Anda di halaman 1dari 31

MODUL 12

LATAR BELAKANG

• Program pelatihan sebagai salah satu


strategi pengembangan SDM
memerlukan fungsi evaluasi untuk
mengetahui efektivitas program yang
bersangkutan.
• Evaluasi merupakan salah satu mata
rantai dalam sistem pelatihan yang jika
dilihat dari waktu pelaksanaan kegiatan,
penilaian dapat berada di awal proses
perencanaan, di tengah proses
pelaksanaan, pada akhir
penyelenggaraan pelatihan dan pasca
kegiatan pelatihan.
Tujuan Pelatihan

Menurut Pasal 9 Undang-


Undang Ketenagakerjaan
Tahun 2003, pelatihan kerja
diselenggarakan dan diarahkan
untuk membekali,
meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi
kerja.
Tujuan Pelatihan Dapat
Dikelompokkan Menjadi 5 Bidang

1. Memperbaiki kinerja
2. Memutahirkan keahlian
karyawan sejalan dengan
kemajuan teknologi
3. Mengurangi waktu pembelajaran
bagi karyawan baru agar
berkompeten dalam pekerjaan
4. Membantu memecahkan
masalah operasional
5. Mempersiapkan karyawan untuk
promosi / perencanaan karir
TRAINING
DESIGN &
EVALUATION
• Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, mengintepretasikan dan
menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai
dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan
maupun menyusun program selanjutnya.

• Maka, inti dari evaluasi adalah penyediaan informasi


yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil keputusan.
Evaluasi merupakan tahapan yang wajib
dilaksanakan untuk mengukur efektivitas
dan efisiensi suatu pelatihan.

EVALUASI Evaluasi pelatihan adalah usaha


mengumpulkan informasi secara sistematis
PELATIHAN untuk mengukur hasil pelatihan.

Evaluasi pelatihan berupaya mendapatkan


informasi mengenai hasil-hasil program
pelatihan, kemudian menggunakan
informasi itu untuk menilai apakah
pelatihan telah mencapai tujuan secara
keseluruhan.
• Bagi penyelenggara pelatihan,
evaluasi bertujuan untuk
mendapatkan umpan balik dari
peserta yang sangat
membantu dalam
memutuskan kebijakan mana
yang akan diambil untuk
EVALUASI memperbaiki pelatihan
PELATIHAN tersebut.

• Umpan balik yang diperoleh


meliputi reaksi peserta, hasil
pembelajaran peserta,
perubahan perilaku di tempat
kerja dan hasil yang diperoleh.
PELAKSANAAN EVALUASI PELATIHAN

Kegiatan evaluasi program Penilaian hasil pelatihan


pelatihan dilaksanakan tidak cukup hanya pada
mulai dari penyusunan hasil jangka pendek
rancangan program (output) tetapi harus dapat
pelatihan, pelaksanaan menjangkau hasil dalam
program pelatihan dan jangka panjang (outcome
hasil dari pelatihan. and impact program).
Beberapa alasan pentingnya mengevaluasi
program pelatihan dan pengembangan:

✓ Mengetahui kekuatan dan kelemahan


program pelatihan dan pengembangan.
Termasuk menentukan apakah
PENTINGNYA programnya sesuai dengan tujuan
EVALUASI pembelajaran, kualitas lingkungan
PELATIHAN belajar dan apakah penerapan
pengembangan yang telah dilaksanakan
benar-benar terjadi dalam pekerjaan

✓ Menilai apakah isi, organisasi dan


administrasi program memberikan
kontribusi dalam pembelajaran dan
konten dalam pengembangan SDM
digunakan dalam pekerjaan.
✓ Mengetahui apakah program
pengembangan ini menguntungkan
atau merugikan bagi peserta.
✓ Mendapatkan data pemasaran dengan
bertanya pada partisipan apakah
mereka akan merekomendasikan
PENTINGNYA program tersebut dan bagaimana
EVALUASI tingkat kepuasan mereka terhadap
PELATIHAN program tersebut.
✓ Menentukan keuntungan finansial dan
biaya program
✓ Membandingkan biaya dan
keuntungan program pengembangan
SDM yang berbeda untuk memilih
program yang terbaik
KOMPETENSI
EVALUATOR
Kompetensi Evaluator
meliputi:

1. kompetensi manajerial
2. kompetensi teknis
3. kompetensi konseptual
4. kompetensi bidang
studi.
Penilaian yang dilaksanakan pada proses
perencanaan disebut dengan analisis
kebutuhan (need assessment), bertujuan
mengumpulkan informasi tentang:

• kemampuan, keterampilan maupun


keahlian yang akan dikembangkan
dalam pelatihan
PELAKSANAAN • karakteristik peserta pelatihan
PENILAIAN • kualitas materi pelatihan dilihat dari
relevansi dan kebaharuan
• kompetensi
pelatih/instruktur/pengajar
• tempat pelatihan beserta sarana dan
prasarana yang dibutuhkan
• akomodasi dan konsumsi serta
jadwal kegiatan pelatihan.
TRAINING NEEDS ANALYSIS
Penilaian yang dilaksanakan pada saat
proses pelatihan disebut dengan
monitoring yang bertujuan
mengumpulkan informasi tentang sejauh
mana program yang telah disusun dapat
diimplementasikan dengan baik, meliputi:
PELAKSANAAN
PENILAIAN ✓ kinerja instruktur
✓ iklim kelas
✓ sikap dan motivasi belajar atau berlatih
para peserta pelatihan.
Penilaian pasca pelatihan
bertujuan untuk
mengetahui perubahan
kinerja peserta setelah
kembali ke tempat kerjanya
masing-masing.
PELAKSANAAN
PENILAIAN
Ada 3 Istilah yang Digunakan dalam
Evaluasi:

1. Tes
2. Pengukuran
3. Penilaian
(assessment).
TEST
• Test merupakan salah satu cara untuk
menaksir besarnya kemampuan seseorang
secara tidak langsung, yaitu melalui respons
seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan
(Djemari Mardapi, 1999: 2).
• Test merupakan salah satu alat untuk
melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu
objek.
• Objek bisa berupa kemampuan peserta didik,
sikap, minat, maupun motivasi.
• Respons peserta test terhadap sejumlah
pertanyaan menggambarkan kemampuan
dalam bidang tertentu.
• Test merupakan bagian tersempit dari
evaluasi.
MEASUREMENT /
PENGUKURAN
• Pengukuran dinyatakan sebagai proses
penetapan angka terhadap individu atau
karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel
& Frisbie. 1986: 14).
• Esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi
atau penetapan angka tentang karakteristik
atau keadaan individu menurut aturan-aturan
tertentu.
• Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor.
• Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas
dari pada test. Kita dapat mengukur
karakateristik suatu objek tanpa menggunakan
test, misalnya dengan pengamatan, skala
rating atau cara lain untuk memperoleh
informasi dalam bentuk kuantitatif.
ASSESSMENT / PENILAIAN

• Penilaian (assessment) memiliki


makna yang berbeda dengan
evaluasi.
• The Task Group on Assessment
and Testing (TGAT)
mendeskripsikan asesmen sebagai
semua cara yang digunakan untuk
menilai unjuk kerja individu atau
kelompok (Griffin & Nix, 1991: 3).
• Assessment atau penilaian dapat
diartikan sebagai kegiatan
menafsirkan data hasil pengukuran.
7 ELEMEN
EVALUASI

1. Penentuan fokus yang akan


dievaluasi (focusing the
evaluation)
2. Penyusunan desain evaluasi
(designing the evaluation)
3. Pengumpulan informasi
(collecting information)
4. Analsis dan intepretasi informasi
(analyzing and interpreting)
5. Pembuatan laporan (reporting
information)
6. Pengelolaan evaluasi (managing
evaluation)
7. Evaluasi untuk evaluasi
(evaluating evaluation).
MODEL EVALUASI

Model Evaluasi CIPP (Context,


Input, Process, Product).

Model ini dikemukakan oleh


Stufflebeam & Shinkfield pada 1985
yang merupakan suatu pendekatan
evaluasi yang berorientasi pada
pengambilan keputusan (a decision
oriented evaluation approach
structured) untuk memberikan
bantuan kepada administrator atau
pengambil keputusan.
MODEL EVALUASI

Model Evaluasi Abruzzese’S.

Model ini dikembangkan oleh


Abruzzese’s pada tahun 1996,
dalam bukunya “ Nursing staff
devel- opment; Strategies for
success”.

Model ini berbasis pada evaluasi


proses, evaluasi konten, evaluasi
hasil, evaluasi dampak dan
evaluasi program keseluruhan.
MODEL EVALUASI

Model Evaluasi Orientasi Costumer,


model ini dikembangkan oleh Scriven,
M. Pada tahun 1967 dalam bukunya
“The methodology of evaluation” dan R.
Tyler dalam “Perspective of curriculum
Evaluation.”

Model ini melakukan evaluasi formatif


dan summatif:
1. Formatif, untuk membantu
mengembangkan program dan
untuk meningkatkan pengembangan
2. Summatif, untuk mengukur program
yang telah dibuat dan digunakan.
MODEL EVALUASI

Model evaluasi Alspach’s, model ini


dikembangkan oleh Alspach’s pada tahun 1995.
Model ini mengevaluasi:
1. Kepuasan peserta pada reaksi konten,
metode penyampaian, instruktur, materi
pengembangan dan lain-lain;
2. Proses pembelajaran, dimana proses ini harus
dapat diukur oleh perubahan kognitif, afektif
dan kebiasaan psikomoto
3. Aplikasi, merupakan implementasi hasil
belajar di lingkungan kerja seperti adanya
peningkatan kompetensi dalam praktik
4. Dampak, merupakan pengaruh yang
diakibatkan kemudian.
MODEL EVALUASI
Evaluasi Model Kirkpatrick, yang
lebih dikenal dengan Kirkpatrick
Four Levels Evaluation
dikembangkan oleh Donald
Kirkpatrick pada tahun 1959.

Evaluasi terhadap efektivitas


program pelatihan menurut
Kirkpatrick mencakup 4 level
evaluasi:
1. reaksi (reaction)
2. pembelajaran (learning)
3. perilaku (behavior)
4. hasil (result).
TUGAS

SINOPSIS BAHAN BACA


TENTANG EVALUASI
PELATIHAN SDM

Anda mungkin juga menyukai