Syifana Lomi Ning Tyas-Fitk
Syifana Lomi Ning Tyas-Fitk
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Syifana Lomi Ning Tyas
NIM: 11140150000070
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode buzz group discussion
terhadap kemampuan kerjasama dan kemampuan memecahkan masalah pada mata
pelajaran IPS kelas VIII SMP Islam Al-Hikmah. Metode buzz group discussion
dengan permainan rolet adalah metode pembelajaran diskusi yang dikombinasikan
dengan media pembelaran rolet bertujuan untuk melatih siswa dalam berdiskusi,
bertukar pendapat dengan teman sekelompoknya, mengemukakan ide-ide terkait
materi diskusi dan membuat pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.
Metode penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimen terdiri dari kelas kontrol dan
kelas eksperimen yang ditentukan berdasarkan purposive sampling yaitu
berdasarkan pertimbangan tertentu. Kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen
mendapat perlakuan metode buzz group discussion dengan permainan rolet dan
kelas VIII-1 tidak mendapat perlakuan metode buzz group discussion dengan
permainan rolet. Instrumen pada penelitian ini adalah lembar observasi dan tes.
Berdasarkan hasil penelitian dengan uji parametrik dengan uji independent sample
t-test diperoleh taraf signifikasi .000<0,05 yang berarti memenuhi kriteria
pengujian yaitu ((Sig.(2-tailed))<0,05 yaitu 0,000<0,05 maka HO ditolak dan H1
diterima berarti terdapat perbedaan kemampuan kerjasama antara dua kelompok
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-
rata post-test kemampuan kerjasama sebesar 89 dan kelas kontrol memperoleh nilai
77. Pengujian hipotesis dengan uji T-test independent sample diperoleh nilai t
sebesar 4.172 dengan nilai taraf signifikasi (Sig) sebesar 0,000< 0,05 yang berarti
memenuhi kriteria pengujian yaitu ((Sig.(2-tailed))<0,05 yaitu 0,000<0,05 maka
HO ditolak dan H1 diterima berarti terdapat perbedaan kemampuan memecahkan
masalah antara dua kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas
eksperimen memperoleh nilai rata-rata post-test kemampuan memecahkan masalah
sebesar 85 dan kelas kontrol memperoleh nilai 75. Dengan demikian hal ini
menunjukkan bahwa metode buzz group discussion dengan permainan rolet
berpengaruh terhadap kemampuan kerjasama dan kemampuan memecahkan
masalah siswa kelas VIII SMP Islam Al-Hikmah.
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
iii
8. Teman seperjuangan yang selau memotivasi peneliti untuk mengerjakan
skripsi yaitu Hera, Febri, Hana, Rani, Nisa, Erna, Faristin, dan Mardini.
9. Sahabat yang selalu memotivasi dan mendoakan saya agar cepat lulus yaitu
Radika, Arti, Tiwi, dan Hafizah.
10. Teman-teman mahasiswa Ilmu Pengetahuan Soisla konsentrasi Ekonomi yang
serlalu berbagi ilmu dalam proses pembuatan skripsi.
11. Ibu Nur Srimasrifah S.Pd selaku observer yang membantu peneliti dalam
peneitian.
12. Ibu Anah Dian Khayani, selaku kepala sekolah SMP Islam Al-Hikmah yang
membantu perizinan di sekolah.
Untaian doa yang tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat Illahi rabbi,
semoga keberkahan, kesehatan, kelancaran selalu menyertai semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Besar harapan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis. Aamiin.
iv
DAFTAR ISI
v
a. Pengertian Metode Buzz Group Discussion ................ 16
b. Langkah-Langkah Metode Buzz Group Discussion .... 19
c. Tujuan Pembelajaran Metode Buzz Group Discussion. 20
d. Keunggulan dan kelamahan Metode Buzz Group
Discussion ................................................................... 21
5. Permainan Rolet ................................................................ 22
a. Pengertian Permainan Rolet ........................................ 22
b. Sejarah Permainan Rolet ............................................. 23
c. Aturan Permainan Rolet .............................................. 24
6. Kemampuan Kerjasama Siswa.......................................... 25
a. Pengertian Kemampuan Kerjasama Siswa ................. 25
b. Faktor yang mensukseskan kerjasama ........................ 29
c. Indikator dalam kerjasama .......................................... 31
7. Kemampuan Pemecahan Masalah .................................... 32
a. Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah ............ 32
b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Pemecahan
Masalah ....................................................................... 36
c. Manfaat Pembelajaran Pemecahan Masalah ............... 38
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Pemecahan Masalah.. 40
e. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ............... 44
f. Keunggulan Pembelajaran Pemecahan Masalah ......... 45
g. Kelemahan Pembelajaran Pemecahan Masalah .......... 47
8. Hakikat Pembelajaran IPS ................................................ 48
a. Pengertian IPS ............................................................. 48
b. Karakteristik Pembelajaran IPS .................................. 52
c. Tujuan Pembelajaran IPS ............................................ 53
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 56
C. Kerangka Berpikir .................................................................. 59
D. Hipotesis Penelitian ............................................................... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 61
B. Metodologi Penelitian ......................................................... 61
vi
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 62
D. Variabel Penelitian ............................................................... 63
E. Teknik Pengumpulam Data .................................................. 66
F. Instrumen Penelitian.............................................................. 68
G. Uji Coba Instrumen ............................................................... 75
H. Teknik Analisis Data ............................................................. 78
I. Hipotesis Statistik ................................................................ 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 83
1. Profil Sekolah SMP Islam Al-Hikmah............................ 83
B. Deskripsi Data ...................................................................... 91
C. Uji Coba Instrumen .............................................................. 93
1. Uji Validitas .................................................................... 93
2. Uji Reabiitas .................................................................... 94
D. Teknik Analisis Data ............................................................ 96
1. Uji Prasyarat Analisis...................................................... 96
a. Uji Normalitas ............................................................ 96
b. Uji Homogenitas ........................................................ 102
2. Pengujian Hipotesis......................................................... 104
a. Uji T-test Independent Samples ................................. 104
E. Pembahasan .......................................................................... 106
F. Keterbatasan Masalah .......................................................... 123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 124
B. Implikasi .................................................................................. 125
C. Saran ........................................................................................ 125
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 126
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 132
vii
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Pre-test Kerjasama di Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ....................................................................... 107
Tabel 4.12 Rata-rata pre-test Kemampuan Kerjasama Kelas Eksperimen .. .. 110
Tabel 4.13 Nilai Rata-rata pre-test Kerjasama di Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen ....................................................................... 114
Tabel 4.14 Nilai Rata-rata Pre-test Kemampuan Memecahkan Masalah
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......................................... 119
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 22 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kemanpuan Kerjasama
Siswa ........................................................................................ 283
Lampiran 23 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kemampuan
Memecahkan Masalah ............................................................. 286
Lampiran 24 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test Kemampuan
Kerjasama dan Memecahkan Masalah ................................... 289
Lampiran 25 Hasil Uji T-test Paired Samples Kemampuan
Kerjasama di Kelas Eksperimen .............................................. 290
Lampiran 26 Hasil Uji T-test Paired Samples Kemampuan
Memecahkan Masalah di Kelas Kontrol .................................. 291
Lampiran 27 Kartu Soal Pertemuan Pertama, Kedua, dan Ketiga ................ 292
Lampiran 28 Soal Pre-test dan Post-test Memecahkan Masalah………….. 301
Lampiran 29 Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test Memecahkan
Masalah..................................................................................... 303
Lampiran 30 Uji Referensi ............................................................................. 319
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan
Nasional, h.3
1
2
lebih cenderung teacher center. Muatan materi IPS yang padat dan banyak
membuat siswa cenderung jenuh dan bosan. Dalam hal ini Pembelajaran
berbasis kelompok merupakan alternatif untuk membuat siswa menjadi aktif
dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa, meningkatkan kerjasama
dalam mengerjakan tugas kelompok dalam proses pembelajaran dan
memberikan pemikiran kritis siswa dalam memecahakan masalah yang
diberikan Salah satu metode pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam
belajar adalah metode buzz group discussion.
Metode pembelajaran buzz group discussion adalah metode
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pemecahan
masalah yang dilakukan melalui diskusi di dalam kelompok-kelompok kecil
(3-4 orang). Kelompok-kelompok kecil itu melakukan kegiatan diskusi dalam
waktu singkat tentang bagian-bagian khusus dari masalah yang dihadapi oleh
kelompok besar.2
Metode pembelajaran buzz group discussion sebagai alternatif
pembelajaran aktif yang relevan untuk pembelajaran IPS. Metode
pembelajaran buzz group discussion juga merupakan metode diskusi kelompok
yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam berdiskusi, berpendapat, dan
bertanya di dalam kelas. Pemberian metode pembelajaran lebih baiknya
dipadukan dengan pemberian media pembelajaran sesuai kebuutuhan.
Pemberian media pembelajaran yang baik yaitu media pembelajaran yang
dapat menunjang proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan baik dan
kondusif. Dalam penelitian ini, peneliti menambahkan adanya media
pembelajaran rolet yang akan dikombinasikan dengan metode pembelajaran
buzz group discussion.
Metode pembelajaran buzz group discussion adalah metode diskusi
biasa, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengembangkan model buzz
group discussion dengan menambahkan media pembelajaran permainan rolet.
2
Gede Surjana, Nyoman Garminah, Luh Putu Putrini Mahadewi, “ Pengaruh Teknik Buzz
Group terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa IPS SD”, Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, Vol.2 No.1, 2014, h. 4
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, terdapat
beberapa permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS sebagai berikut :
1. Siswa di SMP Islam Al-Hikmah kesulitan memahami materi IPS.
2. Siswa di SMP Islam Al-Hikmah merasa bosan dan malas belajar materi
IPS.
3. Proses pembelajaran IPS di SMP Islam Al-Hikmah masih kurang
maksimal.
4. Siswa di SMP Islam Al-Hikmah cenderung pasif dalam kegiatan
pembelajaran.
5. Kemampuan Kerjasama siswa di SMP Islam Al-Hikmah dalam
mengerjakan tugas kelompok masih kurang.
6. Kemampuan siswa di SMP Islam Al-Hikmah dalam memecahkan masalah
masih kurang.
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka
penelitian ini difokuskan pada :
1. Kerjasama siswa dalam mengerjakan tugas masih kurang.
2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah masih rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh metode buzz group discussion dengan permainan
rolet terhadap kerjasama siswa pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP
Islam Al-Hikmah ?
2. Bagaimanakah pengaruh metode buzz group discussion dengan permainan
rolet terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa pada mata
pelajaran IPS kelas VIII di SMP Islam Al-Hikmah?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
yaitu :
1. Mengetahui pengaruh metode buzz group discussion dengan permainan
rolet terhadap kemampuan kerjasama siswa pada mata pelajaran IPS kelas
VIII di SMP Islam Al-Hikmah.
2. Mengetahui pengaruh metode buzz group discussion dengan permainan
rolet terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa pada mata
pelajaran IPS kelas VIII di SMP Islam Al-Hikmah.
6
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat secara :
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian penelitian
yang relevan bagi para peneliti yang lain, baik yang berkaitan dengan
penelitian lanjutan atau pengembangan maupun penelitian sejenis yang
bersifat memperluas sebagai pelengkap kajian pustaka.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran IPS, yaitu :
a. Bagi Siswa
1) Siswa dapat berlatih bekerjasama dengan baik dengan kelompoknya
maupun kelompok lain.
2) Siswa dapat berlatih dalam memecahkan suatu permasalahan.
3) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih variatif dan
menyenangkan sehingga membuat siswa menjadi aktif dalam proses
pembelajaran IPS.
b. Bagi Guru
1) Guru mendapat alternatif metode pembelajaran yang baru untuk
meningkatkan kemampuan kerjasama dan memecahkan masalah
siswa dalam pembelajran IPS.
2) Guru membuat proses pembelajaran IPS menjadi aktif dan tidak
membosankan.
c. Bagi Lembaga Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Di
samping itu, sebagai wacana untuk memberikan motivasi kepada
pendidik yang mengajar pada mata pelajaran IPS maupun bidang studi
lainnya untuk memberikan dan mengembangkan metode pembelajaran
menjadi efektif dan inovatif.
7
d. Bagi Mahasiswa
1) Mahasiswa diberikan tambahan pengetahuan tentang pembelajaran
IPS dengan menggunakan metode buzz group discussion.
2) Mahasiswa dapat menerapkan semua ilmu baik ilmu sosial maupun
agama yang telah diperoleh di kampus pada dunia pendidikan
(sekolah).
BAB II
A. Deskripsi Teoritik
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Gagne berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
suatu individu ataupun kelompok berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman yang diperolehnya. Belajar adalah suatu proses seseorang
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan
tingkah laku. Belajar merupakan memodifikasi tingkah laku melalui
adanya pengalaman. Belajar merupakan suatu kegiatan untuk mencapai
suatu hasil dan tujuan yang diinginkan. Belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku seseorang dalam kebiasaan, sikap, keterampilan
dan pengetahuan melalui adanya interaksi dengan lingkungannya.
Menurut W.S.Winkel berpendapat bahwa belajar adalah suatu
aktivitas yang terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungannya dan dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam hal
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.3 Belajar
merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkaitan dengan tujuan
dan adanya bahan acuan interaksi baik yang bersifat eksplisit maupun
implisit. Belajar merupakan proses suatu kegiatan yang pada pelajar dan
peran pendidik hanya sebagai fasilitator. 4
Dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku seseorang dari interaksi dengan lingkungannya yang dapat
mengubah sikap, pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman sehingga
memungkinkan seseorang mengalami perubahan yang relatif lebih baik
dalam hal berpikir dan bertindak.
3
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2013), h.4
4
Endang Komara, Belajar dan Pembelajaran Interaktif, (Bandung : PT Refika Aditama,
2016), h.4
8
9
b. Teori Belajar
Teori-teori belajar terdiri atas toeri belajar humanistik, teori
belajar behavioristik, teori pembelajaran konstruktivisme dan teori
belajar kognitif. Penjelasan mengenai macam-macam teori belajar yaitu:
1) Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori tentang perubahan
tingkah laku manusia sebagai hasil dari suatu pengalaman. Teori ini
menekankan pada terbentuknya perilaku sebagai hasil belajar.
Teori belajar behaviorisme menurut Harley dan Davis
mengemukakan adanya prinsip-prinsip dalam teori behaviorisme
yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan yaitu :
a) Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila siswa terlibat
aktif dalam pembelajaran di kelas.
b) Materi pelajaran diatur berdasarkan urutan materi yang logis
sehingga siswa mudah mempelajarinya.
c) Guru memberikan umpan balik ketika siswa merespon terkait
materi pembelajaran yang dijelaskan.
d) Siswa yang memberikan respon harus diberikan penguatan
yang positif.
2) Teori belajar kognitif adalah sebuah teori perubahan persepsi dan
pemahaman. Teori belajar kognitif lebih menekankan kepada
proses belajar dari pada hasil belajar. Teori belajar kognitif
menurut Bruner mengemukakan proses pembelajaran akan
berjalan dengan baik apabila siswa diberikan kesempatan untuk
mempelajari suatu konsep dan teori secara nyata dan berdasarkan
kebenaran umum.
3) Teori belajar konstruktivisme adalah teori yang memberikan
keaktifan siswa untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,
pengetahuan, dan hal lain yang dapat mengembangkan dirinya.
Menurut Driver dan Bell mengemukakan terdapat karakteristik
dalam teori belajar konstruktivistik yaitu :
a) Siswa tidak dipandang pasif dalam proses pembelajaran.
