Anda di halaman 1dari 33

STANDAR MUTU JAHE

(Zingiber officinale)

PUTRI HASIVA TRIADESYANA


062120092
JAHE (ZINGIBER OFFICINALE)

Jahe (Zingiber officinale) adalah tumbuhan yang


rimpangnya sering digunakan sebagai rempah-
rempah dan bahan baku pengobatan tradisional.
Rimpang jahe berbentuk jemari yang menggembung
di ruas-ruas tengah. Jahe memiliki rasa dominan
pedas yang disebabkan oleh senyawa keton bernama
zingeron.
TAKSONOMI JAHE

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monococtyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale
KANDUNGAN JAHE
Senyawa Alami

Farnesene
Cineole
Flavonoid
Caprylic acid
Gingerol
Gingerdione
Zingeron
Aspartic
Shogaol
Linolenic acid
dan lainnya

Senyawa Kimia
NUTRISI JAHE
MANFAAT JAHE SECARA UMUM

1. Menghangatkan tubuh
2. Dapat digunakan sebagai obat tradisional
3. Dapat digunakan sebagai rempah-
rempah
4. Mengandung zat anti inflamasi yang
dapat membantu memerangi peradangan
pada tubuh
5. Meningkatkan stamina pada tubuh
MANFAAT JAHE PADA BIDANG FARMASI
DAN JAMU

1. Dapat mengobati sakit pada limfa dan


ginjal
2. Dapat berfungsi sebagai viagra alami
3. Mengobati kembung
4. Mengatasi Migrain, influenze, dan masuk
angin
5. Melancarkan peredaran darah
STRUKTUR ANATOMI JAHE

DAUN BATANG RIMPANG


SIFAT FISIKOKIMIA

0,81 g/g 12,93 g/g 218 g


WATER HOLDING SWELLING GEL
CAPACITY (WHC) POWER POWER

1,40 g/g 34,66%


OIL HOLDING SOLUBILITY
CAPACITY (OHC)
JENIS-JENIS TANAMAN JAHE

GAJAH EMPRIT MERAH


JAHE GAJAH adalah jahe putih yang dikonsumsi sehari-hari, namun
sejatinya ia memiliki ukuran yang jauh lebih besar.

Jahe gajah memiliki rimpang yang besar dan gemuk.


adalah jahe putih kecil dengan bobot rimpang


JAHE EMPRIT berkisar antara 0,5-0,7 kg/rumpun. Struktur

rimpangnya kecil dan berlapis-lapis.

JAHE MERAH adalah jahe berwarna merah dengan rimpang yang


sering digunakan sebagai tanaman obat tradisional
maupun bumbu dapur.
KONDISI TANAH

Dibutuhkan curah hujan 2.500 - 3.000


mm/tahun, kelembaban 80 % dan tanah
lembab dengan pH 5,5 - 7,0 dan unsur
SYARAT TUMBUH hara tinggi

KONDISI IKLIM

Dibutuhkan penggunaan naungan paranet


dengan intensitas naungan 25 dan 50 %
PEMBIBITAN

BUDIDAYA JAHE

PENGOLAHAN TANAH

PENANAMAN

BUDIDAYA JAHE

PENGELOLAAN

PEMANENAN

BUDIDAYA JAHE
PENANGANAN PASCA PANEN

PENGUMPULAN JAHE

1. Lokasi pengumpulan atau penampungan


harus dekat dengan tempat penanaman
2. Wadah sebagai tempat penempungan
antara lain berupa keranjang,peti atau
karung goni
3. Wadah yang digunakan harus disesuaikan
dengan sifat dan karakteristiknya
PENANGANAN PASCA PANEN

