PRADHIPTA LISTYAWARDHANI
21070117130096
iii
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di awal tahun 2019, Indonesia tercatat menempati urutan ketiga. dengan jumlah
kendaraan bermotor terbanyak di Asia. Mengutip data Badan Pusat Statistik, jumlah
kepemilikan kendaraan beroda empat di Indonesia. Angkanya mencapai 24,6 juta. Masing-
masing 15,8 juta untuk mobil penumpang, serta 8,8 juta untuk bus dan truk. Sementara
kepemilikan motor yang mencapai 137,7 juta menandakan, jumlah kendaraan roda dua
tersebut sudah mencapai separuh dari jumlah penduduk Indonesia sebanyak 260 (juta jiwa).
Selain motor, PT. Pertamina yang mengutip data Badan Pusat Statistik, juga menjabarkan
jumlah kepemilikan kendaraan beroda empat di Indonesia. Angkanya mencapai 24,6 juta.
Masing-masing 15,8 juta untuk mobil penumpang, serta 8,8 juta untuk bus dan truk.
Dengan jumlah kendaraan bermotor yang banyak, kebutuhan akan Bahan Bakar
Minyak di seluruh Indonesia saat ini mengalami peningkatan . Oleh sebab itu, industri yang
bergerak di biidang perminyakan dan gas dituntut untuk terus memenuhi permintaan bahan
bakar yang terus meningkat. Berdasarkan data BPH Migas, Pertumbuhan konsumsi energi
dalam negeri mencapai 10% setiap tahunnya. Berikut merupakan data konsumsi bahan bakar
dari tahun 2006-2017 :
1
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang menjalankan bisnisnya di bidang energi,
minyak, dan gas bumi, PT.Pertamina (Persero) menjadi tumpuan pasokan BBM di wilayah
Indonesia. Menurut BPA Migas, Lebih dari 70% permintaan akan BBM dan Bahan Bakar
Minyak Industri dipenuhi oleh Pertamina. Pemenuhan permintaan tidak lepas dari proses
distribusi. Salah satu rantai pasok dari distribusi BBM tersebut adalah pendistribusian Bahan
Bakar Minyak (BBM) dari Terminal menuju Retail SPBU.
Melalui jalur darat, distribusi BBM dilakukan menggunakan kereta api dan mobil tangki.
Pendistibusian BBM menggunakan mobil tanki melewati jalan raya umum mempunyai
tingkat resiko yang cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka kecelakaan di
Pertamina, khususnya Direktorat Pemasaran. Dari data kecelakaan pada tahun 2018
menunjukkan 53,14% nya merupakan kecelakaan mobil tangki. Merujuk pada tahun 2017
juga menunjukkan hasil yang serupa, dimana 53,40% dari kejadian kecelakaan distribusi
terjadi pada mobil tangki.
Hal tersebut juga terjadi di Marketing Operation Region IV, dimana dalam 3 tahun
terakhir, jumlah atau prosentase kecelakaan mobil tangki menjadi penyumbang angka
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
tertinggi yaitu 74 % dari total insiden pada periode 2017-2019, dengan diagram data sebagai
berikut:
Mengacu dengan tingginya prosentase angka kecelakaan transportasi mobil tangki dalam
3 tahun terakhir, Departemen Human, Safety, Security, and Environment ingin melakukan
analisis kualitas transport safety menggunakan Lean Six Sigma melalui pendekatan DMAIC.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan data Laporan Kejadian Penting (LKP) untuk
perhitungan DPMO. Analisis lebih dalam mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan
transportasi mobil tanki baik secara internal maupun eksternal menggunakan tools berupa
diagram Pareto, Systemic Cause Analysis Technique (SCAT), dan fishbone diagram.
Kemudian dilakukan brainstorming bersama driver dan pihak manajemen untuk
mendiskusikan program yang tepat untuk diterapkan.
3
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
sempat mengalami penurunan pada tahun 2019, namun fungsi HSSE ingin menganalisis
lebih dalam lagi mengenai penyebab akar dari kecelakaan mobil tanki. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi kerugian baik dari segi materiil, hingga mundurnya waktu pengiriman
akibat kecelakaan.
Alamat : Jl. Pemuda No.114, Sekayu, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang,
Data yang terdapat pada Laporan Kerja Praktek ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari Laporan Kejadian Penting (LKP) PT. Pertamina MOR IV pada tahun 2017-
2019.
