Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN STUDDY TOUR X MAKRAB

FAKULTAS SASTRA
[MENINGKATKAN ESENSI PENGETAHUAN SERTA JIWA
SOLIDARITAS KE MAHASISWAAN]

DI SUSUN
O
L
E
H

Herfanus Duha
191003924021

Universitas Ekasakti-AAI Padang

2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang maha esa, atas limpahan rahmat dan kasih-nya
serta Kesehatan yang telah di berikan, serta petunjuk-Nya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi saya dalam penyusunan laporan Study Tour ini.
Di dalam laporan ini hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan dengan study tour yang telah
berhasil dilaksanakan pada tanggal 3-4 Desember 2022 oleh fakultas Sastra Universitas Ekasakti
Padang.Dimana Study Tour tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya tempaat
wisata yang ada di padang Panjang dan Bukit Tinggi
Saya berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
saya mengenai laporan dari perjalanan ini. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini perlu bimbingan dari Bapak Ibu guru pembimbing.unk itu saya berharap ada kriti dan
Usulan demi perbaikan di massa yang akan datang.
Sebelumnya saya mohon maaf kepada Ibu dan Bapak pembimbing apabila terdapat kata-kata
yang salah dan kurang berkenan dan saya juga memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan massa depan.

Padang, 07 Desember 202

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTARISI……………………………………………………………………………..i
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….i
A. LATARBELAKANG………………………………………………………...1
B. RUMUSANMASALAH……………………………………………………...2
C. TUJUAN PENULISAN………………………………………… …………...3
D. BATASAN MASALAH……………………………………………………...4
E. PELAKSANAAN KEGIATAN………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..6
A.PDIKM………………………………………………………………………..7
B.RUMAH KELAHIRAN BUNG HATTA…………………………………….8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….9

A.KESIMPULAN
B.SARAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang penulisan


Study tour adalah kegiatan yang dilakukan seorang atau kelompok untuk pergi ke
suatu tempat yang dengan tujuan belajar sambil liburan. Study tour merupakan program
pembelajaran siswa dengan cara turun langsung ke lapangan, dengan tujuan melihat dan
mengamati lingkup yang dikaji sehingga otomatis akan timbul perasaan ingin tahu siswa
dan keinginan siswa untuk lebih banyak bertanya sebab suatu hal yang belum mampu
mereka ketahui sebelumnya.

Dewasa ini, kegiatan seperti ini akan dilaksanakan di luar wilayah sekolah, baik luar kota
atau bahkan luar negeri, tergantung dari misi sekolah masing-masing. Terutama di daerah
Jabodetabek, sekolah swasta bertaraf internasional biasanya memiliki relasi untuk
memberikan pelajaran ekstra dengan trip ke negara lain dengan tujuan memberikan
pengalaman dan menstimulasikan siswa agar dapat berwawasan global.

Banyak pelajaran atau manfaat yang tentunya diharapkan dari program ini. Seperti,
peserta akan mengalami berbagai masalah baru yang belum ada dalam teori dan tentu
peserta harus memikirkan solusi apa yang terbaik sehingga belajar, tidak selamanya di
peroleh dari buku atau teori. Hal ini tentunya secara tidak langsung membangkitkan
minat belajar siswa terhadap sesuatu. Mereka akan lebih antusias dalam mengeksplor hal-
hal baru yang mereka temui.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang tertulis diatas maka masalah dalam karya ilmiah
adalah pengetahuan apa yang di dapatkan dalam study tour di padang Panjang dan Bukit
tinggi selama melakukan study tour di lapanagan langsung.

C.Tujuan penulisan
Tujuan sudy tour adalah;

