Anda di halaman 1dari 14

Cover

Daftar Isi

Bab I

Desain Organisasi Perusahaan

1.1 Pengertian dari Desain Organisasi

2 Suatu desain organisasi dapat diartikan sebagai sebuah model yang diambil dan diputuskan

oleh suatu organisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam hal koordinasi serta dari

proses pengendalian tugas yang terdapat didalam organisasi tersebut. Dalam hal ini

keseluruhan anggota dalam organisasi tersebut dilakukan pemberian motivasi dengan

tujuan untuk pengeluaran dari segenap energy serta kemampuan untuk pemaksimalan

kemampuan serta sumber daya dari suatu organisasi untuk menciptkan, menghasilkan

secara melakukan proses dari sesuatu yang memiliki nilai dari organisasi tersebut, dalam

hal ini baik berupa jasa ataupun barang (Uyun, 2021).

2.1 Penjelasan Struktur Organisasi

Suatu struktur Organisasi dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk suatu

pembangunan ataupun penyusunan. Suatu organisasi juga dapat diartikan sebagai suatu

tempat berkumpul dengan jumlah maksimal dua orang dengan tujuan pencapaian terhadap

sebuah tujuan. Dalam hal ini struktur organisasi dapat dibuat kesimpulan sebagai hubungan

serta susunan dari setiap elemen bagian dengan tugas maupun posisi yang terdapat pada

perusahaan untuk menjalin suatu kegiatan dari tujuan suatu operasional.

2.2 Faktor yang mempengaruhi suatu organisasi

1. Suatu Strategi dari Organisasi

Dalam hal ini suatu pemilihan struktur yang sangat tepat belum tentu penjamin dari

suatu kesuksesan dalam pencapaian suatu tujuan.


2. Suatu Skala dalam Organisasi

Skala ini memberikan pembedaan antara berbagai faktor, diantaranya :

1. Pangsa suatu pasar

2. Suatu jumlah dari tenaga kerja

3. Penjualan

3. Teknologi

Dalam hal ini yang dimaksud adalah bagaiman upaya dari suatu produk dalam

organisasi bisnis dapat dihasilkan atau juga dengan melakukan cara suatu pekerjaan

dapat dilakukan.

4. Lingkungan

Faktor ini merupakan suatu faktor penentu untuk bagaimana suatu organisasi dalam

melakukan perjalanan kedepannya (Uyun, 2021).

Bab II Kepemimpinan

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Pemimpin dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki ketersediaan untuk

melangkah dalam keadaan serta situasi yang belum diketahui kedepannya. Dalam

hal ini seorang pemimpin yang memiliki suatu visi yang jelas dapat menjadi seorang

penuntun guna pelaksanaan suatu tugas pokok serta suatu fungsi dari pemimpin itu

sendiri (Kouzes, 2004)

Pengertian pemimpin lainnya adalah suatu individu dengan kemampuan dalam

hal kecakapan yang dapat melakukan pengaruh terhadap pengikutnya. Guna

melakukan suatu kerjasama demi pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya (Sudriamunawar, 2006). Dri kedua pengertian tersebut, suatu

pemimpin dapat diartikan sebagai orang dengan kemampuan dalam mendorong,


mengkoordinasi, serta mengatur dan mempengaruhi terhadap orang lain demi

mewujudkan suatu kerjasama dengan arah pencapaian tujuan bersama yang sudah

direncankan sebelumnya.

2.2 Pembagian kepemimpinan

Suatu kepemimpinan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, diantaranya :

1. Self Leadership

Self Leadership dapat diartikan sebagai cara memimpin diri sendiri agar tidak

terjadi suatu kegagalan dalam hidup.

2. Suatu Team Leadership

Dalam hal ini team leader dapat diartikan sebagai suatu pemimpin dari suatu

kelompok dengan pemahaman dari apa yang menjadi tanggung jawab dari

seorang pemimpinnya. Ketersediaan dirinya untuk melakukan tanggung jawab

serta pimpinan yang sesuai.

3. Organizational Leadership

Hal ini dapat diartikan sebagai suatu konteks dari organisasi yang dilakukan

pimpinan dari suatu organisasi dengan kemampuan pemimpin yang dapat

memiliki pemahaman mengenai bisnis dari perusahaannya (Kadarusman,

2012).

