Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL USAHA KULINER "Salome Bima"

202
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah memperhatikan semakin banyak meningkatnya jumlah pengangguran dan
kurangnya pengetahuan di masyarakat untuk memanfaatkan peluang bisnis,
dikarenakan kurangnya pengetahuan akan pemanfaatan sumberdaya yang ada dan
menyebabkan semakin meningkatnya krisis ekonomi di msyarakat, dikarenakan
kurangnya pemikiran yang luas untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang
dapat membantu meningkatkan perekonomian bagi keluarga dan masyarakat.

Berwirausaha adalah merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjadi
jalan kelaur dari permasalahan tersebut, banyak yang dilakukan berwirausaha, misalnya
mengolah barang mentah menjadi produk ataupun barang setengah jadi menjadi sautu
produk yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi sehingga dapat dinikmati para
konsumen.
Oleh karena itu penulis menciptakan suatu hasil atau produk yang memiliki nilai jual,
penulis membuat kuliner yang tidak asing lagi “SALOME BIMA” atau yang sering di
dengar “CILOK BIMA” tetapi yang berbeda di sini bahasanya saja. SALOME berasal dari
bahasa bima di tambah nama belakangnya BIMA. SALOME BIMA ini berbeda dengan
cilok yang biasa di jumpai di wilayah Mataram. Yang paling dominan membedakan
SALOME BIMA dengan cilok lainnya dari segi bahannya yaitu menggunakan daging
sapi dan cita rasa sambalnya. Cilok lain biasanya menggunakan daging ayam.

Pada kesempatan ini penulis menemukan peluang untuk membuat salome bima karena
rata-rata orang Bima dan Dompu menyukai kuliner yang satu ini dan di wilayah
mataram ini banyak mahasiswa yang berasal dari daerah Bima dan Dompu.
B. Visi
Menjadikan makanan SALOME BIMA ini meluas di masyarakat khususnya Kota
Mataram.
C. Misi
1. Selalu berinovasi dengan produk yang di anggap biasa oleh masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas produk tradiosional.
3. Mengutamakan kualitas dalam pelayanan sehingga konsumen puas.

D. Tujuan Kegiatan Usaha


Tujuan penulis memilih jenis usaha ini yaitu
1. Mendapatkan keuntungan.
2. Menarik minat konsumen untuk merasakan produk yang penulis buat agar
mencapai target penjualan.
3. Dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
4. Membantu mempertahankan makanan tradisional agar tidak hilang.
E. Maksud Kegiatan Usaha
Usaha ini penulis ingin memperluas kuliner SALOME BIMA di wilayah Lombok
khususnya kota Mataram agar masyarakat mengetahui tentang SALOME BIMA.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Profile
Salome adalah brand usaha dari kagiatan penulis, karena bahan bakunya adalah daging
sapi. Daging sapi ini sudah di olah dalam berbagai jenis makanan seperti bakso, stik
daging dan lain sebagainya. Namun kali ini penulis menggunakanya dalam pembuatan
salome. Penulis juga menambahkan bahan tambahannya yaitu tahu. Penulis ingin
mengembangkan kembali cara pengolahan daging sapi dengan cita rasa yang berbeda
sehingga menghasilkalkan rasa yang berbeda dari cilok yang lain.

Daging sapi banyak sekali mengandung gizi penting bagi kesehatan manusia,
kandungan gizi yang terkandung dalam daging sapi yaitu: zat besi, protein, selenium,
seng atau Zinc, vitamin B kompleks dan Omega 3, sehingga makanan ini dapat di
konsumsi oleh setiap kalangan.
B. Strategi Pasar
Penulis menggunakan strategi pasar ini guna agar usaha yg dijalankan berjalan dengan
lancar, upaya yang dilakukan dalam strategi pasar antara lain:
1. Segmenting
Segmenting pasar adalah dengan menjadikan pembeli sebagai target yang akan di
capai, produk yang penulis buat adalah produk yang di nikmati oleh berbagai kalangan
dari masyarakat dengan tingkatan berbeda, produk ini juga bisa di nikmatin dari
anak-anak hingga orang dewasa.
2. Targeting
Target pasar yang penulis bidik adalah pada anak kost-kostsan yang berpenghuni
orang Bima dan Dompu, kalangan masyarakat setempat serta warung-warung.
3. Positioning
Agar produk penulis ini mudah dikenal oleh banyak orang dan menambahkan inovasi
baru pada produk penulis seperti menggoreng salome, membuat sambal dengan rasa
kacang yang sangat menggugah selera. Sehingga konsumen dapat mengenali dengan
mudah produk ini.