PENCUCIAN JAHE

1. Menggunakan standar bahan mutu air


(standar air minum) untuk mencuci.
2. Menurunkan panas lapang atau berfungsi
sebagai pre cooling
3. Pengeringan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat penirisan (spiner)
PENANGANAN PASCA PANEN
GRADING
Grading bertujuan untuk memisahkan produk
berdasarkan mutu, berat dan ukuran. Berdasarkan
standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar
dikategorikan sebagai berikut :
1. Mutu I Bobot 250 g/rimpang, kulit tidak terkelupas.
2. Mutu II Bobot 150-249 g/rimpang, kulitnya tidak
terkelupas
3. Mutu III Bobot sesuai analisis, kulit yang terkelupas
maksimum 10%, benda asing maksimum 3% dan
kapang maksimum 10%
PENANGANAN PASCA PANEN

PENGANGKUTAN
1. Dalam pengangkutan jahe sampai ke konsumen,
perlu di perhatikan jenis produk yang diangkut,
lama perjalanan, serta sarana pengangkutan yang
digunakan.
2. Jahe yang diangkut sebaiknya terhindar dari sinar
matahari
3. Selama pengangkutan, jahe dijaga dari kemungkinan
terjadinya benturan dan gesekan agar tidak rusak
STANDAR MUTU
Dalam pembuatan obat berbahan baku jahe, kita dapat mengacu pada SNI 01-
7087-2005 tentang Jahe Untuk Bahan Baku Obat. Pada SNI 01-7087-2005,
disebutkan bahwa persyaratan jahe sebagai bahan baku obat terbagi menjadi dua,
yaitu persyaratan umum dan persyaratan khusus.
STANDAR MUTU

PERSYARATAN UMUM
STANDAR MUTU

PERSYARATAN KHUSUS
STANDAR MUTU

PERSYARATAN KHUSUS
CARA UJI STANDAR MUTU
Mengacu pada SNI 01-7087-2005, cara uji standar mutu pada jahe untuk bahan
baku obat yaitu sebagai berikut:

1. Kadar Abu 2. Kadar Ekstrak yang Larut dalam Air


CARA UJI STANDAR MUTU

3. Kadar Ekstrak yang Larut dalam Etanol 4. Benda Asing


CARA UJI STANDAR MUTU

5. Kadar Minyak Atsiri 6. Cemaran Logam (timbal (Pb) dan


tembaga (Cu))
CARA UJI STANDAR MUTU

7. Cemaran Arsen 8. Angka Lempeng Total 9. Telur Nematoda


PRODUK OLAHAN JAHE

KAPSUL EKSTRAK JAHE


Kapsul ekstrak jahe adalah sediaan ekstrak jahe
dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
Jenis jahe yang digunakan yaitu jahe merah
(Zingiber officinale Linn Var) yang banyak
dimanfaatkan sebagai obat di Indonesia.
KAPSUL EKSTRAK JAHE

BAHAN ALAT
Rimpang jahe merah, Etanol 96%, Vivapur 101, Mortir, Stamper, Waterbath, Gelas Ukur, Beaker
Amilum Jagung, Aerosil, Talk, Magnesium Stearat Glass, Erlenmeyer, Batang Pengaduk, Cawan,
Timbangan Analitik, Sendok Tanduk, Sendok
Spatula, Timbangan Neraca, Corong, Kertas
Saring, Alat Uji Disolusi.
KAPSUL EKSTRAK JAHE
PROSEDUR

1. Pembuatan ekstrak jahe merah


a. Pencucian jahe merah b. Rajang jahe merah c. Jemur jahe merah 2-3 hari
KAPSUL EKSTRAK JAHE
d. Penyerbukan jahe merah e. Pencairan ekstrak dengan etanol 96%

f. Saring ekstrak cair g. Menguapkan ekstrak cair pada waterbath


KAPSUL EKSTRAK JAHE
2. Pembuatan kapsul ekstrak
Keringkan ekstrak kental jahe, lalu tambahkan vivapur 101, amilum maydis, talk, magnesium stearat
dan aerosil. Setelah itu, ekstrak yang telah kering dimasukkan kedalam kapsul. Formulasi kapsul
sebagai berikut:
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai