Anda di halaman 1dari 16

PERAN PUBLIC RELATION (HUMAS) DALAM

MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN


DI RUMAH SAKIT X

Disusun Oleh:
Nama : Emalilian
Nim : 2112101P
Dosen Pengampuh :

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS KADER BANGSA
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan


kesehatan kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Peran Public Relation Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah
Sakit X”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palembang,  Juni 2022


   

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. TujuanPenulisan……………………………………………... 3
BAB II PEMBAHASAN MATERI DAN KASUS
A. Pengertian Humas Rumah Sakit ……………………………… 4
B. Tujuan Humas ………………………………………………... 4
C. FungsiHumas…………………………………………………. 6
D. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan ...……………………. 7
E. Ukuran Mutu Pelayanan ……………………………………… 8
BAB III KESIMPULAN............................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, persaingan di berbagai bidang semakin
nyata saja. Keberhasilan kinerja public relation sebagai hal penting organisasi
/ perusahaan yang bertugas menciptakan dan mempertahankan nilai / image
positif organisasi semakin tinggi. Salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan berusaha meningkatkan aktivitas public relation dengan maksimal
dan efektif.
Pada kenyataanya, saat ini pelayanan kesehatan telah berkembang
menjadi suatu industri yang berbasis pada ekonomi dan manajemen untuk
mempromosikan pelayanan dan produk jasa yang diselenggarakannya. Hal
tersebut juga dilaksanakan sebagai usaha pemantapan citra rumah sakit secara
keseluruhan. Berkenaan dengan hal tersebut, pelayanan rumah sakit akan
terus meningkat. Untuk itu, para penyedia jasa layanan kesehatan berlomba-
lomba mencari cara bagaimana memuaskan pelanggan (Aditama, 2003:12).
Humas kependekkan dari hubungan masyarakat, seringkali menggunakan
istilah Public Relations, disingkat PR, atau Purel, adalah ilmu pengetahuan
yang masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Humas merupakan
gabungan berbagai ilmu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial.
Humas dalam melaksanakan tugasnya, harus melakukan perannya
secara eksternal dan internal serta menjadi penghubung antara publik internal
dan eksternal untuk membentuk citra positif, menyelesaikan masalah dengan
komunikasi dua arah, data komplain untuk dasar evaluasi program kerja
humas dan sebagainya. Humas rumah sakit harus mampu membangun kerja
sama dengan komunitasnya mulai dari karyawan administrasi, para medis,
pasien dan pihak pemerintah, industri obat dan alat kesehatan untuk
mendukung peningkatan kesehatan masyarakat, keberhasilan medis
(ketepatan dan kecepatan pelayanan medis) serta pelayanan pasca rawat inap
(rehabilitasi medis).
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
bagian unit kerja humas Rumah Sakit “X” bekerja keras dalam memetakan
rencana strategis yang dapat menunjang tujuan rumah sakit. Humas yang

1
bertugas sebagai pemberi informasi, menyatukan sikap atau tindakan suatu
lembaga mengajak masyarakat untuk mengubah sikap kepada yang lebih
baik. Salah satu cara yang dilakukan guna memenuhi kepuasan pelayanan
kepada pasien adalah dengan menunjukkan keramahan. Dengan menunjukkan
perhatian penuh, sikap ramah, dan tutur kata yang lemah lembut, diharapkan
seorang petugas layanan kesehatan mampu bekerjasama dengan pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan (Kariyoso, 1994:2). Peran humas pada
Rumah Sakit diharapkan ikut mensosialisasikan, hal itu bertujuan :
1. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban pasien serta hak lainya
2. Agar dapat mengetahui hak dan kewajiban Suster dan dokter-dokter lainya
3. Dapat mengaplikasikan kewajibannya dan memperhatikan hak pasien
dalam pelaksanaan praktik rumah sakit.
4. Untuk menciptakan peluang strategis dalam upaya mensosialisasikan
program-program yang di buat
Dengan demikian tidak terjadi masalah yang bisa menurunkan citra
rumah sakit.
Dalam menjalankan fungsinya, humas Rumah Sakit “X” berupaya
memberikan pelayanan kepada pasien dengan mengutamakan kepuasan dan
kenyamanan serta berusaha untuk memenuhi keinginan dan hasrat yang
menjadi media pemenuhan kebutuhan bagi pasien. Dalam prosesnya, kegiatan
pemenuhan kebutuhan pasien ini tidak hanya melibatkan personel humas saja,
melainkan juga melibatkan seluruh komponen yang ada dalam lingkungan
rumah sakit tersebut. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit “X”
berorientasi pada visi dan misi RS.