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, pembatasan masalah, tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktek, metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan.
Pada bab ini akan membahas mengenai teori-teori yang mendasari penyusunan
laporan sesuai dengan bidang kajian yang diambil dalam pelaksanaan kerja praktek.
5
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Pada bab ini berisi metode yang digunakan pada penelitian yang meliputi tempat
dan waktu penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan
data, dan alur penelitian yang dilakukan.
Pada bab ini membahas mengenai langkah-langkah atau metode yang digunakan
selama melakukan penelitian serta berisi hasil pengamatan masalah disertai dengan
usulan perbaikan.
Bab VI Penutup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
18. Driver Health and Wellness, tindakan dan praktik pencegahan yang dapat
mengurangi biaya keseluruhan yang terkait dengan cedera terkait
pekerjaan.
19. Akuntabilitas, membangun kepemilikan untuk keselamatan di berbagai
tingkat manajemen.
20. Keamanan Kargo / Personil, kegiatan yang mendorong keamanan tenaga
kerja dan komoditas yang diangkut.
APICS dictionary (2005) mendefinisikan Lean sebagai suatu filosofi bisnis yang
berlandaskan pada minimisasi penggunaan sumber-sumber daya (termasuk waktu) dalam
berbagai aktivitas perusahaan. Lean berfokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas –
aktivitas tidak bernilai tambah (non-value adding activities) dalam desain, produksi (untuk
bidang manufaktur) atau bidang operasi (untuk bidang jasa) dan supply chain management
yang berkaitan langsung dengan pelanggan.
Lean dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan sistematik untuk
mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktivitas – aktivitas yang
tidak bernilai tambah (non-value-adding activities) melalui peningkatan terus – menerus
secara radikal (radical continues improvement) dengan cara mengalirkan produk (material,
work inprocess, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari customer
internal maupun eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan. Pada prakteknya
nanti, jika Lean ini berhasil diterapkan pada keseluruhan perusahaan maka perusahaan
9
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
tersebut bisa dikatagorikan sebagai Lean Enterprise, bila diterapkan pada manufacturing
maka bisa disebut sebagai Lean Manufacturing, dan lain sebagainya.
Waste yang hendak dihilangkan tersebut pada perspektif Lean, terbagi menjadi dua
katagori utama, yaitu Type One Waste dan Type Two Waste. Type One Waste adalah aktivitas
kerja yang tidak menciptakan nilai tambah dalam proses transformasi input menjadi outtput
sepanjang value stream, namun aktivitas tersebut pada saat sekarang tidak dapat dihilangkan
dikarenakan beberapa alasan. Misalnya, pengawasan terhadap aktivitas orang, merupakan
aktivitas yang tidak bernilai tambah berdasarkan perspektif Lean, namun hal tersebut masih
dibutuhkan dikarenakan orang tersebut baru direkrut untuk mengerjakan hal tersebut. Dalam
jangka panjang, aktivitas Type One Waste tersebut harus dihilangkan atau minimal dikurangi.
Type One Waste ini sering disebut sebagai Incidental Activity atau Incidental Work yang
termasuk aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value adding work or acivity). Jenis waste
yang berikutnya adalah Type Two Waste, merupakan aktivitas yang tidak menciptakan nilai
tambah dan dapat dihilangkan dengan segera. Misalnya, menghasilkan cacat produk (defect)
atau melakukan kesalahan (error). Type Two Waste ini sering disebut sebagai waste saja,
karena merupakan pemborosan dan harus diidentifikasikan dan dihilangkan dengan segera
(Gasperz, 2002).
Jenis waste yang ada pada industri jasa menurut Taylor (2000) adalah sebagai
berikut:
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Waste Definisi
1. Over production Proses melakukan pelayanan yang
berlebihan kepada konsumentanpa
memperhitunggkan timbal baliknya
2. waiting Proses menunggu kedatangan informasi
atau menunggu prosedur urutan service
3. Excessive Transportation Perpindahan yang berlebihan dari proses
pelayanan kepada konsumen sehingga
berdampak pada pemborosan waktu, effort,
dan biaya.