2.3 Berikut ini adalah fungsi – fungsi dari kepemimpinan

1. Seorang pemimpin sebagai individu yang dipercaya dapat memiliki

kemampuan dalam mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian suatu

tujuan dari suatu sasaran, dalam hal ini sumber dari pengaruhnya dapat berupa

formal. (Robbins, 2006).

2. Sebagai wakil serta juru bicara dalam suatu organisasi yang dipimpinnya untuk

melakukan hubungan dengan pihak – pihak luar.


3. Dapat diartikan pemimpin sebagai suatu komunikator yang efektif.

4. Tugas pemimpin juga sebagai suatu penentu dari suatu arah kelompok

organisasinya dalam tujuan yang sudah direncanakan (Danim, 2004)

Bab III

Perilaku Organisasi

3.1 Pengertian Perilaku Organisasi

Suatu perilaku organisasi dapat diartikan sebagai suatu bidang dari studi yang

memiliki suatu dampak dari suatu kelompok ataupun perorangan serta memiliki

suatu struktur dengan perilaku seluruh organisasi dengan adanya suatu maksud

untuk penerapan dalam hal pengetahuan guna perbaikan dari keefektifan suatu

organisasi

3.2 Pentingnya Mempelajari Perilaku Suatu Organisasi

Perilaku Organisasi ini memiliki manfaat, diantaranya dalam hal :

1. Pengetahuan terhadap suatu perilaku manusia

2. Dalam mengetahui perilaku manusia ini akan memudahkan seorang

pemimpin untuk melakukan suatu motivasi dalam bentuk yang dibutuhkan

bagi bawahannya agar memiliki suatu semangat .

3. Dalam mengetahui perilaku manusia dalam suatu organisasi juga dapat

menghasilkan dan meringankan pemimpin dalam hal penggerakkan seorang

bawahannya.

3.3 Perilaku Organisasi dapat dilihat dalam bagan berikut :


(Gambar 3.1 Bagan dari Perilaku Suatu Organisasi )

Bab IV

Motivasi dalam Organisasi Perusahaan

4. 1 Pengertian Motivasi
Kata motivasi memiliki asal dari bahasa latin yaitu movere dengan arti sebagai

pendorong atau penggerakan dalam suatu hal untuk melakukan sesuatu. Sumber dari motivasi

biasanya terdapat dalam diri sendiri serta dapat juga bersumber dari luar. Motivasi dari dalam

ini disebut dengan motivasi internal sedangkan motivasi dari luar disebut dengan motivasi

eksternal ( Rusdiana, 2006 ).

4.2 Faktor yang mempengaruhi motivasi

Dari sisi lingkungan terdapat suatu faktor – faktor penyebab yang dapat membuat suatu

pengaruh dari motivasi, diantaranya :

1. Suatu faktor Intrinsik, dalam hal ini faktor instrinsik dapat diartikan sebagai suatu

faktor yang memiliki dasar dalam diri seseorang tersebut

2. Faktor ekstrinsik , dalam hal ini adalah suatu desakan yang berasal dari luar yang

menyebabkan timbulnya motivasi tersebut (Harahap, 2017).

4.3 Tujuan dari Motivasi

Motivasi ini memiliki tujuan diantaranya :

1. Suatu bentuk upaya peningkatan kedisiplinan

2. Peningkatan moral serta kepuasan kerja

3. Peningkatan dari produktivitas kerja

4. Peningkatan dari efisiensi penggunaan alat serta bahan baku

5. Peningkatan partisipasi, loyalitas serta kreativitas.

6. Peningkatan kekondusifan dalam hal hubungan pekerjaan (Hasibuan, 2014).

Bab V

Komunikasi dan Kerja Sama dalam Perusahaan


5.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi dapat diuraikan dalam beberapa pengertian diantaranya (Liliweri, 2009) :

1. Komunikasi dengan antarmanusia dapat diartikan sebagai suatu pernyataan diri yang

paling efektif

2. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu pertukaran pesan dengan cara lisan maupun

tertulis.