B. Rumusan Masalah
Pada periode Januari-Desember 2017 humas Rumah Sakit “X”
melakukan evaluasi mengenai mutu pelayanan Rumah Sakit. Melalui angket
yang disebarkan kepada pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke
poliklinik dan keluarga pasien/pasien yang ada di rawat inap selaku
responden serta kumpulan pesan yang diperoleh dari kotak saran rumah sakit,
hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah yang
menyangkut dengan mutu pelayanan kesehatan. Adapun permasalahan yang
dimaksud diantaranya adalah menyangkut ketidakpuasan pasien terhadap

2
mutu pelayanan kesehatan rumah sakit yang meliputi soal ketepatan waktu
pelayanan (60%), keramahan petugas (35%) serta sarana dan prasarana yang
kurang memadai (30%)

C. Tujuan Penulisan
1.1 Tujuan Umum
Mengetahui peranan humas terhadap mutu pelayanan kesehatan
Rumah Sakit “X”
1.2 Tujuan Khusus
a. Bagaimanakah peranan humas terhadap mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit “X”?
b. Bagaimanakah penilaian pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh pihak “X”?
c. Apa sajakah yang menjadi faktor pendorong dan penghambat humas
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
“X” ?

3
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian Humas Rumah Sakit


Humas merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga atau
organisasi dengan publiknya yang ikut menentukan kelangsungan hidup
lembaga tersebut, karena itu Humas berfungsi menumbuhkan hubungan baik
antara segenap komponen, memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi
dan partisipasi. Humas pada dasarnya menciptakan kerjasama berdasarkan
hubungan baik dengan publik. Dalam PR dibedakan dua macam publik yang
menjadi sasaran yakni publik internal dan eksternal. Secara sederhana tugas
praktisi Humas Rumah Sakit adalah menjadi penghubung antara rumah sakit
dengan masyarakat luas, agar tercapai saling pengertian, kerjasama dan
sinergi yang positif antara berbagai pihak yang ada.

Praktisi Humas Rumah Sakit harus bisa membentuk nilai-nilai, pemahaman,


sikap-sikap, sampai perilaku dari publik agar sejalan dengan kebutuhan
organisasi. Melalui pengemasan pesan-pesan komunikasi publik yang lebih
banyak berisikan tentang apa dan siapa serta apa manfaat keberadaan
organisasi. Pesan-pesan ini dapat dikomunikasikan melalui media massa atau
media lain yang dipilih sesuai dengan target sasaran.

B. Tujuan Humas

Tujuan utama dari Humas adalah mempengaruhi perilaku orang secara


individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan
semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu
kesuksesan sebuah perusahaan. Menurut Rosady Ruslan (2001:246) tujuan
public relation adalah sebagai berikut:

1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik


eksternal atau masyarakat dan konsumen.
2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan
perusahaan.
3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.

4
5. Mendukung bauran pemasaran.

Jefkins (2003) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan
tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok
adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan


adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh
perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta
membuka pangsa pasar baru.
5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas
rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
6. Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan
masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang
mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan
masyarakat terhadap niat baik perusahaan.
7. Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam
memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau
bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam
menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
11. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para
pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
12. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari
suatu acara.
13. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-
kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang
bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan
pemerintah yang merugikan.

5
14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan
perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu
mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra
baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap
produk yang ditawarkan oleh perusahaan, hal ini diungkapkan oleh Mulyana
(2007). Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan
memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di
satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis
dan timbal balik (Maria, 2002).

C. Fungsi Humas
Humas Rumah Sakit adalah bagian di dalam organisasi rumah sakit yang
berfungsi memberi identitas organisasi dengan tepat dan benar serta membina
komunikasi dengan baik sehingga publik menaruh kepercayaan dan
mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut.
Menurut Cutlip dan Center yang dikutip oleh Roosady Ruslan, ( 1999:20),
fungsi humas meliputi hal-hal berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik denggan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik pada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasehat keoada pimpinan organisasi
untuk kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik
internal maupun eksternal.

Secara umum, fungsi humas adalah memelihara, menumbuhkembangkan dan


mempertahankan komunikasi timbal balik antara pihak rumah sakit dengan
publik internal dan eksternalnya untuk mengatasi atau meminimalisir
masalah-masalah yang muncul. Penelitian yang diadakan oleh International
Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa
pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 13 pokok yaitu :

6
1. Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku
manusia.
2. Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-
akibatnya bagi institusi.
3. Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap
institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan
institusi untuk mengatasinya.
4. Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan
kebenaran dan informasi yang utuh.
5. Mencegah konflik dan salah pengertian.
6. Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial. g.
Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan
umum.
7. Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan
konsumen.
8. Memperbaiki hubungan industrial.
9. Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta
mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.
10. Memasyarakatkan produk atau layanan.
11. Mengusahakan perolehan laba yang maksimal.
12. Menciptakan jadi diri institusi.
13. Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional

D. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan


Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan
standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di
rumah sakit/ Puskesmas secara wajar, efisien, dan efektif yang diberikan
secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum, dan sosial
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah
serta konsumen (Fais Satrianegara- Sitti Saleha, 2009: 106- 107).

Bagi pemakai jasa pelayanan kepuasan pelayanan kesehatan lebih terkait


kepada dimensi ketanggapan petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien,
kelancaran komunikasi dengan petugas dengan pasien, keprihatinan serta

7
keramahtamahan petugas dalam melayani pasien. Sedangkan bagi
penyelenggara jasa pelayanan, kepuasan pelayanan kesehatan lebih terkait
pada dimensi kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Kepuasan pasien akan pelayanan kesehatan pada dasarnya sangat sukar
diartikan karena terkait pada suatu kesatuan yang kompleks (Azrul Azwar,
1996:29).

Mutu pelayanan kesehatan dalam (Fais Satrianegara- Siti Saleha,2009:108)


juga dapat diartikan sebagai berikut:

1. Menurut pasien/ masyarakat adalah empati, menghargai, tanggap,


sesuai kebutuhan, dan ramah.
2. Menurut petugas kesehatan adalah bebas melakukan segala sesuatu
secara profesional sesuai dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
peralatan yang memenuhi standar.
3. Menurut manager/administrator adalah mendorong manager untuk
mengatur staf dan pasien/ masyarakat dengan baik.
4. Menurut yayasan/ pemilik adalah menuntut pemilik agar memiliki
tenaga professional yang bermutu dan cukup.

Untuk mengatasi adanya dimensi perbedaan tentang masalah mutu pelayanan


kesehatan seharusnya pedoman yang dipakai adalah hakekat dasar dari
diselenggarakannya pelayanan kesehatan tersebut. Yang dimaksud dengan
hakekat dasar adalah adanya sikap saling percaya antara pemberi dan
penerima jasa pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan
para pemakai jasa pelayanan kesehatan yang apabila berhasil dipenuhi akan
menimbulkan rasa puas (client satisfaction) yang mendalam (Fais
Satrianegara- Sitti Saleha, 2009:108).

E. Ukuran Mutu Pelayanan


Karakteristik pelayanan umum menurut SK Menpan No 81 /1993
mengandung unsur kesederhanaan, efisiensi, ekonomis, keadilan, serta
ketepatan waktu (Departemen Kesehatan RI, 2008). Dalam pelayanan
kesehatan, elemen dasar mutu dibagi menjadi 2 yaitu:

8
1. Layanan Teknik (Technical Care), yaitu penerapan ilmu dan teknis
bagi kedokteran atau ilmu kesehatan lainnya kedalam penanganan
masalah kesehatan.
2. Layanan Interpersonal (Interpersonal Care), yaitu menejemen
interaksi sosial dan psikososial antara pasien dan praktisi kesehatan
lainnya,

misalnya dokter dan perawat serta kenyamanan yang menggambarkan


berbagai kondisi seperti ruang tunggu yang menyenangkan, ruang periksa
yang nyaman dan lain-lain.

Prinsip pelayanan publik dalam (Nina Rahmayanty, 2010:88) mengandung


beberapa poin penting diantaranya:

1. Kesederhanaan, artinya prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit


mudah difahami dan dilaksanakan.
2. Kejelasan, artinya persyaratan teknis dan administratif pelayanan
bersifat terbuka kepada publiknya.
3. Kepastian waktu, artinya pelaksanaan pelayanan publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi, artinya produk pelayanan publik diterima dengan benar,
tepat, dan sah.
5. Keamanan, proses dan produk pelayanan memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
6. Tanggung jawab, artinya pimpinan penyelenggara pelayanan publik
atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan
pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasarana, artinya tersedianya sarana dan
prasarana peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai
termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika.
8. Kemudahan akses, artinya tempat dan lokasi serta sarana pelayanan
yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.

