ABSTRAK Pers saat ini sudah tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga sekaligus
sumber referensi bagi masyarakat. Di era kebebasan pers sekarang banyak perusa-
haan pers yang tumbuh dan berkembang baik pers cetak, online maupun elektro-
nik. Namun pada kenyataannya banyak perusahaan saat ini merugikan dan produk
beritanya tidak sesuai dengan Undang-Undang Pers. Terbukti menurut Dewan Pers
selaku lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No 40 Tahun 1999
tentang Pers, dalam setahun Dewan Pers menerima 800-1000 aduan terkait peru-
sahaan pers, di antaranya perusahaan pers “abal-abal”, yaitu perusahaan yang tidak
bertanggungjawab. Oleh sebab itu, untuk menjaga kebebasan pers yang profesional
Dewan Pers melakukan verifikasi terhadap perusahaan pers. Tujuan penelitian ini
adalah mendeskripsikan upaya Dewan Pers dalam mewujudkan pers yang bersih
dan profesional dengan menggunakan teori pers tanggung jawab sosial dan konsep
verifikasi perusahaan pers, Undang-Undang Pers, dan standar perusahaan pers.
Dengan paradigma post-positivist, penelitian ini menggunakan metode peneli-
tian kualitatif jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara dan studi pustaka, adapun teknik analisis data berupa triangulasi data.
Hasil dari penelitian ini mencakup kebebasan pers dan verifikasi terhadap media
massa dalam upayanya mewujudkan pers yang profesional melalui verifikasi peru-
sahaan pers berdasarkan Undang-Undang pers.
Kata Kunci: Perusahaan pers, pers profesional, Dewan Pers, Undang-Undang Pers.
ABSTRACT Press at this time is not only a source of information, but also a source of reference
for the community. In the era of press freedom now many press companies that
grow and develop the press, online and electronic press. But in reality many compa-
nies at this time harm and their news products are incompatible with the Press Law.
Evident according to the Press Council as an institution established under UU No.
40 of 1999 on Press, within a year the Press Council receives 800-1000 complaints
relating to press companies, including unprofessional press companies, ie irrespon-
sible companies. Therefore, to preserve the press freedom of the professional Press
Council to verify the press company. The purpose of this study is to describe the
efforts of the Press Council in realizing a clean and professional press by using the
theory of social responsibility press and the concept of verification of press compa-
nies, Press Laws, and press company standards. With post-positivist paradigm, this
research uses descriptive qualitative research method. Data collection techniques
use observation, interview and literature study, as for data analysis techniques in
the form of data triangulation. The results of this study include press freedom and
verification of the mass media in its efforts to realize a professional press through
verification of press companies based on the Press Act.
CoverAge:
Keywords: Press company, profesional press, Press Council, press laws.
Journal of Strategic
Communication
Vol. 7, No. 2, Hal. 54-68
Maret 2017 Fakultas Ilmu
Komunikasi,
Universitas Pancasila
harus didukung oleh perusahaan pers dan para kemerdekaan pers dari berbagai penumpang gelap
pekerjanya yang selalu menaati UU No 40 Tahun dan media abal-abal atau tidak berbadan hukum
1999 tentang Pers. yang sesuai dengan standar perusahaan pers.
Demi terwujudnya kemerdekaan pers, setiap Untuk memenuhi keprofesionalan pers,
perusahaan pers harus mampu menjalankan perusahaan pers wajib memenuhi keprofesionalan
peran dan fungsinya secara baik berdasarkan tersebut yang telah dideklarasikan pada
kemerdekaan pers yang profesional. Profesional Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2010 di
dalam arti menaati UU No 40 Tahun 1999 tentang Palembang. Ketika Ketua Dewan Pers masih
Pers. Dewan Pers sebagai lembaga independen dibawah kepemimpinan Prof Dr Ichlasul Amal
yang kini melaksanakan verifikasi terhadap setiap dalam deklarasinya telah berhasil menerbitkan
media adalah bagian dari pelaksanaan fungsi Dewan keprofesionalan pers sebagai turunan dari UU pers.
Pers untuk melindungi kemerdekaan pers dari
Hasil dari deklarasi tersebut berisi pokok
penumpang gelap, yakni media yang tidak berbadan
kesediaan perusahaan pers untuk meratifikasi
hukum atau media abal-abal.
empat peraturan Dewan Pers, yaitu perusahaan
Tidak hanya itu, banyak media bermunculan pers komit memenuhi standar kompetensi
seperti media buzzer. Ada 43 ribu media online wartawan, mematuhi Kode Etik Jurnalistik,
dalam daftar (Dewan Pers tahun 2015), namun baru mematuhi standar perusahaan pers, dan
247 saja yang telah terdaftar oleh Dewan Pers dan mematuhi standar perlindungan wartawan
sisanya adalah media abal-abal, mengutip sumber (Berita Dewan Pers, Februari 2017: 6). Seiring
yang sudah ada, diputarbalikkan faktanya dan
dengan berjalannya waktu akhirnya Dewan Pers
sebagainya (Dewan Pers, Februari 2017). Media
menyosialisasikan kembali pada Hari Pers Nasional
abal-abal yang dimaksud ialah media tersebut tidak
(HPN) 9 Februari 2017 di Ambon. Ketua Dewan Pers
jelas, seperti tidak memiliki penanggungjawab
Yosep Adi Prasetyo secara resmi mencanangkan
redaksi, tidak mencantumkan alamat redaksi,
pemberlakuan verifikasi perusahaan pers.
konten berita tidak sesuai dengan produk pers dan
berita tersebut mengandung unsur profokatif. Namun, dengan seiring pemberlakuan
verfikasi tersebut muncul beberapa media yang
Seperti halnya perusahaan pers Obor
merasa keberatan, seperti Grup Tempo. Tempo
Rakyat. Menurut Ketua Dewan Pers Yosep Adi
sebagai salah satu perusahaan pers mengkritik
Prasetyo media abal-abal adalah media yang
pemberlakuan adanya verifikasi media yang
menggunakan lambang-lambang negara yang
dilakukan oleh Dewan Pers. Menurut Tempo,
menyeramkan seperti lambang BNN, kemudian
tidak mencantumkan penanggungjawab dan alamat verifikasi media yang dilakukan Dewan Pers
yang jelas, tidak berbadan hukum, tulisan beritanya sesungguhnya untuk memenuhi perintah UU No 40
juga banyak melanggar Kode Etik Jurnalistik, dan Tahun 1999 tentang Pers.
memiliki wartawan yang sangat banyak, bahkan Salah satu bentuk terwujudnya kemerdekaan
wartawan tersebut tidak mendapat gaji yang sesuai pers yang profesional Dewan Pers adalah
(Wawancara Yosep Adi Prasetyo, 7 Maret 2017). melakukan verifikasi terhadap setiap perusahaan
Lebih lanjut dalam Berita Dewan Pers (Februari pers. Setiap pasal dalam Undang-Undang No 40
2017: 9) disebutkan, Dewan Pers akan masuk Tahun 1999 tentang Pers sudah menjadi suatu
pada Tim Panel Dewan Aplikasi Informatika ketetapan, seperti UU Pers Pasal 15 (2) g yang berisi
bersama aparat keamanan untuk menindak pendataan setiap perusahaan pers. Berdasarkan
secara hukum jika produk yang dihasilkan bukan pemaparan di atas, maka rumusan masalah dalam
produk jurnalistik. Usaha Dewan Pers melakukan penelitian ini adalah bagaimana peranan Dewan
verifikasi terhadap media merupakan bagian dari Pers dalam upaya mewujudkan kebebasan pers
pelaksanaan fungsi Dewan Pers untuk melindungi yang profesional melalui verifikasi perusahaan pers?
KEBEBASAN PERS DAN VERIFIKASI TERHADAP MEDIA MASSA | 57
(2011:56) menjelaskan, media massa merupakan 2. Melindungi masyarakat dari malpraktek oleh
sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, praktisi yang kurang profesional
dan inovasi dalam masyarakat yang dapat 3. Mendorong persaingan sehat antarpraktisi
didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau
4. Mencegah kecurangan antar rekan profesi
sumber daya lainnya. Adapun menurut Vivian
(2008:5) masyarakat membutuhkan media massa 5. Mencegah manipulasi informasi oleh narasumber
untuk mengekspresikan ide-idenya ke hadapan Maka dari itu pers harus mempunyai etika
publik. Maka, fungsi tanggung jawab sosial pers yang benar-benar operasional dalam diri
untuk mengatur wartawan agar mengikuti kaidah wartawan karena Kode Etik Jurnalistik adalah tolok
jurnalistik dan Kode Etik Jurnalistik. ukur utama yang harus dipegang teguh dalam
menjalankan profesi, dalam menentukan baik
atau buruk, apa yang patut dan tidak patut, apa
Kode Etik Jurnalistik yang dilarang, dibolehkan dan diwajibkan, serta
Pada kajian hukum dan media massa, bagaimana proses mekanismenya harus dilakukan
moral dan etika dikaitkan pada kewajiban para serta hasil kualitas yang diperoleh.
jurnalistik, antara lain, pelaksanaan kode etik Pengertian dari pasal-pasal dalam Kode Etik
jurnalistik dalam setiap aktivitas jurnalistiknya, Jurnalistik haruslah dilihat dari satu kesatuan nilai-
tunduk pada institusi dan peraturan hukum nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut Sari
untuk melaksanakan dengan itikad baiknya (2014), Kode Etik Jurnalistik bisa berbeda antara
sebagaimana ketentuan-ketentuan di dalam hukum satu organisasi ke organisasi lain, dari satu koran
tersebut yang merupakan perangkat prinsip- ke koran lain, namun secara umum dia berisi
prinsip dan aturan-aturan yang pada umumnya hal-hal berikut yang menjamin terpenuhinya
sudah diterima dan disetujui oleh masyarakat. tanggung jawab seorang wartawan kepada publik
Menurut Dahlan (2011), pada umumnya etika pembacanya. Wartawan yang tidak menaati dan
berfungsi untuk melindungi kepentingan manusia, memahami Kode Etik Jurnalistik akan kehilangan
sehingga pelaksanaan jurnalistik wartawan dapat harkat dan martabatnya sebagai seorang wartawan.
berlangsung dan dirasakan oleh manusia bahwa
pemberitaan tersebut berfungsi dan berkenan
Berita Politik Pilkada
bagi rasa tenteram dan damai. Untuk itu, peranan
dari penegakan etika profesi jurnalisme tersebut Mencari bahan berita dan menyusun berita
sangat dominan, kemudian untuk mencapai merupakan tugas wartawan dan bagian redaksi
tegaknya etika dan berfungsinya hukum, hukum dalam penerbitan di media massa. Romli (2014:5)
mengatakan, berita adalah laporan tentang suatu
dan penegakan etika itu harus berada atau dalam
kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca.
keberadaan yaitu berfungsi sebagai kontrol
Sebuah berita haus memiliki nilai-nilai jurnalistik
sehingga tercapai kesejahteraan.
seperti disajikan secara cepat, faktual, penting, dan
Pada dunia pers profesi wartawan mempunyai menarik.
kewenangan mencari, memperoleh, memiliki,
Pada dasarnya berita ditulis dengan
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
menggunakan unsur 5W + 1H dan struktur piramida
informasi yang memiliki standar moral dan
terbalik agar berita itu lengkap, akurat dan sekaligus
operasional yang terangkum dalam Kode Etik
memenuhi standar teknis jurnalistik. Yunus
Jurnalistik yang tidak boleh dilupakan oleh
(2010: 47) memaparkan, berita terkait dengan
wartawan maupun lembaga media. Menurut Alwi
ketersediaan ruang atau waktu di media massa
Dahlan, yang mengutip dari Sukardi (2007:139),
yang menyajikan berita, semakin banyak ruang dan
kode etik setidaknya memiliki lima manfaat, yaitu: waktu yang tersedia maka berita itu akan semakin
1. Melindungi keberadaan seorang profesional optimal. Berita dapat dikategorikan menjadi dua,
dalam berkiprah di bidangnya yaitu berita berat (hard news) dan berita ringan
KEBEBASAN PERS DAN VERIFIKASI TERHADAP MEDIA MASSA | 59
pers juga wajib memenuhi standar perusahaan Pro dan Kontra Verifikasi
pers. Saat ini Dewan Pers sudah berhasil
Saat ini banyak ditemui perusahaan pers yang memverifikasi 78 perusahaan pers baik cetak,
tidak mampu memenuhi fungsi dan perannya elektronik dan online. Menurut Dewan Pers,
sebagai media massa yang di era kebebasan pers verifikasi ini memang harus dilakukan karena
saat ini tentunya sangat memungkinkan bagi saat ini banyak perusahaan pers atau media
siapa saja dapat menyebarkan sebuah berita saat ini sudah tidak sesuai dan lebih condong
atau bahkan mendirikan perusahaan pers tanpa melanggar Undang-Undang No 40 Tahun 1999
mengerti atau memahami Undang-Undang Pers. tentang Pers sehingga menimbulkan pro dan
Perkembangannya saat ini perusahaan pers atau kontra di masyarakat yang dikarenakan konten
media banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berita tersebut tidak memenuhi produk jurnalistik.
tidak bertanggung jawab seperti untuk kepentingan Banyaknya media abal-abal yang bermunculan
ekonomi, pribadi, saling menjatuhkan nama baik, dan tidak memenuhi standar persuahaa pers,
beritikad buruk, dan produk beritanya sangat bahkan media tersebut hanya mencari keuntungan
jauh dari produk jurnalistik yang mengedepankan saja dengan melakukan pemerasan terhadap
akurasi dan faktualitas. Bahkan wartawannya tidak narasumbernya.
memahami Kode Etik Jurnalistik sehingga dalam Sebagai lembaga independen, Dewan
penulisan beritanya sangat menyimpang. Pers merasa prihatin kebebasan pers saat ini
Dewan Pers juga mengatakan, banyak ditemui tidak dibarengi oleh tanggung jawab terhadap
wartawan yang tidak berkompetensi dan tidak masyarakat, sebagaimana fungsi dari perusahaan
paham Kode Etik Jurnalistik. Hal itu menyebabkan pers. Menurut Dewan Pers verifikasi ini memang
sudah ingin diratifikasi bersama dengan pemimpin
banyak media pers diadukan masyarakat terkait
perusahaan pers dan serikat perusahaan pers pada
pemberitaanya. Menurut Ketua Dewan Pers, Yosep
Hari Pers Nasional 2010. Pentingnya verifikasi
Adi Prasetyo, Dewan Pers dalam setahun dapat
dijelaskan oleh Yosep Adi Prasetyo:
menerima pengaduan terkait sengketa pers, yaitu
800-1000 pengaduan dan di antaranya media “Kita punya kasus dulu seperti Obor Rakyat.
Obor Rakyat itu alamatnya di Gang Buntu
abal-abal yang mencemarkan nama baik. Bahkan
Matraman sana. Dia ada alamatnya pemimpin
pada tahun 2014 Dewan Pers sebagai mediator redaksinya dan penanggung jawabnya, kita
menetapkan Pimpinan Redaksi dan Redaktur media datangi alamatnya, ternyata palsu. Nah,
cetak Obor Rakyat bersalah karena pemberitaannya bagaimana itu ditemukan melalui proses
tidak sesuai dengan Kode Etik jurnalistik yang verifikasi, jadi bagian dari pendataan itu adalah
verifikasi.” (Wawancara 7 Maret 2017)
mencemarkan nama baik salah satu calon Presiden.
Padahal faktanya, banyak pula masyarakat Yosep Adi Prasetyo menambahkan bahwa
menjadikan media abal-abal sebagai rujukan. verifikasi perusahaan pers ini sangat penting.
Dewan Pers juga menilai, kondisi seperti Verifikasi membuat pers memiliki standar untuk
ini sangat membahayakan bagi demokrasi dan m en i n gka t ka n p rofes i on a l i t a s n ya . D en ga n
kebebasan berpendapat. Dengan demikian, Dewan demikian, verifikasi bermanfaat bagi setiap
Pers telah melakukan tindakan-tindakan dengan perusahaan pers itu sendiri dan terutama bagi
tujuan ingin mewujudkan pers yang profesional masyarakat.
dengan menerapkan verifikasi terhadap setiap Atmakusumah juga menegaskan bahwa
perusahaan pers, yang telah diresmikan pada Hari verifikasi ini bentuk dari tindakan yang tepat dan
Pers Nasional (HPN) 2017 di Kota Ambon. Dewan sangat penting demi menjaga kehidupan pers yang
Pers berhasil memverifikasi 78 perusahaan pers profesional:
yang dinyatakan media professional, termasuk “Ya itu memang sesuai dengan Undang-Undang
Tempo dan Republika. Pers juga, kan menurut UU Pers, pers itu harus
62 | CoverAge, Vol. 7, No. 2, Maret 2017 M. Arsyad Daulay & Asep R. Iskandar
merupakan badan hukum, saya kira itu situasi Pers yang bisa kami pahami bahwa publik ini
darurat kan ya.” (Wawancara, 8 Maret 2017) perlu diberitahu mana media yang konsisten
melakukan kegiatan kode etik. Ya kalau sebatas
Dalam upaya mewujudkan kebebasan pers
itu sih boleh, seperti memberikan QR Code
yang profesional verifikasi juga bertujuan untuk bahwa media tersebut terdaftar di Dewan
mendata setiap perusahaan pers, kemudian apakah Pers.” (Wawancara 21 Maret 2017)
perusahaan pers tersebut berbadan hukum,
Senada dengan Majalah Tempo, Redaktur
memiliki penanggungjawab, dan memiliki wartawan
Pelaksana Harian Republika, Subroto Kardjo
yang berkompetensi atau tidak. Hal ini sejalan
menjelaskan:
dengan apa yang dikatakan Yosep Adi Prasetyo:
“Sebenarnya kita sih gak keberatan dengan
“Kita mendata atau mengumpulkan data yang adanya verifikasi ini, kita sebagai media arus
benar tentang perusahaan pers di Indonesia. utama sudah pasti lolos verifikasi. Tetapi yang
Yang kedua kita mendapatkan kepastian dilakukan oleh Dewan Pers untuk meverifikasi
tentang perusahaan-perusahaan media yang setiap media harusnya perlu dibicarakan
memenuhi standar, seperti berbadan hukum, kembali, tidak hanya dengan Serikat Perusahaan
ada penanggung jawab, ada alamat kalau di Pers (SPS), tetapi juga dibicarakan dengan
cetak mencantumkan alamat pencetakannya. AJI, PWI dan asosiasi wartawan lainnya.”
Kemudian dia menggaji wartawannya, dia taat (Wawancara 24 Maret 2017)
kepada Kode Etik Jurnalistik. Misalnya begini,
ada orang dirugikan oleh sebuah pemberitaan Baik Tempo maupun Republika memiliki
media online, orangnya mengadu ke dewan pandangan yang sama terkait verifikasi yang
pers namun media tersebut tidak terdaftar, dilakukan oleh Dewan Pers. Tapi bagi Wahyu, yang
alamatnya gak jelas, kita cari di website gak
mewakili pendirian pihak Majalah Tempo, selain
ada, kita bagaimana jawab kepada pengadu.”
(Wawancara 7 Maret 2017) memandang verifikasi yang dilakukan oleh Dewan
Pers bukan tindakan yang tepat, standar verifikasi
Namun Majalah Tempo mengkritik adanya
harus berbadan hukum PT juga memberatkan bagi
pemberlakuan verifikasi tersebut. Menurut pihak
media komunitas. Wahyu menjelaskan:
Tempo, Dewan Pers tidak memiliki wewenang
“Bahwa perusahaan pers yang tidak terverifikasi
untuk melakukan verifikasi pers. Yang berhak
tidak dapat melaksanakan tugasnya boleh
melakukannya ialah organisasi pers itu sendiri. liputan atau apa, nah disitu akan muncul ekses
Redaktur Eksekutif Majalah Tempo, Wahyu kan. Masih ada media-media komunitas, media
Dhyatmika menjelaskan: yang tahap rintis namun belum memenuhi
“Menurut mandat dalam Undang-Undang No standar verifikasi seperti berbadan hukum PT
40 tentang Pers yang seharusnya melakukan dan minimal memiliki modal (minimal) sebesar
tugas tersebut ialah organisasi penerbit pers kira-kira 50 juta lah. Itu kan agak berat untuk
itu, karena merekalah yang memiliki wewenang media-media komunitas.” (Wawancara 21
dan kuasa atas anggotanya, bukan Dewan Pers.” Maret 2017)
(Wawancara 21 Maret 2017) Berkaitan dengan persoalan verifikasi, Ketua
Wahyu Dyatmika memaparkan, hal pokok Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo beralasan, di dalam
yang menjadi perdebatan sejak awal dikalangan dokumen Piagam Palembang 2010 berisi ketentuan
media, yaitu apakah dengan adanya verfikasi ini bahwa verifikasi tersebut memang sudah disetujui
akan membatasi kerja wartawan. Pasalnya, dengan oleh masyarakat pers itu sendiri, yang menyatakan
adanya verifikasi ini tentunya hanya media yang siap untuk dikasih tanda regu siap untuk verifikasi.
lolos verifikasi sajalah yang boleh melakukan Menurut Yosep:
kegiatan jurnalistik. Wahyu menambahkan: “Jadi di dalam Undang-Undang Pers ini
“Itu dia, itu kan pokok perdebatannya sejak bukan pengekangan tapi ini save regulation
awal persis soal itu. Kenapa kita mulanya agak karena Undang-Undang Pers satu-satunya
enggan menerima gagasan ini karena kita Undang-Undang yang tidak ada peraturan
khawatir ini ada akses membatasi kebebasan pemerintahnya dan tidak ada Permennya.
pers. Kemudian ada juga pemikiran dari Dewan Dewan Pers juga menegaskan bahwa ini yang
KEBEBASAN PERS DAN VERIFIKASI TERHADAP MEDIA MASSA | 63
namun medianya tidak memenuhi standar Namun untuk berjalannya proses verifikasi yang
perusahaan pers. Kan itu pers palsu. Tetapi harus dipenuhi oleh setiap perusahaan pers, Dewan
jika medianya terverifikasi kita pasti akan urus. Pers mengamanatkan bagi media untuk bersifat
Namun biasanya pengaduan itu terkait hak
pro aktif, seperti yang diungkapkan oleh Yosep Adi
jawab.” (Wawancara 7 Maret 2017)
Prasetyo:
Dapat dipastikan bahwa Dewan Pers lebih
“Ya medianya harus aktif karena di Indonesia
mengutamakan media-media yang melakukan kami perkirakan ada 49 ribu media. Dewan
kegiatan jurnalistik sesuai dengan Undang- Pers anggotanya cuma 9 orang, kantornya
Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers. Namun cuma disini. Kita kan enggak tau kalau terbitan
bagi media yang tidak memenuhi ketentuan dan di Papua sana. Mereka harus aktif kesini. Nah
Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang pers, kalau mereka mendaftar Dewan Pers kebetulan
jalan ke sana, ya kita verifikasi faktual.”
Dewan Pers tidak dapat melindungi perusahaan
(Wawancara 7 Maret 2017)
pers tersebut. Verifikasi terhadap perusahaan
pers juga merupakan upaya Dewan Pers untuk Redaktur Pelaksana Harian Republika, Subroto
mengembalikan media arus utama karena pada Kardjo setuju bahwa hal itu memang seharusnya
saat ini banyak media atau perusahaan pers yang perlu dilakukan agar situasi pers menjadi lebih
muncul dan hadir namun tidak bertanggungjawab. sehat. Ia beralasan:
Dewan Pers juga menganggap bahwa media abal- “Apalagi sekarang kan isunya banyak berita
abal dapat memberikan dampak negatif terhadap hoax. Kenapa ada hoax, karena itu media
masyarakat. media tidak jelas, gak bertanggung jawab.
Kalau dengan sertifikasi itu akan lebih jelas
perusahaan pers itu memang dia benar-benar
Verifikasi Administratif berkecimbung di bidang itu. Jadi standarnya
jelas kan, seperti SDM-nya harus jelas, harus
Adapun tahapan-tahapan yang harus dipenuhi ikut pelatihan, ada aturan main, ada aturan
agar media atau perusahaan pers tersebut layak tentang gaji, ada aturan berperilaku, dan
dan lolos verifikasi oleh Dewan Pers. Verifikasi sebagainya. Jadi dengan adanya aturan-
secara administratif yang harus dipenuhi oleh aturan yang tegas seperti itu, seperti standar
perusahaan pers, dia akan kredibel, gak
setiap perusahaan pers, pertama legalitas berupa
mungkin yang abal-abal tiba-tiba muncul.”
Akta Pendirian Perusahaan dan Surat Keputusan (Wawancara 24 Maret 2017)
Kemenkumham RI. Kedua, setiap perusahaan
Sesuai peraturan mengenai standar perusahaan
pers harus memiliki penanggung jawab redaksi.
pers, untuk terciptanya pers yang sehat dan
Menurut Dewan Pers, penanggungjawab sangat
profesional, media harus memenuhi standar
penting karena dengan adanya penanggung
tersebut yang telah ditetapkan oleh Dewan Pers.
jawab itu berarti produk pers atau beritanya bisa
Di sini verifikasi administratif berperan penting
dipertanggungjawabkan jika nanti terkena sengketa
dalam menentukan perusahaan pers atau media
pers.
tersebut dapat lolos verifikasi dan berstatus media
Ketiga, bagi media cetak, nama percetakan profesional.
dan alamat percetakan, yang merupakan bagian
dari media cetak Koran, tabloid, ataupun majalah.
Selanjutnya adalah alamat redaksi, yang menurut Verifikasi Faktual
Dewan Pers sendiri merupakan komponen yang Verifikasi faktual merupakan tahap selanjutnya
paling penting dan wajib bagi perusahaan pers atau setelah perusahaan pers berhasil terverifikasi
media yang memang mereka menyatakan dirinya secara administratif di Dewan Pers. Dewan Pers
merupakan perusahaan pers atau media arus utama menjelaskan, verifikasi faktual merupakan
agar lolos dan terdaftar secara administratif di tahapan akhir yang berarti bahwa media tersebut
Dewan Pers. Ada pula kode perilaku perusahaan benar-benar ada dan jelas. Seperti yang sampaikan
pers dan yang mengatur jenjang karir wartawan. oleh Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo
KEBEBASAN PERS DAN VERIFIKASI TERHADAP MEDIA MASSA | 65
bahwa perusahaan pers yang telah lolos verifikasi lolos verifikasi. Dewan Pers dapat memberikan
administratif tinggal dicek kebenarannya. Ia perlindungan dan memberikan kepastian bahwa
memaparkan: perusahaan pers yang telah mendapat QR Code
“Kalau sudah lolos verifikasi secara administratif sehingga dapat dipercaya oleh masyarakat.
sih sudah pasti perusahaan pers tersebut Masyarakat juga dapat dengan mudah mengetahui
terverifikasi secara faktual, biasanya media- melalui QR Code tersebut, apakah media tersebut
media arus utama atau media besar yang mempunyai penanggung jawab atau tidak dan
memang dasarnya benar-benar media
sesuai dengan Peraturan Dewan Pers No. 04/
professional.” (Wawancara 7 Maret 2017)
Peraturan-DP/III/2008 tentang Standar Perusahaan
Dengan demikian, perusahaan yang lolos secara Pers. Yang paling penting tentunya, dengan adanya
faktual tentunya merupakan media profesional label QR Code perusahaan pers tersebut dapat
yang sesuai dengan Undang-Undang No 40 Tahun dipastikan merupakan media profesional yang telah
1999 tentang Pers. menjalani peran dan fungsinya sesuai dengan apa
yang diamanatkan oleh Undang-Undang Pers.
