Anda di halaman 1dari 12

1.

Laboratorium Urinalisa dan Feses

a. Pemeriksaan urin lengkap

Terdapat parameter pemeriksaan berupa warna, kejernihan,

pH, berat jenis, darah/Hb urobilinogen, albumin, bilirubin,

keton, nitrit, leukosit, eritrosit, silinder, kristal, bakteri, dll.

1) Tujuan pemeriksaan:

Mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan

saluran kemih serta tingkat keparahan

penyakit.

2) Metode pemeriksaan:

Otomatisasi makroskopik dan mikroskopik

dengan menggunakan alat Symex UC-

3500untuk pemeriksaan kimia urine serta alat

Symex UF-5000untuk pemeriksaan sedimen

urine.
3) Prinsip Pemeriksaan :

Alat Symex UC-3500

a) Setiap strip tes dipindai dengan sensor Color CMOS dan

fotometri

b) Dilakukan secara otomatis mendeteksi posisi bantalan tes

strip

c) Cara kerjanya dengan meningkatkan jalur cahaya, terhadap

kekeruhan dan berat jenis sampel

Alat Symex UF-5000

Berdasarkan Flowcytometry menghitungdan

mengklasifikasikan sel melalui pengukuran forward scatter

light (FSC), side scatter light (SSC), side fluorescent light

(SFL) dan depolarized side scattered light (DSS).

4) Alat dan bahan:

a) Alat Symex UC-3500


b) Alat Symex UF-5000

c) Tabung urine

d) Sentrifus

e) Mikroskop

f) Obyek glass

g) Kaca penutup

h) Sampel pasien berupa urine sewaktu atau urine pagi

5) Prosedur kerja

Pemeriksaan Makroskopis

Pemeriksaan makroskopis adalah pemeriksaan yang dilakukan

langsung dengan mata tanpa penambahan atau reagen atau zat

kimia tertentu. Pemeriksaan makroskopis meliputi pemeriksaan

volume, warna, kejernihan, bau.


Pemeriksaan Kimia Urine dengan Alat Otomatis Symex UC-3500

a) Sampel yang digunakan sebaiknya menggunakan barcode,

jika tidak menggunakan barcode akan tampil Error.

b) Pada Menu pilih MEASURE

c) Pilih STRIP NAME untuk menentukan test strip yang

digunakan

d) Tekan tombol START/ STOP, ditunggu hingga lampu

indikator menyala hijau.

e) Letakkan Sampel pada Rak sampel dan letakkan pada Sample

Loader, alat akan melakukan pemeriksaan secara otomatis

f) Hasil akan terlihat di monitor dan terkirim ke U-WAM

Pemeriksaan Sedimen Urine Otomatis Symex UF-5000

Pemeriksaan Rutin

a) Pemeriksaan yang digunakan sebaiknya menggunakan

barcode, jika tidak menggunakan barcode akan tampil Error

b) Letakkan sampel pada rak sampel, lalu letakkan pada Sample

Loader

c) Alat secara otomatis akan melakukan pemeriksaan

d) Hasil dapat dilihat di Monitor dan otomatis terkirim ke U-

WAM
Pemeriksaan Manual / STAT

a) Tekan tombol SAMPLE STAT, lalu pilih YES

b) Sampel yang diperiksa diletakkan dalam STAT UNIT (dapat

menggunakan adaptor)

c) Masukkan no. sample

d) Dorong STAT UNIT ke dalam alat

e) Lalu tekan START

f) Hasil dapat dilihat di Monitor dan otomatis terkirim ke U-

WAM

6) Interpretasi Hasil

Makroskopik

a) Warna urin

Nilai rujukan : kekuningan jernih

Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat

setelah bangun pagi) lebih gelap dibanding urin di waktu

lainnya. Perubahan warna urin dapat terjadi karena beberapa

hal.