10
5
Muhammad, Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ar-ruzz Media, 2017,
Cet.2), h.55-139
11
2. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara menyusun materi-materi
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan
memberikan pengalaman belajar kepada siswa.6 Metode mengajar
adalah teknik penyampaian yang telah disesuaikan berdasarkan tujuan
dan materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh guru.7 Metode
merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang
telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada suatu perencanaan untuk
mencapai sesuatu.8
Menurut Abdurrahman Ginting berpendapat bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang khas yang dilakukan oleh guru untuk
memanfaatkan prinsip dasar pendidikan agar terjadi proses
pembelajaran untuk siswa. Metode pembelajaran juga dapat diartikan
teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan
materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau
secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh murid dengan baik.9
Dapat disimpulkan metode pembelajaran adalah metode
pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi
antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode
pembelajaran. Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu
cara untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
6
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : CV Wacana Prima, 2009), h.139
7
Opcit, h.36
8
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2013), h.205
9
Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Humaniora, 2008),
h.42
12
10
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta,2013), h.83-97
14
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran berasal dari bahasa latin yaitu “media”
dalam bentuk jamak dari kata “medium”yang berarti perantara atau
pengantar, jadi pengertian media pembelajaran adalah alat penyalur
informasi dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran juga
dapat diartikan sebagai alat bantu yang menjadi sumber belajar yang
memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan.11
Gagne berpendapat bahwa pengertian media pembelajaran
adalah berbagai macam jenis komponen yang terdapat di lingkungan
pendidikan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Gerlach &
Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Briggs berpendapat bahwa media
merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya
terjadi proses belajar.12 Media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru kepada
siswa. 13
Dapat disimpulkan pengertian media pembelajaran adalah
alat untuk menyampaikan pesan yang dijadikan sebagai sumber
belajar yang dapat menunjang kegiatan proses pembelajaran di kelas
dan dapat memotivasi belajar siswa. Media pembelajaran yang
menarik dan inovatif akan membuat siswa termotivasi dalam
pembelajaran dan kegiatan proses pembelajaran di kelas akan
terlihat menyenangkan.
11
Ibid,h.120
12
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali pers, 2011), h.3
13
Doni Juni Priansa, Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran, (Bandung:CV Pustaka
Setia,2017),h.160
15
14
Logcit, h.124-126
15
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Rosdakarya, 2006), h.20-21
17
16
Gede Surjana, Nyoman Garminah, Luh Putu Putrini Mahadewi, “ Pengaruh Teknik Buzz
Group terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa IPS SD”, Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, Vol.2 No.1, 2014, h. 4
18
17
Hairus Saleh, “Penerapan Metode Group Discussion pada Mata Kuliah Struktur Aljabar
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa”, Jurnal Matematika, Vol III, 2016. h.70
18
Ibid, h.71
19
19
Eva Hestiana Febrianti, “Penerapan Metode Buzz Group dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Persamaan Linear Satu Variabel (SPLDV) dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
(PTLSV) Bagi Siswa Kelas VIIA SMPN 3 Kaloran Temanggung Semester dua Tahun ajaran
2015/2016, Jurnal Pendidikan Matematika, 2016, h.8-9
20
Muhammad Saleh Azis, “Penerapan Metode Buzz Group untuk Meningkatkan Aktivitas
dan Hasil Belajar Mahasiswa”, Jurnal Matematika, Vol.3, No.2, 2016, h.70
21
21
Logcit, h.72
22
Ibid,h.73
22
5. Permainan Rolet
a. Pengertian Permainan Rolet
Rolet adalah permainan yang menggunakan peluru-peluru kecil
diatas papan bulat yang berputar disertai dengan angka-angka atau
gambar-gambar. Pengertian lain dari rolet adalah alat dengan sebuah
roda yang dilengkapi dengan baris-baris yang berputar disertai dengan
angka dan warna.23Rolet menurut Riwayadi adalah permainan yang
menggunakan peluru-peluru kecil yang dilemparkan diatas papan bulat
yang berputar yang bertuliskan angka-angka (gambar-gambar).24
Permainan roulette adalah sebuah permainan casino yang
berasal dari bahasa Perancis yang berarti roda kecil. Dalam permainan
ini pemain akan memasang taruhan mereka untuk satu angka atau
banyak angka, ataupun tipe taruhan yang lain. Untuk menentukan angka
dan nomor pemenang, roda akan diputar dan bola dilempar
kedalamnya. Saat bola sudah menetap dalam satu angka, maka angka
dan warna tersebut yang dijadikan penentu kemenangan. Jika bola
terlempar dari roda, maka akan dilakukan pemutaran kembali. 25
Dapat disimpulkan permainan rolet adalah permainan roda putar
berwarna yang didalamnya terdapat gambar dan angka. Permainan rolet
dikembangkan sebagai media pembelajaran untuk peserta didik
diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan didalam kelas. Permainan rolet yang digunakan untuk
peserta didik dimodifikasi sesuai kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan guru dikelas dan tidak menggunakan unsur taruhan atau judi
sehinggan permainan rolet aman digunakan untuk pembelajaran siswa
di kelas. Dengan adanya permainan rolet diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas.
23
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa
Dapartemen Pendidikan Nasional, 2008), h.1217
24
Karmila, “Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia Dini Melalui Permainan Rolet
Kata di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kubang Agam”, Jurnal Pesona PAUD, Vol.1, 2012, h.4
25
Sejarah dan Pengertian Permainan Roulette, 2017, (https: //www.metropoliscasino.com
indonesian/roulette.html)
23
hitam untuk angka 00, dan warna hijau dipilih untuk angka 0 dan 00
pada tahun 1800.
Pada tahun 1843,di negara Jerman dua tokoh Perancis
mengenalkan permainan roulette dengan satu angka saja yaitu angka 0
(nol). Permainan roulette di Jerman dan di Perancis sangat berbeda,
padahal permainan roulette yang ada di negara Jerman disosialisasikan
oleh dua tokoh Perancis. Hal ini membuat para casino lebih memilih
menggunakan aturan permainan roulette yang ada di negara Perancis
karena dianggap lebih mengguntungkan. Permainan roulette sering
dimainkan oleh para bangsawan dikarenakan para bangsawan
mempunyai modal yang besar untuk bermain roulette. Permainan
roulette merupakan salah satu permainan yang mewah dan berkelas
karena mayoritas para pemainnya adalah para bangsawan. Permainan
roulette makin berkembang dan banyak negara-negara yang
menyediakan meja roulette dengan desain yang mewah.”26
26
Ibid, p.5
27
Cara Bermain Rolet, 7 September 2017, (http:/// /www.slideshare.net/AngelUriel9/
sejarah-dan-pengertian-permainan-roulette)
25
28
Selpiyanti Nasia, Bonifasius Saneba dan Hasdin, “Meningkatkan Kerjasama Siswa pada
Pembelajaran PKN Melalui Value Clarification Technique (VCT) di Kelas IV GKLB Sabang”,
Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol.2, 2014, h.65
26
29
Elsje Theodora Maasawet, “Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Belajar Biologi
Melalui Penerapan Strategi Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas VII SMP Negeri VI Kota
Samarinda Tahun Pelajaran 2010/2011, Jurnal Pendidikan Biologi, 2011, h.2
27
30
Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung : Alfabeta,
2016), h.24
28
31
Ibid, h.44
32
Dewi Anjani, Sucita, Maridi, “Profil Keterampilan Kerjasama dalam Kelompok Siswa
Kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta pada Materi Sistem Peredaran Darah”, Jurnal Seminar
Pendidikan Sains II UKSW, 2017, h. 93-94
33
A.M. Mangunhardjana, Pendidikan Karakter Tujuan, Bahan, Metode, dan Modelnya,
(Yogyakarta : Grahatama Semesta, 2016), h.93
29
dua orang atau lebih untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivas
bersama-sama yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu.34
Dapat disimpulkan pengertian kerjasama siswa adalah kegiatan
dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
untuk melaksanakan pembagian tugas yang diberikan oleh guru untuk
mencapai tujuan bersama. Dengan adanya kerjasama, memudahkan
siswa dalam mengerjakan tugas berkelompok yang diberikan oleh guru.
Kerjasama dapat menumbuhkan sikap bertanggung jawab pada siswa
atas tugas yang diberikan masing-masing, dapat menumbuhkan sikap
saling percaya antaranggota kelompok, dapat menumbuhkan sikap
saling menghargai dalam menyumbangkan ide atau pemikiran untuk
menyelesaikan masalah, menumbukan sikap percaya diri siswa untuk
berbicara mengemukakan pendapat dalam berdiskusi, dan dapat
menumbuhkan sikap inisiatif siswa dalam menentukan pilihan atau
solusi untuk menyelesaikan masalah.
34
Dyah Puspitasari, Endang Fitriyah Mannan dan Nove E.Variant Anna, “Kerjasama dan
Jaringan Perpustakaan antara Indonesia-Malaysia”, Jurnal Pendidikan Perpustakaan, Vol.1, 2014,
h.4
30
35
Ibid, h. 65
31
36
Yufi Nurfitasari, Kartika Chrysti Suryandari, dan Suhartono, “Analisis Kemampuan
Kerjasama dalam Pembelajaran IPA (Studi Deskriptif pada Siswa kelas V SD Negeri 4 Kutosari)”,
Jurnal Inovasi Pendidikan, 2017, h. 162
32
37
Ibid, h.227
33
38
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2013), h.61
39
Muhammad, Thobroni, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ar-ruzz Media, 2017,
Cet.2), h.274
34
40
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : CV Wacana Prima,
2009),h.49
35
41
Ruskandi, Kanda dan Hendra, “Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, Jurnal
Pendidikan ke-SD-an, Vol.No.10, 2016, h.67
42
Fetri Sulistianingsih, Edy Yusmin, dan Agung Hartoyo, “Kemampuan Problem Solving
dalam Materi Bangun Datar Ditinjau dari Tingkat Berpikir Geometri Van Hille”, Jurnal Pendidikan,
h.1, 2017
36
43
Ayu Yarmani, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas XI
MIPA SMA Negeri Kota 1 Jambi”, Jurnal Ilmiah Didakya, 2017, h.15
44
Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), h.56
37
45
I Nyoman Murdiana, Pembelajaran Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Matematika, “Jurnal Pendidikan Matematika”, Vol.4, 2015, h.3
38
46
Doni Juni Priansa, Pengenbangan Strategi dan Model Pembelajaran (Pengembangan
Strategi dan Model Pembelajaran, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2017), h.229
40
47
Nyoman Murdiana, Pembelajaran Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika,
Aksioma Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.4, No.1, 2015, h.4
42
48
Etin Solihatin, Strategi Pembelajaran PPKN, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2012), h. 91
43
49
Hikmah Maghfiratun Nisa, Cholis Sa’dijah, dan Abd Qohar, “Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa SMK Bergaya Kognitif Field Dependent”, Jurnal FKIP UNS, 2016,
h.231
50
Logcit, h.235
44
51
Hesti Cahyani dan Ririn Wahyu Setyawati, Pentingnya Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah melalui PBL untuk Mempersiapkan Generasi Unggul Menghadapi MEA,
“Seminar Nasional Matematika X Universitas Semarang 2016, 2016, h.156
45
52
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2013), Cet.2, h.142
48
53
Ibid, h. 143
54
Huriah Rachman, Pengembangan Profesi Pendidikan IPS, (Bandung : Alfabeta, 2014),
h. 52
55
H.Sapriya, Suliaswati, Sadjaruddin Nurdin, Konsep Dasar IPS,(Bandung:UPI Press,
2008), h.3
49
56
Ibid, h.4
51
57
Ibid, h.5
58
Abu Ahmadi, , Ilmu-Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), h.3
52
59
H. Sapriya, H. Dadamg, Iim Siti Mastiyoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS,
(Bandung: UPI Press, 2006), h.7
53
60
Ibid, h.8
54
61
diakses pada 23/12/2017, pukul 12.26 (http://digilib.unila.ac.id/368/7/Bab%202.pdf)
62
H. Sapriya, op.cit,h.13
55
63
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2009), h.201
56
64
Fitria Maryanah,Skripsi Penerapan Metode Buzz Group untuk Meningkatkan Kerjasama
dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Kelas VII C SMP Negeri 1 Manisrenggo Kabupaten
Klaten,(Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h.2
57
Tabel 2.4
Hasil Penelitian yang Relevan (Lanjutan)
65
Hairus Saleh, jurnal Penerapan Metode Buzz Group Discussion pada Matakuliah
Struktur Aljabar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa,(Madura: Universitas Madura,
2016), h.69
66
Anisur Rafiq, Skripsi Penerapan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Pada Materi Virus
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X-B MA Bustanul Ulum
Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Pati Tahun Ajaran 2012/2013, (Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta), h.2
58
Tabel 2.4
Hasil Penelitian yang Relevan (Lanjutan)
67
Musni Firda Wenita, Jurnal Upaya Pengenalan Huruf Hijaiyah Melalui Papan rolet Huruf
Hijaiyah di Raudhatul Athfal Salimpat, (Padang : Universitas Padang), h.11-13
59
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan alur berpikir, sebagai upaya untuk
menemukan jawaban dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis
sebagai jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan, peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut :
HO = Tidak terdapat perbedaan kemampuan kerjasama siswa di kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
H1 = Terdapat perbedaan kemampuan kerjasama siswa di kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
HO = Tidak terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah siswa di
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
H1 = Terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah siswa di
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kuasi ekperimen (quasi-experiment) dengan pendekatan
penelitian kuantitatif. Penelitian kuasi eksperimen merupakan metode yang
tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh terhadap
variabel dan kondisi-kondisi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen
merupakan penelitian dengan menggunakan kelompok kontrol dan kelompok
61
62
eksperimen yang digunakan sebagai objek yang diteliti. Dalam penelitian ini,
peneliti ikut serta dalam penelitian yaitu dengan cara mengajar di sekolah.
Desain atau rancangan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent
Kontrol Group Design. Nonequivalent Kontrol Group Design yaitu desain
penelitian yang mirip dengan Pre-test Post-test Control Group yaitu kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol diberi pre-test. kemudian kelompok
eksperimen diberikan treatment. Setelahnya maka dilakukan posttest pada
68
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Bedanya pada desain
Nonequivalent Kontrol Group, kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara random.69
Pada pelaksanaannya peneliti mengambil sampel 2 kelas yaitu kelas
VIII-2 SMP Islam Al-Hikmah sebagai kelas eksperimen dimana mendapatkan
perlakuan berupa metode buzz group discussion dengan permainan rolet.
Sedangkan kelas VIII-1 SMP Islam Al-Hikmah sebagai kelas kontrol diberi
perlakuan metode konvensional yaitu diskusi.
68
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyasturi, Metode Penelitian Kuantitatif untuk
Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial, (Yogyakarta : Gava Media,2017), h. 90
69
Ibid, h.91
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2011), h.80
71
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2013), h.174
63
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.73 Variabel yang diteliti
dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Variabel Bebas (independent variabels)
disimbolkan huruf X, dan 2) Variabel Terikat (dependent variabels)
disimbolkan huruf Y. Keterkaitan variabel bebas dengan variabel terikat dapat
dijelaskan bahwa metode pembelajaran buzz group discussion dengan
permainan rolet (𝑋1), terhadap kemampuan kerjasama sebagai variabel
variabel terikat (Y1 ) dan kemampuan memecahkan masalah (Y2 ).
72
Sugiyono, op.cit, h.85
73
Ibid, h.38
64
1. Definisi Konseptual
a) Variabel bebas (X)
Menurut Menurut Isjoni, metode pemebelajaran buzz group
discussion dengan permainan rolet atau pembelajaran berkelompok
dapat meningkatkan keterampilan kerjasama siswa dalam proses
memecahkan masalah dengan media pembelajaran rolet sebagai alat
penunjang dalam proses pembelajaran.
b) Variabel terikat (Y1 )
Menurut Isjoni, pembelajaran harus menekankan pada
kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.
Pembelajaran yang menekankan pada kerjasama dapat menanamkan
keterampilan siswa antara lain yaitu menghargai pendapat orang lain,
mendorong berpartisipasi, mendorong untuk bertanya, berani bertanya,
dan mengambil giliran untuk berbagi tugas.
c) Variabel terikat (Y2 )
Menurut Polya, pemecahan masalah adalah salah satu aspek
berfikir tingkat tinggi sebagai proses menerima masalah dan berusaha
menyelesaikan masalah tersebut.
2. Definisi Operasional
a) Variabel bebas (X) sebagai faktor yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu metode pembelajaran
buzz group discussion dengan permainan rolet. Metode pembelajaran
buzz group discussion dengan permainan rolet yaitu metode
pembelajaran teknik diskusi kelompok kecil dengan menggunakan
media pembelajaran berupa rolet. Indikator yang akan diteliti dalam
metode pembelajaran buzz group discussion dengan permainan rolet
yaitu ketercapaian kegiatan pelaksanan pembelajaran dengan
menggunakan metode buzz group discussion dengan permainan rolet.
65
𝐘𝟏
X
𝐘𝟐
74
Sukardi, Metode Penelitian Pendekatan Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012), h. 50
67
75
Zaenal Arrifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, dan Prosedur, (Bumi Siliwangi :
PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.164-165
76
Sudji Munadi, “Analisis Validasi Kualitas Soal Tes Hasil Belajar pada Pelaksanaan
Program Pembelajaran”, Jurnal Cakrawala Pendidikan, No.1, 2011, h.6
77
Opcit, h.118
78
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2011), h.240
68
dan data pretest dan posstest siswa dalam mata pelajan IPS, dan data profil
sekolah.
F. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Observasi
Kisi-kisi observasi digunakan sebagai pengamatan untuk
mengukur kemampuan kerjasama siswa dan kegiatan proses pembelajaran
IPS. Kisi-kisi observasi yang digunakan untuk meneliti ada 4 yaitu kisi-
kisi observasi kemampuan kerjasama di kelas eksperimen, kisi-kisi
observasi kemampuan kerjasama di kelas kontrol, kisi-kisi observasi
kegiatan pembelajaran IPS ditinjau dari kegiatan guru di kelas eksperimen,
dan kisi-kisi observasi kegiatan pembelajaran IPS ditinjau dari kegiatan
guru di kelas kontrol. Kisi-kisi observasi kemampuan kersajama
pencatatanya menggunakan rating scale yang bernilai 1-4. Kisi-kisi
observasi kegiatan proses pembelajaran IPS ditinjau dari kegiatan guru di
kelas dalam pencatatannya menggunakan Check lists yang bernilai 1
apabila langkah kegiatan pembelajaran terlaksanakan dan bernilai 0
apabila salah satu langkah kegiatan pembelajaran belum terlaksana.
a. Kisi-Kisi Observasi Kemampuan Kerjasama siswa di Kelas
Eksperimen
Kisi-Kisi observasi kemampuan kerjasama siswa di Kelas
Eksperimen mempunyai lima Indikator yang dijadikan tolak ukur untuk
mengamati siswa dalam bekerjasama didalam kelompok dengan
menggunakan metode buzz group discussion dengan permainan rolet.
Lima indikator kerjasama yang akan diamati oleh peneliti yaitu
tanggung jawab setiap anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas,
kontribusi setiap anggota kelompok, penyamaan pendapat seluruh
anggota kelompok, sikap saling membantu anggota kelompok, dan
adanya interaksi tatap muka antar anggota kelompok. Didalam
indikator tersebut terdapat sepuluh aspek yang diamati oleh peneliti
69
Kriteria penilaian :
85% - 100% = Sangat baik
67% - 84% = Baik
51% - 66 % = Cukup baik
<50% = Kurang baik.
Jumlah
Aspek
Aspek Aktifitas Siswa Aktifitas
No Indikator
yang diamati Siswa
yang
diamati
1. Tanggung Jawab setiap Siswa bersedia 4
anggota dalam berdiskusi dengan teman
menyelesaikan tugas sekelompoknya untuk
menjawab soal
Siswa bersedia
mengerjakan tugas sesuai
perintah yang telah
ditentukan oleh guru.
Siswa menuliskan hasil
diskusi kelompok.
Siswa menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh
guru dengan tepat waktu.
2. Kontribusi Setiap Siswa bersedia 3
anggota kepada bergabung dengan teman
kelompok sekelompoknya.
Siswa bersedia mematuhi
aturan yang
diperintahkan oleh guru
saat pembelajaran
berlangsung.
Siswa bersedia
memberikan ide atau
pendapat dalam diskusi
kelompok.
72
Kriteria penilaian :
85% - 100% = Sangat baik
67% - 84% = Baik
51% - 66 % = Cukup baik
0-50% = Kurang baik.
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Kegiatan Pembelajaran IPS ditinjau dari
Kegiatan Guru di Kelas Kontrol
Indikator Nomor Pernyataan
Kesesuaian dengan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17
rencana pelaksanaan ,18,19,20, 21 22,23, 24, 25, 26,27
pembelajaran di kelas
kontrol
Keterangan :
N = Jumlah Subjek
X = Variabel pertama
Y = Variabel kedua
XY = Jumlah hasil kali X dan Y
X = Jumlah skor X
76
Y = Jumlah skor Y
𝑋 2 = Jumlah skor kuadrat
𝑌 2 = Jumlah skor kuadrat79
Langkah-langkah Uji validitas dengan menggunakan SPSS yaitu:
a. Klik menu analyze, kemudian pilih menu correlate.
b. Pilih variabel-variabel yang akan diuji validitasnya.
c. Pindahkan variabel-variabel yang akan diuji validitasnya ke bagian
kotak sebelah kanan.
d. Skor item soal akan dikorelasikan dengan jumlah skor masing-masing
responden, maka jumlah skor dengan nama variabel X1 juga harus
dimasukkan ke dalam bagian kotak variables.
e. Pada bagian kotak atau bagian correlation coefficients, klik dan ceklis
kotak bagian Pearson.
f. Pada kotak test of significance dapat dipilih uji dua arah (two-tailed).
g. Klik flac significant correlations
h. Ada kotak dialog bivariate correlation, klik bagian ok.80
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan konsistensi dari suatu
hasil pengukuran. Uji realibilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan
yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jika tidak memenuhi
syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk di uji reabilitas. 81 Uji
realiabilitas pada penelitian ini menggunakan Alfa Cronbach. Alfa
Cronbach adalah koefisien yang menunjukkan seberapa baiknya item
yang positif berkorelasi satu sama lain. Nilai alpha dikatakan realibel
79
. Wiratna dan Poly Endrayanto, Statistik untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha ilmu,
2012), h.177
80
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan program IBM
SPSS Statistics 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.68-71
81
Zaenal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2011),h.248
77
82
Logcit, h.186-187
78
83
Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar, Aplikasi,& Pengembangannya, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group), h.275-276
79
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk
melihat adanya perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok
yang dibandingkan). Ada beberapa rumus yang digunakan untuk uji
homogenitas yaitu uji Harley, uji Cohran, uji Levene, dan uji Bartlett.
Uji analisis data untuk uji homogenitas menggunakan bantuan aplikasi
software SPSS Version 21. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang
digunakan menggunakan uji Levene. Rumus Uji Levene yaitu :
k
( N k ) N i ( Z i. Z ... ) 2
W i 1
k ni
(k 1) ( Z ij Z i .) 2
i 1 j 1
84
Kadir, Statistik Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dalam Program SPSS,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), h.156
80
85
Edi Riadi, Statistik Penelitian, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2016), h.135-143
86
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyanti, Metode Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta : Gava Media, 2017), h.156
81
̅̅̅̅
𝑋 ̅̅̅̅
1 −𝑋 2
t=
𝑆2 +𝑆2
𝑠 √ 𝑛1 𝑛 2
1 2
Keterangan :
̅̅̅1 = rata-rata sampel kelompok 1
𝑋
̅̅̅2 = rata-rata sampel kelompok 2
𝑋
Kriteria pengujian untuk uji T-test independent sampel jika nilai taraf
signifikasi < 0,05 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima maka terdapat perbedaan
kemampuan kerjasama dan kemampuan memecahkan masalah di kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Tetapi jika nilai taraf signifikasi > 0,05 maka
𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak maka tidak terdapat perbedaan kemampuan
kerjasama dan kemampuan memecahkan masalah di kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
I. Uji Hipotesis Statistik
1. Perumusan hipotesis pertama
HO = Tidak terdapat perbedaan kemampuan kerjasama dan kemampuan
memecahkan masalah siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
H1 = Terdapat perbedaan kemampuan kerjasama dan kemampuan
memecahkan masalah siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
HO :𝜇∈ =𝜇𝑘
H 1 : 𝜇∈ ≠ 𝜇𝑘
Keterangan :
𝜇∈ = Rata-rata skor kemampuan kerjasama siswa di kelas eksperimen
𝜇𝑘 = Rata-rata skor kemampuan kerjasama di kelas kontrol.
2. Perumusan hipotesis kedua
87
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung : PT Refika Aditama,
2010),h.202
82
A. Hasil Penelitian
1. Profil Sekolah SMP Islam Al-Hikmah
Sekolah SMP Islam Al-Hikmah merupakan Sekolah Menengah
Pertama swasta yang berbasis islam yang berakreditasi A. Sekolah Islam
Al-Hikmah terletak di Jalan Cabe V Kubis IV No. 37 A Pondok Cabe Ilir,
Pamulang Tangerang Selatan. SMP Islam Al-Hikmah di dirikan pada
tanggal 22 November 2007. Status kepemilikan SMP Islam Al-Hikmah
yaitu berbentuk yayasan. Staff dan karyawan yang bekerja di SMP Islam
Al-Hikmah berjumlah 23 orang yang meliputi 16 orang yang bekerja
sebagai guru, 3 orang bekerja sebagai tata usaha, 3 orang bekerja sebagai
petugas kebersihan, dan satu orang bekerja sebagai satpam. Kepala
Sekolah SMP Islam Al-Hikmah bernama Ana Dian Khayani, M.Pd, Wakil
Kurikulum SMP Islam Al-Hikmah bernama Nur Srimasrifah, S.Pd dan
Penanggunng jawab sarana dan prasarana bernama Sholahuddin, S.Pd.I.
Sarana dan prasarana di SMP Islam Al-Hikmah cukup memadai yaitu
seperti terdapat ruang laboratorium, ruang perpustakaan, Lab Komputer
dan ruang kelas. 88
SMP Islam Al-Hikmah menggunakan kurikulum
KEMENDIKBUD RI dan diperkaya dengan muatan kurikulum dalam
bidang keagamaan seperti : Pendidikan agama Islam (aqidah akhlak fiqih,
dan Quran hadist), Bahasa Arab, dan BTQ (Baca Tulis Al-Quran, Tahsin
dan Tahfizh Al-Quran). Kurikulum yang dipakai oleh SMP Islam Al
Hikmah yaitu Kurikulum 2013 revisi 2016 dan KTSP 2006. Kurikulum
2013 revisi 2016 untuk jenjang kelas VII dan VIII. Kurikulum KTSP 2006
untuk jenjang kelas IX. SMP Islam Al-Hikmah mempunyai delapan
kegiatan ekstrakurikuler untuk membangun bakat dan minat siswa di
88
diakses pada tanggal 10 september 2018 pukul 17.27
http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/ff26a8a574b84be2403f#
83
84
d. Marcing Band
Jadwal ekstrakurikuler marcing band setiap hari kamis, pukul
16.00-17.00. Pelatih ekstrakurikuler marcing band yaitu Pak Asep.
Kegiatan ekstrakurikuler marcing band yaitu kegiatan parade musik
yang memainkan jenis lagu mars sekolah, lagu daerah, pop dan jazz.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler yaitu melatih kreativitas dan bakat
siswa dalam memainkan musik dan dapat mengikuti kompetisi marcing
band antar pelajar di tingkat kecamatan, kabupaten maupun tingkat
provinsi. Kegiatan tari saman dilaksanakan di lapangan sekolah SMP
Islam Al-Hikmah.
e. Memanah
Jadwal ekstrakurikuler memanah setiap hari Jumat pukul 16.00-
17.00. Pelatih ekstrakurikuler yaitu Pak Ubay. Tujuan kegiatan
ekstrakurikuler memanah yaitu melatih siswa untuk konsentrasi, sabar,
mengontrol dirinya untuk tepat memanah sasaran yang ditentukan dan
dapat mengikuti kompetisi olahraga memanah antar pelajar di tingkat
kecamatan, kabupaten maupun tingkat provinsi. Kegiatan olahraga
memanah dilaksanakan di lapangan sekolah SMP Islam Al-Hikmah.
f. Pramuka
Jadwal ekstrakurikuler pramuka setiap hari Rabu, pukul
16.00-17.00. Pelatih ekstrakurikuler pramuka yaitu Pak Emon. Tujuan
kegiatan pramuka yaitu untuk membangun siswa berperilaku mandiri,
setia dan patuh terhadap NKRI, melatih skill atau kemampuan siswa
dalam bidang kepramukaan, dan dapat mengikuti kompetisi pramuka
antar pelajar di tingkat kecamatan, kabupaten maupun tingkat provinsi.
Kegiatan pramuka yang dilakukan di SMP Islam Al-Hikmah yaitu
kegiatan edukatif yang menarik seperti membuat tandu, mempelajari
simbol-simbol pramuka, membuat tenda, dll. Kegiatan ekstrakurikuler
pramuka dilaksanakan di lapangan sekolah SMP Islam Al-Hikmah.
86
g. Hadrah
Jadwal ekstrakurikuler hadrah setiap hari Selasa, pukul 16.00-
17.00. Pelatih ekstrakurikuler hadroh yaitu Pak Irfan. Hadrah yaitu seni
musik islami yang iramanya dihasilkan oleh bunyi rebana dan syair
Islami yang dibawakan saat bermain hadrah yaitu mengandung
ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah Rasulullah Saw. Saat
membawakan musik hadrah, siswa-siswa melakukannya sambil berdiri
dan melantukan syair-syair Islami. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler
hadrah yaitu meningkatkan kreatifitas dan skill atau kemampuan siswa
dalam seni hadrah, menumbuhkan rasa cinta siswa kepada musik musik
islami, dan dapat mengikuti kompetisi hadrah antar pelajar di tingkat
kecamatan, kabupaten maupun tingkat provinsi.
h. Pencak silat
Jadwal ekstrakurikuler pencak silat setiap hari Sabtu, pukul
09.00-11.00. Pelatih ekstrakurikuler pramuka yaitu Pak Indra. Tujuan
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat yaitu mengembangkan
ketangkasan dan kelincahan siswa dalam menyerang lawan maupun
bertahan, melestarikan nilai-nilai dan kebudayaan bangsa Indonesia,
dan dapat mengikuti kompetisi pencak silat antar pelajar di tingkat
kecamatan, kabupaten maupun tingkat provinsi. Kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat yaitu dilaksanakan di lapangan sekolah
SMP Islam Al-Hikmah. Kegiatan ekstrakurikuler pencak silat yaitu
siswa mempelajari pola langkah dan jurus pencak silat yang diajarkan
oleh pelatih pencak silat yaitu pak Indra.
Berikut ini data profil lengkap SMP Islam Al-Hikmah yaitu :
Nama Sekolah : SMP Islam Al-Hikmah
NPSN : 20613598
SK Izin Pendirian Sekolah : 01/Kep/YAY-AH/IV/2006
SK Izin Operasional : 4/2.3/742/Dis.P dan K/200
Kode Pos : 15418
Nomor Telepon : (021) 740976
87
Email : smpalhikmahpc@ymail.com
Luas Tanah : 1.500 𝑚2
No Nama Jabatan
1. Ana Dian Khayani Kepala Sekolah SMP Islam
Al-Hikmah dan Guru
bidang studi PKN kelas IX.
2. Nur Srimasrifah, S.Pd Wakil Kurikulum dan Guru
bidang studi PKN kelas VII
dan IPS kelas VIII.
3. Sholahuddin, S.Pd PJ Sarana dan Prasarana dan
Guru bidang studi
Pendidikan Agama Islam
kelas VII, VIII, dan IX.
