Anda di halaman 1dari 156

BUKU PERSYARATAN INDIKASI GEOGRAFIS

MASYARAKAT PERLINDUNGAN INDIKASI GEOGRAFIS (MPIG)


KOPI ARABIKA FLORES MANGGARAI

MANGGARAI
2016

i
ABSTRAK

Kopi saat ini merupakan salah satu komoditas ekspor penting bagi masyarakat di Flores
NTT. Salah satu daerah sentra penghasil kopi penting di Flores yaitu berada di kawasan
Manggarai yang disebut dengan “Kopi Arabika Flores Manggarai”. Kawasan Manggarai disebut
juga Manggarai Raya yang meliputi 3 kabupaten yaitu kabupaten Manggarai, Manggarai Barat
dan Manggarai Timur. “Kopi Arabika Flores Manggarai” dihasilkan dari tanaman kopi jenis
Arabika yang ditanam di dataran tinggi Manggarai dengan ketinggian di atas 900 meter dpl.
Kawasan kopi Arabika ini tumbuh di pegunungan yang memanjang dari kabupaten Manggarai
Barat, Manggarai sampai ke Manggarai Timur. Kawasan ini memiliki udara yang dingin dan
kering, dengan curah hujan 3.000-3.500 mm/tahun dan didukung dengan kesuburan tanah yang
baik. Kopi Arabika Flores Manggarai berada di tengah-tengah pulau Flores dengan posisi berada

dalam 120017.760’ BT - 120045.517 BT dan 08033.127’ LS - 08041.760’LS.

Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani kopi Arabika di kawasan


Manggarai melindungi kopi petani dengan membentuk MPIG Kopi Arabika Flores Manggarai.
Pemberian perlindungan Indikasi Geografis kepada kopi Arabika Flores Manggarai dengan
alasan-alasan sebagai berikut :

1. Kopi Arabika Flores Manggarai berasal dari kawasan spesifik dengan ketinggian tempat
diatas 900 meter dpl. dengan agroekosistem di kawasan dataran tinggi Manggarai yang
cocok bagi pertanaman kopi jenis Arabika.
2. Kawasan kopi Arabika Flores Manggarai berada di kabupaten Manggarai, Manggarai Barat
dan Manggarai Timur dengan iklim yang spesifik dengan udaranya yang sejukdan kering

(kisaran suhu 17 – 280C), kelembaban 74-92%, dan fluktuasi temperatur yang cukup
tinggi.
3. Musim hujan pendek dan musim kering yang panjang dan tegas. Iklim ini menjadi
kekhasan kawasan dataran tinggi Manggarai.
4. Tanah di kawasan ini adalah tanah vulkanik dengan jenis tanah Ordo Inceptisol dengan
dominasi tekstur lempung sehingga cenderung peka kering akibat iklim yang kering.
5. Kopi Arabika Flores Manggarai adalah produk yang memiliki mutu fisik dan mutu citarasa
tinggi karena ditanam oleh masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap mutu. Masyarakat
ini tergabung dalam kelembagaan petani tradisional yang disebut kelompok tani. Sedangkan
untuk pengolahanya tergabung dalam UPH (Unit Pengolahan Hasil) kopi.
6. Kopi Arabika Flores Manggarai memiliki sejarah panjang dengan tradisi budaya lokal serta
mutu kopinya yang tinggi, menyebabkan kopi Arabika Flores Manggarai mendapatkan
reputasi yang tinggi dan dikenal sebagai salah satu kopi khas asli Indonesia.

ii
7. Para petani kopi Arabika Manggarai telah memiliki kelembagaan yang cukup kuat
(kelompok tani) sehingga manajemen pertanian menjadi khas dan relatif homogen yang
didasarkan pada pengetahuan tradisional, sehingga masyarakat petani dapat saling
berbagi pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan usaha taninya.
Kopi Arabika Flores Manggarai pada derajat sangrai sedang (medium roast) kopi
tersebut menunjukan hasil sangrai yang relatif homogen, dengan aroma kopi bubuk terkesan
manis dan ada sedikit aroma rempah. Berdasarkan hasil analisis secara sensorial
menunjukkan bahwa cita rasa kopi Arabika Flores Manggarai memiliki aroma herbal, floral
dan spicy, dengan tingkat kekentalan sedang sampai dengan tinggi, keasaman bervariasi
cukup tinggi sampai dengan tinggi, dan rasa sweetness yang seragam tinggi. Kopi Arabika
Flores Manggarai mempunyai rasa tidak pahit (bitter) dan tidak sepat (astringent), karena
petani kopi Arabika Flores Manggarai melakukan tata cara petik pilih (kopi gelondong merah
saja) selama panen. Petani kopi Arabika Manggarai telah menerapkan prinsip-prinsip Praktek
Pengolahan yang baik(Good Manufacturing Practices, GMP) dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk teknis dari para ahli,baik dari lembaga penelitian maupun dari pemerintah. Profil
cita rasa kopi Arabika Flores Manggarai adalah :
- rasa asam (acidity) yang cukup tinggi sampai tinggi,
- mutu dan intensitas aroma yang kuatdengan citarasa khas yaitu herbal, floral, danspicy.
- Rasa manis “sweetness” yang tinggi.

iii
KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami ucapkan atas selesainya Buku
Persyaratan ini setelah melalui proses dan waktu yang cukup panjang. Buku Persyaratan ini
dibuat sebagai persyaratan untuk permohonan mendapatkan Perlindungan Indikasi Geografis
pada komoditas kopi dari Direktorat Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM
Republik Indonesia.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai,
Manggarai Barat dan Manggarai Timur beserta jajaran SKPD terkait, Kementerian Pertanian,
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Manggarai Nusa Tenggara Timur, Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia, VECO Indonesia dan semua pihak yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dalam proses penyelesaian Buku Persyaratan ini.
Besar harapan kami semoga Buku Persyaratan ini menjadikan kopi Arabika Manggarai
mendapatakan Perlindungan Indikasi Geografis dan bermanfaat bagi masyarakat luas,
khususnya petani kopi Arabika di kawasan Manggarai Nusa Tenggara Timur.

Manggarai, 1 Juni 2016

Ttd.

Pengurus MPIG Kopi AFM

iv
DAFTAR ISI Halaman

BAB I. PENDAHULUAN ..……………………………………………………………………………. 1


BAB II. PEMOHON …………………………………………………………………………………….. 5
BAB III. BUKU PERSYARATAN ……………………………………………………………………… 9
A. NAMA PRODUK …………………………………………………………………………… 9
B. TIPE PRODUK ……………………………………………………………………………. 9
C. SIFAT-SIFAT KHAS ……………………………………………………………………… 10
D. DESKRIPSI LINGKUNGAN GEOGRAFIS …………………………………………. 11
1. Faktor Alam …………………………………………………………………………… 11
2. Faktor Manusia ………………………………………………………………………. 17
E. BATASAN KAWASAN PRODUKSI …………………………………………………… 20
F. SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT ……………………………………………………. 22
G. METODE PRODUKSI DAN PENGOLAHAN ………………………………………. 29
1. Metode Produksi …………………………………………………………………….. 29
2. Metode Proses Pengolahan ……………………………………………………… 33
H. METODE KONTROL DAN KETERUNUTAN ……………………………………… 41
1. Kontrol Atas Pemenuhan Aturan-Aturan dalam Buku Persyaratan .. 41
2. Keterunutan …………………………………………………………………………… 43
3. Kontrol Mutu Fisik dan Citarasa Kopi Arabika Flores Manggarai …… 45
I. PELABELAN ………………………………………………………………………………… 47
1. Bungkus dan Paket Kopi …………………………………………………………… 47
2. Pemakaian Nama Kopi Arabika Flores Manggarai ………………………… 48
PENUTUP ………………………………………………………………………………………. 50
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….. 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 53

v
DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1. Lokasi pengambilan contoh tanah IG Kopi Arabika Flores Manggarai .. 14


Tabel 2. Tekstur tanah IG Kopi Arabika Flores Manggarai ……………………………. 15
Tabel 3. Proses Pengolahan Kopi Arabika Flores Manggarai …………………………. 22
Tabel 4. Penggolongan Mutu Berdasarkan Sistem Nilai Cacat ......................... 45

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1. Kartu Anggota MPIG Kopi AFM Tekstur tanah IG Kopi Arabika Flores
Manggarai ………………………………………………………………………………….. 7
Gambar 2. Curah Hujan dataran tinggi Manggarai NTT …………………………………… 12
Gambar 3. Peta Kawasan Produksi Kopi IG Arabika Flores Manggarai ................. 21
Gambar 4. Bendera Tiga Warna, pemberian Pemerintah Kolonial Belanda kepada
Bernadus Odjong, 1937 ……………………………………………………………….. 23
Gambar 5. Pertanaman kopi arabika di Manggarai ………………………………………….. 31
Gambar 6. Pertanaman kopi arabika dengan berbagai jenis penaung ………………. 32
Gambar 7. Pertanaman kopi arabika yang tumbuh di pekarangan rumah …………. 33
Gambar 8. Kegiatan sortasi buah kopi …………………………………………………………… 34
Gambar 9. Proses perambangan buah kopi ……………………………………………………. 35
Gambar 10. SOP (Standar Operasional Prosedur) Pengolahan Kopi Arabika Flores
Manggarai Metode Basah (Wet Process) ……………………………………….. 40
Gambar 11. Logo IG Kopi ArabikaFloresManggarai …………………………………………… 48

vi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1. Daftar Kelompok Tani Kopi di Kawasan Manggarai ………………. 53


Lampiran 2. Data Produsen Kopi Bubuk Di Manggarai Tahun 2016 ………….. 103
Lampiran 3. Daftar Dusun/Desa/Kecamatan dan Ketinggian Tempat yang
Termasuk dalam Wilayah IG Kopi Arabika Flores Manggarai…… 103
Lampiran 4. Jenis dan Nilai Cacat Kopi Menurut SNI 01-2907-2008…………... 104
Lampiran 5. Hasil Uji Citarasa Kopi Arabika Flores Manggarai Tahun 2016 … 105
Lampiran 6. Hasil Analisis Tanah Kawasan IG Kopi Arabika Flores Manggarai 134
Lampiran 7. Model Pengering Kopi Para-Para ………………………………………… 137
Lampiran 8. Peta Kawasan Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai 138

Lampiran 9. Peta Kawasan Indikasi Geografis Kopi arabika Flores Manggarai


Kabupaten Manggarai ................................ ……………………………………. 139
Lampiran 10. Peta Kawasan Indikasi Geografis Kopi arabika Flores Manggarai
Kabupaten Manggarai Timur…………………………………………… 140
Lampiran 11. Peta Kawasan Indikasi Geografis Kopi arabika Flores Manggarai
Kabupaten Manggarai Barat ……………………………………………… 141
Lampiran 12. Surat Rekomendasi Bupati …………………………………………………. 142

Lampiran 13. Surat Rekomendasi Bupati …………………………………………………. 145

vii
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya dengan potensi sumber daya
alamnya. Kepulauan yang tersebar di nusantara memberikan banyak keanekeragaman
budaya dan kekayaan alam, begitu juga dengan kehadiran masyarakat yang tinggal di
dalamnya telah memberikan warna tersendiri terhadap pola dan budaya masing-masing
wilayah. Kesuburan tanah dan topografi Indonesia yang beraneka ragam menghasilkan
potensi sumber daya alam dengan ciri khasnya masng-masing.
Tumbuh-tumbuhan adalah salah satunya yang terpengaruh akibat perbedaan
iklim, topografi dan lainya sebagai bentuk interaksi adaptasi kehidupan di alam.
Salah satu kekayaan alam yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sampai saat ini
yakni tanaman kopi. Tanaman kopi bisa tumbuh di iklim tropis seperti Indonesia
adalah tanaman warisan nenek moyang sejak dahulu. Setiap tanaman kopi
menghasilkan bentuk citarasa yang unik dan berbeda-beda di setiap wilayah yang
patut dipertahankan. Tanaman kopi di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan di pulau lain
tentunya berbeda-beda yang diakibatkan oleh sumber genetik yang digunakan dan
faktor lingkungan yang berada di sekitarnya, oleh karena itu keunikan tersebut
harus tetap ditonjolkan sebagai ciri khas masing-masing daerah.
Pulau Flores merupakan salah satu pulau yang unik, cantik dan memiliki potensi
alam yang luar biasa. Pulau Flores merupakan salah satu penghasil kopi terbaik di
Indonesia bahkan di dunia. Data pada Ditjenbun tahun 2014 mencatat bahwa luas total
tanaman kopi di pulau Flores 72.451 hektar dengan produksi 21.734 ton. Kopi-kopi
tersebut terdiri atas jenis kopi Robusta dan Arabika yang tersebar dari Flores bagian
barat sampai ujung bagian timur. Luas kopi Robusta yang diusahakan rakyat tercatat
54.341 hektar dengan produktivitas 520 kg/hektar, sementara luas kopi Arabika rakyat
17.563 hektar dengan produktivitas 648 kg/hektar (Ditjenbun, 2014). Nilai produktivitas
tersebut kategori cukup baik untuk perkebunan kopi rakyat dan masih bisa ditingkatkan
dengan perbaikan teknis budidaya.
Kopi saat ini merupakan salah satu komoditas ekspor penting bagi masyarakat di
Flores NTT. Salah satu daerah sentra penghasil kopi penting di Flores berada dikawasan
Manggarai. Kawasan Manggarai yang juga disebut Manggarai Raya

1
meliputi 3 kabupaten yaitu kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai
Timur. Dinas Perkebunan dan Kehutanan kabupaten Manggarai melaporkan luas lahan
kopi Arabika tahun 2014 di kabupaten Manggarai 4.757 hektar dengan produksi 1.517
ton. Sedangkan luas lahan kopi Arabika di kabupaten Manggarai Timur 7.071 hektar
dengan produktivitas 2.421,93 ton di tahun 2014 (Manggarai Timur dalam angka,
2015). Kemudian luas areal tanaman kopi di kabupaten Manggarai Barat 6.303 hektar
dengan produksi 1.771,57 ton (Manggarai Barat dalam angka, 2014). Sebagian besar
kopi di Manggarai Barat adalah kopi jenis Robusta.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa eksistensi tanaman kopi di pulau
Flores khususnya di kawasan Manggarai masih ada sampai sekarang bahkan
cenderung semakin luas penanamannya. Kopi Arabika Manggarai berada dalam satu
gugusan pegunungan yang memanjang dari Manggarai Barat sampai Manggarai
Timur. Keunikan geografis inilah yang menyebabkan kopi Arabika Flores Manggarai
mulai dikenal di perdagangan nasional dan internasional.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki produksi dan mutu di
tingkat petani, khususnya mutu citarasa. Akhir-akhir ini pasar kopi terus berkembang
dengan konsumen cenderung untuk membeli kopi dengan mutu citarasa yang baik
dan berkharakter khas. Dalam era pasar global dengan persaingan yang semakin
ketat seperti saat ini, diferensiasi produk merupakan sarana penting untuk menarik
perhatian konsumen.
Indikasi Geografis merupakan salah satu solusi yang dapat berperan penting
untuk menarik. Minat konsumen dengan cara memberikan nilai tambah pada produk ini,
yaitu adanya kepastian kepada para konsumen untuk mengkonsumsi produk lokal yang
berasal dari kawasan khusus dengan teknik tersendiri. Karakteristik-karakteristik khusus
produk dengan perlindungan Indikasi Geografis terhadap kopi yang bermutu baik dapat
meningkatkan daya saing produk ini. Oleh sebab itu, pemerintah di berbagai negara
mendorong upaya perlindungan Indikasi Geografis ini.
Berlatar belakang kondisi dan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka
masyarakat petani kopi Arabika yang berada di kawasan Manggarai Flores bermaksud
meningkatkan nilai tambah dari usaha budidaya dan pengolahan kopinya untuk
mendapatkan pengakuan atas mutu dan kekhasan produk kopi tersebut serta sebagai
salah satu cara untuk melestarikan tradisi produksi kopi di wilayah itu. Untuk mencapai

2
keinginan tersebut, masyarakat petani kopi Arabika di kawasan tersebut bermaksud
mengajukan permohonan pendaftaran perlindungan Indikasi Geografis bagi produk
kopi “Arabika Flores Manggarai” serta mendapatkan perlindungan hukum atas nama
produknya.
Pemberian perlindungan Indikasi Geografis kepada kopi Arabika Flores Manggarai
dapat dipertimbangkan dengan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Kopi Arabika Flores Manggarai berasal dari kawasan spesifik dengan ketinggian
tempat diatas 900 meter dpl. dengan agroekosistem di kawasan dataran tinggi
Manggarai yang cocok bagi pertanaman kopi jenis Arabika.
2. Kawasan kopi Arabika Flores Manggarai berada di kabupaten Manggarai, Manggarai
Barat dan Manggarai Timur dengan iklim yang spesifik dengan udaranya yang

sejukdan kering (kisaran suhu 17 – 280C), kelembaban 74-92%, dan fluktuasi


temperatur yang cukup tinggi.
3. Musim hujan pendek dan musim kering yang panjang dan tegas. Iklim ini menjadi
kekhasan kawasan dataran tinggi Manggarai.
4. Tanah di kawasan ini adalah tanah vulkanik dengan jenis tanah Ordo Inceptisol
dengan dominasi tekstur lempung sehingga cenderung peka kering akibat iklim yang
kering.
5. Kopi Arabika Flores Manggarai adalah produk yang memiliki mutu fisik dan mutu
citarasa tinggi karena ditanam oleh masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap
mutu. Masyarakat ini tergabung dalam kelembagaan petani tradisional yang disebut
kelompok tani. Sedangkan untuk pengolahanya tergabung dalam UPH (Unit
Pengolahan Hasil) kopi.
6. Kopi Arabika Flores Manggarai memiliki sejarah panjang dengan tradisi budaya
lokal serta mutu kopinya yang tinggi, menyebabkan kopi Arabika Flores Manggarai
mendapatkan reputasi yang tinggi dan dikenal sebagai salah satu kopi khas asli
Indonesia.
7. Para petani kopi Arabika Manggarai telah memiliki kelembagaan yang cukup kuat
(kelompok tani) sehingga manajemen pertanian menjadi khas dan relatif homogen
yang didasarkan pada pengetahuan tradisional, sehingga masyarakat petani dapat
saling berbagi pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan usaha taninya.
Dalam upaya untuk mendapatkan perlindungan tersebut, masyarakat petani

3
kopi Arabika Manggarai telah bergabung dalam sebuah organisasi yang bernama
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Flores Manggarai
(AFM). Kelompok ini mengajukan permohonan perlindungan Indikasi Geografis
kepada Pemerintah Republik Indonesia. Di dalam dokumen permohonan tersebut,
dijelaskan tentang pemohon dan Buku Persyaratan kopi Arabika Flores Manggarai.
Buku Persyaratan ini telah dibahas bersama dalam pertemuan perdana pada bulan
Maret2015 hingga terselesainya buku ini.
Dalam pertemuan-pertemuan tersebut dihadiri oleh anggota kelompok tani, pihak
instansi Pembina yang membidangi perkebunan, pedagang, pelaku industri, Puslitkoka
dan berbagai pihak yang berkecimpung pada komoditas kopi di Manggarai. Semua hal
yang berhubungan dengan Buku Persyaratan ini telah dibahas dan telah diambil
keputusan-keputusan secara demokratis maupun pemungutan suara.

4
BAB II
PEMOHON

Pemohon adalah “Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Arabika


Flores Manggarai” dan disingkat MPIG Kopi Arabika Flores Manggarai. MPIG adalah
masyarakat yang tumbuh atas dasar persamaan visi dan misi untuk melakukan,
menjaga dan melestarikan produksi dan mutu produk kopi Arabika Flores Manggarai
sekaligus untuk mengusulkan perlindungan terhadap produk yang dihasilkan sebagai
produk ber-Indikasi Geografis yang diharapkan mampu bersaing di pasaran global.
Petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani kopi Arabika di
kawasan Manggarai bekerjasama dalam upaya memikirkan tentang bagaimana cara
untuk melindungi kopi petani. “MPIG Kopi Arabika Flores Manggarai” tahun 2015
secara resmi telah dibentuk. Keanggotaan kelompok masyarakat ini berasal dari
kelompok-kelompok petani kopi dan pihak-pihak lain yang terkait yang berbasis kopi.
Kepengurusan MPIG Kopi Arabika Flores Manggarai telah terbentuk pada
bulan Agustus 2015 dengan susunan sebagai berikut :
SUSUNAN PENGURUS
MASYARAKAT PERLINDUNGAN INDIKASI GEOGRAFIS
KOPI ARABIKA FLORES MANGGARAI
: Gubernur NTT
PELINDUNG

Bupati Manggarai
Bupati Manggarai Barat
Bupati Manggarai Timur

PEMBINA :
1. Sekretaris Daerah Provinsi NTT
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai
3. Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat
4. Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Timur
5. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT
6. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Manggarai
7. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten
Manggarai Barat
8. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Manggarai Timur

5
9. Kepala Dinas Perindustrian dan Koperasi Kabupaten
Manggarai
10. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi
dan UKM Kabupaten Manggarai Barat
11. Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan
Perdagangan Manggarai Timur
12. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
KETUA : Yoseph Janu
Ketua I : Rofinus Senggol
Ketua II : Petrus Matareka

SEKRETARIS : Bony Oldam Romas


Sekretaris I : Damasus Agas
Sekretaris II : Aloysius Anggul

BENDAHARA : Maria Lily P. Dalo


Bendahara I : Viktor Danja
Bendahara II : Stefanus Nahas

BIDANG-BIDANG :

1. BUDIDAYA
KETUA : Hubertus Agung
ANGGOTA : Konradus Sarung
Lasarus Anjur, SP

2. PENGOLAHAN DAN PEMASARAN


KETUA : Lodovikus Vardiman
ANGGOTA : Stanis Jawu
Sudiyono
3. MUTU DAN KETERUNUTAN
KETUA : Agustinus Songsi
ANGGOTA : Suharman
Doroteus Jema
4. SARANA
KETUA : MinMartinus
ANGGOTA : Bonefasius Veni
Frans Juru, SP.

6
5. KERJASAMA DAN ORGANISASI
KETUA : Frans Harum
ANGGOTA : Aloysius Wempi
Yohanes Regon, SP.

6. HUKUM, ADM DAN HUMAS


KETUA : Yosef Kuba
ANGGOTA : Geradus Dabur
Fransiskus S.L. Aso, SH.
Pendirian kelembagaan dan susunan pengurus MPIG Kopi Arabika Flores Manggarai
telah disahkan oleh Notaris Theresia Yunita melalui Akte Notaris No. 2 tanggal 7
Maret 2016 yang beralamat di Kantor Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Manggarai Jl. Ahmad Yani Nomor 2D Ruteng (Lampiran 4).
Pada saat ini, kelompok masyarakat ini telah memiliki keanggotaan sebanyak
33 Kelompok Tani yang mewakili sekitar 1.500 keluarga petani. Anggota kelompok
ini mendekati jumlah total para pemegang kepentingan dari rantai pasokan kopi
Arabika Flores Manggarai. Daftar Kelompok Tani dan Unit Pengolahan Hasil (UPH)
kopi dikawasan Manggarai beserta daftar anggotanya dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambar 1. Kartu Anggota MPIG Kopi AFM

7
Produksi kopi Arabika Flores Manggarai merupakan hasil dari dinamika
organisasi sehingga keputusan untuk memiliki keanggotaan yang terdiri dari
organisasi-organisasi tidak dimaksudkan untuk mengucilkan produsen-produsen
individual, namun untuk mencerminkan realitas lokal. Produsen-produsen individual
bisa diregistrasi setelah digabungkan dengan salah satu organisasi-organisasi yang
merupakan anggota kelompok.
MPIG kopi Arabika Flores Manggarai bersifat inklusif, di mana organisasi-
organisasi lokal yang berbasis di kawasan ini dapat bergabung dengan organisasi ini
selama anggota-anggotanya adalah para produsen, perusahaan atau pengolah kopi
yang telah memenuhi aturan-aturan dalam Buku Persyaratan Indikasi Geografis.
Organisasi Kelompok Tani beranggotakan para petani yang merupakan para
produsen kopi gelondong merah. Kelompok-kelompok tani ini membentuk Unit
Pengolahan Hasil (UPH) kopi yang memiliki fasilitas pengolahan, memproduksi dan
menghasilkan produk kopi.

8
BAB III
BUKU PERSYARATAN

A. NAMA PRODUK

Kopi yang diusulkan untuk mendapatkan Perlindungan Indikasi Geografis ini


adalah kopi Arabika yang berasal dari kawasan dataran tinggi Manggarai yang
meliputi wilayah kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.
Nama produk ini yang telah disepakatai bersama adalah “Kopi Arabika Flores
Manggarai” yang dikenal memiliki mutu spesialti.

B. TIPE PRODUK

Kopi yang diajukan untuk mendapatkan Perlindungan Indikasi Geografis ini


adalah “Kopi Arabika Flores Manggarai” yang dihasilkan oleh MPIG Kopi Arabika
Flores Manggarai yang pengolahannya dilakukan menerapkan metode olah basah
(wet process) dengan tipe produk kopi sebagai berikut :
1. Kopi ose (green coffee)
2. Kopi sangrai
3. Kopi bubuk
Kopi arabika Flores Manggarai termasuk mutu 1 dan 2 dengan kadar air sekitar
12-13%. Kopi Arabika Flores Manggarai pada derajat sangrai sedang (medium roast)
menunjukan hasil sangrai yang relatif homogen, dengan aroma kopi bubuk terkesan
manis dan ada sedikit aroma rempah. Cita rasa kopi Arabika Flores Manggarai memiliki
aroma herbal, floral dan spicy, dengan tingkat kekentalan sedang sampai dengan
tinggi, keasaman bervariasi cukup tinggi sampai dengan tinggi, dan rasa sweetness
yang seragam tinggi, tidak pahit (bitter) dan tidak sepat (astringent).

C. SIFAT-SIFAT KHAS

“Kopi Arabika Flores Manggarai” dihasilkan dari tanaman kopi jenis Arabika yang
ditanam di dataran tinggi Manggarai dengan ketinggian di atas 900 meter dpl. Kawasan
kopi Arabika ini tumbuh di pegunungan yang memanjang dari kabupaten Manggarai
Barat, Manggarai sampai ke Manggarai Timur. Kawasan ini memiliki udara

9
yang dingin dan kering, dengan curah hujan 3.000-3.500 mm/tahun. Karakteristik-
karakteristik kawasan dataran tinggi Manggarai dijelaskan secara lebih rinci di bagian
D (“deskripsi lingkungan geografis”) dalam mendukung perkebunan kopi Arabika.
Tanaman kopi Arabika yang berada di dataran tinggi Manggarai berasal dari
varietas-varietas kopi anjuran. Tanaman kopi tersebut ditanam di bawah pohon
penaung yang juga dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi petani. Kopi
gelondong merah dipetik secara manual dan dipilih dengan cara seksama dengan
proporsi kopi gelondong merahnya minimal 95 %. Kopi gelondong merah tersebut
selanjutnya diolah dengan metode olah basah dengan fermentasi selama18-36 jam,
serta dikeringkan secara alami dengan cara menjemur dibawah matahari. Teknik
olah yang dikembangkan oleh petani Arabika di Manggarai, dijelaskan di bagian G
(“metode produksi dan pengolahan”), untuk dapat mewujudkan potensi kopi Arabika
yang bermutu spesialti di kawasan tersebut.
Kombinasi antara sifat-sifat khas kawasan ini dengan teknik budidaya dan
pengolahan tersebut telah terbukti menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi dengan
citarasa unik. Berdasarkan beberapa hasil analisis sensorial telah membuktikan
karakteristik- karakteristik di atas.
Untuk mengetahui profil citarasa kopi Arabika Flores Manggarai perlu
dilakukan pengambilan sampel yang dilakukan secara merata dan mewakili lokasi-
lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores
Manggarai. Pada derajat sangrai sedang (medium roast) kopi tersebut menunjukan
hasil sangrai yang relatif homogen, dengan aroma kopi bubuk terkesan manis dan
ada sedikit aroma rempah.
Berdasarkan hasil analisis secara sensorial menunjukkan bahwa cita rasa kopi
Arabika Flores Manggarai memiliki aroma herbal, floral dan spicy, dengan tingkat
kekentalan sedang sampai dengan tinggi, keasaman bervariasi cukup tinggi sampai
dengan tinggi, dan rasa sweetness yang seragam tinggi. Kopi Arabika Flores
Manggarai mempunyai rasa tidak pahit (bitter) dan tidak sepat (astringent), karena
petani kopi Arabika Flores Manggarai melakukan tata cara petik pilih (kopi gelondong
merah saja) selama panen. Petani kopi Arabika Manggarai telah menerapkan prinsip-
prinsip Praktek Pengolahan yang baik(Good Manufacturing Practices, GMP) dengan
mengikuti petunjuk-petunjuk teknis dari para ahli,baik dari lembaga penelitian