9
9. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, artinya pemberi pelayanan
harus bersikap disiplin, sopan, santun, ramah, serta memberikan
pelayanan dengan ikhlas.
10. Kenyamanan, artinya lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,
disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi lingkungan yang
indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung
pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

Pada sebuah institusi kesehatan, terdapat 5 aspek pokok yang mempengaruhi


keunggulan pelayanan (Azrul Azwar, 1996:45), yaitu:

 Aspek penampilan fisik (tangibles), merupakan bukti langsung yang


meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan material yang digunakan
rumah sakit bahkan meliputi penampilan petugas kesehatan yang ada.
 Aspek kemampuan pelayanan yang akurat (reliablility), berkaitan
dengan keandalan dan kemampuan rumah sakit untuk memberikan
pelayanan yang segera dan akurat sejak pertama kali tanpa membuat
kesalahan apapun dan memuaskan.
 Aspek daya tanggap (responsiveness), sehubungan dengan kesediaan
dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pasien dan
merespon permintaan mereka dengan tanggap, serta
menginformasikan jasa secara tepat.
 Aspek jaminan (assurance) yakni mencakup pengetahuan,
keterampilan, kesopanan, mampu menumbuhkan kepercayaan
pasiennya. Jaminan juga berarti bahwa bebas bahaya, resiko dan
keragu-raguan.
 Aspek empati (empathy) berarti kemudahan dalam melakukan
hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami
kebutuhan pasien sebagai pelanggan dan bertindak demi kepentingan
pasien.

Mekanisme peningkatan mutu pelayanan menurut Trilogi Juran (Fais


Satrianegara- Sitti Saleha, 2009:114) adalah sebagai berikut:

1) Quality Planning, meliputi:


a. Menentukan pelanggan
b. Menentukan kebutuhan pelanggan
c. Mengembangkan gambaran produk sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
d. Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan produk
sesuai dengan gambaran produk.
e. Mentransfer rencana menjadi kebutuhan pelaksanaan.
2) Quality Control meliputi:

10
a. Mengevaluasi kinerja produk saat ini.
b. Membandingkan kinerja sesungguhnya dengan tujuan produk.
c. Melaksanakan/ memperbaiki perbedaan.

3) Quality Improvement meliputi:


a. Mengembangkan infrastruktur
b. Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu.
c. Membentuk tim mutu
d. Menyiapkan tim dengan sumber daya dan pelatihan dan
mengembangkan pengawasan untuk mempertahankan
peningkatan.

11
BAB III
KESIMPULAN

Humas merupakan suatu profesi yang menghubungkan antara lembaga


atau organisasi dengan publiknya yang ikut menentukan kelangsungan hidup
lembaga tersebut, karena itu Humas berfungsi menumbuhkan hubungan baik
antara segenap komponen, memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi
dan partisipasi. public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan
memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di
satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis
dan timbal balik (Maria, 2002).

fungsi humas adalah memelihara, menumbuhkembangkan dan


mempertahankan komunikasi timbal balik antara pihak rumah sakit dengan
publik internal dan eksternalnya untuk mengatasi atau meminimalisir
masalah-masalah yang muncul.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bayundara, Kelik. (2015). Peluang dan Tantangan Industri Rumah Sakit Modern
di Indonesia. Diakses melalui http://marketeers.com/peluang-dan-
tantangan-industri-rumah-sakit-modern-di-indonesia/, diakses pada
tanggal 21 Oktober 2017.
Manurung, Wanrajib Azhari. (2015). Perancangan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) kelas C non pendidikan berbasis low cost di Kota Tanjungbalai:
Tema low energy. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Ruslan, Heri. (2012). Peradaban Islam Perintis Pengobatan Sakit Jiwa. Diakses
melalui
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/03/12/m0ro8a-
peradaban-islam-perintis-pengobatan-sakit-jiwa, diakses pada tanggal 21
Oktober 2017.
Willan, James A. (1990). Hospital Management. USA: MacMillan Eduction Ltd.
Yuningsih, Rahmi. (2009). Hubungan bauran pemasaran dengan keputusan
memilih berobat di sub bagian rawat jalan Rumah Sakit Haji Jakarta
tahun 2009. Universitas Indonesia: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Sabarguna, Boy S. 2009. Buku pegangan mahasiswa Manajemen Rumah Sakit
Jilid 3. Jakarta: Penerbit Sagung Seto, p 12-15.

13

Anda mungkin juga menyukai