id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran tersusun atas dua kata yakin media dan
pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin sebagai bentuk jamak dari
medium yang memiliki arti sebagai pengantar atau perantara. Dalam jurnal
milik Yusuf, (2019) dicantumkan berbagai pendapat para ahli mengenai
penjelasan dari media seperti menurut Heinich, Molenda, dan Russel yang
menyebutkan bahwa “media is channel of communication. Derived from
the Latin Word for ‘between”, the term refers “to anything that carries
information between a source and receiver”. Selain itu juga ada penjelasan
dari NEA (National Education Association) yakni segala benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
intrusmen yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dan dapat
memengaruhi efektifitas program instruksional. Donald P. Ely Vernon S.
Gerlach juga berpendapat mengenai media baik dalam artian sempit
maupun luas yang juga tercantum dalam jurnal milik Yusuf, (2019). Media
dalam artian sempit ialah berwujud misalkan grafik, foto, alat mekanik dan
elektronik yang digunakan untuk menangkap, memroses serta
menyampaikan informasi. Sedangkan media dalam artian luas adalah
kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan
peserta didik dapat memeroleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
baru.
Media jika dihubungkan dengan kata berikutnya yakni
pembelajaran, maka terdapat berbagai penjelasan pula, seperti berikut ini :
a. Menurut Oemar Hamalik, 1989 media pendidikan ialah suatu bagian
intergral dari proses pendidikan di sekolah karena itu menjadi bidang
yang harus dikuasi oleh setiap guru yang profesional.
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
f. Panel. Panel dalam komik dapat dikatakan sebagai urutan dari setiap
gambar atau materi dan untuk menjaga kelanjutan dari cerita yang
sedang berlangsung.
g. Bahasa Verbal. Fungsi dari bahasa verbal ialah membantu pembaca
dalam memahami bahasan atau topik yang dijelaskan dalam komik.
3. Sistem Respirasi
Respirasi ialah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dan
karbondioksida (CO2) antara sel dengan lingkungannya. Dari penjelasan
mengenai respirasi tersebut, maka sistem respirasi adalah kumpulan organ
yang berfungsi untuk memungkinkan terjadinya pertukaran antara oksigen
(O2) dengan karbondioksida (CO2) (Sutopo & Lestari, 2001). Sistem
respirasi pada orang manusia sendiri memiliki makna dari saluran napas,
paru-paru dan otot-otot pernapasan yang bertugas membawa oksigen (O2)
ke alveoli dan diangkut ke sel-sel seluruh tubuh untuk memproduksi ATP
dan mengeluarkan CO2 ke luar tubuh (Hasan & Arusita, 2017).
Sistem respirasi memiliki peran yang penting bagi makhluk hidup
termasuk manusia. Peran utamanya ialah dalam pertukaran gas oksigen
(O2) dan karbon dioksida (CO2) yang terjadi di area respirasi (Kleinstreuer
& Zhang, 2009). Fungsi lainnya dari sistem respirasi meliputi penyaringan,
mengatur panas tubuh, dan pelembab udara yang dihirup (Prawesthi &
Riady, 2017). Sebagai sumber suara karena pada bagian laring (salah satu
organ penyusun sistem respirasi) terdapat pita suara yang dapat
memproduksi suara. Berperan juga dalam homeostasis. (Tu, Ahmadi, &
Inthavong, 2013).
Sistem respirasi terdiri dari beberapa organ yakni hidung, faring
(pharynk), laring, trachea, bronkus, bronkeolus, alveolus (Warliah,
Rohman, & Rusmin, 2012).
a. Hidung
Hidung merupakan organ pertama dalam sistem respirasi dengan
peranan sebagai tempat masuknya udara. Secara anatomi, hidung
terbagi dua, external nose (hidung luar) dan internal nose/nasal cavity
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
(hidung dalam). Hidung luar menonjol pada garis tengah diantara pipi
dengan bibir atas. Struktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga
bagian. Bagian hidung luar yang paling atas disebut dengan kubah
tulang, bagian ini tidak dapat digerakkan. Dibawahnya terdapat kubah
kartilago yang dapat sedikit digerakkan, dan bagian paling bawah
adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan (Wibowo, 2005).
Udara masuk melalui lubang hidung (nares anterior). Nares
anterior adalah saluran dalam lubang hidung yang bermuara ke rongga
hidung atau vestibulum. Lapisan nares anterior memiliki sejumlah
kelenjar sebaseus yang ditutupi oleh rambut-rambut hidung yang
berfungsi sebagai penyaring kotoran. Vestibulum dilapisi dengan
epitel. Setiap vestibulum mempunyai 4 buah dinding yaitu dinding
medial, lateral, inferior dan superior (Pearce, 2016). Hidung terdiri dari
dua rongga atau vestibulum yaitu rongga hidung kanan dan kiri. Dua
rongga hidung tersebut dipisahkan oleh sekat yang terbentuk oleh
tulang keras di bagian dalam dan tulang rawan di bagian luar yang
disebut dengan septum nasi. Di dalam rongga hidung terdapat sekat
rongga hidung atau concha nasalis. Pada rongga hidung sebelah kiri
terdapat 3 buah conchae yang membagi rongga tersebut menjadi 3
bagian. Udara yang terlalu panas akan diturunkan temperaturnya dan
yang terlalu dingin akan dinaikkan temperaturnya saat melewati
concha dan dinding rongga hidung. Pada rongga hidung terdapat
beberapa jaringan epitel yakni epitel squamosa kompleks yang
terdapat di belakang vestibulum epitel transisional dan epitel kolumnar
berlapis semua bersilia. Epitel kolumnar berlapis semu bersilia
memiliki silia (Kurniawan & Pawarti, 2012). Selain itu terdapat pula
sel goblet yang menghasilkan lendir atau mucus. Lendir membantu
dalam penyaringan debu dengan partikel yang halus, sedangkan
partikel kasar disaring oleh rambut yang ada dalam hidung. Selain itu
lendir atau mucus tersebut memberikan air untuk kelembaban udara.