C. Analisis SWOT Sebagai Kelayakan Usaha


Sebagai acuan untuk menghadapi persaingan dalam bidang usaha setiap kegiatan
untuk memulai usaha penulis harus mengukur kemampuan penulis terhadap
lingkungan atau pesaing melalui swot, yaitu:
1. Kekuatan (strenght)
Rasa percaya bahwa produk ini akan diterima dengan baik oleh masyarakat luas,
karena produk yang penulis buat mempunyai kualitas yang cukup tinggi karena bahan
dasarnya meng-gunakan daging sapi yang mengandung banyak gizi bagi kesehatan
manusia.
2. Kelemahan (weakness)
a. Produk tidak tahan lama.
b. Produk mudah ditiru.
c. Harga bahan baku tidak stabil.
3. Peluang (opportunity)
Produk ini memang sudah ada dikalangan masyarakat tetapi salome bima atau cilok
bima ini berbeda dengan cilok lainnya. Salome bima ini memiliki rasa yang berbeda
karena ada tambahan bahan rempah-rempah dalam adonan daging sapi dan di tambah
sambal atau saus yang berbeda dari cilok biasanya. Maka dari itu penulis menemukan
peluang untuk membangun bisnis karena cita rasa yang berbeda.
4. Ancaman (treath)
Ancaman yang dapat timbul dari usaha SALOME BIMA ini antara lain:
a. Pesaing tidak sehat.
b. Bahan baku yang tidak stabil.
c. Adanya produk serupa dengan kualitas baik dan harga murah sehingga
menjatuhkan produk penulis.
D. Bahan Baku
Proses produksi penulis menggunakan bahan baku rincian sebagai berikut:
1. Daging sapi 2 kg harga Rp. 200.000
2. Tahu Jumbo 1 ikat atau 1 plastik Rp. 20.000, penulis mengambil 5 ikat
3. Saus 3 bungkus, 1 bungkus seharga Rp. 12.000 jadi total harga saus 3 bungkus Rp.
36.000.

Tambahan adonan dalam daging, yaitu:


1. Tepung terigu 1 kg Rp. 9.000
2. Marica Rp. 5000
3. Bawang merah Rp. 5000
4. Bawang putih Rp. 5000
5. Daun bawang sekucup.y
6. Masako rasa sapi sekucupnya
7. Garam, ficin dan seledri sekucupnya.

Bahan-bahan pembuatan saus:


1. Saus
2. Minyak goreng
3. Cabe
4. Bawang merah dan bawang putih
5. Seledri
6. Jeruk sambal
7. Air
8. Gula
9. Masako rasa ayam, ficin dan garam.

E. Peralatan dan Perlengkapan


1. Peralatannya yaitu:
a. Dandang
b. Baskom
c. Gunting
d. Wajan
e. Cobek
f. Penjepit
g. Sendok
h. Toples

2. Perlengkapan
a. Plastik
b. Tusukan
c. Sarung tangan plastik

F. Biaya Lain-lain
Nama biaya yaitu:
1. Bensin motor Rp. 15.000
2. Minyak Tanah Rp. 12.000

G. Cara Pembuatan
1. Siapkan bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Giling daging beserta bumbu rempah-rempahnya.
3. Setelah itu buat buat adonan menjadi bulat atau di sebut pentolah dan masukan
adonan daging ke dalam tahu yang sudah di gunting bagi dua.
4. Kemudian panaskan air yang sudah di masukkan masako rasa ayam di dalam
dandang , setelah mendidih masukkan adonan tadi yang di olah.
5. Sambil menunggu adonan matang ,penulis membuat saus , pertama siapakan
bahan yang teah di sebutkan diatas, dan siapakan peralatan yaitu cobek.
6. Kemudian ulek bahan-bahan mulai dari garam, cabe , bawang merah dan bawang
putih. Setelah itu siapakan dan panaskan wajan dengan masukkan minyak goreng
secukupnya untuk menumis bumbu yang sudah di ulek tadi, setelah bumbu.y sudah
harum masukan saus 1 bungkus di tumisan tersebut, diamkan sebentar. Setelah itu
masukkan air secukupnya jangan sampai saus terlalu kental dan terlalu encer, saus
sudah mendidih masukkan garam, gula, seledri , jeruk sambal dan bawang goreng (jika
perlu).
7. Diamkan sampe matang saus terebut.
8. Setelah adonan sudah matang , adonan tersebut di angkat. Untuk proses masak
dua kali dengan cara di kukus agar lebih maksimal matang adonannya.
9. Setelah semua sudah matang, dan salomenya di colek pake saus.
10. Dan yang terakhir salome siap di sajikan.