3. Komunikasi merupakan suatu pembagian informasi

4. Komunikasi merupakan pengalihan dari informasi yang didapatkan dari seseorang.

5. Komunikasi merupakan suatu pertuakaran makna antar individu dengan penggunaan

sistem simbol yang serupa

6. Komunikasi merupakan suatu pengalihan dari suatu pesan dari seseorang dengan

melalui suatu saluran tertentu

5.2 Bentuk – Bentuk Komunikasi

1. Komunikasi secara intrapersonal

2. komunikasi secara antarpersonal

3. Komunikasi secara kelompok

4. Komunikasi Organisasi

5. Komunikasi dengan massa (Susanto, 2010).

5.3 Hambatan – hamabatan yang terdapat pada komunikasi

Hambatan yang biasanya terjadi, digolongkan kedalam dua jenis, diantaranya :

1. Gangguan mekanik, gangguan ini dapat diartikan sebagai hambatan yang

disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada alat komunikasi yang digunakan saat
melakukan komunikasi tersebut. Dalam hal ini dapat dicontohkan pada loudspeaker

ataupun radio.

2. Gangguan Semantik, gangguan ini dapat diartikan sebagai hambatan yang terjadi

karena adanya kesalahan dalam pengucapan bahasa yang digunakan (Mulyana,

2008).

Bab VI

Manajemen Konflik Perusahaan

6.1. Manajemen Konflik

Manajemen konflik adalah seperangkat reaksi antara pihak luar dalam suatu

konflik. Manajemen konflik melibatkan pendekatan berorientasi proses yang

memantau bentuk komunikasi (termasuk perilaku) aktor dan pihak luar serta

dampaknya terhadap kepentingan dan interpretasi (Heridiansyah, 2014). Proses

terjadinya konflik terdiri dari tiga tahap yaitu peristiwa sehari-hari, adanya

tantangan, dan timbulnya pertentangan (Hendricks dan Koenker, 1992).

6.2. Jenis-jenis konflik

a. Konflik dalam diri individu, Terjadi apabila individu mendapatkan ketidakpastian

tentang pekerjaan yang diinginkan.

b. Konflik antar individu dalam organisasi yang sarna Hal ini biasanya diakibatkan

karena adanya perbedaan kepribadian.

c. Konflik antara individu dan kelompok Konflik ini berhubungan seorang individu

menghadapi tekanan dari kelompok kerja.

d. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Karena adanya pertentangan

dalan suatu kelompok.


e. Konflik antar organisasi Konflik ini terjadi karena persaingan ekonomi dan sistem

perekonomian suatu negara.

6.3. Peran Manajemen Konflik dalam Organisasi

Keterkaitan perkerjaan antara individu dan kelompok bis amemunculkan

sebuah konflik di organisasi. Apabila konflik muncul di organisasi penyebab yang

sering diidentifikasi adalah kurangnya komunikasi. Manajer bergntung pada

keterampilan komunikasi untuk mendapatkan informasi dlam perumusan kebijakan dan

mensosialisasikan hasil dari kebijakan yang telah dibuat. Riset membuktikan bahwa

manajer menghabiskan waktu sebanyak 80 persen dari total waktu kerjanya untuk

interaksi verbal dengan orang lain. Keterampilan penanganan informasi yang

dibutuhkan seorang manajer adalah kemampuan untuk mengirim dan menerima

informasi ketika bertindak sebagai pemantau, perwakilan (representatif) atau ahli

strategi.

Bab VII

Pengendalian Perusahaan

7.1. Pengendalian

Pengendalian merupakan rangkaian kegiatan yang saling terkait, bukan

rangkaian kegiatan yang linear atau searah, melainkan kegiatan interaktif yang

memantau pencapaian kinerja aktual terhadap standar kinerja yang dapat dicapai

(Sugiyanto, 2016).

7.2. Proses Pengendalian perusahaan

Proses pengendalian perusahaan menrut Murhaban dan Adnan (2020) yaitu:


a. Perencanaan strategis Perencanan strategis bertujuan mengambil keputusan dlaam

mengalokasikan sumber daya modal dan manusia untuk mencapai tujuan.

b. Persiapan anggaran atau modal Merupakan pross proses penyusunan kembali

pendapatan atau biaya kedalam tabel sehingga memperlihatkan beban masing-masing

manajer yang diperkirakan akan terjadi.

c. Pelaksanaan Merupakan proses manajer melaksanakan program yang ditanggung

jawabi dan harus melaporkan apa saja yang terjadi.

d. Evaluasi kinerja Proses perbandingan beban aktual yang seharusnya terjadi

dikeadaan tersebut untuk menjamin pencapaian perusahaan, sehingga apabila terjadi

penyimpangan dapat diperbaiki dengan cepat.