11
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
ataupun pelayanan. Six sigma merupakan suatu falsafah perbaikan mutu berkelanjutan
menuju zero defect. Six sigma mewakili enam simpangan baku (Sigma berasal dari huruf
Yunani yang digunakan untuk menyatakan simpangan baku dalam statistik atas rata-rata dari
data). Metodologi Six sigma menyediakan peralatan dan teknik untuk meningkatkan kinerja
dan mengurangi cacat dalam proses manapun yang kita laksanakan.
Six sigma dimulai penerapannya pada “Motorola”, yaitu pada divisi pabrikasi, tempat
diproduksi berjuta-juta komponen dengan menggunakan proses sama yang dilaksanakan
berulangkali. Dengan cepat, six sigma berhasil meningkatkan 5 mutu keluaran sehingga
diterapkan pula pada divisi selain divisi pabrikasi. Six sigma digunakan perusahaan untuk
meningkatkan mutu pada proses bisnis yang ada dengan cara meninjau ulang secara tetap
dan memperbaiki proses tersebut. Untuk mencapai hal tersebut, Six sigma menggunakan
suatu metodologi yang dikenal sebagai DMAIC (gambarkan peluang / define, ukur capaian /
measure, teliti kesempatan / analyze opportunity, tingkatkan capaian / improve performance
dan kendalikan kinerja / control performance).
Lean berhubungan dengan kecepatan, efisiensi, dan eliminasi dari waste dengan
bertujuan untuk mempercepat dari kecepatan proses dengan mereduksi segala bentuk macam
waste. Waste yang dimaksud adalah segala bentuk sesuatu; yang meliputi waktu, biaya,
pekerjaan yang tidak memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa kepada para
pelanggan. Di dalam disiplin Lean, terdapat beberapat macam bentuk waste yang dapat
disebut “7 Forms of Waste” (George,2003). Six Sigma memiliki bermacam definisi sehingga
memunculkan ketidakpastian dalam hal definisi yang pasti tergantung dari pandangan dari
masing-masing individu pengguna Six Sigma. Salah satu praktisi mendefinisikan Six Sigma
sebagai suatu bisnis proses yang membantu korporasi untuk meningkatkan secara drastis
aktivitas bisnis mereka dengan cara mendesain dan monitoring sehingga dapat meminimalisir
waste dan sumber daya serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Selain itu, Six Sigma juga
dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan dengan performansi tinggi berbasis data untuk
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2.5.1 DMAIC
DMAIC adalah sebuah siklus improvement yang berbasis kepada data (performance
data), yang digunakan untuk meningkatkan, mengoptimasi dan menstabilkan desain dan
proses bisnis pada suatu perusahaan (Hartoyo,2013). DMAIC merupakan jantung analisis six
sigma yang menjamin voice of customer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk
yang dihasilkan memuaskan pelanggan. Berikut ini merupakan penjabaran aktivitas yang
dilakukan di setiap tahap DMAIC:
13
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
c. Analyze, Data yang dikumpulkan di fase measure dianalisa dan diselidiki akar
permasalahan yang menjadi penyebabnya di tahap ini. Hal ini dilakukan untuk
menemukan penyebab masalah dan penyebab terjadinya defect. Untuk menganalisa
data, digunakan tools analisis yang cukup kompleks yang sesuai dengan konsep Lean
Six Sigma.
d. Improve Fase, meningkatkan proses (X) dan menghilangkan faktor-faktor penyebab
cacat. Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasi,
maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan untuk melakukan peningkatan
kualitas Six Sigma. Pada dasarnya rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan
tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas dan/atau alternatif yang dilakukan
dalam implementasi dari rencana tersebut.
e. Control Fase mengontrol kinerja proses (X) dan menjamin cacat tidak muncul. Perlu
adanya pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil yang diiginkan sedang dalam
proses pencapaian. Hasil dari tahap improve harus diterapkan dalam kurun waktu
tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas produk yang dihasilkan.
Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan,
praktek-praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses distandarisasikan
dan disebarluaskan, prosedur-prosedur didokumentasikan dan dijadikan pedoman
kerja standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim Six Sigma
kepada pemilik atau penanggung jawab proses.