H. Rencana Anggaran
1. Modal awal
Modal awal dari penulis yaitu : Rp. 500.000
Penulis keluarkan dalam sekali produksi yaitu sebesar Rp. 400.000 yaitu bahan baku +
perlengkapan + biaya lain-lain. Sisa modal di simpan untuk keperluan lain, seperti
membeli tambahan bahan yang kurang.
2. Penentuan harga jual
Satu biji pentolan dan tahu penulis menjual dengar harga Rp. 1.000 per biji. Dengan
ukuran pentol dan tahu lumayan besar dari cilok lainnya. Penulis sudah
memperhitungkan berapa presentase harga jual .
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salome merupakan brand produk yang diciptakan oleh penulis dalam bidang ini, penulis
menciptakan produk ini atas survey yang penulis lakukan untuk mecari peluang bisnis
yang baik dan bermanfaat yang disegani oleh masyarakat dan tertanam dibenak
masyarakat luas dengan cara mengkonsumsinya ditoko cemilan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa proposal ini kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
proposal ini.
Demikian proposal ini, semoga kegiatan penulis ini dapat berjalan dengan baik dan
penulis berharap dalam mengembangkan kreatifitas dapat bermanfaat bagi penulis dan
masyarakat.

LAMPIRAN

alamat : Depan Museum NTB

Jenis Usaha : Salome


Wawancara dengan pedagang salome

Mahasiswi : "Permisi mas, maaf mengganggu. Boleh minta waktunya sebentar?"

Penjual : "Iya boleh mbak. Ada yang bisa saya bantu ?"

Mahasiswi : "Perkenalkan, saya febry. Begini mas, saya mendapat tugas dari Dosen

kewirausahaan kimia untuk mewawancarai pedagang sebagai narasumber. Apa mas bersedia

untuk diwawancarai ?"

Penjual : "Silahkan mbak, dengan senang hati."

Mahasiswi: "Kapan mas, memulai usaha menjual salome ini ?"

Penjual : "Sejak tahun 2016 mbak."

Mahasiswii : "Mengapa mas memilih berjualan salome ?"

Penjual : "saya berjualan salome karena kemampuan yang saya miliki hanya sebatas ini
mbak".

Mahasiswii : "Berapa modal awal yang abang keluarkan untuk berjualan ?"

Penjual : "Waktu itu modalnya hanya Rp.100.000, mbak. "

Mahasiswii : "Apa saja bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat salome?"

Penjual : "Bahannya tepung kanji, daging ayam, penyedap rasa. Untuk bumbu

pelengkap seperti saus, biasanya saya menggunakan, kecap, dan saus sambal."

Mahasiswi: "Pada saat awal berjualan , mas membuka usaha dirumah atau langsung

berjualan keliling?"

Penjual : "Mulanya saya berjualan di kos mbak, tapi ternyata sepi pembeli. Akhirnya

saya memutuskan untuk berjualan di pinggir jalan. Biasanya saya llangsung ke depan museum

NTB."

Mahasiswi: "Mas berjualan mulai jam berapa sampai jam berapa ?"

Penjual : "Kalau pagi biasanya jam 09.00-12.00. Sorenya saya berjualan lagi mulai jam
16.00-20.00".

Mahasiswi : "Berapa penghasilan rata-ratanya setiap harinya ?"

Penjual : "Tidak tentu mbak, terkadang penghasilan sehari Rp.250.000 dengan keuntungan

bersih Rp.80.000. Jika tidak terjual habis hanya dapat Rp.150.000. Namanya juga berdagang,

kadang ramai, kadang sepi mbak."

Mahasiswi : " Apabila dagangan tidak habis terjual, itu dibuang atau diolah lagi?"

Penjual : "Biasanya kalau masih ada dihangatkan lagi mbak. Tapi rasanya jadi beda. Yang

sering, jika dagangan tidak habis terjual, saya berikan kepada tetangga samping kos.'"

Mahasiswi :: "Biasanya para pedagang menggunakan bahan pengawet agar dagangannya

tahan lama. Bagaimana menurut mas ?"

Penjual : "Waduh, sejauh ini saya belum pernah menggunakannya mbak. Alhamdulillah,

dagangan salome sata seringkali habis terjual. Di satu sisi penggunaan bahan pengawet itu

tidak baik untuk kesehatan."


Mahasiswi: "Ooh, begitu ya mas, baguslah. Selama menjalankan usaha ini, pernahkah mas

berpikir untuk mencari pekerjaan lain ?"

Pedagang : "Tidak mbak. Apa yang bisa diharapkan dari orang seperti saya yang SD saja tidak

tamat. Saya sudah sangat bersyukur dengan usaha ini. Meskipun penghasilan tidak seberapa

yang penting cukup untuk menghidupi keluarga."

Mahasiswii : "Oh begitu ya mas. Saya kira sudah cukup. Sudah banyak informasi yang saya

dapatkan. Semoga usahanya semakin sukses dan berkah. Trima kasih banyak sudah memberi

saya kesempatan untuk mewawancarai mas.'"

Penjual : 'Aamiin. Sama-sama mbak."

Anda mungkin juga menyukai