SK Ppa
SK Ppa
AutorŤzed Person
Diperiksa Niken Larasati SE Manajer
Pelayanan Medis
Dr. H dwi Okta
Diperiksa Agung Prasetya
Menetapkan : Pertama Keputusan direktur Rumah Sakit tentang kebijakan Asuhan pasien oleh DPJP,
perawat dan pemberi pelayanan yang lain di Rumah Sakit
Kedua Setiap asuhan pasien di Rumah Sakit harus direncanakan oleh DPJP,
Perawat dan pemberi pelayanan yang lain dalam waktu 24 jam sejak pasien
masuk rawat inap sesuai dengan penilaian awal pasien yang tercatat dalam
rekam medis
Ketiga Setiap asuhan yang diberikan kepada setiap pasien harus dicatat oleh
pemberi pelayanan dalam rekam medis
Keempat Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemberian asuhan pasien
oleh DPJP, perawat dan pemberi pelayanan yang lain
Kelima Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini
Ditetapkan di : Kesamben
Pada Tanggal : April – 2018
Direktur,
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau kecacatan. Dalam
melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau meminimalkan resiko
baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan
berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasin di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam
semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien
dan aman bagi pasien, diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh
personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.
Selanjutnya pelayanan berfokus pada pasien, patient centered care, dengan elemen utama
asuhan terintegrasi merupakan standar dalam akreditasi. Untuk penerapannya diperlukan
kolaborasi interprofesional para Profesional Pemberi Asuhan (PPA) karena merupakan persyarat
untuk mencapai tujuan tersebut dan dilengkapi dengan kompetensi praktek kolaborasi
termasuk komunikasi yang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa peranan dokter sebagai ketua tim
(Clinical Leader ) sangat besar dan sentral dalam menjaga keselamatan pasien, karena
semua proses pelayanan berawal dan ditentukan oleh dokter.
Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak kalah pentingnya faktor catatan medis
yang lengkap dan baik, dimana semua proses pelayanan terhadap pasien direkam secara real
time dan akurat. Apabila terjadi sengketa medis maka rekam medis ini benar-benar dapat
menjadi alat bukti bagi rumah sakit bahwa proses pelayanan telah dijalankan dengan benar
dan sesuai prosedur, atau kalau terjadi sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan
untuk memperbaiki proses pelayanan yang ada.
Salah satu elemen dalam pemberian asuhan kepada pasien ( patient care) adalah asuhan medis.
Asuhan medis diberikan oleh dokter yang dalam standar keselamatan pasien disbut DPJP :
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan.
Pengaturan tentang DPJP sangat diperlukan dalam pelaksanaan asuhan medis di rumah sakit
untuk menghindari kemungkinan terjadinya pelayanan yang kuarang baik karena terjadinya
duplikasi, interaksi obat yang kurang terkontrol, kontra indeksi, ketidak jelasan peranan
dokter bila hanya diminta pendapat saja, dll.
Panduan ini disusun untuk memudahkan rumah sakit mengelola penyelenggaraan asuhan medis
oleh DPJP dalam rangka memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien rumah sakit.
2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan perlindungan kepada pasien agar memperoleh asuhan medis yang terbaik.
b. Memberikan kemudahan kepada rumah sakit untuk mengelola penyelenggaraan asuhan
medis oleh DPJP dalam rangka memenuhi Standar Akreditasi Rumah Sakit.
c. Memberikan panduan dan penjelasan tentang peranan DPJP.
