2007-Article Text-4645-1-10-20200904
2007-Article Text-4645-1-10-20200904
ABSTRAK
Indonesia memiliki 250 juta jiwa dengan 175 ribu ton sampah dihasilkan setiap hari. Penanganan sampah di
Indonesia berupa pengumpulan dan pengangkutan dari sumber sampah. 68,4% sampah tidak daur ulang berakhir di
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tanpa pengolahan lanjutan. Jauhnya lokasi TPA dari sumber sampah membuat
proses pengangkutan sampah tersebut membutuhkan energi dan biaya yang besar. Hidrotermal merupakan metode
pengolahan sampah tidak daur ulang yang dapat di aplikasikan untuk permasalahan sampah di Indonesia. Proses
hidrotermal membutuhkan sebuah reaktor khusus yang dapat menahan korosi, temperatur, dan tekanan tinggi.
Komponen utama dari reaktor hidrotermal adalah bejana tekan. Kondisi operasi yang ekstrim dan aturan pembuatan
bejana tekan yang ketat membuat harga dari komponen tersebut menjadi mahal. Pada penelitian ini dilakukan
perancangan bejana bertekanan untuk aplikasi reaktor pengolah sampah tidak daur ulang dengan mengikuti standar
ASME section VIII division I dengan mempertimbangkan proses produksi dan tingkat korosi proses yang
mempengaruhi usia pakainya. Metodologi perancangan ini melalui tahapan perancangan dan di dapatkan hasil
berupa daftar tuntutan yaitu kapasitas 740L, temperatur 200oC, tekanan 14,5 bar, serta dilengkapi safety valve dan
exhaust valve. Selanjutnya adalah desain konsep untuk pemilihan material dan konstruksi bejana tekan dan di
dapatkan pipa A53B dengan ukuran 30 inci sebagai shell, SA 516 grade 70 sebagai head serta orientasi bejana
horizontal. Tahap selanjutnya perancangan detail dan di dapatkan spesifikasi bejana tekan dengan temperatur operasi
200oC, tekanan operasi 15 bar, tebal 0,5 inci, kapasitas produksi 3 x 740 L dalam sehari, dimensi total 2097 x 984 x
1981 mm. Tahap terakhir perancangan ini dilakukan analisa FEA menggunakan software numerik untuk memastikan
perancangan aman digunakan.
Kata Kunci
Sampah, Daur Ulang, Hidrotermal, Bejana Tekan
271
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
masyarakat, karena skala laboratorium terlalu kecil Tahap perancangan dilakukan melalui tiga tahap yaitu
dan skala pilot terlalu besar dan harga pembuatan Perencanaan untuk mendapatkan daftar tuntutan,
masih sangat mahal. pembuatan konsep desain untuk mencari desain
konsep, perancangan detail untuk merealisasikan
Biaya pembuatan alat yang mahal diakibatkan adanya rancangan. Untuk meyakinkan perhitungan yang
komponen utama tempat terjadinya proses reaksi dibuat, hasil rancangan detail dilakukan analisis FEA
hidrotermal yaitu Vessel yang harus dibuat sesuai software Ansys.
dengan Code yang mampu bekerja dengan tekanan
Pada penelitian ini dilakukan perhitungan untuk
hingga 15 bar dan temperatur sebesar 200oC.
mencari ketebalan dari shell dan head. Perhitungan
Sehingga, dibutuhkan material khusus yang dapat
awal dilakukan dengan mencari ketebalan dari shell
memenuhi persyaratan yang terdapat dalam Code.
berdasarkan ASME section VIII Div. 1 UG-27 yang
Melalui penelitian ini dibuat rancangan Vessel yang
ditunjukkan oleh rumus 1. Selanjutnya dilakukan
dapat digunakan untuk sistem hidrotermal skala
perhitungan ketebalan head berdasarkan ASME
komunal dengan harga kurang dari Rp. 50.000.000
section VIII Div. 1 UG-32 yang ditunjukkan oleh
namun tetap memenuhi Code yang berlaku sehingga
rumus 2, dan dilakukan pengecekan perhitungan
reaktor dapat dibuat oleh industri kecil dan menengah.
dengan rumus 3.
2. METODOLOGI (1)
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangan (2)
bejana tekanan reaktor hidrotermal skala komunal
untuk mengolah sampah kota tidak daur ulang untuk (3)
digunakan pada skala RW.
t= Tebal (inci)
Ruang lingkup dari penelitian ini yaitu Melakukan P= Tekanan desain (PSI)
studi literatur tentang data jumlah penduduk RW dari R= Jari-jari dalam (inci)
dua kecamatan, dan merancang bejana tekan S= Tegangan yang diijinkan (PSI)
berdasarkan ASME section VIII Div. 1. Batasan E= Efisiensi sambungan
masalah pada penelitian ini yaitu pengambilan data
dilakukan pada 10 kelurahan sekitar Bandung, Jumlah Jenis head yang digunakan untuk reaktor ini adalah
penduduk dalam satu RW adalah jumlah rata-rata Ellipsoidal Dished Head. Perhitungan dimensi head
penduduk asli RW tersebut, perancangan reaktor menggunakan rumus 4 berdasarkan DIN 28011.
hidrotermal hanya dilakukan pada pressure vessel, Keterangan dimensi tersebut dapat dilihat pada gambar
Temperatur kerja reaktor dibatasi 200oC. 2.