Tabel 2. 15. Interpretasi Warna Urine

Hitam Baru mengkonsumsi tablet besi (ferri sulfat),


sedang minum obat Parkinson (levodopa),
methemoglobunuria.

Biru Mengkonsumsi obat antidepresi (amitriptilin),


antibiotik saluran kemih (nitrofurantoin), atau
karena infeksi Pseudomonas pada salurankemih.
Coklat Gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi
antibiotik (sulfonamid atau metronidazol),dan
konsumsi obat parkinson (levodopa).

Kuning gelap Hepatitis fase akut, ikterus obstruktif, kelebihan


Vitamin B2/riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin
dan kuinakrin).

Oranye merah Dehidrasi sedang, demam, konsumsi


antikoagulan oral, trauma ginjal, konsumsi
deferoksamin mesilat, rifampisin, sulfasalazin,
laksatif (fenolftalein).

Hijau Infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, konsumsi


vitamin tertentu.

Bening Terlalu banyak minum, sedang minum obat


diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus.

Putih susu Filariasis atau tumor jaringan limfatik.

b) pH
Nilai rujukan : 5.0-6.0 (urin pagi), 4.5-8.0 (urin sewaktu)

c) Glukosa
Nilai rujukan : negatif

Glukosa urin positif tidak selalu berarti diabetes melitus,

walaupun memang penyakit ini yang paling sering memberi

hasil positif pada uji glukosa urin. Makna lain yang mungkin:

(1) Penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefritis tubular,

sindroma Fanconi).

(2) Penyakit hepar dan keracunan logam berat.

(3) Faktor farmakologis (indometasin, isoniazid, asam


nikotinat, diuretiktiazid,

(4) Nutrisi parenteral total yang berlebihan dengan infus

glukosa.

d) Protein
Nilai rujukan : Negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24

jam (uji kuantitatif)

e) Keton
Nilai rujukan : negatif

Uji ketonuria dimaksudkan untuk mendeteksi adanya produk

sampingan penguraian karbohidrat dalam urin. Ketonuria

dulu diperiksa dengan metode Rothera, dan sekarang

digunakan dipstik. Hasil positif dapat ditemukan pada

ketoasidosis diabetik, alkoholisme, diet tinggi lemak,

penyakit glikogen, dan konsumsi obat-obatan tertentu

(levodopa dan obat-obat anestetik)

f) Urobilinogen
Nilai rujukan: 0.1-1 Ehrlich U/dL (dipstik) Urobilinogenuria

dapat disebabkan oleh:

(1) Penyakit hepar dan empedu (hepatitis akut,

sirosis,kolangitis)

(2) Infeksi tertentu (malaria, mononukleosis)

(3) Polisitemia vera ataupun anemia

(4) Keracunan timah hitam


Tidak ada urobilinogen sama sekali dalam urin bermakna ada

obstruksi komplit pada saluran empedu (kolelitiasis atau

karsinoma pankreas).

g) Bilirubin
Nilai rujukan : negatif, maksimal 0.34 μmol/L.

h) Nitrit
Nilai rujukan :

Negatif (kurang dari 0.1 mg/dL, atau kurang dari 100.000

mikroorganisme/mL)

i) Eritrosit

Nilai rujukan : 12,1/ul

Eritrosit dalam urin yang berlebihan (mikrohematuria) dapat

ditemukan pada urin wanita menstruasi dan perlukaan pada

saluran kemih; baik oleh batu, infeksi, faktor trauma, maupun

karena kebocoran glomerulus.

j) Leukosit

Nilai rujukan : 9,2/ul sel per lapang pandang besar

Leukosit yang berlebihan dalam urin (proteinuria) biasanya

menandakan adanya infeksi saluran kemih atau kondisi

inflamasi lainnya, misalnya penolakan transplantasi ginjal.

k) Sel epitel
Nilai rujukan : 5,7/ul.
Sel epitel yang lebih daripada jumlah normal berkaitan

dengan infeksi saluran kemih dan glomerulonefritis.