1.Mengetahui isi dan sejarah yang terdapat dalam gedung PDIKM

2.Membuka wawasan dan pengetahuan dari sejarah budaya minang kabau

3.Mengenal dari sosok Alamarhum BUNGG HATTA

4.Mengetahui isi dari karya Alamarhum BUNG HATTA

D.Pelaksanaan kegiatan

1.Hari / Tanggal : Jumat / 3 Desember 2022

Objek yang dituju : Gedung PDIKM

2.Hari / Tanggal : Minggu / 4 Desember 2022

Objek yang dituju : Gedung Kelaharian BUNG HATTA

BAB II
PEMBAHASAN
1.Sejarah Gedung PDIKM
Melatarbelakangi pendirian PDIKM salah satunya adalah adanya asumsi bahwa
masyarakat Minangkabau tidak memiliki bukti-bukti sejarah tertulis yang baik, karena
orang Minang terbiasa dengan budaya tutur yang diturunkan turun temurun; pada
kenyataannya memang dokumentasi tentang Minangkabau lebih banyak ditemui di luar
Minangkabau, misalnya di Museum Nasional Indonesia, Jakarta atau Museum
Leiden, Belanda. Berangkat dari kesadaran untuk melestarikan dan mendekatkan
dokumen tentang kebudayaan Minangkabau dengan orang Minangkabau itu
sendiri, Bustanil Arifin, Mantan Menteri Koperasi Republik Indonesia pada masa Orde
Baru, berinisiatif untuk mendirikan sebuah lembaga non-profit berupa wadah untuk
menghimpun berbagai dokumen dan informasi tentang kebudayaan Minangkabau.
[4] Abdul Hamid, yang hampir sepanjang hidupnya pengabdi pendidikan di Sumatra
Barat, dimintakan perhatiannya untuk menjajaki didirikannya lembaga ini, dan kemudian
pada 8 Januari 1988 didirikanlah Yayasan Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan
Minangkabau (PDIKM).
Untuk pencapaian tujuannya, PDIKM mendirikan sebuah wadah yang diberi nama Pusat
Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM). PDIKM sendiri
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kebudayaan Minangkabau dan
mengumpulkan berbagai macam literatur dan dokumentasi audio dan visual; seperti
merekam berbagai peristiwa adat dalam bentuk film dan video, merekam lagu-lagu
tradisional, hingga membuat duplikat alat-alat musik tradisional. Pada tanggal 8 Agustus
1988 dilakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan PDIKM
di Padang Sarai, Kelurahan Silaing Bawah.[4] Bangunan PDIKM didirikan di atas tanah
seluas 2 Ha dengan arsitektur mengikuti bentuk Rumah Gadang, dan diresmikan
pemakaiannya pada tanggal 19 Desember 1990.[4] Sejak itu telah terkumpul 3.000 lebih
dokumen lama tentang Minangkabau baik dalam bentuk reproduksi buku, naskah, kliping
koran, foto maupun mikrofilm; kebanyakan terbitan sebelum tahun 1945, sebagian di
antaranya masih berbahasa Belanda dan Arab Melayu.
Untuk memperdalam akses pengunjung terhadap isi dokumen yang dimiliki PDIKM telah
dilakukan upaya penterjemahan atas naskah-naskah lama yang sebagian berbahasa
Belanda dan Arab Melayu. Sebagai upaya komunikasi dan ajang pengayaan informasi
diterbitkan Buletin Triwulan Simandarang dengan oplah 1.000 eksemplar yang
didistribusikan pada perguruan tinggi, peneliti, dan intelektual dalam dan luar negeri.

3
Seiring perjalanan waktu, atas kesepakatan Yayasan Dokumentasi dan Informasi
Minangkabau dengan Pemerintah Kota Padang Panjang maka pengelolaan PDIKM
dialihkan dari YDIKM kepada Pemerintah Kota Padang Panjang dalam hal ini Dinas
Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. Hal ini untuk menjamin pengelolaan yang
lebih baik, baik dalam hal materi, manajemen, maupun sumber daya manusia
pengelolanya.
Dokumen perubahan status pengelolaan ini ditandatangani pada bulan Oktober antara
Wali Kota Padang Panjang dan Anas Nafis mewakili Yayasan PDIKM. Dengan adanya
PDIKM diharapkan dapat merangsang minat masyarakat umum untuk mempelajari dan
menggali lagi sejarah dan nilai-nilai masyarakat Minangkabau yang masih relevan untuk
diimplementasikan.

B. Pengertian Gedung PDIKM


PDIKM adalah Pusat Dokumentasi Dan Informasi Kebudayaan
Minangkabau.Terletak di Kota Padang Panjang, Sumatra Barat tepatnya di kelurahan
Silain Bawah kecamatan Padang Panjang Barat.
PDIKM merupakan tempat penyimpanan dokumen sejarah budaya Minangkabau.
Banyaknya wisatawan yang mengunjungi PDIKM sehingga tempat ini dijadikan pusat
pariwisata di Kota Padang Panjang.
Tujuan dari PDIKM sendiri yaitu untuk memberikan informasi tentang kebudayaan
Minangkabau, mengumpulkan berbagai macam dokumentasi baik tertulis maupun audio.
PDIKM didirikan pada tanah seluas 2 hektar dengan arsitektur berbentuk rumah gadang.
Pada 8 Agustus 1988 di letakkan batu pertama untuk mendirikan museum tersebut. Dan
diresmikan pada 19 Desember 1990. Semenjak saat itu telah dikumpulkan lebih dari
3.000 dokumen tentang budaya Minangkabau.