272
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
akan dirancang. Setelah tahap tadi dilakukan maka di dengan kondisi operasi yang sangat korosi. Laju korosi
dapatkan daftar kebutuhan. carbon steel pada boiler adalah 0.075 mm/yr [5].
Maka tebal minimal yang dibutuhkan adalah 11.7 mm.
Tabel 1. Data penduduk [7]
Jumlah
Ukuran tebal plat di pasaran adalah 12 mm. Harga
Kecamatan total material dan proses pembuatan dengan bahan
Desa/Kel. RW Penduduk
Bandung Kulon 8 74 131.736 SA516 Gr.70 ditunjukkan pada Tabel 2.
Cimahi 6 110 174.940
Jumlah 14 184 306.676 Tabel 2. Biaya Pembuatan dengan SA516
= 1.667 jiwa.
273
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
274
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
Berdasarkan hasil analisa menggunakan FEA (Finite yang digunakan untuk mempermudah perawatan dan
Element Analysis) pada Gambar 5, dengan perbaikan bagian dalam vessel.
mengasumsikan bahwa terjadi tekanan kerja sebesar
31 bar pada suhu 200°C, deformasi yang terjadi
sebesar 0,7 mm.
Gambar 8. flange
Aspek Kemudahan Operasi
Posisi orientasi reaktor dibuat horizontal dengan
tujuan memudahkan proses pemasukan biomassa ke
dalam reaktor. Gambar 9 merupakan orientasi reaktor
Gambar 6. Tegangan pada vessel horizontal
Berdasarkan analisa menggunakan FEA pada Gambar
6, didapatkan tegangan maksimum yang terjadi
sebesar 157,2 MPa.
275
Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 26-27 Agustus 2020
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Pusat Statistik Indonesia, 2013. [Online].
Available: http://doi.org/2101018.
[2] KNLH Republik Indonesia, Statistik persampahan
domestik Indonesia., 2008.
[3] B. Triyono, Study on Mechanism of Wet
Torrefaction to Convret the Non-Recycled
Municipal Solid Waste Into Solid Fuel, Bandung:
Institute Teknologi Bandung, 2019.
[4] E. F. Megyes, Pressure Vessel Handbook, Amerika
Gambar 10. Dimensi reaktor Serikat: Pressure Vessel Publising, inc, 2001.
[5] E. Edori, “Mathematical Model for Predicting
Spesifikasi vessel yang dihasilkan yaitu:
Corrosion Rates in Furnace Internal Wall Tubes of
Temperatur operasi = 200oC
The Refinery Boiler,” American Journal of
Tekanan operasi = 15 Bar
Engineering Research, vol. 03, no. 05, p. 332,
Material = SA516 gr. 70 dan A53B
2014.
Tebal = 0,5 in
Harga pembuatan = Rp. 47.405.600 [6] N. D. Mukti, “Rekayasa Ulang Bejana Tekan
Umur pakai = 20 tahun Reaktor Hidrotermal,” POLBAN, Bandung, 2016.
Dimensi total = 2097 x 984 x 1981 [7] Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014. [Online].
Volume = 800 L Available:
Kapasitas produksi = 740 L x 3 dalam sehari https://www.bps.go.id/statictable/2014/05/02/1360l.
5. KESIMPULAN
Rancangan alat ini memiliki spesifikasi yaitu dengan
material jenis baja karbon dengan kode SA 516 Grade
70 dan A53B size 30”, mampu menahan tekanan
Temperatur kerja 220°C dan tekanan kerja 14,5 bar.
Umur pakai reaktor di desain selama 20 tahun dengan
mempertimbangkan korosinya. Dimensi umum alat ini
adalah 2097 x 984 x 1981 mm. Alat ini juga mampu
menampung sampah 740 L, sehingga sampah yang
dihasilkan oleh satu RW dapat diolah dalam 3x operasi
dalam sehari.
Harga yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp. 47.405.600,
harga memang cukup mahal namun alat ini sangat
efektif untuk mengurangi jumlah sampah yang
dihasilkan setiap RW. Selain itu alat ini belum pernah
dibuat dan belum ada di pasaran untuk reaktor skala
RW.
Jika reaktor tidak dibuat secara massal, maka
penggunaan roll plat dari SA516 grade 70 lebih murah
dibandingkan dengan pipa. Sebagai bentuk
pengembangan, reaktor hidrotermal ini masih
memerlukan beberapa komponen tambahan, yaitu
pengadukan, sistem pemanas, dan sealing agar alat
dapat bekerja dengan baik.
276