7.3. Fungsi pengendalian manajemen

Fungsi pengawasan merupakan penciptaan standar atau kriteria untuk

membandingkan hasil monitoring untuk melakukan perbaikan atau penyimpangan atau

deviasi dan menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon terhadap hasil dari

pengendalian dan perubahan disuatu kondisi, serta mengkomunikasikan dan

penyesuaian tersebut ke seluruh proses manajemen. Adapun fungsi pengendalian

menurut Murhaban dan Adnan (2020) sebagai berikut:

a. Perencanaan

b. Koordinasi antar berbagai sub-sub dalam organisasi

c. Komunikasi informasi

d. Pengambilan keputusan

e. Pengendalian
f. Penilaian kinerja

g. Meningkatkan nilai kerja

h. Merangsang kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan

yang berlaku pada sebuah organisasi

i. Melindungi asset atau pendapatan organisasi


Bab VIII

Penutup

8.1 Kesimpulan

Dalam suatu pembangunan organisasi dibutuhkan suatu perencanaan yang

sangat baik dalam hal penyusunan organisasi, struktur organisasi tersebut serta hal –

hal yang berkaitan dengan koordinasi didalam organisasi atau perusahaan tersebut guna

melancarkan produksi serta proses didalamnya.

8.2 Saran

Sebaiknya dilakukan kajian teori yang lebih dalam lagi terkait hal – hal yang

berkaitan dengan organisasi tersebut agar lebih baik lagi dalam penyusunan suatu

struktur tugas organisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana. (2016) Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan Cetakan Ke-2. (Bandung:

Pustaka Setia, 2016), hal. 190.

Uyun. N (2021) Desain dan Struktu Organisasi

Kadarusman, D. 2012. Natural Intelligence Leadership: Cara Pandang Baru Terhadap

Kecerdasa dan Karakter Kepemimpinan. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Robbins, S. P. 2006. Organizational Behaviour. Diterjemahkan oleh PT Indeks Kelompok

Gramedia Dengan Judul Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Harahap, S. Pengaruh Kepemimpinan Islami dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Kantor Cabang Pembantu Sukaramai Medan
dalam HUMAN FALAH: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 3 No.2, Juli-Desember
2017, hal. 253-270.

A Rusdiana, Pengembangan Organisasi Lembaga Pendidikan Cetakan Ke-2. (Bandung:

Pustaka Setia, 2016), hal. 192.

Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Cet. IV (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2009), h. 8

Eko Harry Susanto, Komunikasi Manusia Esensi dan Aplikasi dalam Dinamika Sosial

Ekonomi Politik, Edisi. I, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), h. 6-12. Berbeda
dengan Susanto, Effendy membagi bentuk komunikasi kedalam 4 bentuk yaitu
komunikasi personal, (personal communication), komunikasi kelompok (Group
commnunication), Komunikasi Massa (Mass Communication) Komunikasi Media
(Medio Communicationa) lihat Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek, Cet. XXIII, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 7. Dalam hal ini
dapat dilihat bahwa terdapat sedikit perbedaan pandangan komunikasi interpersonal
dan komunikasi bermedia, Susanto memasukkan komunikasi bermedia pada tataran
komunikasi interpersonal akan tetapi sebaliknya Effendy memisahkan antara kedua
komunikasi ini. Selain itu Joseph A. Devito menyatakan bentuk-bentuk utama
komunikasi antar manusia terbagi atas lima bentuk yaitu, komunikasi dan hubungan
antarpribadi, Komunikasi kelompok dan organisasi, komunikasi di muka umum,
komunikasi antar budaya serta komunikasi massa. Lihat. Joseph A. Devito,
Komunikasi Antarmanusia, Edisi. V (Pamulang: Karisma Publishing Group, 2011), h.
9-10. Lihat pula konteks-konteks komunikasi menurut Mulyana, Ilmu Komunikasi, h.
78.

Sugiyanto, E. (2016). Pengendalian Dalam Organisasi. Lembaga Penerbitan Universitas

Universitas Nasional.

Murhaban, M., & Adnan, A. (2020). SISTEM PENGENDALIAN


MANAJEMEN. In: Sefa Bumi Persada.

Anda mungkin juga menyukai