Anda di halaman 1dari 7

1

MODUL 5
ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS DOSIS

1. Tinjauan Mata Kuliah


A. Menguji kemampuan mahasiswa dalam melakukan pengumpulan data
dan infromasi penetapan masalah, penyelesaian masalah, dan praktik
professional, legal&etik pada analisis drug related problems tentang
dosis.

2. Pendahuluan
A. Sasaran pembelajaran yang ingin dicapai
mahasiswa belajar praktek kefarmasian pelayanan farmasi klinik sesuai
dengan standar pelayanan farmasi klinik yang harus dimiliki oleh
seorang apoteker dengan memberikan studi kasus pelayanan farmasi
klinik
B. Ruang lingkup bahan modul
Analisis drug related problems tentang dosis
C. Manfaat mempelajari modul
Mampu menganalisa drug related problems tentang dosis
D. Urutan pembahasan
Mampu menggali informasi dari pasien, mampu menganalisa drug
related problems tentang dosis pada terapi pasien yang di terima.

3. Materi Pembelajaran
Drug Related Problem (DRP) atau masalah terkait obat adalah bagian dari
asuhan kefarmasian (pharmaceutical care) yang menggambarkan suatu
keadaan, dimana profesional kesehatan (apoteker) menilai adanya
ketidaksesuaian pengobatan dalam mencapai terapi yang sesungguhnya
(Hepler, 2003)
DRP dibagi menjadi 2 : actual dan potensial, DRP actual adalah masalah
yang terjadi seketika saat pasien menggunakan obat (misalkan alergi dll),
dan DRP potensial adalah masalah yang akan terjadi pada saat setelah
penggunaan obat (misalnya kerusakan hati, ginjal, dsb). Ada 8 jenis Drug
Related Problem, yaitu :
2

1. Indikasi yang tidak ditangani (Untreated Indication)


Ada indikasi penyakit/keluhan pasien yang belum ditangani dalam resep
tersebut, misalnya pasien mengeluh nyeri di persendian, sedang dalam
resep tersebut tidak ada obat untuk mengatasi masalah nyeri tersebut.
2. Pilihan Obat yang Kurang Tepat (Improper Drug Selection)
Pemilihan obat dalam resep kurang tepat (salah obat) dan beresiko,
misalnya pasien demam dikasih antibiotik rifampisin, ini jelas pemilihan
bat salah. atau obat yang dipilih memiliki kontraindikasi atau perhatian
(caution) terhadap pasien.
3. Penggunaan Obat Tanpa Indikasi (Drug Use Without Indication)
Obat yang ada dalam resep, tidak sesuai dengan indikasi keluhan penyakit
pasien.
4. Dosis Terlalu Kecil (Sub-Therapeutic Dosage)
Dosis obat yang diberikan dalam dosis tersebut terlalu kecil, sehingga efek
terapi tidak memadai untuk mengobati penyakit pasien.
5. Dosis Terlalu Besar (Over Dosage)
Dosis yang diberikan dalam resep terlalu besar, diatas dosis maksimum,
hal ini dapat berakibat fatal.
6. Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki (Adverse Drug Reactions)
Obat yang diberikan memberikan efek samping yang memberatkan
kondisi pasien, misalnya captopril menyebabkan batuk yang mengganggu
(efek samping ini tidak selalu terjadi, karena sensitifitas setiap orang
berbeda-beda).
7.InteraksiObat (DrugInteractions)
Obat-obatan dalam resep saling berinteraksi seperti warfarin dan vitamin
K bersifat antagonis, atau obat dengan makanan semisal susu dan
tetrasiklin membentuk khelat/kompleks yang tidak bisa diabsorpsi.
8. Gagal Menerima Obat (Failure to receive medication)
Obat tidak diterima pasien bisa disebabkan tidak mempunyai kemampuan
ekonomi, atau tidak percaya dan tidak mau mengkonsumsi obat-obatan.
atau bisa juga disebabkan obat tidak tersedia di apotek sehingga pasien
tidak dapat memperoleh obat.
3

4. Latihan

Nomor Station ----------

Judul Station Analisi DRPs pada pengobatan pasien ISPA

Alokasi Waktu 10 menit

Tujuan Station Mampu melakukan pengumpulan data, penyelesaian masalah,


komunikasi efektif, praktik profesional legal dan etik pasien pada
pengkajian resep pasien ISPA

1. Pengumpulan data & informasi


Kompetensi Yang
2. Penetapan masalah
Diujikan
3. Penyelesaian masalah
4. Monitoring & evaluasi
5. Pencatatan & pelaporan
6. Komunikasi efektif
7. Praktik profesional, legal & etik

1. Perancangan sediaan farmasi (R&D)


Kategori Praktik
2. Produksi sediaan farmasi
Kefarmasian
3. QC/QA
4. Perencanaan/pengadaan/penerimaan
5. Penyimpanan/penyaluran/pemusnahan
6. Pelayanan obat tanpa resep (swamedikasi)
7. Pengkajian resep/analisis DRP
8. Compunding produk nonsteril/steril
9. Dispensing (KIE)/Monev efektivitas terapi/ESO

Instruksi Peserta Skenario:


Ujian Apoteker di rumah sakit menerima resep untuk pasien laki-laki
(2 thn) yang didiagnosa oleh dokter ISPA.

dr. Melati.,SpA
Jl. Indah No. Bandung
SIP: 00007777

Bandung, 6 Januari 2020


R/ Cefixim Syr Fl I
S 3 dd cth 1

Pro : Ale(2 thn)


Alamat : Jl. Panyileukan
Bandung
4

Tugas:
1. Lakukan pengkajian klinik resep (Analisis DRPs)
2. Selesaikan DRPs, isi lembar kerja dan serahkan lembar kerja
kepada penguji
3. Komunikasikan temuan DRPs dan rekomendasi penyelesaian
masalah (DRPs) kepada dokter penulis resep (asesor)
Penulis soal Ani Anggriani, M.Si.,Apt.

Referensi PMK No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian


di Rumah Sakit
5

LEMBAR KERJA
STATION

Nama Mahasiswa : Ela Fitri Nuryana


Nomor Mahasiswa : 221FF05065

dr.Melati.,SpA
Jl. Indah No.
19 Bandung
SIP:
00007777
Bandung, 6 Januari 2020
R/ Cefixim Syr Fl I
S 3 dd cth 1

Pro : Ale(2 thn)


Alamat : Jl. Panyileukan Bandung

Indentifikasi DRP

No Nama obat Jenis DRP Penyelesaian

1 Cefixim Sirup • Konfirmasi terhadap keluarga pasien


Dengan kekuatan Dosis Terlalu Besar (Over terkait berat badan anak ale.
sediaannya Dosage) • Perhitungan dosis
100mg/5ml. Dik: jika diasumsikan berat badan
(ISO ED 53 HAL 79) pasien : 15 kg
Dosis: Dosis anak: 1,5 – 3 mg/kg BB 2x
Aturan pakai : 3x Anak = 1,5 – 3 mg/kg BB 2x sehari
sehari 1 sendok teh sehari / dapat ditingkatkan Kekuatan sediaan: 100mg/5ml
sampai dengan 6 mg/kg BB Dit: dosis untuk anak usia 2 tahun
dengan berat badan 15 kg.
MIMS ED 21 HAL 76 Dij:
Dosis minimum:
1,5 x 15
= 1,125 ml
100mg/5ml

Dosis maksimum:
3 x 15
= 2,25 ml
100mg/5ml
• Konfirmasi kepada dokter penulis
resep terkait obat mengenai dosis
dan aturan pakai.
• Rekomendasikan kepada dokter
untuk menurunkan dosisdan
frekuensi pemakaian menjadi sehari
2 kali 1/2 sendok teh/ 2,25 ml

DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization.WHO Child Growth Standards based on length/height, weight and
age: Acta Pediatrica. 2006 ;450:76-85.
MIMS Drug Refference Indonesia – 2021/2022
6

5. Rangkuman
Mahasiswa sebagai calon apoteker harus mampu menggali informasi dari pasien
dan menggali informasi dari resep dokter dikaji secara klinik sesuai dengan
pustaka.

6. Tes Formatif
-
7. Umpan Balik atau Tindak Lanjut
Tutor masing-masing kelompok akan mengevaluasi hasil dari rubric masing-
masing mahasiswa di soal kasus analisis drug related problems tentang dosis
8. Kunci Tes Formatif
9. Daftar Pustaka
MIMS Drug Refference Indonesia – 2018
Permenkes, Standar pelayanan kefarmasian no 72 tahun 2016
7

Pengumpulan data & informasi


Apoteker : selamat pagi dok.
Dokter : iyaa, selamat pagi.
Apoteker : apakah ini benar dengan dokter melati S.PA
Dokter : iyaa benar
Apoteker : perkenalkan saya apoteker Ela Fitri Nuryanaa yang bertugas di apotek bhakti
kencana
Dokter : oh iya ibu ela ada yang bias saya bantu ?
Apoteker : ini dok saya ingin mengkonfirmasi mengenai resep atas nama ale yang berusia 2
tahun alamat jl panyileukan bandung dengan obat yang diresepkan cefixim sirup aturan pakia 3
kali sehari 1 sendok teh/5 mL. apakah benar ini pasien dokter?
Dokter : tunggu sebentar… saya cek dulu. Oh iyaa benar ibu itu pasien saya bu
Apoteker : begini dok bedasarkan literature yang saya baca bahwa dosis An ale dengan usia 2
tahun dosisnya terlalu besar. Izin do kapa boleh diturunkan?
Dokter : oh iyaa boleh
Apoteker : oh iyaa baik dok, menurut literature dosis anak >30kg yaitu 1,5-3 mg/kg dengan
aturan pakai 2x1 sehari (diminum tiap 12 jam sekali). Setelah dilakukan konfirmasi terhadap
pasien dan dilakukan perhitungan, saya merekomendasi untuk menurunkan dosis menjadi 2x
sehari 1/2 sendok takar (2,25 mL). Jadi bagaimana ya dok
Dokter : oh boleh diturunkan saja sesuai literatur nya bu
Apoteker : izin mengkorfirmasi kembali. Jadi obat untuk pasien an ale dengan usia 2 tahun
yaitu cefixim sirup dengan aturan pakai 2x sehari ½ sendok takar (2,25 mL)
Dokter : oh iya benar terima kasih telah mengkonfirmasi bu
Apoteker : oh iyaa dok untuk lembar persetujuannya saya kirim melalui email yaa
Dokter : oh iyaa silahkan
Apoteker : Oh iyaa baik dok terimakasih, maaf sebelumnya sudah mengganggu waktunyaa.
Selamat pagi
Dokter : selamat pagi

Anda mungkin juga menyukai