Anda di halaman 1dari 1

Satu tahun yang lalu dipublikasikan hasil temuan sebuah rock art pada batu perlindungan

yang berlokasi di perkebunan Klan Unghango, di tanah adat orang Kwini dekat dengan
Sungai Drysdale, Negara Baranggalla, Kimberley Timur Laut, Australia Barat. Rock art ini
menggambarkan hewan endemic di wilayah tersebut, yakni seekor kanguru. Oleh sebab itu,
rock art ini termasuk ke dalam tipe gaya IIAP (Irregular Infill Animal Periode), yang
menggambarkan hewan sesuai dengan wujud, ukuran dan biasanya bentuk asli di
wilayahnya.
Diperkirakan bahwa usia dari rock art kanguru sekitar 17.300 tahun yang lalu
berdasarkan perhitungan radiocarbon, dengan memanfaatkan sarang tawon lumur yang telah
membatu di sekitar rock art. Pada masa itu kondisi lingkungan mengalami kekeringan.
Melalui hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa masih ada kanguru yang mampu bertahan
pada kondisi lingkungan yang kering. Jenis batu yang menjadi tempat manusia (Homo
Sapien) menggambar motif hewan kanguru adalah batupasir, batuan sedimen. Jenis batuan
tersebut yang umum di Kimberley. Selain itu, letak rock art kanguru yang tidak terlalu jauh
dari Sungai Drysdale memberikan kita informasi bahwa pada kondisi lingkungan mengalami
kekeringan menyebabkan manusia dan hewan beraktivitas di wilayah yang dekat dengan
sumber air.
Rock art kanguru bewarna merah hingga murbei, yang dihasilkan dari oker (oksida besi).
Oker biasanya bersumber dari batuan mineral, seperti batuan sedimen, batuan metamorf dan
beku. Kemungkinan besar oker yang digunakan oleh manusia pada masa itu untuk
menggambar kanguru pada permukaan batu berasal dari batuan sedimen, karena batuan
inilah yang utama di wilayah sekitar rock art.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa produksi kangaroo rock art ini
sangat berhubungan dengan bentang alam pada waktu itu. Di mana Homo Sapien dengan
perkembangan kognitifnya mampu beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan dan
mampu menghasilkan sebuah budaya.

Anda mungkin juga menyukai