Pemberian Label QR Code Bagi Media Yang Lolos Pentingnya pedoman standar perusahaan pers
Terverifikasi di era kebebasan pers saat ini juga akan membawa
dampak yang positif bagi perusahaan pers itu
Qr Code atau Quick Response Code merupakan
sendiri. Karena dengan adanya standar perusahaan
suatu tanda yang akan diberikan Dewan Pers bagi
pers yang ditetapkan bersama pastinya akan
media atau perusahaan pers yang lolos terverifikasi.
berdampak pada kehidupan pers yang sehat dan
Untuk dapat terverifikasi oleh Dewan Pers dan
mengetahui mana perusahaan yang serius atau
dinyatakan sebagai pers profesional, perusahaan
hanya main-main, atau yang disebut media abal-
pers wajib mematuhi aturan yang telah ditetapkan
abal.
dalam Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang
Pers dan Peraturan Dewan Pers Nomor 04/ QR Code merupakan bagian dari verifikasi dan
Peraturan-DP/III/2008 tentang Standar Perusahaan. perlindungan bagi perusahaan pers. Dewan Pers
menjelaskan manfaat QR Code bagi masyarakat,
Bagi Dewan Pers QR Code merupakan bagian
yaitu untuk memudahkan dan menjadi pembeda
dari verifikasi yang juga cukup penting, label
mana media resmi yang diterbitkan oleh
QR Code merupakan tanda yang dimiliki bagi
perusahaan pers dengan alamat, kantor dan
perusahaan pers yang lolos verifikasi. QR Code
manajemen yang jelas. Namun bagi perusahaan
akan terhubung langsung dengan data Dewan Pers.
pers yang telah lolos verifikasi seperti Harian
Seperti yang diungkapkan oleh Yosep Adi Prasetyo:
Republika, verifikasi tersebut tidak terlalu penting
“Kalau ada berita, ya orang bisa mengecek di karena harian ini mempunyai standar yang lebih
websitenya, masuk keberandanya nanti akan
dari itu. Sepeti dikatakan oleh Redaktur Pelaksana
ada QR Code-nya. Nanti QR Code itu tinggal
difoto aja akan muncul data nomor verifikasi di Harian Republika, Subroto Kardjo:
Dewan Pers berapa, pemimpin redaksinya siapa, ”Tapi bagi saya itu gak terlalu penting ya, karena
alamatnya dimana, penanggung jawabanya standar kita tuh di atas verifikasi yang dibuat
siapa, ada semua. Jadi maksudnya memberi oleh Dewan Pers. Tapi Dewan Pers menganggap
QR Code itu untuk melindungi mereka. Kalau bahwa itu penting karena dia punya tugas kan
Kompas kita kasih QR Code, QR Code-nya ya meningkatkan kualitas media, dari situ dia
itu melindungi Kompas, kenapa? Karena ada punya standar oh ternyata di Indonesia itu ada
media di tempat lain namanya juga Kompas, sekian media yang punya kualifikasi seperti ini,
bagaimana pembaca bias membedakan Kompas dengan SDM yang seperti ini.” (Wawancara 24
yang benar apa enggak? Nah ini salah satunya.” Maret 2017)
(Wawancara 7 Maret 2017) DewanPers juga menjelaskan QR Code memang
Pemberian QR Code oleh Dewan Pers itu sangat berpengaruh bagi mereka yang ingin
akan memberikan keuntungan bagi media yang mengetahui apakah perusahaan pers tersebut
66 | CoverAge, Vol. 7, No. 2, Maret 2017 M. Arsyad Daulay & Asep R. Iskandar
telah terdaftar di Dewan Pers atau tidak. Namun Dewan Pers, verifikasi merupakan mandat Undang-
saat penelitian ini dilakukan, Dewan Pers sendiri Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers Pasal 15
belum menerapkan dan memberikan label atau QR ayat 2 (g) bahwa Dewan Pers melakukan fungsinya
Code tersebut bagi media arus utama, terutama yaitu mendata perusahaan pers. Sebagaimana yang
bagi perusahaan pers yang telah lolos verifikasi dikatakan oleh Wina Armada (2007), pendaftaran
administratif dan faktual di Dewan Pers. Subroto dan pendataan pers sudah diberlakukan semenjak
Kardjo membenarkan Harian Republika belum Rancangan Undang-Undang Pers diajukan. Perihal
mendapat QR Code dari Dewan Pers: penerapan verifikasi bagi setiap perusahaan
“Sampai sekarang kan itu belum berlaku kan pers yang dilakukan oleh Dewan Pers tentunya
yah, kita sudah masuk ke perusahaan yang mengundang pandangan yang berbeda, seperti
terverifikasi tapi saya belum tahu apakah Tempo dan Republika. Meskipun mereka
Republika sudah mendapat itu atau belum.” menganggap ini merupakan amanat Undang-
(Wawancara 24 Maret 2017) Undang, namun Tempo menganggap verifikasi
Dewan Pers merupakan lembaga independen perusahaan pers seharusnya dilakukan oleh Serikat
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No perusahaan Pers bukan oleh Dewan Pers, karena
40 Tahun 1999 tentang Pers. Dewan Pers juga Serikat Perusahaan Pers merupakan wadah yang
merupakan lembaga yang mewadahi perusahaan para anggotanya terdiri dari perusahaan pers
pers di Indonesia yang bertugas mengembangkan itu sendiri. Begitu juga dengan Republika yang
kebebasan pers dan meningkatkan kehidupan memandang verifikasi harus dibicarakan oleh
berbagai kalangan pers dan organisasi pers, seperti
pers nasional. Namun, berdasarkan temuan
AJI dan PWI, agar tidak terjadi kesalahpahaman bagi
penelitian, upaya Dewan Pers dalam mewujudkan
media pers yang belum mampu terverifikasi.