Sedangkan bentuk sel epitel abnormal dikaitkan dengan

keganasan setempat.

l) Silinder

Nilai rujukan : 2,25/ul

m) Bakteri, jamur, dan parasit


Nilai rujukan bakteri: negatif. Kecuali untuk urin midstream:

11,4/ul

Nilai rujukan jamur dan parasit: negatif

Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih

mungkin ditemukan dalam urinalisa, antara lain E. coli,

Proteus vulgaris, Neisseria gonorrhoea dan Pseudomonas

aeruginosa. Sedangkan, parasit yang mungkin ditemukan

dalam urin adalah Schistosoma haematobium dan

mikrofilaria spesies tertentu.

7) Validasi Hasil Pemeriksaan:

a) Melakukan validasi hasil pemeriksaan dengan cara melihat

perbandingan hasil pemeriksaan alat serta melihat ursecara

makroskopis.

b) Jika terdapat hasil pemeriksaan yang tidak sesuai, urin

disentrifuge pada kecepatan 2000 rpm selama 5 menit.

c) Supernatan dibuang dan sedimen urin yang telah


terbentukdiambil.

d) Sedimen urin diteteskan di atas kaca slide dan tutup dengan

cover glass.

e) Sedimen urin diperiksa menggunakan mikroskop perbesaran

1000X.

b. Pemeriksaan feses lengkap

1) Tujuan pemeriksaan

Mengetahui unsur-unsur yang ada dalam feses serta sebagai

pemeriksaan penunjang adanya penyakit yang disebabkan oleh

parasit.

2) Metode pemeriksaan

Pemeriksaan secara makroskopik dan mikroskopik

3) Alat dan bahan

a) Lidi

b) Mikroskop

c) Objekglass

d) Kaca penutup

e) Cup serum

f) Pipet

g) Lugol

h) NaCl
4) Prosedur kerja

Pemeriksaan Makroskopik Feses:

Feses yang telah ditampung pada pot/container diamati dengan

melihat warna, kosistensi, bau, lendir dan darah yang terdapat pada

feses.

Pemeriksaan Mikroskopik Feses :

a) Feses yang telah ditampung pada pot/container

dihomogenkan dengan menggunakan lidi.

b) Feses diambil dengan menggunakan lidi secukupnya

c) Feses dimasukan ke dalam cup serum yang telah berisi NaCl.

d) Feses yang telah dimasukan ke dalam cup serum

dihomogenkan dengan baik.

e) Feses dipipet satu tetes menggunakan pipet tetes dan

diletakkan pada objek glass yang telah ditetesi dengan Lugol

sebanyak 1 tetes.

f) Lugol dan feses dihomogenkan denganbaik.

g) Objekglass ditutup dengan kaca penutup setelah keduanya

diratakan

h) Sediaan diperiksa dengan menggunakan mikroskop pada

lensa obyektif 10X dan 40X.

i) Evaluasi hasil pemeriksaan ada tidaknya leukosit, eritrosit,

lemak, bakteri, E. coli, E. histolytica, amilum, jamur, serat

otot, serat tumbuhan, dan telur cacing.


Pemeriksaan darah samar

1) Tujuan pemeriksaan:

Mendeteksi perdarahan di dalam saluran pencernaan yang

dapat disebabkan oleh iritasi ringan maupun kanker yang

serius.

2) Metode pemeriksaan : Immunochromatography

3) Prinsip pemeriksaan:

Hematin dalam feses yang mengandung

darah/hemoglobin akan bereaksi dengan anti

hemoglobulin antibody dan coated anti-

hemoglobinantibody di lapisan membran. Reagen ini

mendeteksi konsentrasi hemoglobin minimal 100

ngHg/mL.

4) Alat dan bahan:

a) Spesimen aplikator

b) Testcard

c) Tabung koleksi spesimen dilengkapi denganbuffer

Gambar 2. 41. Tabung Koleksi Spesimen

Anda mungkin juga menyukai