Diagram SIPOC dapat digunakan untuk memberikan batasan atau ruang lingkup
penelitian sepanjang value stream. Diagram SIPOC adalah alat yang digunakan untuk
mengidentifikasikan elemen yang berkaitan untuk pengembangan proses sebelum proses
pengembangan itu dimulai. Penggambaran ruang lingkup dilakukan sebelum penggambaran
lebih rinci untuk setiap proses. Nama SIPOC merupakan akronim dari lima elemen utama
dalam sistem kualitas, yaitu (Gaspersz,2002):
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
15
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Maksud dari deffect ini sendiri adalah ketidaksesusaian dari kualitas suatu
karakteristik terhadap spesifikasinya. Satuan DPMO dinyatakan dalam kesempatan
per satu juta unit. Pada umumnya suatu organisasi mempertimbangkan peluang per
unit dari beberapa hal yaitu :
Diagram Cause and effect atau Diagram Sebab Akibat adalah alat yang
membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang
mungkin dari suatu masalah atau karakteristik kualitas tertentu. Diagram ini
menggambarkan hubungan antara masalah dengan semua faktor penyebab yang
mempengaruhi masalah tersebut. Jenis diagram ini kadang‐kadang disebut diagram
“Ishikawa" karena ditemukan oleh Kaoru Ishikawa, atau diagram “fishbone” atau
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
“tulang ikan" karena tampak mirip dengan tulang ikan. Manfaat menggunakan diagram
fishbone ini:
17
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
3. Penyebab langsung, terdiri dari perilaku tidak aman (unsafe action) dan
kondisi tidak aman (unsafe condition).
4. Penyebab dasar, terdiri dari faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor
manajemen
5. Tindakan perbaikan/ pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan
kecelakaan. Misalnya, menyediakan APD yang memadai, prosedur kerja
diperjelas, atau menyediakan peralatan kerja yang memadai.
19
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
BAB III
TINJAUAN SISTEM
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat PT.Pertamina (Persero)
PT. Pertamina (Persero) telah bekerja keras membangun bangsa di bidang industri
energi selama lebih dari enam dekade. Komitmen ini dibuktikan dengan penyediaan produk
yang lebih berkualiatas guna memenuhi konsumen akan produk yang unggul melalui
komitmen dalam bidang energi baru dan terbarukan serta diversifikasi usaha.
Pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT. Pertamina (Persero)
berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003. Peraturan tersebut juga mengharuskan pemisahan antara
kegiatan usaha migas di sisi hulu dan hilir, hal ini bertujuan untuk memfokuskan kegiatan
pengelolaan migas. Pada sektor hulu akan lebih terfokus pada pencarian migas dan
mengoptimalisasi pencarian cadangan minyak dan gas bumi. Sedangkan di sektor hilir dapat
difokuskan pada pengolahan, pemasaran dan keuangan (Niaga).
Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis Direktorat GEBT di bidang Gas,
Power, dan NRE 3. Mengembangkan resources dan bisnis baru sebagai new growth engine
4. Ekspansi pasar baru untuk mengakselerasi bisnis Direktorat GEBT di bidang Gas, Power,
dan NRE 5. Mengembangkan resources dan bisnis baru sebagai new growth engine. Sektor
hilir Pertamina meliputi kegiatan pengolahan minyak mentah, pemasaran dan niaga produk
hasil minyak, gas dan petrokimia, dan bisnis perkapalan terkait untuk pendistribusian produk
21
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Perusahaan. Kegiatan pengolahan atau Refinery Unit (RU) terdiri dari: RU II (Dumai), RU
III (Plaju), RU IV (Cilacap), RU V (Balikpapan), RU VI (Balongan) dan RU VII (Sorong).
Sedangkan kegiatan pemasaran atau Marketing Operation Region (MOR) terdiri dari: MOR
I (Medan), MOR II (Palembang), MOR III (Jakarta), MOR IV (Semarang), MOR V
(Surabaya), MOR VI (Balikpapan), MOR VII (Makassar), dan MOR VIII (Irian Jaya).
Misi : Menjakankanusaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
Dengan motto selalu hadir melayani, Pertamina menetapkan enam tata nilai
perusahaan yang dapat menjadi pedoman bagi seluruh pegawai dalam menjalankan
perusahaan. Keenam tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut:
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja.
3. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Keterangan :
23
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Dengan wilayah kerja yang meliputi Jawa Tengah dan DIY, proses bisnis yang
dijalankan oleh Pertamina MOR IV sebagai berikut :
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Sebagai kantor pemasaran di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
terdapat beberapa produk yang dilayani oleh Departemen Pemasaran Pertamina MOR IV :
25
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
5
Supply & Technical
Corporate sales Services
Distribution
region IV 6 IV
Region Region IV
•Mengendalikan •Terpenuhinya
Rugi / Inefisiensi Norma &
Peraturan K3LL
& Sekuriti
COMPLIA
LOST
NCE
CONTROL
AGENT
TOOL OF
ADVISORY
MANAGE
BODY
MENT
•Menjalankan •Memberikan
Fungsi Kontrol Saran / Panduan
27
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Perusahaan dan Kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
PT Pertamina (Persero).
Divisi HSSE PT.Pertamina bertugas untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat,
aman, nyaman, dan berwawasan lingkungan, guna mendukung visi dan misi wilayah MOR.
Selain itu, HSSE MOR IV juga bertugas untuk mewujudkan operational excellent melalui
integrasi aspek K3LL dalam setiap kegiatan operasional di wilayah Jateng dan DIY. Berikut
Struktur organisasi yang berlaku pada divisi PT. Pertamina MOR IV :
Setiap bagian dari divisi HSSE memegang peran penting untuk mewujudkan
kesehatan dan keselamatan kerja di wilayah MOR IV. Hal ini dilakukan dengan melakukan
koordinasi langsung kepada bagian HSSE di wilayah Terminal Bahan Bakar Minyak
(TBBM) dan Refinery Unit (RU).
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Program kerja divisi HSSE MOR IV sesuai dengan Key Performance Index (KPI)
pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :
29
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Alur/tahapan Penelitian
Berikut merupakan flowchart yang menggambarkan langkah-langkah penulis dalam
melakukan penelitian untuk analisis kualitas Transport Safety menggunakan Lean Six
Sigma :
31
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Selanjutnya pertanyaan riset tersebut disusun menjadi sebuah proposal riset yang
berisi rencana penelitian yang akan dilakukan dan diajukan kepada divisi HSSE PT.
Pertamina MOR IV sebagai penelitian. Tahapan selanjutnya adalah merancang desain
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi ke Pertamina Niaga
sebagai pengelola manajemen Mobil Tanki. Selanjutnya adalah pengembangan instrument.
Instrument yang digunakan adalah dan SCAT. Selanjutnya pengolahan data dilakukan
menggunakan konsep analisis Lean Six Sigma untuk mencari posisi kualitas Transport Safety
Management.
Studi deskriptif dilakukan karena karakteristik atau fenomena insiden yang ingin
diteliti dalam suatu situasi telah diketahui ada, dan peneliti ingin dapat mendeskripsikannnya
lebih baik. Studi deskriptif digunakan karena dapat membantu penulis dalam mengidentifiasi
faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan Mobil Tanki dan bagaimana cara untuk
mencaapai tujuan penelitian.
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
33
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
BAB V
PEMBAHASAN
Jumlah Kecelakaan
Tahun
Mobil Tanki
2017 48
2018 53
2019 28
Mengacu pada data statistik LKP, angka kecelakaan mobil tanki tersebut terjadi di
sepanjang rute pendistribusian BBM yang berangkat dari lokasi kerja wilayah Pertamina
MOR IV:
Gambar 5. 1 Data Kecelakaan Mobil Tanki perlokasi Kerja MOR IV Tahun 2017
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Lokasi kerja dengan kecelakaan mobil tanki tertinggi pada tahun 2017 berada pada
Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Boyolali yakni sebanyak 12 kecelakaan dan TBBM
Semarang Group sebanyak 9 kecelakaan dari total 48 kecelakaan.
Gambar 5. 2 Data Kecelakaan Mobil Tanki perlokasi Kerja MOR IV Tahun 2018
Kecelakaan mobil tanki pada tahun 2018 mengalami peningkatan yakni sebanyak 53
kecelakaan, dengan lokasi kecelakaan tertinggi tetap sama yakni lokasi TBBM Boyolali dan
TBBM Semarang Group.
Gambar 5. 3 Data Kecelakaan Mobil Tanki perlokasi Kerja MOR IV Tahun 2018
Pada tahun 2019, angka kecelakaan mobil tanki mampu berkurang dengan cukup
signifikan dengan total 28 kecelakaan. Sementara kecelakaan tertinggi masih berada di lokasi
TBBM Boyolali, disusul dengan Depot LPG Cilacap.