kebebasan pers yang profesional dengan melakukan
verifikasi terhadap perusahaan pers masih belum Berdasarkan penjelesan diatas diketahui
sepenuhnya terwujudkan. Dalam upayanya banyaknya pihak yang menganggap verifikasi
yang dilakukan tidak hanya untuk mewujudkan ini harusnya perlu dibicarakan kembali karena
kebebasan pers yang profesional tetapi juga ingin menimbulkan pro dan kontra bagi kalangan pers itu
mengambil otoritas pemegang kebenaran faktual sendiri. Namun apa yang dilakukan oleh Dewan Pers
kepada perusahaan pers atau media mainstream. sudah sesuai dan sudah diatur oleh Undang-Undang
Pers itu sendiri mengenai pendataan perusahaan
Kebebasan pers merupakan hak yang diberikan pers. Meskipun pada akhirnya perusahaan pers
oleh hukum berkaitan dengan media dan tanpa Tempo dan Republika setuju dengan verifikasi dan
adanya campur tangan dari pemerintah atau menyebut hal ini merupakan ikhtiar yang dilakukan
pelaku sensor. Dalam Undang-Undang No 40 Dewan Pers untuk mewujudkan kebebasan pers
Tahun 1999 tentang Pers pasal 4 ayat 1 disebutkan yang profesional.
kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga
Verifikasi yang dilakukan oleh Dewan Pers
negara. Namun pada kenyataannya kebebasan pers
tentunya memberikan perubahan, khususnya dalam
saat ini banyak menimbulkan keresahan. Banyak setiap produk pers yang dihasilkan oleh setiap
media bekerja tidak sesuai dengan ketentuan yang perusahaan pers dan fungsinya pers itu sendiri.
telah ditetapkan oleh UU Pers. Sebagaimana dikatakan Baskoro (2008), pers
Terkait hal tersebut pemahaman dan penerapan juga memiliki fungsi sebagai penampung aspirasi
Undang-Undang tentang Pers seharusnya masyarakat dan segala keluhannya terhadap
menjadi acuan bagi para pelaku pers. Dewan Pers fenomena yang terjadi. Dalam posisinya pers juga
dalam upaya mewujudkan kebebasan pers yang wajib membela kepentingan publik dan tidak
profesional melakukan langkah-langkah untuk melebih-lebihkan peristiwa, tetapi memberikan
mengembalikan dan menerapkan situasi pers yang fakta dan realitas.
sehat dengan memberlakukan verfikasi kepada Berkaitan dengan Teori Pers Tanggung Jawab
setiap perusahaan pers. Sesuai dengan fungsi Sosial pemberlakukan verifikasi merupakan langkah
KEBEBASAN PERS DAN VERIFIKASI TERHADAP MEDIA MASSA | 67
yang tepat, karena pada era sekarang kebebasan Peneltian tentang penerapan UU Pers pernah
pers saat ini masyarakat sangat resah dengan dilakukan Arni Nur Yuniarti Lestari (2014) dengan
banyaknya berita palsu dan media-media yang tidak judul “Implementasi Undang-Undang Pers No 40
bertanggung jawab. Dengan verifikasi ini tentunya Tahun 1999 Tentang Kewajiban Pers dan Peranan
juga menuntut setiap perusahaan pers wajib Pers Pada Anggota PWI Yogyakarta”. Hasil dari
memberikan hak kepada setiap masyarakatnya penelitiannya menunjukkan, wartawan anggota
untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan PWI cabang Yogyakarta melakukan kewajiban
produk jurnalistik. Verifikasi perusahaan pers dan peranan pers berdasarkan pengalamannya
menjadi jalan keluar agar kebebasan pers menjadi yang mereka alami selama berkecimpung di dunia
sehat dan profesional. Jadi dalam penerapannya jurnalistik sebagai wartawan dan sesuai dengan UU
verifikasi perusahaan pers melalui beberapa Pers.
tahapan yang memang harus dipenuhi oleh setiap Berdasarkan penelitian diatas maka penelitian
perusahaan pers agar terciptanya pers yang kali ini juga melihat bahwa upaya Dewan Pers
profesional, yaitu memenuhi standar perusahaan dalam mewujudkan kebebasan pers yang
pers yang sudah ditetapkan oleh Undang-Undang profesional melalui verifikasi sudah sesuai dengan
Pers. Perusahaan pers Tempo maupun Republika UU Pers untuk mendata perusahaan pers, yang
sendiri memang sudah sesuai menjalankan apa sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 (g) dan juga verifikasi
yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang dan merupakan bagian dari peraturan dan ketetapan
peraturan Dewan Pers. Tempo dan Republika telah yang telah disepakati bersama oleh organisasi pers
berbadan hukum, memiliki penanggungjawab, seperti serikat perusahaan pers (SPS).
alamat perusahaan, alamat percetakan,
memiliki karyawan yang berkompeten dan yang
paling penting sudah melaksanakan fungsinya SIMPULAN
sebagaimana fungsi media sesuai Undang-Undang
Pers. Perusahaan pers Tempo dan Republika juga
Dewan Pers sebagai lembaga independen telah
telah terverifikasi secara faktual yang berarti
melakukan berbagai upaya agar terwujudnya pers
perusahaan pers tersebut sudah dinyatakan lolos
yang profesional. Salah satunya dengan melakukan
sebagai media profesional.
verifikasi terhadap perusahaan pers sesuai dengan
Dewan Pers juga menyatakan akan memberikan amanat UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers. Dalam
tanda atau label Quick Response (QR Code) bagi upayanya tersebut Dewan Pers juga memberikan
media yang lolos verifikasi secara faktual. Fungsi QR peringatan keras bagi media yang tidak
Code untuk menjadi pembeda dan pelindung jika bertanggung jawab atas setiap produk beritanya.
nantinya terjadi kasus pers. Hasil dari penelitian ini Kemudian, Dewan Pers tidak akan memberikan
menunjukkan verifikasi yang dilakukan Dewan Pers perlindungan hukum bagi media yang melanggar
memang sudah disetujui dan disepakati bersama ketentuan-ketentuan UU No 40 Tahun 1999
oleh kalangan pers tersebut melalui Piagam tentang Pers. Begitupun sebaliknya, dalam upaya
Palembang 2010 tersebut. Kalangan pers bersedia mewujudkan kebebasan pers yang profesional
melaksanakan sepenuhnya Kode Etik Jurnalistik, Dewan Pers akan melindungi perusahaan pers
Standar Perusahaan Pers, Standar Kompetensi yang profesional dan menjadikan UU No 40 Tahun
Wartawan dan menerapkannya sebagai bagian yang 1999 tentang Pers sebagai acuannya. Selain itu
tidak dipisahkan lagi Penelitian ini juga menunjukan bagi media yang belum terverifikasi, Dewan Pers
bahwa kebebasan pers saat ini sudah tidak lagi menganjurkan setiap Perusahaan pers bersifat
menjadikan Undang-Undang pers sebagai acuan pro aktif mendaftarkan diri ke Dewan Pers guna
lagi bagi perusahaan pers dan dalam penerapannya diverifikasi secara faktual dan bagi perusahaan
UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers belum berjalan pers yang dalam tahap merintis Dewan Pers
dengan baik. menganjurkan untuk tetap terbit hingga siap untuk
68 | CoverAge, Vol. 7, No. 2, Maret 2017 M. Arsyad Daulay & Asep R. Iskandar
diverifikasi. Dalam penerapan verifikasi perusahaan Baskoro, L.R. (2008). Jurnalisme Lingkungan,
pers tersebut, Dewan Pers selaku penyelanggara Jurnalisme Menggerakan. Jakarta: Q
akan memberikan tanda atau QR Code terhadap 78 Communication.
perusahaan pers yang berhasil diverifikasi. Adapun Dewan Pers. (2017, Januari). Etika Menjaga dan
fungsi QR Code tersebut untuk membedakan dan Melindungi Kemerdekaan Pers. Berita Dewan
Pers. Jakarta: Dewan Pers.
menandakan bahwa media tersebut terjamin
dan media tersebut jelas alamat perusahaannya, Dewan Pers (2017, Februari). Etika Menjaga dan
penanggung jawab, berbadan hokum, dan Melindungi Kemerdekaan Pers. Berita Dewan
Pers. Jakarta: Dewan Pers.
terpercaya.
Dewan Pers. (2017). Siaran Pers Penjelasan Dewan
Sementara saran yang dapat peneliti berikan Pers Tentang Hoax dan Perkembangan Verifikasi
terkait penelitian ini adalah: (1) Verifikasi Perusahaan Pers. Diakses 10 Februari 2017
perusahaan pers memang merupakan amanat dari http://dewanpers.or.id/berita/detail/846/
UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers dan disetujui SIARAN-PERS--Penjelasan-Dewan-Pers-
oleh masyarakat pers itu sendiri, sehingga Dewan tentang-Hoax-dan-Perkembangan--Verifikasi-
Perusahaan-Pers-.
Pers seharusnya memberikan arahan bagi media
yang sedang tahap rintis; (2) Verifikasi identik bagi Kusmadi & Samsuri. (2012). Dewan Pers Periode
2010-2013. Jakarta: Dewan Pers
media mainstream atau media arus utama, namun
bagaimana dengan media yang dalam tahapan rintis Lestari, A.N.Y. (2014). “Studi Implementasi Undang-
Undang Pers No 40 Tahun 1999 Tentang
dan media yang belum mampu untuk memenuhi
Kewajiban dan Peranan Pers Pada Anggota PWI
standar perusahaan pers, apakah media tersebut Yogyakarta”. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas
tidak akan mendapat perlindungan oleh Dewan Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam
Pers? Dalam penerapan mengenai perlindungan Negeri Yogyakarta.
hukum, Dewan Pers seharusnya lebih memfokuskan McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa.
terhadap produk jurnalistiknya bukan terhadap Jakarta: Salemba Humanika.
kemampuan perusahaan pers. Oetama, J. (2001). Pers Indonesia Berkomunikasi
dalam Masyarakat Tidak Tulus. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA Priyambodo, R.H. & Prawitasari, I. (2015). Buku
Saku Wartawan. Jakarta: Lembaga Pers Dr.
Atmakusumah. (2009). Tuntutan Zaman Kebebasan Soetomo.
Pers dan Ekspresi. Jakarta: Penerbit Spasi & VHR Romli, A.S. (2014). Kamus Jurnalistik. Bandung:
Book. Simbiosa Rekatama Media.
Armada, W. (2007). Keutamaan di Balik Kontroversi Yunus, S. (2012). Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia
Undang-Undang Pers. Jakarta: Dewan Pers. Indonesia.