan
sujud sahwi. Hukum melakukan sujud sahwi adalah sunah
muakkad atau anjuran yang amat diitekankan

Anda mungkin juga menyukai