35
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Meskipun mengalami penurunan, target dari Pertamina MOR IV yakni menuju nol
kecelakaan yang berarti masih belum tercapai. Sebagai bentuk usaha dari Fungsi HSSE dan
Fungsi Supply and Development, dilaksanakan program peningkatan Road Traffic Safety &
Security Fleet Management Mobil Tangki.
PT. Peertamina (Persero) merupakan pemasok dari BBM yang akan di distribusikan
ke retailer SPBU. Melalui jalur darat, pendistribusian BBM ini menggunakan Mobil Tangki
yang dikelola oleh anak perusahaannya, yakni PT. Pertamina Niaga. Sementara untuk driver
atau awak mobil tanki, manajemen sumber daya dikelola oleh vendor Ardina Prima. Sebagai
hasil dari proses pendistribusian ini, stock demand BBM di masing-masing retailer terpenuhi
dan PT. Pertamina, PT. Pertamina Niaga, maupun Ardina Prima mendapatkan payment yang
dibayarkan oleh retailer SPBU.
37
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Gambar 5. 5 Grafik Penyebab Insiden Kecelakaan Mobil Tanki di Wilayah Pertamina MOR IV
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Dimana Kecelakaan Mobil tanki dibagi menjadi 2 kategori, yakni Aktif dan Pasif.
Kecelakaan Aktif berarti kecelakaan disebabkan oleh awak mobil tanki, sementara
kecelakaan pasif berarti kecelakaan disebabkan oleh pengendara lain. Berikut grafik yang
terjadi di sepanjang tahun 2017-2019 :
Pada tahap measure dilakukan perhitungan nilai DPMO untuk menilai kapabilitas
proses level sigma dari pendistribusian BBM. Perhitungan ini menggunakan data insiden di
tahun 2019 di Pertamina TBBM Semarang:
Unit pengukuran : Awak Mobil Tanki = 1776 driver
Defect : AMT yang mengalami kecelakaan lalu lintas = 28 kasus
Opportunity for Error dalam 1 unit = 1 karyawan per hari kerja produktif yang hilang
Jumlah hari kerja dalam setahun : 365 hari
• 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 (𝐷𝑃𝑈)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 28
𝐷𝑃𝑈 = = 1176 = 0.02831/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑖𝑡
39
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
= 5,32558 𝜎
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan level sigma pada tingkat kecelakaan di
TBBM Sematang masih dibawah level 6 sigma, yakni sebesar 5,32558 𝜎. Tingkat level
tersebut masih menunjukkan kualitas yang baik, namun untuk mencapai level 6 sigma masih
perlu dilakukan perbaikan yang berkelanjutan. Oleh karena itu PT.Pertamina MOR IV harus
meminimalisir terjadi waste dengan melakukan improvement pada program mitigasi resiko
kecelakaan.
5.2.3 Analyze
Pada tahap Analyze, dilakukan root cause analysis menggunakan pareto diagram
dan systematic cause analysis technique (SCAT). Untuk melihat penyebab utama, berikut
pareto diagram dari kecelakaan dalam proses distribusi BBM:
41
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Hasil dari Analisis didiskusikan kembali bersama dengan manajemen departemen HSSE, untuk mengetahui
apakah program perbaikan apa yang cocok untuk dijalankan.
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
5.2.4 Improve
Berdasarkan hasil analisis menggunakan SCAT, Perbaikan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
43
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
45
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
47
Laporan Kerja Praktik Teknik Industri
Universitas Diponegoro
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan metode Lean Six Sigma, didapatkan beberapa jenis waste yang
terjadi akibat kecelakaan pada proses pendistribusian BBM menggunakan Mobil
Tanki di PT. Pertamina MOR IV yaitu defects,waiting, extra processing, dan Non-
Utilized Talents.
2. Melalui perhitungan DPMO didapatkakn nilai level sigma pada kecelakaan mobil
tanki yakni sebesar 5,32558 𝜎.
6.2 Saran
Laporan penelitian ini belum memaparkan mengenai tindakan kontrol dari program
yang diberikan. Oleh karenanya, saran yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan
laporan penelitian selanjutnya yakni menentukan program kontrol berdasarkan kondisi di
lapangan.
49