1.GEDUNG PDIKM
A.Tujuan Gedung PDIKM
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data koleksi sumbar
sejarah pendidikan tertulis periode orde Baru pada PDIKM. Secara khusus tujuan
penelitian ini adalah untuk mengungkapkan koleksi sumbar sejarah pendidikan yang
tertulis pada periode baru di gedung PDIKM yang meliputi:
1.Profil PDIKM
2.koleksi sumbar sejarah pendidikan yang tertulis Pada Orde Baru PDIKM
B.Kegunaan Penelitian
1.Menambah wawasan penulis tentang koleksi sumbar sejarah pendididkan baru pada
Gedung PDIKM
2.Diharapkan hasil penelitian berguna sebagai pedoman bagi penelitian yang tertulis pada
Periode baru gedung PDIKM
3.Sebagai tambahan literatur keperpustakaan Fakultas Sastra,Prodi Sastra Inggris
Universitas Eka Sakti [UNES] Jl.Veteran No,36 Padang
4.Untuk menambah bacaan yang berkaitan dengan gedung PDIKM.

5
C.Dokumentasi Gedung PDIKM

6
2. Rumah Kelahiran Bung Hatta
A. Latar Belakang Rumah Bung Hatta
Rumah Kelahiran Bung Hatta terletak di Jalan Soekarno-Hatta No.37,
Bukittinggi, Sumatera Barat. Rumah ini adalah tempat Bung Hatta dilahirkan dan
menghabiskan masa kecilnya sampi berusia 11 tahun. Bung Hatta melanjutkan
pendidikan menengahnya di Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO) atau sekolah
menengah di kota Padang.Rumah yang didirikan sekitar tahun 1860-an dan menggunakan
struktur kayu ini terdiri dari bangunan utama, pavilion, lumbung padi, dapur dan kandang
kuda serta kolam ikan. Bangunan utama berfungsi untuk menerima tamu, ruang makan
keluarga, dan kamar ibu, paman, dan kakek Bung Hatta sedangkan pavilion berfungsi
sebagai kamar tidur Bung Hatta.

Rumah asli tempat Bung Hatta dilahirkan sudah runtuh di tahun 1960-an, tetapi atas
gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, maka rumah tersebut dibangun ulang
sebagai upaya mengenang dan memperoleh gambaran masa kecil sang proklamator di
kota Bukittinggi. Penelitian pembangunana ulang dimulai dari bulan November 1994 dan
dimulai pada tanggal 15 Januari 1995. Rumah ini diresmikan pada tanggal 12 Agustus
1995, bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta sekaligus dalam rangka merayakan 50
tahun Indonesia Merdeka.Rumah ini dibangun mengikuti bentuk aslinya yang dapat
dilihat di memoir Bung Hatta dan berbagai foto/dokumentasi milik keluarga Bung Hatta.
Sebagian besar perabotan di dalam rumah masih asli dari peninggalan masa kecil Bung
Hatta yang diperoleh dari keluarga dan kerabat beliau, begitupun tata letak perabotan
tersebut masih dipertahankan di tempat asalnya.Bung Hatta yang merupakan wakil
presiden RI pertama juga merupakan bagian dari delegasi Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Den Haag, Belanda. Bung Hatta adalah orang pertama yang menjabarkan
politik luar negeri yang bebas dan aktif, yang menjadi landasan polugri Indonesia sampai
saat ini.

Beliau dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 dari pasangan H. Muhammad Djamil
dan Saleha dan merupakan keturunan kedua dari Syech Adurrachman yang dikenal pula
sebagai Syech Batuhampar. Bung Hatta tinggal di rumah ini dari tahun 1902-1913, waktu
yang meskipun relatif singkat namun memberikan kenangan mendalam dan pengaruh
yang besar dalam pembentukan karakter beliau. Disiplin kerja, ketepatan waktu,
kesederhanaan dan kasih sayang yang beliau lihat dan contoh dari kakeknya, H. Marah
atau Pak Gaek, bermula dari rumah ini. Pak Gaek yang merupakan kontraktor pos
partikelir bekerja dengan ketelitian, disiplin, organisasi yang baik,  dan tepat waktu dalam
menyiapkan segala kebutuhan pengiriman memberikan kesan yang berbekas di pikiran
Bung Hatta.Bung Hatta menimba pendidikan sekolah dasarnya di Europese Lageree
School (ELS) Bukittinggi, melanjutkannya ke Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs (MULO), SMP 1 Padang saat ini, dan Prins Hendrik School (PHS) di Batavia.
7

Beliau melanjtukan pendidikan di Handels Hooge School- sekolah dagang di Rotterdam,


Belanda dari tahun 1921-1932.Bung Hatta dikenal sebagai aktivis dan pejuang sejak
masa sekolahnya, dimana beliau bersama teman-temannya mendirikan Jong Sumateranen
Bond baik di Padang maupun Batavia, Perhimpunan Indonesia di Belanda, dan
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru). Beliau mengalami masa pembuangan di
Digul, Bandaneira, dan Bangka.