Dalam UU 44/2009 pasal 5 huruf b, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
Pada penjelasan pasal 5 huruf b, disebutkan : yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan
paripurna tingkat kedua adalah upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut dengan
mendayagunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik. Yang dimaksud dengan
pelayanan kesehatan paripurna ketiga adalah upaya kesehatan perorangan tingkat lanjut
dengan mendayagunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub sepesialistik. Dengan
demikian asuhan medis di rumah sakit kepada pasien diberikan oleh dokter spesialis
DPJP
Perawat
Apoteker
/ Bidan
Pasien
Nutrisionis/
Penata Keluarga
Dietisien
Anestesi
Lainnya
a. Masing – masing PPA memberikan asuhan melalui tugas mandiri delegatif dan
kolaboratif dengan pola IAR
b. Menggunakan Pola IAR dan penulisan SOAP / ADIME (untuk GIZI)
c. Berkolaborasi interprofesional
d. Meningkatkan kompetensi untuk praktik kolaborasi interprofesional dalam 4 ranah :
1) Nilai dan etika praktik interprofesional
2) Peran dan tanggung jawab
3) Komunikasi interprefesional
4) Kerjasama dalam tim klinis / interdisplin
5) Edukasi untuk kolaborasi Interprofesional
Tugas Mandiri
Pemberian Pelayanan
Implementasi Rencana
Monitoring
E. ASUHAN MEDIS
Asuhan medis di rumah sakit dibberikan oleh dokter spesialis, disebut sebagai DPJP.
Di Instalasi Gawat Darurat dokter juga yang bersertifikat kegawatdaruratan, antara lain ATLS, ACLS,
PPGD, General Emergency Life Support (GELS) menjadi DPJP pada saat asuhan awal pasien gawat-
darurat. Saat pasien dikonsul / rujuk ke dokter spesialis dan memberikan asuhan medis, maka
dokter spesialis tsb menjadi DPJP pasien tsb mengantikan DPJP sebelumnya, yaitu dokter jaga IGD
tsb diatas.
Pemberian asuhan medis di rumah sakit agar mengacu kepada Buku Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran Yang Baik di Indonesia (Kep Konsil no 18/KKI/KEP/IX/2006). Penerapan panduan ini
selain menjaga mutu asuhan dan keselamatan pasien, juga dpat menghindari pelanggaran disiplin.
Asas, Dasar, Kaidah dan Tujuan Praktik Kedokteran di Indonesia intinya adalah sbb :
1. Asas : nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan
keselamatan pasien
2. Kaidah dasar moral :
a. Menghormati martabat manusia (respect for person)
Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan / asuhan berfokus pada pasien ( patient centered care)
adalah elemen penting dan sentral dalam asuhan pasien di rumah sakit.
Konsep inti (core concept) asuhan berfokus pada pasien terbagi dalam 2 perspektif :
1. Perspektif Pasien :
a. Martabat dan Respek.
1) Profesional pemberi asuhan mendengarkan, menghormati dan menghargai pandangan
serta pilihan pasien – keluarga.
2) Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien – keluarga
dimasukkan dlam perencanaan pelayanan dan pemberi pelayanan kesehatan.
b. Berbagi informasi.
1) Profesional pemberi asuhan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara lengkap
kepada pasien – keluarga.
2) Pasien – keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat.
c. Partisipasi
1) Pasien – keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan,
pengambilan keputusan dan pilihan mereka.
d. Kolaborasi / kerjasama
1) Rumah sakit bekerjasama dengan pasien – keluarga dalam pengembangan,
implementasi dan evaluasi kebijakan dan program. Pasien – keluarga adalah mitra PPA.
2. Perspektif PPA
a. Tim Interdisiplin
1) Profesional pemberia asuhan diposisikan mengelilingi pasien
2) Kompetensi yang memadai
3) Berkontribusi setara dalam fungsi profesinya
4) Tugas mandiri, kolaboratif, delegatif, bekerja sebagai satu kesatuan memberikan asuhan
yang terintegrasi
b. Interprofesionalitas
1) Kolaborasi interprofesional
2) Kompetensi pada praktik kolaborasi interprofesional
3) Termasuk bermitra dengan pasien
c. DPJP adalah ketua tim klinis / clinical leader
1) DPJP melakukan koordinasi, kolaborasi, interpretasi, sintesis, review dan
mengintegrasikan asuhan pasien
d. Personalized Care
1) Keputusan klinis selalu diproses berdasarkan juga nilaii-nilai pasien
2) Setiap dokter memperlakukan pasiennya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan