Anda di halaman 1dari 3

BUKU PENGAYAAN

Nama : Gregory Edward Suryawan

Kelas/No. Absen : 11a4/13

Cover Buku

A. Identitas Buku
Judul : 8 Intisari Kecerdasan Finansial
Pengarang : William Tanuwidjaja
Penerbit : MEDIA PRESSINDO
Tahun Terbit : 2013
Cetakan Ke- :I
B. Ringkasan :
Pada zaman dulu, tolak ukur kecerdasan manusia berdasarkan IQ(intellectual quotient). IQ
di anggap statis yang berati seseorang yang dianggap bodoh akan selamanya bodoh sehingga
orang yang dicap bodoh tersebut akan kehilangan harapan dan mereka enggan berusaha
karena tidak ada harapan. Pada akhirnya, mereka jadi bodoh dan miskin betulan. Hal ini sama
juga dengan orang yang pintar, memiliki nilai rapor yang bagus pasti akan dicap orang yang
sukses dan memiliki saldo rekening yang banyak. Tentunya nilai rapor dan indeks prestasi
tidak mencermikan kecerdasan seseorang. Yang berati orang yang memiliki IQ tinggi tidak
menjamin seseorang tersebut kaya. Dan orang yang memiliki prestasi yang buruk belum tentu
mereka bodoh dan miskin karena nyatanya banyak juga mreka yang memiliki prestasi buruk
di skolah memiliki masa depan yang tidak sesuram nilai rapornya.

Pada 1953 pakar psikologi yang bernama Howard Gardner menerbitkan buku yang
berjudul Frames of Mind. Buku tersebut menjelaskan bahwa IQ manusia dapat berubah setiap
saat sehingga IQ bukanlah hal yang statis melainkan dinamis. Biasanya orang orang setelah
selesai lulus kuliah merasa pendidikannya sudah selesai, mereka berhenti belajar dan tidak
mau mengasah kinerja otak mereka lagi. Padahal itu merupakan awal pelajaran hidup dimana
kita memasuki dunia nyata yang benar benar eksis sebagai manusia dan memulai kehidupan
kita yang sesungguhnya.

Selain IQ yang dapat berubah, Gardner juga menjelaskan bahwa terdapat 8 jenis
kecerdasan manusia yang sama pentingnya. Pertama adalah kecerdasan verbal linguistik yang
berkaitan dengan kepandaian membaca, menulis, Bahasa dan berbicara. Kemudian ada
kecerdasan numerik yaitu kecerdasan menangkap serta mengolah data dan angka, dimana
HALAMAN 1
orang dengan kecerdasan ini mampu membaca angka sama jelasnya dengan membaca huruf.
Lalu ada juga kecerdasan ruang yang menyangkut kemampuan untuk menangkap bentuk,
pola dan desain. Keempat ada kecerdasan musikal yang menyangkut suara, nada, ritme atau
irama. Kelima ada kecerdasan fisik yang merupakan kepandaian untuk mengolah tubuh
dengan baik, refleks tubuh serta kelenturan. Selain itu ada juga kemampuan seseorang untuk
bergaul dengan orang atau disebut juga kecerdasan Interpersonal. Ada juga kecerdasan
intrapersonal yaitu kepandaian mengolah diri sendiri karena mereka sangat mengenal diri
sendiri. Dan terakhir ada kecerdasan alam yaitu orang yang memiliki kemampuan yang jeli
dalam mengamati alam dan mengidentifikasi kapasitas fenomena alam.

Bakat atau kecerdasan bawaan dapat kita kembangkan melalui Pendidikan. Makna
Pendidikan jauh lebih luas dibandingkan sekolah atau kampus, karena jalanan pun bisa
dijadikan sebagai tempat seseorang untuk mengembangkan kecerdasannya. Ada 3 jenis
Pendidikan yang sangat perlu diperoleh setiap orang, yang pertama yaitu Pendidikan
skolastik yaitu tempat kita belajar membaca, menulis dan berhitung. Yang kedua ada
Pendidikan profesional yang mengajarkan kita keterampilan praktis yang bisa diterapan saat
nanti kita sudah bekerja. Dan yang terakhir ada Pendidikan finansial yang mengajari kita
acara mengelola uang dan membuat uang bekerja dalam diri kita.

Kecerdasan finansial bukanlah bakat dan sifat bawaan atau genetis dari seseorang.
Kecerdasan ini bisa dipelajari, diasah, disempurnakan dan dipertajam. Adapun hal yang perlu
diperhatikan adalah fokus pada tujuan yang jelas baik ingin menikmati masa tua yang mudah,
ingin bebas secara finansial, menjadi kaya, bisa menolong orang lain dan tentunya ingin
membahagiakan keluarganya. Selain itu kita harus punya persepsi mengenai uang dimana
uang bukanlah segalanya, tetapi uang adalah konsekuensi, kalau kita bekerja baik
berdasarkan tujuan yang baik pula maka kita akan memperoleh hasil yang baik pula. Selain
persepsi mengenai uang kita juga harus mempunyai persepsi mengenai bekerja dimana uang
bukanlah tujuan tetapi tujuan kita adalah hidup lebih baik, bekerja lebih baik dan
menghabiskan sisa hidup lebih menyenangkan. Terakhir, ada kesenangan belajar dimana
kecerdasan finansial memerlukan kesenangan belajar dengan terus menggali hal hal yang
baru, cara baru dan mencari tau tentang fenomena baru.

Pendidikan skolastik dan profesional tidak mengajari kita cerdas secara finansial. Para
guru dan dosen mengajari kita untuk bekerja mencari uang, bukan menciptakan uang. Oleh
karena itu kita bisa mempelajari kecerdasan finansial melalui banyak hal, beberapa
diantaranya belajar dari dunia nyata, belajar dari mentor, belajar dari ahlinya serta belajar dari
buku. Sebelum melakukannya kita harus mempelajari 8 intisari kecerdasan finansial, yang
pertama kita harus memilah tujuan produktif dan konsumtif. Dimana konsumsi adalah
tindakan menghabiskan nilai guna suatu barang, sedangkan produksi adalah menciptakan
sesuatu yang memiliki nilai guna bagi masyarakat. Yang kedua kita bisa membedakan aset
dan liabilitas, dimana aset adalah harta uang memberikan aliran kas bagi anda secara rutin,
sedangkan liabilitas adalah harta yang menguras anda secara rutin. Yang ketiga kita harus
bisa memahami aliran uang, misalnya pada kaum berpenghasilan tetap memiliki pola belanja
HALAMAN 2
yang hampir sama, baik siklus waktu maupun barang yang ingin mereka beli. Kita juga harus
bisa mencari emas yang tersembunyi dengan kata lain kita harus menggali sesuatu yang
berharga yang letaknya tersembunyi. Kelima kita harus punya daya ungkit atau kita bisa
melipatgandakan aset jauh lebih cepat. Kemudian, biarkan uang yang bekerja baik
menyebarkan uang tersebut ke berbagai instrumen investasi, karena semakin banyak uang
yang dimainkan, semakin leluasa kita memainkannya. Kita juga harus bisa menciptakan aset
yang tidak bisa hilang atau dirampok orang yaitu dengan berpikir dan bertindak. Terakhir,
kita harus bisa memahami makro perekonomian, dimana indikator indokator yang harus
diamati adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, serta tingkat pengangguran.

Hal pertama untuk menyerap intisari kecerdasan finansial adalah memposisikan diri anda
dalam cashflow quadrant. Artinya anda harus memilih peran sebagai karyawan pada kuadran
E, professional pada kuadran S, pengusaha bisnis pada kuadran B ataupun investor pada
kuadran I. Anda tidak harus memilih satu kuadran, bisa lebih memilih lebih dari satu
tergantung pada potensi SDM yang anda miliki. Tanpa perencanaan dan niat yang pasti tentu
hal ini tidak pernah terealisasikan. Jadi bisnis harus punya target, pada tahun berapa anda
anda memiliki bisnis sendiri, dibidang apa dan bagaimana cara mengatur waktu anda tetap
bekerja sambil mengolah bisnis sendiri. Tak ada hidup yang tak meraih sukses lewat
menolong diri sendiri, dapat diwujudkan lewat usaha anda yang rajin dan terus menerus
untuk meninggikan nilai nilai anda

Menjalankan hidup tanpa berpikir sama seperti membidik tanpa sasaran. Dalam kaitannya
dengan kecerdasan finansial, kita perlu terus mengasahnya dengan perbuatan yang nyata. Ada
banyak orang yang tau cara menjadi kaya, tapi mereka tidak mempraktikannya. Ironi seperti
tentu saja harus kita hindari karena mereka takut menghadapi resiko, oleh karena itu kita
harus memiliki prinsip tentang resiko. Orang yang tidak pernah mengambil resiko pasti tidak
pernah berbuat apa apa, tidak punya apa apa dan mereka pasti terhindar dari penderitaan dan
kesusahan. Tapi mereka tidak pernah belajar, merasakan, berkembang bahkan tak pernah
hidup. Tentu saja dalam mengambil resiko diperlukan perhitungan yang tepat dengan
membatasi resiko yang anda ambil dan pahami diri serta kemampuan anda sendiri.
Kecerdasan finansial membutuhkan langkah nyata dari diri anda sendiri, semua pemenang
pasti ingin menunda tapi mereka tidak pernah menunda dan karena itulah mereka sukses.

C. Butir-butir Penting:
1. IQ adalah hal yang dinamis karena dapat berubah setiap saat.
2. Menurut Howard Gardner ada 8 kecerdasan manusia yang sama pentingnya.
3. Bakat / Kecerdasan yang kita miliki dapat kita kembangkan melalui
pendidikan baik skolastik, professional dan finansial.
4. Kecerdasan finansial bukanlah sifat bawaan atau genetis, melainkan
kecerdasan ini dapat diasah dan dipelajari.
5. Hal pertama untuk menyerap intisari kecerdasan finansial adalah
memposisikan diri anda dalam cashflow quadrant.
6. Untuk menjadi sukses diperlukan niat dan usaha dari diri anda sendiri.
HALAMAN 3

Anda mungkin juga menyukai