Pada rongga hidung terdapat pembuluh darah yang turut berperan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
d. Trachea
Trakea adalah saluran pernafasan berbentuk pipa yang terdiri dari
tulang rawan dan otot serta dilapisi oleh pseudostratified columnar
cilliated epithelium (epitel PCC). Sepertiga bagian trakea terletak di
leher dan selebihnya terletak di mediastinum. Trakea terletak di
tengah-tengah leher dan makin ke bawah bergeser ke sebelah kanan,
masuk ke rongga mediastinum di belakang manubrium sterni. Pada
wanita panjang trakea berkisar 10 cm sedangkan pada pria berkisar 12
cm. Diameter trakea bagian anterior-posterior rata-rata 13 mm,
sedangkan diameter transversal rata-rata 18 mm. Trakea memanjang
mulai dari batas bawah laring, yang kemudian dibagian bawah akan
terbagi menjadi dua bronkus, yaitu bronkus utama kanan dan kiri.
Cincin trakea yang paling bawah meluas ke inferior dan posterior di
antara bronkus utama kanan dan kiri, membentuk sekat yang lancip di
sebelah dalam yang disebut karina.
Trakea sangat elastis, panjang serta letaknya dapat berubah-ubah
tergantung atau menyesuaikan dengan posisi kepala dan leher. Tulang
rawan pada trakea dibentuk oleh 16 – 20 tulang rawan hialin berbentuk
cincin tidak penuh atau terbuka di bagian posterior (c-shaped
cartilage). Kedua ujung posterior trakea dihubungkan oleh otot polos
(otot trakea) dan serat jaringan ikat elastis yang mengandung kolagen
(ligamen annularis). Ligamen annularis menghubungkan masing-
masing cincin tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya
pemanjangan serta pemendekan trakea saat terjadi proses menelan atau
pergerakan leher lainnya. Tulang rawan, ligamen annularis dan otot
trakea membentuk rangka (skeleton) trakea yang kadang disebut
sebagai tunica fibromusculo cartilaginea. (Fitriah & Juniati, 2010)
e. Paru paru
Paru-paru adalah organ tubuh yang berupa sepasang kantong
yang terdapat dalam rongga dada dan memiliki fungsi sebagai alat
pernapasan untuk membersihkan darah dengan oksigen yang dihirup
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
(Utama, 2018)
b. Eksternal Respiratory
Respirasi eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida
antara paru-paru dan darah di "kapiler paru-paru" melalui cairan
interstitial. Oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam pembuluh darah
karena perbedaan tekanan dan pada saat yang sama karbon dioksida juga
berdifusi ke arah sebaliknya. (Majumder, 2015). Pertukaran O2 dan CO2
terjadi melalui difusi yang merupakan pergerakan bersih molekul gas
dari suatu daerah yang memiliki tekanan parsial lebih tinggi ke daerah
lain yang memiliki tekanan parsial lebih rendah. Misalnya tekanan
parsial oksigen (O2) di udara inspirasi dalam ruang alveolar di paru-paru
lebih besar daripada tekanan parsial oksigen (O2) dalam darah yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
atau harapan akan masa depan merupakan hal penting dari dalam diri siswa
yang dapat dijadikan suatu alasan untuk diri agar termotivasi belajar
dengan sungguh-sungguh. Ketertarikan siswa terhadap materi turut
berpengaruh terhadap motivasi belajar. Ketika siswa memiliki rasa suka
atau tertarik terhadap materi bahkan hingga menganggap materi tersebut
penting bagi kehidupannya di masa depan maka hal tersebut akan
memengaruhi motivasi belajar siswa. (Rahmawati, 2016)
Faktor eksternal yang memengaruhi motivasi belajar siswa adalah
faktor yang berasal dari luar diri siswa. Contoh dari faktor ini adalah upaya
guru atau peran guru dalam pembelajaran, pujian dan hukuman, fasilitasi
belajar dan kondisi lingkungan sekitar siswa. Upaya guru dalam
pembelajaran sangat penting karena cara penyampaian materi oleh guru
yang dilakukan dengan baik dan disertai dengan pelibatan media yang baik
akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Media pembelajaran
akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dan dapat mendorong
siswa melakukan aktivitas yang merangsang imajinasi. Selain itu, media
pembelajaran juga mampu menjadikan pembelajaran di kelas menjadi
lebih efektif dan lebih menyenangkan sehingga dapat mengatasi
kebosanan siswa. Dengan penggunaan media juga dapat lebih
memudahkan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan
sekitar siswa juga memiliki peranan penting dalam memengaruhi motivasi
belajar siswa. Lingkungan yang turut memberikan pengaruh terhadap
motivasi siswa antara lain lingkungan alam, keluarga pergaulan atau
pertemanan sebaya dan kehidupan masyarakat. Lingkungan teman atau
pergaulan sebaya yang positif akan meningkatkan motivasi belajar siswa,
seperti ketika teman sebaya memiliki semangat yang tinggi atau memiliki
motivasi belajar yang tinggi maka akan timbul rasa kompetisi dalam diri
sehingga semangat belajar siswa akan muncul dan meningkat.
(Rahmawati, 2016)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
B. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Analisis Kebutuhan