90
B. Deskripsi data
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh metode Buzz Group
Discussion terhadap kemampuan kerjasama dan kemampuan memecahkan
masalah siswa pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini dilakukan di SMP Islam
Al-Hikmah Pondok Cabe. Penelitiam ini menggunakan pendekatan penelitian
Quasi eksperiment dengan desain penelitian Nonequivalent Kontrol Group
Design. Pengambilan teknik sampel pada penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu berdasarkan atas pertimbangan tertentu sesuai
dengan keinginan peneliti.
Pada pelaksanaannya peneliti mengambil dua kelompok sampel yang
sudah ditentukan oleh guru kelas atas pertimbangan tertentu untuk dijadikan
sampel. Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 46 siswa di kelas VIII SMP
Islam Al-Hikmah. Kelas VIII-1 dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah
23 siswa dan kelas VIII-2 dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah
23 siswa. Kelas Eksperimen mendapat perlakuan menggunakan metode
pembelajaran Buzz Group Discussion dengan permainan rolet dan kelas kontrol
menggunakan metode konvensional berupa diskusi. Pengambilan data pada
penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus sampai dengan
tanggal 6 September 2018. Berikut ini adalah rincian dari deskripsi data lembar
obervasi dan tes :
1. Deskripsi Data Observasi
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi ada dua yaitu
lembar observasi kemampuan kerjasama dan lembar observasi kegiatan
pembelajaran IPS ditinjau dari kegiatan Guru. Lembar obsevasi kerjasama
digunakan sebagai lembar pengamatan untuk mengukur tingkat kerjasama
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi
kerjasama untuk uji validasnya menggunakan uji validas konstruk dan.
Validitas konstruk yaitu uji validitas instrument berdasarkan pendapat para
ahli. Instrumen lembar observasi kerjasama dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing yaitu Muhammad Arif, M.Pd dan Cut Dhien Nourwahida,
M.A. Instrumen lembar observasi tidak di ujicobakan di kelas IX-1 tetapi
92
berjumlah 24 siswa. Dari hasil uji validitas terdapat 10 soal valid maka
peneliti dapat menggunakan soal tes kemampuan memecahkan masalah
untuk pre-test dan post-test.
Dari hasil uji validitas soal tes memecahkan masalah, soal dari
nomor 1 sampai dengan nomor 10 dinyatakan valid karena r hitung ≥ r
tabel. Dari tabel di atas dapat dianalisis, soal nomor 2, soal nomor 8, dan
soal nomor 9 memiliki nilai r hitung yang lebih rendah dibandingkan
dengan r hitung yang diperoleh dari beberapa soal lainnya. Soal tes
memecahkan masalah nomor dua yang ditanyakan yaitu tentang faktor
penyebab peristiwa konflik, soal tes memecahkan masalah nomor 8 yang
ditanyakan yaitu tentang faktor pendorong terjadinya integrasi sosial, dan
soal tes memecahkan masalah nomor 9 yang ditanyakan yaitu tentang
respon positif dari integrasi sosial. Tingkat kesukaran soal tes
memecahkan masalah untuk kelas IX-1 terdapat di soal nomor 2, 8, dan 9.
Meskipun soal nomor 2, 8, dan 9 memiliki nilai r hitung lebih rendah
dibandingkan nilai r hitung yang diperoleh beberapa soal lain, soal nomor
2, 8, dan 9 dinyatakan valid. Soal tes memecahkan masalah yang
berjumlah 10 soal dinyatakan valid, setelah itu soal tes kemampuan
masalah diuji reabilitasnya.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas yaitu uji untuk menentukan reliabilitasnya
butir-butir soal yang akan djadikan pretest dan posttest. Uji realibilitas
dapat dilakukan, setelah butir-butir soal telah dilakukan uji validitas.
Dalam penelitian menggunakan cronbach alpha untuk menentukan tingkat
reabilitas butir-butir soal tes memecahkan masalah. Butir-butir soal tes
memecahkan masalah dikatakan realibel, apabila nilai alpha ≥ 0,600. Hasil
uji coba instrumen soal tes kemampuan memecahkan masalah kemudian
dianalisis dengan bantuan software SPSS Version 21. Berikut Ini hasil uji
95
Dari hasil uji reabilitas yang terdapat pada tabel di atas, butir-butir
soal tes memecahkan masalah dinyatakan realibel karena nilai cronbach
alpha ≥ 0,600. Nilai cronbach alpha dengan total 0,807 termasuk kategori
yang tinggi untuk uji reabilitas. Apabila soal tes memecahkan masalah
dinyatakan realibel, maka peneliti dapat menggunakan soal tes
memecahkan masalah untuk pretest dan posttest yang akan diujikan di
kelas VIII-1 dan VIII-2.
Tests of Normality
Tabel 4.5
Uji Normalitas Data Pretest Kemampuan Memecahkan Masalah
Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen
Tests of Normality
Sminov lebih besar dari 0.05. Hasil yang diperoleh uji normalitas
Kolmogorov-Sminov di kelas eksperimen yaitu bernilai 0,200 >
0,05. Uji normalitas data pre-test kemampuan memecahkan masalah
menggunakan Shaphiro-Wilk juga dinyatakan berdistribusi normal
karena nilai taraf signifikasi (Sig) yang diperoleh lebih besar dari
0,05. Hasil yang diperoleh uji normalitas menggunakan Shaphiro-
Wilk di kelas eksperimen yaitu bernilai 0,869 > 0,05.
Uji normalitas data pre-test kemampuan memecahkan
masalah dengan menggunakan Kolmogorov-Sminov di kelas kontrol
dinyatakan berdistribusi normal karena nilai taraf signifikasi (Sig)
yang di peroleh lebih besar dari 0,05. Hasil yang diperoleh uji
normalitas Kolmogorov-Sminov di kelas kontrol yaitu bernilai
0,054 > 0,05. Uji normalitas data pre-test kemampuan memecahkan
masalah menggunakan Shaphiro-Wilk juga dinyatakan berdistribusi
normal karena nilai taraf signifikasi (Sig) yang diperoleh lebih besar
dari 0,05. Hasil yang diperoleh uji normalitas menggunakan
Shaphiro-Wilk di kelas eksperimen yaitu bernilai 0,077 > 0,05.
Gambar 4.3
Grafik Data Pretest Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
101
Gambar 4.3
Grafik Data Pretest Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data penelitian
mempunyai data yang homogen atau tidak. Data yang akan diuji
homogenitas yaitu data pre-test kerjasama siswa dan data pre-test tes
memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan uji homogenitas
Levene. Berdasakan uji homogenitas Levene, data dinyatakan homogen
apabila nilai sig > 0,05. Jika nilai sig < 0,05 maka data dinyatakan tidak
homogen. Hasil perhitungan uji homogenitas Levene diperoleh dengan
bantuan software SPSS Version 21.
1) Uji homogenitas data pretest kemampuan kerjasama siswa
Uji homogenitas data pre-test kemampuan kerjasama siswa
dilakukan untuk mengetahui data pre-test kerjasama yang ada
dikelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai data yang
homogen atau tidak. Pengambilan data pre-test kemampuan
kerjasama siswa kelas kontrol dilakukan di kelas VIII-1 dengan
menggunakan metode konvensional yaitu diskusi dan pengambilan
data pretest kerjasama kelas eksperimen dilakukan di kelas VIII-2
dengan menggunakan metode buzz group discussion. Berikut ini
hasil uji homogenitas data pre-test kerjasama di kelas eksperimen
dan kelas kontrol :
Tabel 4.6
Uji Homogenitas Data Pretest Kerjasama Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
3.259 1 44 .078
Tabel 4.7
Uji Homogenitas Data Pretest Kemampuan Memecahkan
Masalah Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Pretest
.088 1 44 .768
Tabel 4.9
Uji T-test Independent sample Data Pre-test dan Post-test
Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa Kelas Eksperimen
siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai data yang homogen.
Dalam pengujian hipotesis, peneliti menggunakan uji T-test paired samples
dengan bantuan software SPSS Version 21.
1. Pengaruh Metode Buzz Group Discussion terhadap Kemampuan
Kerjasama Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Al Hikmah yang terletak di
Pondok Cabe. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling yaitu berdasarkan atas pertimbangan tertentu sesuai dengan
keinginan peneliti. Kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol dan Kelas VIII-2
sebagai kelas eksperimen. Jumlah siswa yang dijadikan sampel untuk
penelitian berjumlah 46 siswa yaitu 23 siswa dari kelas kontrol dan 23
siswa dari kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data digunakan oleh
peneliti yaitu lembar observasi kerjasama, lembar kegiatan belajar
mengajar guru. Kelas eksperimen dalam proses pembelajarannya
menggunatan metode buzz group discussion. Metode pembelajaran buzz
group discussion adalah metode diskusi kelompok kecil yang terdiri dari
4-5 orang siswa. Metode pembelajaran buzz group bertujuan untuk melatih
siswa dalam berdiskusi, bertukar pendapat dengan teman sekelompoknya,
mengemukakan ide-ide terkait materi diskusi. Metode pembelajaran buzz
group dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan.
Metode buzz group discussion dapat meningkatkan keterampilan
kerjasama siswa pada mata pelajaran IPS. Dalam pembagian tugas dalam
metode buzz group discussion terdapat 3 peran yang harus dilakukan oleh
siswa yaitu ketua kelompok, juru bicara dan notulen atau sekertaris dari
masing-masing kelompok. Pembagian peran tugas tersebut ditentukan
oleh guru. Di kelas kontrol dalam proses pembelajarannya menggunakan
metode konvensional berupa diskusi. Pembagian kelompok untuk kelas
eksperimen yaitu ada 6 kelompok yang anggota kelompoknya terdiri dari
4-5 orang. Pembagian kelompok untuk kelas kontrol yaitu ada 3 kelompok
yang anggota kelompoknya terdiri dari 7-8 orang.
110
89
Yufi Nurfitasari, Kartika Chrysti Suryandari, dan Suhartono, “Analisis Kemampuan
Kerjasama dalam Pembelajaran IPA (Studi Deskriptif pada Siswa kelas V SD Negeri 4 Kutosari)”,
Jurnal Inovasi Pendidikan, S2017, h. 162
117
90
Gede Surjana, Nyoman Garminah, Luh Putu Putrini Mahadewi, “ Pengaruh Teknik Buzz
Group terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa IPS SD”, Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan PGSD, Vol.2 No.1, 2014, h. 4
91
Hikmah Maghfiratun Nisa, Cholis Sa’dijah, dan Abd Qohar, “Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa SMK Bergaya Kognitif Field Dependent”, Jurnal FKIP UNS, 2016,
h.231
119
. Tabel 4.14
Nilai Rata-rata Pre-test Kemampuan memecahkan masalah di
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata
Terendah
Eksperimen 90 48 69,04
Kontrol 88 48 63,74
F. Keterbatasan Masalah
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu :
1. Pelaksanaan pembelajaran metode buzz group discussion dengan
permainan rolet membutuhkan banyak waktu, sehingga harus
disesuaikan materi yang akan diajarkan dengan alokasi waktu yang
tersedia pada mata pelajaran IPS di SMP.
2. Pada pertemuan pertama, pelaksanaan pembelajaran metode buzz group
discussion dengan permainan rolet saat kegiatan diskusi kelompok
dimulai, kelas menjadi kurang kondusif.
3. Pembelajaran metode buzz group discussion dengan permaian rolet
dibutuhkan persiapan khusus yaitu persiapan penggunaan media
pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar.
BAB V
KESIMPULAN , IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode buzz group
discussion dengan permainan rolet untuk mengukur kemampuan kerjasama
siswa dan kemampuan memecahkan masalah siswa pada mata pelajaran IPS di
SMP Islam Al-Hikmah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode buzz group discussion
dengan permainan rolet terhadap kemampuan kerjasama siswa. Hal ini
dibuktikan dari uji Pengujian hipotesis dengan uji T-test independent
sample diperoleh nilai t sebesar 7.186 dengan nilai taraf signifikasi (Sig)
sebesar 0,000< 0,05 yang berarti memenuhi kriteria pengujian yaitu
((Sig.(2-tailed))<0,05 yaitu 0,000<0,05 maka HO ditolak dan H1 diterima
berarti terdapat perbedaan kemampuan kerjasama antara dua kelompok
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen memperoleh
nilai rata-rata post-test kemampuan kerjasama sebesar 89 dan kelas kontrol
memperoleh nilai 77.
2. Metode buzz group discussion dengan permainan rolet juga berpengaruh
terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa. Hal ini dibuktikan
dengan Hal ini dibuktikan dari uji Pengujian hipotesis dengan uji T-test
independent sample diperoleh nilai t sebesar 4.172 dengan nilai taraf
signifikasi (Sig) sebesar 0,000< 0,05 yang berarti memenuhi kriteria
pengujian yaitu ((Sig.(2-tailed))<0,05 yaitu 0,000<0,05 maka HO ditolak
dan H1 diterima berarti terdapat perbedaan kemampuan memecahkan
masalah antara dua kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata post-test kemampuan
memecahkan masalah sebesar 85 dan kelas kontrol memperoleh nilai 75.
124
125
C. Saran
1. Bagi Pendidik
a. Guru sebaiknya dapat menerapkan metode pembelajaran buzz group
discussion dengan permainan rolet dalam pembelajaran IPS agar
suasana kelas menjadi aktif dan menyenangkan.
b. Metode pembelajaran pembelajaran buzz group discussion dengan
permainan rolet, guru harus mengontrol waktu untuk diskusi siswa agar
tidak memakan waktu lama.
126
Dyah Puspitasari, Endang Fitriyah Mannan dan Nove E.Variant Anna, “Kerjasama
dan Jaringan Perpustakaan antara Indonesia-Malaysia”, Jurnal Pendidikan
Perpustakaan, Vol.1, 2014
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyasturi, Metode Penelitian Kuantitatif
untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial, Yogyakarta Gava
Media,2017
Gede Surjana, Nyoman Garminah dan Luh Putu Putrini Mahadewi, “ Pengaruh
Teknik Buzz Group terhadap Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa IPS
127
128
http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/ff26a8a574b84be2403f diakses
pada tanggal 10 september 2018 pulkul 17.27
(http:////www.slideshare.net/AngelUriel9/sejarah-dan-pengertian-permainan-
roulette), diakses pada 7 september 2017 Pukul 15.45
Kadir, Statistik Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dalam Program SPSS,
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015
129
Munadi, Sudji i, “Analisis Validasi Kualitas Soal Tes Hasil Belajar pada
Pelaksanaan Program Pembelajaran”, Jurnal Cakrawala Pendidikan, No.1,
2011
Rafiq, Anisur, Skripsi Penerapan Metode Diskusi Tipe Buzz Group Pada Materi
Virus untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas X-B
MA Bustanul Ulum Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Pati Tahun Ajaran
2012/2013, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Saleh, Hairus, “Penerapan Metode Group Discussion pada Mata Kuliah Struktur
Aljabar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa”, Jurnal Matematika,
Vol III, 2016
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Pusat
Bahasa Dapartemen Pendidikan Nasional, 2008
Wenita, Musni Firda, Jurnal Upaya Pengenalan Huruf Hijaiyah Melalui Papan
rolet Huruf Hijaiyah di Raudhatul Athfal Salimpat, Padang : Universitas
Padang,2012
132
133
134
Lampiran 2
135
Lampiran 3
136
Lampiran 4
137
Lampiran 5
138
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh interaksi sosial dalam
ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial dan budaya serta
pengembangan kehidupan kebangsaan.
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian konflik.
139
3. Akibat terjadinya konflik.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
G. Media Pembelajaran
H. Sumber Belajar
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
140
3. Guru memberikan tentang
pengertian konflik dengan
mengaitkan permasalahan
antara supporter Persija dan
Persitara.
4. Memberi motivasi siswa
untuk aktif dalam proses
pembelajaran
5. Guru menjelaskan indikator,
KI, dan KD yang akan dicapai
siswa.
6. Guru menjelaskan metode
pembelajaran buzz group
discussion dengan permainan
rolet..
7. Guru memberikan pengarahan
kepada siswa terkait pretest
sebelum masuk materi
pengertian konflik dan faktor
penyebab konflik
141
4) Guru menentukan ketua
kelompok, sekertaris, dan
juru bicara pada setiap
kelompok.
5) Guru meminta ketua
kelompok maju kedepan
kelas untuk memutar rolet.
Ketua kelompok diberi
kesempatan tiga kali dalam
memutar rolet. Setelah
memutar rolet ketua
kelompok mendapatkan
kartu soal yang akan
didiskusikan bersama
kelompoknya.
6) Guru memberikan waktu 15
menit untuk berdiskusi dan
menuliskan hasil diskusi.
7) Guru membimbing siswa
mengamati dan
mengidentifikasi masalah
yang diberikan oleh guru.
8) Guru membimbing siswa
menjelaskan masalah dengan
kalimat atau bahasa sendiri.
9) Guru membimbing Siswa
menyederhanakan masalah.
b. Menanya/ Questioning :
Guru memberikan
kesempatan pada siswa
saling mengajukan
pertanyaan tentang
informasi yang tidak
dipahami oleh siswa (guru
berkeliling memberikan
bimbingan kelompok)
c. Mengumpulkan informasi :
Peserta didik mencari,
mengumpulkan, dan
mengurutkan informasi di
142
LKS untuk menjawab
soal yang berikan oleh
guru.
d. Mengasosiasikan/mengolah
:
1) Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman
sekolompoknya untuk
menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan
dengan data yang untuk
menyelesaikan masalah
yang diberikan oleh guru.
2) Siswa melakukan
pengujiam alternatif solusi
untuk pemecahan masalah.
3) Siswa memeriksa kembali
kesesuaian semua
informasi dan jawaban
yang telah dituliskan.
4) Siswa membuat
kesimpulan dari
permasalahan yang
diberikan oleh guru.
e. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya /
mengkomunikasikan
1) Guru meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
Kelompok lain dapat
menanggapi hasil
presentasi dari masing-
masing kelompok.
2) Setiap kelompok harus
memberikan komentar
terkait hasil diskusi yang
143
dipresentasikan oleh
kelompok lain
3) Guru merangkum atau
menyimpulkan hasil
diskusi yang
dipresentasikan oleh
masing-masing kelompok.
4) Guru mengevaluasi
terhadap kekurangan dari
hasil diskusi yang
dipresentasikan oleh siswa.
Pertemuan Kedua
144
6. Guru menjelaskan metode
pembelajaran buzz group
discussion dengan permainan
rolet..
145
8) Guru membimbing siswa
menjelaskan masalah dengan
kalimat atau bahasa sendiri.
9) Guru membimbing Siswa
harus menyederhanakan
masalah.
b. Menanya/ Questioning :
Guru memberikan
kesempatan pada siswa saling
mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak
dipahami oleh siswa (guru
berkeliling memberikan
bimbingan kelompok)
c. Mengumpulkan informasi :
Peserta didik mencari,
mengumpulkan, dan
mengurutkan informasi
tentang teori yang dipilih di
LKS untuk menjawab soal
yang berikan oleh guru.
d. Mengasosiasikan/mengolah
:
1) Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman
sekolompoknya untuk
menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan
dengan data yang untuk
menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru.
2) Siswa melakukan pengujiam
alternatif solusi untuk
pemecahan masalah.
3) Siswa memeriksa kembali
kesesuaian semua informasi
146
dan jawaban yang telah
dituliskan.
4) Siswa membuat kesimpulan
dari permasalahan yang
diberikan oleh guru.
e. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya /
mengkomunikasikan
1) Guru meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
Kelompok lain dapat
menanggapi hasil presentasi
dari masing-masing
kelompok.
2) Setiap kelompok harus
memberikan komentar terkait
hasil diskusi yang
dipresentasikan oleh
kelompok lain
3) Guru merangkum atau
menyimpulkan hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
masing-masing kelompok.
4) Guru mengevaluasi terhadap
kekurangan dari hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
siswa.
147
Pertemuan Ketiga
148
2) Guru menanyangkan gambar
tentang konflik poso.
3) Guru membagi siswa ke
dalam 5 kelompok terdiri dari
4-5 orang.
4) Guru menentukan ketua
kelompok, sekertaris, dan
juru bicara pada setiap
kelompok.
5) Guru meminta ketua
kelompok maju kedepan
kelas untuk memutar rolet.
Setelah memutar rolet ketua
kelompok mendapatkan
kartu soal yang akan
didiskusikan bersama
kelompoknya.
6) Guru memberikan waktu 15
menit untuk berdiskusi dan
menuliskan hasil diskusi.
7) Guru membimbing siswa
mengamati dan
mengidentifikasi masalah
yang diberikan oleh guru.
8) Guru membing siswa
menjelaskan masalah dengan
kalimat atau bahasa sendiri.
9) Guru membimbing siswa
untuk menyederhanakan
masalah.
b. Menanya/ Questioning :
Guru memberikan
kesempatan pada siswa
saling mengajukan
pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami oleh
siswa (guru berkeliling
memberikan bimbingan
kelompok)
c. Mengumpulkan informasi :
149
Peserta didik mencari,
mengumpulkan, dan
mengurutkan informasi
tentang teori yang dipilih di
LKS untuk menjawab soal
yang berikan oleh guru.
d. Mengasosiasikan/mengolah
:
1) Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman
sekolompoknya untuk
menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan
dengan data yang untuk
menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru.
2) Siswa melakukan pengujiam
alternatif solusi untuk
pemecahan masalah.
3) Siswa memeriksa kembali
kesesuaian semua informasi
dan jawaban yang telah
dituliskan.
4) Siswa membuat kesimpulan
dari permasalahan yang
diberikan oleh guru.
e. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya /
mengkomunikasikan
1) Guru meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
Kelompok lain dapat
menanggapi hasil presentasi
dari masing-masing
kelompok.
150
2) Setiap kelompok harus
memberikan komentar terkait
hasil diskusi yang
dipresentasikan oleh
kelompok lain
3) Guru merangkum atau
menyimpulkan hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
masing-masing kelompok.
4) Guru mengevaluasi terhadap
kekurangan dari hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
siswa.
5) Guru memberikan posttest
selama 20 menit.
151
152
a. Penilaian Pengetahuan
Pertemuan Pertama
153
Pertemuan Kedua
154
Pertemuan Ketiga
155
Kunci Jawaban LKK
Pertemuan Pertama
Soal Jawaban Skor
1. Deskripsikanlah menurut Pada gambar di atas terdapat 10
pendapatmu peristiwa sekumpulan buruh yang
yang terjadi pada gambar berdemo kepada para
diatas! Apakah peristiwa pengusaha pabrik untuk
tersebut termasuk mengemukakan pendapatnya
konflik? Jelaskan! tentang ketidaksetujuan
mengenai pemberian upah
murah.
Peristiwa pada gambar di atas
termasuk konflik karena
adanya perselisihan pendapat
antara para buruh yang
berdemo dengan para
pengusaha pabrik yang dapat
menyebabkan kericuhan.
2. Siapa saja yang terlibat Para buruh dan para 10
pada peristiwa gambar pengusaha pabrik.
diatas ?
156
kelompok, dan kelompok yaitu kelompok buruh dengan
dengan kelompok. kelompok pengusaha pabrik.
Termasuk dalam kategori
apakah peristiwa yang
terjadi pada gambar
diatas? Jelaskan !
157
Pertemuan Kedua
Soal Jawaban Skor
1. Deskripsikanlah menurut Pada gambar di atas terdapat 10
pendapatmu peristiwa sekumpulan ojek
yang terjadi pada gambar konvensional yang berdemo
diatas! Apakah peristiwa untuk menolak kehadiran
tersebut termasuk ojek online di provinsi
konflik? Jelaskan! Banten.
Peristiwa pada gambar di atas
termasuk konflik karena
adanya perselisihan pendapat
antara para ojek konvensional
yang berdemo dengan
menolak kehadiran ojek
online yang dapat
menyebabkan kericuhan.
2. Siapa saja yang terlibat kelompok ojek konvensional 10
pada peristiwa gambar dengan kelompok ojek
diatas ? online.
158
c) Meningkatnya soidaritas
sesama anggota
kelompok ojek pangkalan
atau konvensional.
5. Bagaimana cara kalian a) Membuat kesepakatan 10
untuk mengatasi antara kelompok ojek
peristiwa yang terjadi pangkalan dan ojek online
pada gambar diatas? mengenai sistem
pembagian penumpang,
ojek online tidak
mengambil penumpang di
lokasi-lokasi
konvensional ojek
pangkalan.
b) Gubernur membatasi
kuota atau jumlah ojek
online yang ada di
provinsi Banten.
6. Dapatkah kalian Dari gambar di atas dapat 10
simpulkan peristiwa yang disimpulkan yaitu terjadi
terjadi pada gambar konflik antara ojek online
diatas ? dengan ojek pangkalan atau
konvensional. Ojek
pangkalan menolak
kehadiran ojek online karena
adanya penurunan
pendapatan yang dialami oleh
ojek pangkalan. Solusi atas
permasalahan diatas yaitu
membuat kesepakatan
mengenai pembagian
penumpang antara ojek
online dengan ojek pangkalan
dan Gubernur membatasi
kuota atau jumlah ojek online
yang ada di provinsi Banten.
159
Pertemuan Ketiga
Soal Jawaban Skor
1. Deskripsikanlah menurut Pada gambar di atas terdapat 10
pendapatmu peristiwa warga masyarakat dari
yang terjadi pada gambar kalangan ekonomi menengah
diatas! bawah dan warga masyarakat
dari kalangan ekonomi
menengah atas. Warga
masyarakat ekonomi
menengah bawah dan
menengah atas bersama-sama
melakukan kegiatan
kerjabakti di wilayah tempat
tinggal mereka.
2. Apakah peristiwa Peristiwa pada gambar di atas 10
tersebut termasuk termasuk integrasi sosial
integrasi sosial? Jika karena adanya penyesuaian
peristiwa pada gambar di unsur-unsur berbeda yaitu
atas termasuk integrasi dari tingkat ekonomi yang
sosial, Bagaimana proses berbeda, tetapi masyarakat
terbentuknya integrasi dapat menerima perbedaan
sosial pada gambar dan menjadi satu kesatuan
diatas? Jelaskan! dalam masyarakat, hal ini
dibuktikan dari adanya
kerjabakti yang dilakukan
oleh semua warga
masyarakat yang ada di
lingkungan sekitar tanpa
memandang warga
masyarakat kaya atau miskin.
Proses terbentuknya integrasi
sosial pada gambar di atas
yaitu :
a) Anggota masyarakat
merasa bahwa mereka
berhasil saling mengisi
kebutuhan kebutuhan
mereka.
b) Masyarakat berhasil
menciptakan kesepakatan
(konsensus) bersama
mengenai nilai dan
norma, sehingga tidak ada
perbedaan dalam status
160
ekonomi dalam
melakukan kegiatan
kerjabakti.
c) Nilai dan norma sosial itu
berlaku cukup lama dan
dijalankan secara
konsisten, sehingga
masyarakat dapat
bertoleransi satu sama
lain dan menjadi satu
kesatuan yang utuh tanpa
memandang adanya
perbedaan.
161
5. Menurut pendapat kalian, Menurut pendapat kami, 10
apa respon positf dari respon positif dari peristiwa
peristiwa tersebut ? pada gambar di atas yaitu :
a) Tidak memandang
adanya perbedaan baik
itu dalam segi ekonomi,
agama maupun ras.
b) adanya sikap toleransi
dari masyarakat sekitar
yang membuat
masyarakat menjadi
satu kesatuan.
c) Adanya sikap terbuka
dari golongan yang
berbeda.
6. Dapatkah kalian Dari gambar di atas dapat 10
simpulkan peristiwa yang disimpulkan yaitu terjadi
terjadi pada gambar proses integrasi sosial yang
diatas ? tidak memandang perbedaan
dari segi ekonomi antara
masyarakat ekonomi
menengah kebawah dan
masyarakat menengah atas
yang bersama-sama
melakukan kerjabakti di
lingkungan sekitar.
b. Penilaian Keterampilan
Kem
Kemampuan Kemampuan Penuasaan Jumlah
ampuan
No Nama peserta Didik Presentasi Beragumentasi Materi Nilai
Menjawab
1 - 4 1 - 4 1 - 4 1 - 4
1 - 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
162
c. Penilaian Sikap
2.
3.
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh teman untuk menilai sikap sosial peserta didik lain.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Sikap Spritual
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
163
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Sikap Santun
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan
orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan
pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat
teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang
lain
Jumlah Skor
Sikap Toleransi
1 Menghormati pendapat teman
2 Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras,
budaya, dan gender
3 Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya
4 Menerima kekurangan orang lain
5 Mememaafkan kesalahan orang lain
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir masing-masing sikap menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
164
Konflik dan Integrasi
1. Konflik
A. Pengertian Konflik
Menurut Pendapat dari Robert M.Z Lawang, konflik adalah
perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status,
kekuasaan dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh
keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik terjadi
karena benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dengan
kelompok lain dalam rangka memperebutkan sumber-sumber
kemasyarakatan (Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya) yang relatif
terbatas.
Menurut Kartono, konflik merupakan proses sosial yang bersifat
antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena kedua belah pihak
yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan sturktur nilai yang berbeda,
yang tercerbin dalam berbagai bentuk perilaku perlawaan, baik yang halus,
terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase maupun yang terbuka
dalam bentuk tindakan kekerasan.
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.
165
sosial, sebab kriteria tentang sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas,
atau bahkan berguna -atau tidak berguna sesuatu baik itu benda fisik
maupun nonfisik bisa berbeda-beda.
3) Perbedaan Kepentingan
Sebagai contoh, Pembangunan bandara di Kulonprogo, yogyakarta.
Pemerintah yakin bahwa pembangunan bandara akan meningkatkan
ekonomi masyarakat. Namun, sebagaian masyarakat tidak setuju karena
khawatir lahan pertanian akan hilang, ganti rugi kurang jelas, dan
berbagai alasan lainnya. Peristiwa ini menggambarkan bahwa dalam
melaksanakan pembangunan, pemerintah menghadapi berbagai
kelompok yang memiliki kepentingan berbeda. Bentrokan kepentingan
dapat terjadi dibidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini terjadi
karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang
berbeda-beda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Manusia
memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda. Dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Konflik
akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik,
ekonomi, sosial dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antarkelompok
atau antarkelompok dan individu.
4) Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat
Perundang-undangan atau peraturan yang sifatnya mengubah
kebiasaan masyarakat biasanya dilakukan melalui berbagai kajian
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya masyarakat tidak kaget dengan
perubahan yang tiba-tiba terjadi. Sebagai contoh, Peraturan merokok
ditempat umum. Pemerintah tidak langsung memberlakukannya
diseluruh masyarakat Indonesia, tetapi dibeberapa tempat yang terbatas
terlebih dahulu, lalu perlahan terus meluas dalam rangka memberi
kesempatan masyarakat untuk memahami peraturan tersebut. Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung
cepat atau bahkan mendadak, perubahan itu akan menyebabkan konflik
sosial. Suatu konflik memiliki kecenderungan atau kemungkinan untuk
mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-
hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan
individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.
166
C. Akibat Konflik
1) Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
Dalam kasus peristiwa pertempuran Surabaya, para pejuang tidak
menghiraukan perbedaan suku, agama, organisasi politik, dan
sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan penjajah Inggris
(Sekutu). Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok in-group solidarity
yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2) Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok
Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok dapat
menimbulkan keretakan hubungan. Keretakan tersebut dapat terjadi
sementara atau permanen. Kalian mungkin pernah konflik dengan
teman kalian yang menyebabkan dalam beberapa aktu tidak terjalin
hubungan yang baik. Namun, karena kemudian saling menyadari
kesalahan, kalian akhirnya saling memaafkan.
3) Terjadinya Perubahan Kepribadian Para Individu
Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang
mengalami konflik. Kedua pihak saling menyesuaikan atau justru
masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.
4) Rusaknya Harta Benda dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat mengakibatkan
kerusakan dan hilangnya nyawa manusia. Sebagai contoh, konflik yang
diakhiri dengan peperangan.
5) Terjadinya Akomodasi, Dominasi, Bahkan Penaklukan Salah Satu
Pihak yang Terlibat dalam Pertikaiaan.
1) Menghindar
Kadang orang merasa tidak ada menfaatnya melanjudkan konflik
dengan orang atau kelompok lain. Hal ini mungkin disebabkan
keyakinan bahwa ia tidak akan menang menghadapi konflik. Dalam hal
ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan
orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan
konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.
2) Memaksakan Kehendak
Teradapat individu atau kelompok yang memandang bahwa
pendapatnya atau idenyalah yang paling benar. Oleh karena itu, dengan
segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan dipihaknya.
Karena itu, mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa
167
lawan menerima penyelesaian yang diinginkan. Tujuan pribadinya
dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain
kurang begitu penting. Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang
lain. Ia tidak peduli apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya
atau tidak. Ia mengnggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara
satu pihak harus menang.
3) Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain.
Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa
bahwa konflik harus dihindari demi keserasian ( harmoni ) dan ia yakin
bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia
khawatir apabila konflik berlanjud, seseorang akan terluka dan hal itu
akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut. Ia
mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan
dengan orang lain.
4) Tawar Menawar
Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagaian
tujuannya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian
tujuannya juga.
5) Kolaborasi
Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yagn harus
diselesaikan. Atas dasar itu, dicarilah cara-cara untuk mengurangi
ketegangan kedua belah pihak. Ia berusaha memulai sesuatu
pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan
mencari pemecahannya yang memuaskan keduanya.
2. Integrasi Sosial
A. Pengertian Integrasi
Menurut Soerjono Soekanto integrasi sosial adalah salah satu
bentuk proses sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak di dalam
mengatasi permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Permasalahan
ini bisa di latar belakangi dengan adanya kekerasan, konflik sosial, dan
juga ancaman dari pihak lain atau kelompok lain. Integrasi sosial juga
dapat diartikan adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan,
sistem nilai, dan lain sebagainya
168
B. Proses Terbentuknya Integrasi Sosial
1) Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan kebutuhan mereka.
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama
mengenai nilai dan norma.
3) Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara
konsisten.
169
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
KELAS KONTROL
170
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh interaksi sosial dalam
ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial dan budaya serta
pengembangan kehidupan kebangsaan.
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian konflik.
171
3. Akibat terjadinya konflik.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
G. Media Pembelajaran
H. Sumber Belajar
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
172
4. Memberi motivasi siswa untuk
aktif dalam proses pembelajaran
5. Guru menjelaskan indikator, KI,
dan KD yang akan dicapai siswa.
6. Guru menjelaskan kepada siswa
mengenai pembelajaran
kelompok yang akan
dilaksanakan.
7. Guru memberikan pengarahan
kepada siswa terkait pretest
sebelum masuk materi pengertian
konflik dan faktor penyebab
konflik
a. Mengamati/ observing :
1) Guru menjelaskan secara
singkat tentang pengertian
konflik dan faktor-faktor
penyebab terjadinya konflik
sosial.
2) Guru menanyangkan gambar
tentang konflik antar
kelompok.
3) Guru membagi siswa ke
dalam 3 kelompok terdiri dari
8 orang.
4) Guru menentukan kartu soal
yang akan dikerjakan oleh
setiap kelompok dan
meminta ketua kelompok
maju kedepan kelas untuk
mengambil kartu soal.
5) Guru memberikan waktu 15
menit untuk berdiskusi dan
menuliskan hasil diskusi.
173
6) Siswa mengamati dan
mengidentifikasi masalah
yang diberikan oleh guru.
7) Guru membimbing siswa
menjelaskan masalah dengan
kalimat atau bahasa sendiri.
8) Guru membimbing siswa
untuk menyederhanakan
masalah.
b. Menanya/ Questioning :
Guru memberikan
kesempatan pada siswa
saling mengajukan
pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami oleh
siswa (guru berkeliling
memberikan bimbingan
kelompok)
c. Mengumpulkan informasi :
Peserta didik mencari,
mengumpulkan, dan
mengurutkan informasi
tentang teori yang dipilih di
LKS untuk menjawab soal
yang berikan oleh guru.
d. Mengasosiasikan/mengolah
:
1) Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman
sekolompoknya untuk
menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan
dengan data yang untuk
menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru.
2) Siswa melakukan pengujiam
alternatif solusi untuk
pemecahan masalah.
174
3) Siswa memeriksa kembali
kesesuaian semua informasi
dan jawaban yang telah
dituliskan.
4) Siswa membuat kesimpulan
dari permasalahan yang
diberikan oleh guru.
e. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya /
mengkomunikasikan
1) Guru meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
Kelompok lain dapat
menanggapi hasil presentasi
dari masing-masing
kelompok.
2) Setiap kelompok harus
memberikan komentar terkait
hasil diskusi yang
dipresentasikan oleh
kelompok lain
3) Guru merangkum atau
menyimpulkan hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
masing-masing kelompok.
4) Guru mengevaluasi terhadap
kekurangan dari hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
siswa.
175
Pertemuan Kedua
176
maju kedepan kelas untuk
mengambil kartu soal.
5) Guru memberikan waktu 15
menit untuk berdiskusi dan
menuliskan hasil diskusi.
6) Guru membimbing siswa
mengamati dan
mengidentifikasi masalah
yang diberikan oleh guru.
7) Guru membimbing siswa
menjelaskan masalah dengan
kalimat atau bahasa sendiri.
8) Guru membimbing siswa
harus menyederhanakan
masalah.
b. Menanya/ Questioning :
Guru memberikan kesempatan
pada siswa saling mengajukan
pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami oleh
siswa (guru berkeliling
memberikan bimbingan
kelompok)
c. Mengumpulkan informasi :
Peserta didik mencari,
mengumpulkan, dan
mengurutkan informasi
tentang teori yang dipilih di
LKS untuk menjawab soal
yang berikan oleh guru.
d. Mengasosiasikan/mengolah
:
1) Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman
sekolompoknya untuk
menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan
dengan data yang untuk
177
menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru.
2) Siswa melakukan pengujiam
alternatif solusi untuk
pemecahan masalah.
3) Siswa memeriksa kembali
kesesuaian semua informasi
dan jawaban yang telah
dituliskan.
4) Siswa membuat kesimpulan
dari permasalahan yang
diberikan oleh guru.
e. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya /
mengkomunikasikan
1) Guru meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
Kelompok lain dapat
menanggapi hasil presentasi
dari masing-masing
kelompok.
2) Setiap kelompok harus
memberikan komentar terkait
hasil diskusi yang
dipresentasikan oleh
kelompok lain
3) Guru merangkum atau
menyimpulkan hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
masing-masing kelompok.
4) Guru mengevaluasi terhadap
kekurangan dari hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
siswa.
5) Guru memberikan kisi-kisi
untuk Post-test.
178
Penutup 1. Guru menyimpulkan hasil 10 Menit
pembelajaran.
2. Guru menginformasikan
materi untuk pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan Ketiga
179
3) Guru membagi siswa ke 3
dalam kelompok terdiri dari
7- 8 orang.
4) Guru menentukan kartu soal
yang akan dikerjakan oleh
setiap kelompok dan
meminta ketua kelompok
maju kedepan kelas untuk
mengambil kartu soal.
5) Guru memberikan waktu 15
menit untuk berdiskusi dan
menuliskan hasil diskusi.
6) Guru membimbing siswa
mengamati dan
mengidentifikasi masalah
yang diberikan oleh guru.
7) Guru membimbing siswa
menjelaskan masalah dengan
kalimat atau bahasa sendiri.
8) Guru membimbing siswa
harus menyederhanakan
masalah.
b. Menanya/ Questioning :
Guru memberikan
kesempatan pada siswa saling
mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak
dipahami oleh siswa (guru
berkeliling memberikan
bimbingan kelompok)
c. Mengumpulkan informasi :
Peserta didik mencari,
mengumpulkan, dan
mengurutkan informasi
tentang teori yang dipilih di
LKS untuk menjawab soal
yang berikan oleh guru.
d. Mengasosiasikan/mengolah
:
180
1) Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman
sekolompoknya untuk
menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan
dengan data yang untuk
menyelesaikan masalah yang
diberikan oleh guru.
2) Siswa melakukan pengujiam
alternatif solusi untuk
pemecahan masalah.
3) Siswa memeriksa kembali
kesesuaian semua informasi
dan jawaban yang telah
dituliskan.
4) Siswa membuat kesimpulan
dari permasalahan yang
diberikan oleh guru.
e. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya /
mengkomunikasikan
1) Guru meminta perwakilan
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas.
Kelompok lain dapat
menanggapi hasil presentasi
dari masing-masing
kelompok.
2) Setiap kelompok harus
memberikan komentar terkait
hasil diskusi yang
dipresentasikan oleh
kelompok lain
3) Guru merangkum atau
menyimpulkan hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
masing-masing kelompok.
181
4) Guru mengevaluasi terhadap
kekurangan dari hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
siswa.
5) Guru memberikan post-test
selama 20 menit.
182
183
a. Penilaian Pengetahuan
Pertemuan Pertama
184
Pertemuan Kedua
185
Pertemuan Ketiga
186
Kunci Jawaban LKK
Pertemuan Pertama
Soal Jawaban Skor
7. Deskripsikanlah menurut Pada gambar di atas terdapat 10
pendapatmu peristiwa sekumpulan buruh yang
yang terjadi pada gambar berdemo kepada para
diatas! Apakah peristiwa pengusaha pabrik untuk
tersebut termasuk mengemukakan pendapatnya
konflik? Jelaskan! tentang ketidaksetujuan
mengenai pemberian upah
murah.
Peristiwa pada gambar di atas
termasuk konflik karena
adanya perselisihan pendapat
antara para buruh yang
berdemo dengan para
pengusaha pabrik yang dapat
menyebabkan kericuhan.
8. Siapa saja yang terlibat Para buruh dan para 10
pada peristiwa gambar pengusaha pabrik.
diatas ?
187
kelompok, dan kelompok yaitu kelompok buruh dengan
dengan kelompok. kelompok pengusaha pabrik.
Termasuk dalam kategori
apakah peristiwa yang
terjadi pada gambar
diatas? Jelaskan !
188
Pertemuan Kedua
Soal Jawaban Skor
7. Deskripsikanlah menurut Pada gambar di atas terdapat 10
pendapatmu peristiwa sekumpulan ojek
yang terjadi pada gambar konvensional yang berdemo
diatas! Apakah peristiwa untuk menolak kehadiran
tersebut termasuk ojek online di provinsi
konflik? Jelaskan! Banten.
Peristiwa pada gambar di atas
termasuk konflik karena
adanya perselisihan pendapat
antara para ojek konvensional
yang berdemo dengan
menolak kehadiran ojek
online yang dapat
menyebabkan kericuhan.
8. Siapa saja yang terlibat kelompok ojek konvensional 10
pada peristiwa gambar dengan kelompok ojek
diatas ? online.
189
f) Meningkatnya soidaritas
sesama anggota
kelompok ojek pangkalan
atau konvensional.
11. Bagaimana cara kalian c) Membuat kesepakatan 10
untuk mengatasi antara kelompok ojek
peristiwa yang terjadi pangkalan dan ojek online
pada gambar diatas? mengenai sistem
pembagian penumpang,
ojek online tidak
mengambil penumpang di
lokasi-lokasi
konvensional ojek
pangkalan.
d) Gubernur membatasi
kuota atau jumlah ojek
online yang ada di
provinsi Banten.
12. Dapatkah kalian Dari gambar di atas dapat 10
simpulkan peristiwa yang disimpulkan yaitu terjadi
terjadi pada gambar konflik antara ojek online
diatas ? dengan ojek pangkalan atau
konvensional. Ojek
pangkalan menolak
kehadiran ojek online karena
adanya penurunan
pendapatan yang dialami oleh
ojek pangkalan. Solusi atas
permasalahan diatas yaitu
membuat kesepakatan
mengenai pembagian
penumpang antara ojek
online dengan ojek pangkalan
dan Gubernur membatasi
kuota atau jumlah ojek online
yang ada di provinsi Banten.
Pertemuan Ketiga
Soal Jawaban Skor
7. Deskripsikanlah menurut Pada gambar di atas terdapat 10
pendapatmu peristiwa warga masyarakat dari
yang terjadi pada gambar kalangan ekonomi menengah
diatas! bawah dan warga masyarakat
dari kalangan ekonomi
menengah atas. Warga
190
masyarakat ekonomi
menengah bawah dan
menengah atas bersama-sama
melakukan kegiatan
kerjabakti di wilayah tempat
tinggal mereka.
8. Apakah peristiwa Peristiwa pada gambar di atas 10
tersebut termasuk termasuk integrasi sosial
integrasi sosial? Jika karena adanya penyesuaian
peristiwa pada gambar di unsur-unsur berbeda yaitu
atas termasuk integrasi dari tingkat ekonomi yang
sosial, Bagaimana proses berbeda, tetapi masyarakat
terbentuknya integrasi dapat menerima perbedaan
sosial pada gambar dan menjadi satu kesatuan
diatas? Jelaskan! dalam masyarakat, hal ini
dibuktikan dari adanya
kerjabakti yang dilakukan
oleh semua warga
masyarakat yang ada di
lingkungan sekitar tanpa
memandang warga
masyarakat kaya atau miskin.
Proses terbentuknya integrasi
sosial pada gambar di atas
yaitu :
d) Anggota masyarakat
merasa bahwa mereka
berhasil saling mengisi
kebutuhan kebutuhan
mereka.
e) Masyarakat berhasil
menciptakan kesepakatan
(konsensus) bersama
mengenai nilai dan
norma, sehingga tidak ada
perbedaan dalam status
ekonomi dalam
melakukan kegiatan
kerjabakti.
f) Nilai dan norma sosial itu
berlaku cukup lama dan
dijalankan secara
konsisten, sehingga
191
masyarakat dapat
bertoleransi satu sama
lain dan menjadi satu
kesatuan yang utuh tanpa
memandang adanya
perbedaan.
192
12. Dapatkah kalian Dari gambar di atas dapat 10
simpulkan peristiwa yang disimpulkan yaitu terjadi
terjadi pada gambar proses integrasi sosial yang
diatas ? tidak memandang perbedaan
dari segi ekonomi antara
masyarakat ekonomi
menengah kebawah dan
masyarakat menengah atas
yang bersama-sama
melakukan kerjabakti di
lingkungan sekitar.
b. Penilaian Keterampilan
Kem
Kemampuan Kemampuan Penuasaan Jumlah
ampuan
No Nama peserta Didik Presentasi Beragumentasi Materi Nilai
Menjawab
1 - 4 1 - 4 1 - 4 1 - 4
1 - 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
c. Penilaian Sikap
2.
193
d. Penilaian Antar Teman
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh teman untuk menilai sikap sosial peserta didik lain.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Sikap Spritual
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Sikap Santun
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan
orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan
pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat
teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang
lain
Jumlah Skor
Sikap Toleransi
1 Menghormati pendapat teman
194
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
2 Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras,
budaya, dan gender
3 Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya
4 Menerima kekurangan orang lain
5 Mememaafkan kesalahan orang lain
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir masing-masing sikap menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
195
Konflik dan Integrasi
1. Konflik
A. Pengertian Konflik
Menurut Pendapat dari Robert M.Z Lawang, konflik adalah
perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status,
kekuasaan dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh
keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik terjadi
karena benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dengan
kelompok lain dalam rangka memperebutkan sumber-sumber
kemasyarakatan (Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya) yang relatif
terbatas.
Menurut Kartono, konflik merupakan proses sosial yang bersifat
antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena kedua belah pihak
yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan sturktur nilai yang berbeda,
yang tercerbin dalam berbagai bentuk perilaku perlawaan, baik yang halus,
terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase maupun yang terbuka
dalam bentuk tindakan kekerasan.
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.
196
sosial, sebab kriteria tentang sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas,
atau bahkan berguna -atau tidak berguna sesuatu baik itu benda fisik
maupun nonfisik bisa berbeda-beda.
3) Perbedaan Kepentingan
Sebagai contoh, Pembangunan bandara di Kulonprogo, yogyakarta.
Pemerintah yakin bahwa pembangunan bandara akan meningkatkan
ekonomi masyarakat. Namun, sebagaian masyarakat tidak setuju karena
khawatir lahan pertanian akan hilang, ganti rugi kurang jelas, dan
berbagai alasan lainnya. Peristiwa ini menggambarkan bahwa dalam
melaksanakan pembangunan, pemerintah menghadapi berbagai
kelompok yang memiliki kepentingan berbeda. Bentrokan kepentingan
dapat terjadi dibidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini terjadi
karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang
berbeda-beda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Manusia
memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda. Dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Konflik
akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik,
ekonomi, sosial dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antarkelompok
atau antarkelompok dan individu.
4) Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat
Perundang-undangan atau peraturan yang sifatnya mengubah
kebiasaan masyarakat biasanya dilakukan melalui berbagai kajian
terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya masyarakat tidak kaget dengan
perubahan yang tiba-tiba terjadi. Sebagai contoh, Peraturan merokok
ditempat umum. Pemerintah tidak langsung memberlakukannya
diseluruh masyarakat Indonesia, tetapi dibeberapa tempat yang terbatas
terlebih dahulu, lalu perlahan terus meluas dalam rangka memberi
kesempatan masyarakat untuk memahami peraturan tersebut. Perubahan
adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung
cepat atau bahkan mendadak, perubahan itu akan menyebabkan konflik
sosial. Suatu konflik memiliki kecenderungan atau kemungkinan untuk
mengadakan penyesuaian kembali norma-norma dan hubungan-
hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan
individu maupun bagian-bagian kelompok tersebut.
197
C. Akibat Konflik
1) Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
Dalam kasus peristiwa pertempuran Surabaya, para pejuang tidak
menghiraukan perbedaan suku, agama, organisasi politik, dan
sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan penjajah Inggris
(Sekutu). Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok in-group
solidarity ) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2) Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok
Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok dapat
menimbulkan keretakan hubungan. Keretakan tersebut dapat terjadi
sementara atau permanen. Kalian mungkin pernah konflik dengan
teman kalian yang menyebabkan dalam beberapa aktu tidak terjalin
hubungan yang baik. Namun, karena kemudian saling menyadari
kesalahan, kalian akhirnya saling memaafkan.
3) Terjadinya Perubahan Kepribadian Para Individu
Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang
mengalami konflik. Kedua pihak saling menyesuaikan atau justru
masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.
4) Rusaknya Harta Benda dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat mengakibatkan
kerusakan dan hilangnya nyawa manusia. Sebagai contoh, konflik
yang diakhiri dengan peperangan.
5) Terjadinya Akomodasi, Dominasi, Bahkan Penaklukan Salah Satu
Pihak yang Terlibat dalam Pertikaiaan.
1) Menghindar
Kadang orang merasa tidak ada menfaatnya melanjudkan konflik
dengan orang atau kelompok lain. Hal ini mungkin disebabkan
keyakinan bahwa ia tidak akan menang menghadapi konflik. Dalam hal
ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan
orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan
konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.
2) Memaksakan Kehendak
Teradapat individu atau kelompok yang memandang bahwa
pendapatnya atau idenyalah yang paling benar. Oleh karena itu, dengan
segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan dipihaknya.
Karena itu, mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa
198
lawan menerima penyelesaian yang diinginkan. Tujuan pribadinya
dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain
kurang begitu penting. Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang
lain. Ia tidak peduli apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya
atau tidak. Ia mengnggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara
satu pihak harus menang.
3) Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain.
Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa
bahwa konflik harus dihindari demi keserasian ( harmoni ) dan ia yakin
bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia
khawatir apabila konflik berlanjud, seseorang akan terluka dan hal itu
akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut. Ia
mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan
orang lain.
4) Tawar Menawar
Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagaian
tujuannya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian
tujuannya juga.
5) Kolaborasi
Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yagn harus
diselesaikan. Atas dasar itu, dicarilah cara-cara untuk mengurangi
ketegangan kedua belah pihak. Ia berusaha memulai sesuatu
pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan
mencari pemecahannya yang memuaskan keduanya.
2. Integrasi Sosial
A. Pengertian Integrasi
Menurut Soerjono Soekanto integrasi sosial adalah salah satu
bentuk proses sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak di dalam
mengatasi permasalahan dalam kehidupan masyarakat. Permasalahan
ini bisa di latar belakangi dengan adanya kekerasan, konflik sosial, dan
juga ancaman dari pihak lain atau kelompok lain. Integrasi sosial juga
dapat diartikan adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa, kebiasaan,
sistem nilai, dan lain sebagainya
199
B. Proses Terbentuknya Integrasi Sosial
1) Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan kebutuhan mereka.
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama
mengenai nilai dan norma.
3) Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara
konsisten.
200
Lampiran 7
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Kerjasama Kelas Eksperimen
201
Siswa memberikan
tanggapan dari pendapat
yang disampaikan oleh
siswa lain.
Siswa menerima jawaban
yang telah didiskusikan.
4. Sikap Saling membantu Siswa membantu 2
sesama anggota menjelaskan kepada
kelompok anggota kelompok yang
belum mengerti.
Siswa membantu teman
sekolompoknya untuk
aktif dalam diskusi.
5. Adanya interaksi tatap Siswa duduk saling 1
muka yang dapat berhadapan ketika
meningkatkan sukses diskusi berlangsung.
satu sama lain diantara
anggota kelompok.
202
Lembar Observasi Kerjasama Siswa Kelas Eksperimen
Kelas : Hari/Tanggal :
Materi : Pertemuan ke :
A. Petunjuk Pengisian
1. Berilah Skor 1-4 pada kolom “Skor Aspek yang Diamati” yang
tersedia dengan rubrik penilaian.
2. Jumlahkan skor tiap siswa pada kolom “Jumlah Skor”.
B. Rubrik Penilaian
No Aspek Aktivitas Siswa Skor Rubrik
yang Diamati
1. Siswa bersedia 4 Siswa berkumpul dengan
berdiskusi dengan teman teman sekelompoknya
sekelompoknya untuk saling berdiskusi untuk
menjawab soal mengerjakan soal dan
menemukan jawabannya.
203
menganggu teman
sekelompokya atau
mengerjakan hal lain yang
tidak berkaitan dengan
pembelajaran.
3 Ketua kelompok
memimpin sebagian
jalannya diskusi didalam
kelompok. Sekertaris
hanya mencatat sebagaian
hasil diskusi kelompok.
Juru bicara hanya
mempresentasikan
sebagian dari hasil diskusi.
2 Ketua kelompok
mempimpin jalannya
diskusi setelah diperintah
oleh guru. Sekertaris
mencatat hasil diskusi
setelah diperintah oleh
guru. Juru bicara bersedia
mempresentasikan hasil
diskusi setelah diperintah
oleh guru.
204
mencatat hasil diskusi
setelah diperintah oleh
guru. Juru bicara tidak
bersedia
mempresentasikan hasil
diskusi setelah di perintah
oleh guru.
2 Siswa membantu
sekertaris menulis hasil
diskusi di Lembar Kerja
Kelompok bukan di buku
tulis
3 Siswa mengumpulkan
tugas terlambat 1 hari.
2 Siswa mengumpulkan
tugas terlambat 2 hari
1 Siswa tidak
mengumpulkan tugas.
205
3 Siswa bersedia menerima
sebagian anggota
kelompoknya tetapi tetap
bergabung dengan teman
sekelompoknya duduk
rapi melingkar.
206
1 Ketua kelompok tidak
bersedia maju ke depan
kelas setelah dipaksa oleh
guru dan teman
sekelompoknya dan
digantikan oleh teman
sekelompoknya.
3 Siswa kurang
memperhatikan tetapi
menyimak siswa lain
ketika menyampaikan
pendapatnya.
207
menyimak pendapat dari
siswa lain.
1 Siswa tidak
memperhatikan temannya
dan menyimak sebagaian
pendapat temannya
dengan melakukan hal
yang tidak berkaitan
dengan pembelajaran.
3 Siswa memberikan
sebagaian tanggapan dari
pendapat yang
disampaikan oleh siswa
lain.
2 Siswa memberikan
tanggapan hanya sekali
dari pendapat yang
disampaikan oleh siswa
lain.
1 Siswa memberikan
tanggapan setelah dipaksa
oleh guru.
208
walaupun kurang sepaham
dengan jawaban tersebut.
3 Siswa bersedia
menjelaskan kepada
anggota kelompok tentang
soal yang ditanyakan
tetapi tidak membantu
anggotanya untuk
menjawab soal.
2 Siswa bersedia
menjelaskan kepada
anggota kelompok setelah
diperintah oleh guru.
209
anggota kelompok yang
belum mengerti.
3 Siswa memotivasi
temannya dan membantu
temannya walaupun hanya
sekali untuk
menyampaikan pendapat
didalam diskusi.
2 Siswa memotivasi
temannya tetapi tidak
membantu temannya
dalam menyampaikan
pendapat diskusi.
210
1 Siswa berkumpul tidak
mau duduk melingkar dan
berhadapan walaupun
sudah dipaksa oleh guru.
Kriteria penilaian :
85% - 100% = Sangat baik
67% - 84% = baik
51% - 66 % = cukup baik
< 50% = kurang baik
211
Lampiran 8
Lembar Penilaian Kerjasama Siswa Kelas Eksperimen (VIII-2)
1 Ade Raihan
2 Adhara
Oliviya
3 Aditya. R.
4 Adriansyah
5 Azka
Hidayat
6 Celvine
7 Cindi.Audia
8 Deani May
9 Dhini
Akhiriani
10 Dimas Putra
11 Karina.
12 Khansa M.
13 M. Indra
14 Nazwa. S
15 Resha
Alfina
212
16 Ridho. P
17 Sahara. B
18 Salsabila
19 Shirin K
20 Siska
Amanda
21 Tania S.
22 Viola S.
23 Wisnu
Prasetyo
Kriteria penilaian :
85% - 100% = Sangat baik
67% - 84% = baik
51% - 66 % = cukup baik
<50% = kurang baik
Yang Mengetahui,
Ciputat,
Guru IPS SMP/Mts Peneliti
213
Lampiran 9
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Kerjasama Kelas Kontrol
214
Siswa memberikan
tanggapan dari pendapat
yang disampaikan oleh
siswa lain.
Siswa menerima jawaban
yang telah didiskusikan.
4. Sikap Saling membantu Siswa membantu
sesama anggota menjelaskan kepada 2
kelompok anggota kelompok yang
belum mengerti.
Siswa membantu teman
sekolompoknya untuk
aktif dalam diskusi.
215
Lembar Observasi Kerjasama Siswa Kelas Kontrol
Kelas : Hari/Tanggal
:
Materi : Pertemuan ke :
A. Petunjuk Pengisian
1. Berilah Skor 1-4 pada kolom “Skor Aspek yang Diamati” yang tersedia
dengan rubrik penilaian.
2. Jumlahkan skor tiap siswa pada kolom “Jumlah Skor”.
B. Rubrik Penilaian
No Aspek Aktivitas Siswa Skor Rubrik
yang Diamati
1. Siswa bersedia berdiskusi 4 Siswa berkumpul dengan
dengan teman teman sekelompoknya
sekelompoknya untuk saling berdiskusi untuk
menjawab soal mengerjakan soal dan
menemukan jawabannya.
216
mencoba mengerjakan
soal tetapi hanya
menganggu teman
sekelompokya atau
mengerjakan hal lain yang
tidak berkaitan dengan
pembelajaran.
3 Siswa mengerjakan
sebagian tugas tanpa
diminta oleh guru.
2 Siswa membantu
sekertaris menulis hasil
diskusi di Lembar Kerja
Kelompok bukan di buku
tulis
217
3 Siswa mengumpulkan
tugas terlambat 1 hari.
2 Siswa mengumpulkan
tugas terlambat 2 hari
1 Siswa mengumpulkan
tugas terlambat 3 hari.
218
masing-masing kelompok
.
219
sekelompoknya tetapi
tidak memberikan ide
atau pendapat.
3 Siswa kurang
memperhatikan tetapi
menyimak siswa lain
ketika menyampaikan
pendapatnya.
1 Siswa tidak
memperhatikan temannya
dan menyimak sebagaian
pendapat temannya
dengan melakukan hal
yang tidak berkaitan
dengan pembelajaran.
3 Siswa memberikan
sebagaian tanggapan dari
pendapat yang
disampaikan oleh siswa
lain.
220
2 Siswa memberikan
tanggapan hanya sekali
dari pendapat yang
disampaikan oleh siswa
lain.
1 Siswa memberikan
tanggapan setelah dipaksa
oleh guru.
221
3 Siswa bersedia
menjelaskan kepada
anggota kelompok
tentang soal yang
ditanyakan tetapi tidak
membantu anggotanya
untuk menjawab soal.
2 Siswa bersedia
menjelaskan kepada
anggota kelompok setelah
diperintah oleh guru.
3 Siswa memotivasi
temannya dan membantu
temannya walaupun
hanya sekali untuk
menyampaikan pendapat
didalam diskusi.
2 Siswa memotivasi
temannya tetapi tidak
membantu temannya
222
dalam menyampaikan
pendapat diskusi.
Kriteria penilaian :
85% - 100% = Sangat baik
67% - 84% = baik
51% - 66 % = cukup baik
0- 50% = kurang baik
223
Lampiran 10
Lembar Penilaian Kerjasama Siswa Kelas Kontrol (VIII-1)
1 Andini
2 Anevay
3 Danar
4 Devi
5 Fajar
6 Firna
7 Ichsan Fatir
8 Intan
9 Ishmaalliya
10 M. Khadafi
11 M. Razib
12 M. Rizki
13 Muharam. Z
14 Najwa Aulia
15 Nasswa Wiji
16 Nurhalimah
224
17 Qonita
Humaira
18 Ramdhani
19 Ronald
20 Tasya
Syarifah
21 Tri
Nurhasanah
22 Vita Ayu.
23 Zalwa
Lutfhia
Kriteria penilaian :
85% - 100% = Sangat baik
67% - 84% = baik
51% - 66 % = cukup baik
<50% = kurang baik
Yang Mengetahui,
Ciputat,
Guru IPS SMP/Mts Peneliti
225
Lampiran 11
KELAS KONTROL
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Materi :
Nama Observer :
No Aspek yang diamati Realisasi Keterangan
Y T
Kegiatan Pendahuluan
1. Persiapan psikis dan fisik dalam
membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa
bersama.
Kegiatan Inti
226
8. Guru menjelaskan secara singkat
tentang pengertian konflik dan
faktor-faktor penyebab terjadinya
konflik sosial.
227
menjawab soal yang berikan oleh
guru.
18. Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman sekolompoknya
untuk menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan dengan
data yang untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh
guru.
228
26. Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran
Ciputat,
Guru Mata Pelajaran IPS
229
KELAS KONTROL
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Materi :
Nama Observer :
No Aspek yang diamati Realisasi Keterangan
Y T
Kegiatan Pendahuluan
1. Persiapan psikis dan fisik dalam
membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa
bersama.
Kegiatan Inti
230
8. Guru menanyangkan gambar
gambar tentang tentang akibat
dari konflik sosial.
231
melakukan penyelidikan dengan
data yang untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh
guru.
18. Siswa melakukan pengujiam
alternatif solusi untuk pemecahan
masalah.
232
27. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.
Ciputat,
Guru Mata Pelajaran IPS
233
KELAS KONTROL
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Materi :
Nama Observer :
No Aspek yang diamati Realisasi Keterangan
Y T
Kegiatan Pendahuluan
1. Persiapan psikis dan fisik dalam
membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa
bersama.
Kegiatan Inti
234
9. Guru membagi siswa ke dalam
3 kelompok terdiri dari 7-8 orang.
235
rencana yang telah dibuat.dan
merumuskan jawaban yang tepat
untuk menyelesaikan masalah
yang diberikan oleh guru.
236
27. Guru menginformasikan materi
untuk pertemuan selanjutnya.
Ciputat,
Guru Mata Pelajaran IPS
237
KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Materi :
Nama Observer :
No Aspek yang diamati Realisasi Keterangan
Y T
Kegiatan Pendahuluan
1. Persiapan psikis dan fisik dalam
membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa
bersama.
Kegiatan Inti
238
penyebab terjadinya konflik
sosial.
239
18. Peserta didik mencari,
mengumpulkan, dan
mengurutkan informasi tentang
teori yang dipilih di LKS untuk
menjawab soal yang berikan
oleh guru.
19. Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman sekolompoknya
untuk menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan dengan
data yang untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh
guru.
240
26. Guru mengevaluasi terhadap
kekurangan dari hasil diskusi
yang dipresentasikan oleh
siswa.
Ciputat,
Guru Mata Pelajaran IPS
241
KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Materi :
Nama Observer :
Kegiatan Inti
242
8. Guru menanyangkan gambar
tentang akibat dari konflik sosial.
9. Guru membagi siswa ke dalam
5 kelompok terdiri dari 4-5 orang.
243
menjawab soal yang berikan oleh
guru.
18. Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman sekolompoknya
untuk menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan dengan
data yang untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh
guru.
244
27. Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran
Ciputat,
Guru Mata Pelajaran IPS
245
KELAS EKSPERIMEN
Pertemuan :
Hari/tanggal :
Materi :
Nama Observer :
No Aspek yang diamati Realisasi Keterangan
Y T
Kegiatan Pendahuluan
1. Persiapan psikis dan fisik dalam
membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa
bersama.
Kegiatan Inti
246
8. Guru menanyangkan gambar
tentang konflik poso.
9. Guru membagi siswa ke dalam
6 kelompok terdiri dari 4-5 orang.
247
menjawab soal yang berikan oleh
guru.
18. Setelah siswa mendapatkan
informasi, Siswa berdiskusi
dengan teman sekolompoknya
untuk menyusun hipotesis dan
melakukan penyelidikan dengan
data yang untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh
guru.
248
untuk mengerjakannya selama 20
menit.
27. Guru menyimpulkan hasil
pembelajaran
Ciputat,
Guru Mata Pelajaran IPS
249
Lampiran 12
Hasil Pre-test dan Post-test Kerjasama kelas VIII-1
No Nama Kontrol
Pretest Posttest
1. Andini 67 73
2. Anevay Zahra 71 77
3. Danar Pambudi 75 87
4. Devi Indriyani 71 83
5. Fajar Ramdani 58 69
6. Firna Nahwa Salsabila 65 77
7. Ichsan Fathir 75 85
8. Intan Sugiarti 56 71
9. Ishmaaliyah 63 75
10 M. Khadafi 60 69
11. M. Razib 62 73
12. M. Rizki 58 67
13. Muharam. Z 60 71
14. Najwa Aulia 73 85
15. Nasswa Wiji 73 85
16. Nurhalimah 75 90
17. Qonita Humaira 67 83
18. Ramdhani Hermawan 56 69
19. Ronald 56 71
20. Tasya Syarifah 65 75
21. Tri Nurhasanah 63 79
22. Vita Ayu 73 87
23. Zalwa Luthfia 65 77
250
Lampiran 13
Hasil Pre-test dan Post-test Kerjasama kelas VIII-2
No Nama Eksperimen
Pre-test Post-test
1. Ade Raihan 71 85
2. Adhara Oliviya 79 87
3. Aditya Ramadhan 73 87
4. Adriansyah 71 85
5. Azka Hidayat 75 87
6. Celvine 73 87
7. Cindi Audia Lubis 75 90
8. Deani May Bastari 69 83
9. Dhini Akhiriani 73 90
10 Dimas Putra 79 92
11. Karina 71 90
12. Khansa Maghribi 77 92
13. M. Indra 75 90
14. Nazwa Salsyabilla 83 92
15. Resha Alfina 65 85
16. Ridho Pambudi Utomo 65 85
17. Sahara Bil Hasanah 75 90
18. Salsabila 79 92
19. Shirin Karima 83 92
20. Siska Amanda 79 92
21. Tania Sukmawati 77 87
22. Viola Saputri 83 94
23. Wisnu Prasetio 73 87
251
Lampiran 14
Hasil Pre-test dan Post-test Memecahkan masalah kelas VIII-1
No Nama Kontrol
Pre-test Post-test
1. Andini 66 76
2. Anevay Zahrah 68 76
3. Danar Pambudi 64 70
4. Devi Indriyani 70 82
5. Fajar Ramdani 54 66
6. Firna Nahwa 66 78
7. Ichsan Fathir 68 76
8. Intan Sugiarti 66 72
9. Ishmaaliyah 68 88
10 M. Khadafi 50 68
11. M. Razib 46 60
12. M. Rizki 58 62
13. Muharam. Z 48 66
14. Najwa Aulia 84 90
15. Nasswa Wiji 68 74
16. Nurhalimah 80 88
17. Qonita Humaira 88 94
18. Ramdhani Hermawan 60 70
19. Ronald 48 62
20. Tasya Syarifah 64 72
21. Tri Nurhasanah 66 74
22. Vita Ayu 68 90
23. Zalwa Luthfia 48 66
252
Lampiran 15
Hasil Pre-test dan Post-test Memecahkan masalah kelas VIII-2
No Nama Eksperimen-
Pre-test Post-test
1. Ade Raihan 80 100
2. Adhara Oliviya 60 88
3. Aditya Ramadhan 72 84
4. Adriansyah 68 76
5. Azka Hidayat 66 82
6. Celvine 66 80
7. Cindi Audia Lubis 60 82
8. Deani May Bastari 56 76
9. Dhini Akhiriani 72 78
10 Dimas Putra 90 92
11. Karina 60 84
12. Khansa Maghribi 74 96
13. M. Indra 66 82
14. Nazwa Salsyabilla 80 92
15. Resha Alfina 76 82
16. Ridho Pambudi 56 90
17. Sahara Bil Hasanah 62 80
18. Salsabila 80 90
19. Shirin Karima 72 82
20. Siska Amanda 76 82
21. Tania Sukmawati 48 84
22. Viola Saputri 76 80
23. Wisnu Prasetio 72 94
253
Lampiran 16
254
255
256
Lampiran 17
257
258
259
260
Lampiran 18
261
262
263
264
265
266
267
268
269
Lampiram 19
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
Lampiran 20
Hasil Uji Validitas
Correlations
Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_1 Skor_To
0 tal
Pearson 1 .215 -.204 .370 .423* .621** .350 .413* .548** .395 .682**
Correlation
Soal_1 .313 .339 .075 .039 .001 .094 .045 .006 .056 .000
Sig. (2-tailed)
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson .215 1 -.247 .242 .121 .058 .152 .231 .250 .320 .561**
Correlation
Soal_2
Sig. (2-tailed) .313 .244 .255 .572 .789 .478 .278 .238 .127 .004
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson -.204 -.247 1 .289 -.056 .066 .115 -.368 -.155 -.516** -.130
Correlation
Soal_3
Sig. (2-tailed) .339 .244 .170 .796 .760 .594 .077 .469 .010 .544
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson .370 .242 .289 1 .601** .308 .600** .135 .209 .247 .591**
Correlation
Soal_4
Sig. (2-tailed) .075 .255 .170 .002 .143 .002 .528 .327 .245 .002
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson .423* .121 -.056 .601** 1 .416* .304 .267 -.056 .265 .451*
Correlation
Soal_5
Sig. (2-tailed) .039 .572 .796 .002 .043 .149 .208 .794 .210 .027
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson .621** .058 .066 .308 .416* 1 .248 .291 .368 .242 .574**
Correlation
Soal_6
Sig. (2-tailed) .001 .789 .760 .143 .043 .243 .167 .077 .255 .003
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson .350 .152 .115 .600** .304 .248 1 .167 .032 .310 .624**
Correlation
Soal_7
Sig. (2-tailed) .094 .478 .594 .002 .149 .243 .435 .882 .140 .001
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson .413* .231 -.368 .135 .267 .291 .167 1 .253 .458* .444*
Correlation
Soal_8
Sig. (2-tailed) .045 .278 .077 .528 .208 .167 .435 .234 .025 .030
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
280
Pearson .548** .250 -.155 .209 -.056 .368 .032 .253 1 .478* .468*
Correlation
Soal_9
Sig. (2-tailed) .006 .238 .469 .327 .794 .077 .882 .234 .018 .021
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson .395 .320 -.516** .247 .265 .242 .310 .458* .478* 1 .553**
Correlation
Soal_10
Sig. (2-tailed) .056 .127 .010 .245 .210 .255 .140 .025 .018 .005
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
Pearson .682** .561** -.130 .591** .451* .574** .624** .444* .468* .553** 1
Correlation
Skor_To
tal Sig. (2-tailed) .000 .004 .544 .002 .027 .003 .001 .030 .021 .005
N 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
281
Lampiran 21
Hasil Uji Reliabilitas
Cases Excludeda 0 .0
Total 24 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.807 10
282
Lampiran 22
Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Kemampuan Kerjasama Siswa
Descriptive
283
Upper 68.3987
Bound
5% Trimmed Mean 65.5242
Median 65.0000
Variance 44.261
Std. Deviation 6.65288
Minimum 56.00
Maximum 75.00
Range 19.00
Interquartile Range 13.00
Skewness .049 .481
Kurtosis -1.366 .935
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
284
285
Lampiran 23
Hasil Uji Normalitas Data Pre-test Tes Kemampuan Memecahkan Masalah
Descriptives
Kelas Statistic Std.
Error
Mean 69.0435 2.04251
Lower 64.8076
95% Confidence Interval Bound
for Mean Upper 73.2794
Bound
5% Trimmed Mean 69.0628
Median 72.0000
kelas Variance 95.953
eksperimen
Std. Deviation 9.79554
Minimum 48.00
Pre-test
Maximum 90.00
Range 42.00
Interquartile Range 16.00
Skewness -.107 .481
Kurtosis -.078 .935
Mean 63.7391 2.35338
Lower 58.8585
kelas
95% Confidence Interval Bound
kontrol
for Mean Upper 68.6197
Bound
286
5% Trimmed Mean 63.3913
Median 66.0000
Variance 127.383
11.2864
Std. Deviation
3
Minimum 46.00
Maximum 88.00
Range 42.00
Interquartile Range 14.00
Skewness .226 .481
Kurtosis -.080 .935
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
287
288
Lampiran 24
Hasil Uji Homogenitas Data Pre-test Kemampuan Kerjasama Siswa
ANOVA
Pre-test
Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
1014.261 1 1014.261 29.025 .000
Between Groups
ANOVA
Pre-test
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between 323.565 1 323.565 2.898 .096
Groups
Within Groups 4913.391 44 111.668
Total 5236.957 45
289
Lampiran 25
Hasil Uji T-test Independent Samples Kemampuan Kerjasama Siswa di Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Kelas 23 88.7391 3.06323 .63873
Kemampuan
Eksperimen
Kerjasama
Kelas kontrol 23 77.3043 6.98983 1.45748
290
Lampiran 26
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Kelas 23 85.0435 6.49110 1.35349
Kemampuan Memecahkan Eksperimen
Masalah 23 74.7826 9.84866 2.05359
Kelas kontrol
291
Lampiran 27
Kartu Soal Pertemuan Pertama
292
3) Pada gambar diatas, dapatkah kamu menganalisis
penyebab peristiwa yang terjadi?
293
5) Bagaimana cara kalian untuk mengatasi peristiwa yang
terjadi pada gambar diatas?
294
Kartu Soal Pertemuan Kedua
295
3) Pada gambar diatas, dapatkah kamu menganalisis
penyebab peristiwa yang terjadi?
296
5) Bagaimana cara kalian untuk mengatasi peristiwa
yang terjadi pada gambar diatas?
297
Kartu Soal Pertemuan Ketiga
299
5) Menurut pendapat kalian, apa respon positf dari
peristiwa tersebut ?
300
Lampiran 28
301
Pada peristiwa gambar di bawah ini, terdapat beberapa pertayaan yang
dapat ditanyakan terdapat pada nomor 6-10 yaitu :
302
Lampiran 29
Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test Memecahkan Masalah
303
antarkelompok pelajar SMA
tersebut.
4) Pada gambar diatas, Akibat dari dari peristiwa tawuran 5
dapatkah kalian antarkelompok pelajar yaitu :
menganalisis akibat dari a) meningkatkan solidaritas
peristiwa yang terjadi ? sesama anggota kelompok
(in-group solidarity) yang
sedang mengalami konflik
dengan kelompok lain.
b) Perubahan kepribadian
dapat terjadi pada kedua
belah pihak yang
mengalami konflik.
c) Rusaknya Harta Benda dan
Bahkan Hilangnya Nyawa
Manusia
d) Terjadinya Akomodasi,
Dominasi, Bahkan
Penaklukan Salah Satu
Pihak yang Terlibat dalam
Pertikaiaan.
e) Retaknya hubungan yang
semakin renggang
antarkelompok pelajar
SMA.
5) Menurut pendapat kalian, a) Menghindar, ketika teman 5
bagaimana cara sebaya mengajak untuk
mengatasi peristiwa aksi tawuran dengan
tersebut ? kelompok lain.
b) Para Siswa wajib diajarkan
dan memahami bahwa
semua permasalahan tidak
akan selesai jika
penyelesaiannya dengan
menggunakan kekerasan.
c) Memaksakkan kehendak
untuk menerima
penyelesaian yang
diinginkan.
d) Sekolah wajib
menanamkan disiplin dan
ketertiban bagi mereka
yang terlibat tawuran.
e) Polisi melakukan aksi
untuk mendamaikan pelajar
dengan berbicara secara
304
kekeluargaan dan
menertibkan pelajar ketika
terjadi tawuran.
f) Orangtua harus menjadi
pendengar dan penasehat
yang baik serta
menanamkan nilai-nilai
agama dan moral untuk
anaknya agar mencengah
adanya tindak kekerasan
antarpelajar.
6) Deskripsikanlah menurut Peristiwa yang terjadi pada gambar 5
pendapatmu peristiwa yang di atas yaitu Siswa sekolah dasar
terjadi pada gambar diatas! yang berasal dari ekonomi tingkat
Apakah peristiwa tersebut atas pergi kesekolah diantarkan
termasuk integrasi sosial? oleh supir dengan menggunakan
Jika peristiwa pada gambar mobil pribadinya. Sedangkan siswa
di atas termasuk integrasi sekolah dasar yang ekonomi
sosial, Bagaimana proses menengah kebawah berangkat
terbentuknya integrasi kesekolah diantarkan oleh ibunya
sosial pada gambar diatas? dengan menguunakan mobil.
Jelaskan! Peristiwa ini merupakan sebuah
integrasi sosial karena adanya
kesamaan derajat pelajar baik kaya
ataupun miskin, dalam segi
ekonomi, hal ini dibuktikan dari
seragam sekolah yang dipakai oleh
siswa harus memakai seragam yang
ditentukan oleh sekolah yaitu
seragam dengan baju berwarna
putih dan rok berwarna merah
untuk sekolah dasar.
Proses terbentuknya kejadian pada
gambar diatas yaitu :
4) Siswa merasa bahwa
mereka sama di dalam
pendidikan
5) adanya suatu kesepakatan
(konsensus) bersama
mengenai aturan dalam
pendidikan untuk memakai
seragam sesuai ketentuan
pendidikan.
6) adanya nilai dan norma
sosial yang diberlakukan
305
untuk dijalankan secara
konsisten.
306
Lampiran 30
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
Biodata Penulis
319