Bung Hatta menjadi proklamator kemerdekaan RI bersama Soekarno, keduanya menjadi


presiden dan wakil presiden RI yang dalam masa kepemimpinannya terjadi perundingan
Linggadjati, Renville, Roem-Royen dan akhrinya Bung Hatta mewakili RI dalam
Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda di mana akhirnya Belanda
mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

B. Tujuan penelitian

Dari hasil penelitian ini peneliti membuat beberapa tujuan yang sesuai dengan
munculnya masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui akan kondisi dan situasi pemerintahan Indonesia di tahun 1955-
1965.

2. Untuk mengetahui tentang latar belakang munculnya beberapa konflik Moh. Hatta
tahun 1955-1965.

3. Untuk mengetahui peranan Mohammad Hatta tahun 1955-1965.

4. Untuk mengetahui isi dan karya sebagai peniggalan dari Mohammad Hatta.
8

C.Dokumentasi Gedung Bung Hatta


9
BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan
Wisata merupakan sarana yang mampu untuk mengobati segala jenis kepenatan
hidup, apalagi objek wisatanya mengacu pada pendidikan yang mampu menambah
wawasan dan pengetahuan dengan cara yang menarik. Hal inilah yang diterapkan pada
setiap kegiatan Study Tour Sastra Inggris Universitas Eka Sakti Padang, dimana objek
wisata yang dikunjungi mendominasi pada peningkatan kemampuan berfikir yang
memiliki berbagai unsur, Diantaranya :
A. Gedung PDIKM

Rumah Gadang PDIKM adalah Pusat Dokumentasi Dan Informasi Kebudayaan


Minang Kabau yang dibangun sebagaimana bentuk rumah gadang asli ditempati oleh
keluarga biasanya terdiri dari bilik dalam, tempat urang sumando, tempat mereka
menerima tamu, tempat sumandan dan ninik mamak bila mereka berhelat, tempat
mamak mengajar kemenakan, tempat merawat anggota keluarga yang sakit dan
sebagainya. Namun bedanya di rumah gadang ini bukan untuk di tinggali oleh suatu
keluarga atau kaum, melainkan sebuah museum dan tempat menyiman buku-buku
serta koleksi untuk di perlihatkan atau di pertunjukna kepada wisatawan. Di depan
rumah gadangnya juga di bangun rangkiang. Yang mana rangkiang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan hasil pertanian umumnya seperti rumah gadang di minangkabau.
Di dalam rumah gadang tidak hanya berisikan koleksi-koleksi literatur seperti buku dan
foto yang disusun rapi dalam etalase. Pada bagian bawah rumah gadang terdapat
sebuah palaminan. Yang mana pelaminan yaitu sebuah bangku/tempat duduk untuk
para penganten saat resepsi pernikahan sebagai simbol bentuk perkawinan di
Minangkabau serta beberapa foto-foto bentuk pakaian adat Minangkabau.

B. Rumah Kelahiran Bung Hatta

Rumah kelahiran Bung Hatta adalah tempat Bung Hatta dilahirkan dan
menghabiskan masa kecilnya sampai berusia 11 tahun,rumah yang di dirikan sekitar
tahun 1860-an dan menggunakan struktur kayu ini terdiri dari bangunan
utama,pavilion,lumbung padi,dapur dan kandang kuda serta kolam ikan.Runah ini di
bangun mengkuti bentuk aslinya yang dapat di lihat dari memori Bung Hatta dan
berbagai foto/dokumentasi milik keluarga Bung Hatta.
10
2.Saran
Berdasarkan observasi yang telah di lakukan maka saran-saran yang dapat di berikan
antara lain:
1.Bagi pengelola wisata
a.Membuat inovasi baru untuk dapat meningkatkan daya tarik pengunjung
b.Meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada
2.Bagi Mahasiswa
a.Mahasisswa lebih meningkatkan rasa keingintahuan mengenai hal-hal baru
b.Meningkatkan kedisplinan dan rasa tertib saat berkunjung ke sebuah tempat wisata
c.Semakin erat dan semakin paham akan dokumen-dokumen yang telah di ambil untuk
menjadi wawasan dan pengetahuan tentang kebudayaan minang kabau
11

Anda mungkin juga menyukai