BAHASA INDONESIA
disusun oleh:
PPG PRAJABATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
Persiapan
Kegiatan Inti
Sesuai dengan data yang dikumpulkan, selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif. Untuk analisa secara kuantitatif digunakan analisis deskriptif yaitu skor rata-rata
dan presentase. Sedangkan analisis kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh melalui
observasi siswa dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
media berupa gambar dan model Example non Example dengan langka reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penerapan model ini adalah:
a. Reduksi Data
Meredukai data berarti merangkum data yang jumlahnya cukup banyak, memilih
hal-hal yang pokok dan memfokuskan hal-hal yang penting. Untuk menganalisis
peningkatan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan model Example non
Example dalam Penerapan model ini adalah menggunakan analisis deskriptif dari data
kuantitatif. Siswa dikatakan tuntas belajar jika siswa tersebut telah memenuhi nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimum) keterampilanberbicara.
1) Mengubah skor menjadi nilai siswa
Penerapan model ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
teknik pengolahan data dengan cara mendeskripsikan hasil data kualitatif yang
meliputi hasil diskusi siswa sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan statistik dalam bentuk perhitungan rata-rata (mean) dengan rumus:
Keterangan:
= Rata-rata (Mean)x =
Nilai
f = Frekuensi
Σf = Jumlah hasil perkalian antara frekuensi dan nilaiΣf =
jumlah frekuensi.32
b. Data display (penyajian data)
Penyajian data dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara
kategori dan sebagainya.
Sedangkan analisis kualitatif dilaksanakan sesuai dengan kecenderungan yang
terjadi pada setiap siklus dengan melakukan Penerapan model secara verbal (aktifitas
yang teramati) Di atas menunjukkan siklus format tes kemampuan berbicara siswa dengan
menggunakan model Example non Example, jika pada tahap siklus I dalam kategori tuntas
hanya sebesar 70% dan sebanyak 30% berada dalam kategori tidak tuntas. Hal ini berarti
bahwa masih perlu perbaikan maka dilanjutkan pada tahap siklus II sampai mencapai
kategori tuntas.
Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan model ini diterapkan beberapa indikator
keberhasilan, yaitu :
1. Terdapat peningkatan persentase aktifitas belajar yang menerapkan model Example non
Example . peningkatan persentase aktifitas belajar siswa dapat dilihat selama proses
pembelajaran berlangsung.
2. Terdapat respons positif dari siswa setelah di terapkan model Example nonExample dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
Terdapat peningkatan persentase belajar siswa yang diukur dengan menggunakan
kriteria ketuntasan minimal (KKM 70). Siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai
nilai ketuntasan berbicara.
Lampiran