10
maupun dari pemerintah. Profil cita rasa kopi Arabika Flores Manggarai adalah :
- rasa asam (acidity) yang cukup tinggi sampai tinggi,
- mutu dan intensitas aroma yang kuatdengan citarasa khas yaitu herbal, floral,
danspicy.
- Rasa manis “sweetness” yang tinggi.
Profil cita rasa kopi ArabikaFlores Manggarai selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 5.

D. DESKRIPSI LINGKUNGAN GEOGRAFIS

1. Faktor Alam

Secara geografi kawasan dataran tinggi Mangggarai terletak di pulau Flores


dan masuk dalam wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur.Banyaknya gunung api dan
luasnya hamparan tanah subur menjadi ciri khas tanah di pulau Flores tersebut.
Pulau Flores menurut teori Geologi merupakan pulau muda dengan gunung api yang
banyak. Oleh karena itu tidak heran apabila tanah subur tersebar merata bahkan
hingga ke dataran tinggi. Kawasan Manggarai berada di bagian barat Flores dengan
pengaruh angin darat yang sangat terasa.
Udara di pegunungan Manggarai sejuk samapai dingin yang berada pada
ketinggian di atas 900 meter dpl. Pengaruh angin kering dari benua Australia terasa
sangat mewarnai kondisi alam pegunungan Manggarai sehingga udara yang
dirasakan cukup kering. Banyaknya gunung yang berderetan di sepanjang
pegunungan Manggarai menyebabkan kawasan ini memiliki lembah dan puncak
yang cukup unik. Hamparan kopi terbentang luas dengan perbedaan ketinggian yang
tidak terlalu signifikan. Hal inilah yang mendorong citarasa kopi ArabikaFlores
Manggarai menjadi unik.
Kopi Arabika Flores Manggarai berada di tengah-tengah pulau Flores dengan
posisi berada dalam 120017.760’ BT - 120045.517 BT dan 08033.127’ LS -

08041.760’LS. Kawasan ini memiliki alam pegunungan sejuk yang mencakup lereng
dan dataran-dataran bergelombang. Vegetasinya termasuk tanaman hutan,
hortikultura dan tanaman pangan serta tanaman perkebunan kopi Arabika.

11
Dataran tinggi Manggarai NTT berada pada ketinggian antara 900 - 1.500
meter dpl. merupakan ketinggian ideal untuk kopi Arabika. Curah hujan antara 3.000
mm per tahun sampai dengan lebih dari 3.500 mm/tahun. Kondisi hujan yang
demikian sesuai untuk tanaman kopi Arabika, terlebih lagi bulan kering di Flores
lebih lama sehingga dapat mempengaruhi proses pemasakan buah kopi. Suhu harian
relatif rendah dan kelembaban udara tinggi pada bulan kering maka lengas tanah
masih cukup untuk mendukung pertumbuhan selama musim kering.

600

500
Rerata Curah Hujan (mm/tahun)

400

300

200

100

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 2. Curah Hujan dataran tinggi Manggarai NTT

Topografi

Topografi di kawasan Manggarai berbeda-beda karena adanya pengaruh dari


deretan gunung yang diantaranya masih aktif. Dampak letusan salah satu gunung
api Namparnos di pegunungan Mandosawu menyebabkan kondisi kesuburan tanah
tinggi. Pola topografi dataran tinggi Manggarai ini sedikit banyak mempengaruhi
bentuk tata guna lahan di Manggarai. Topografi wilayah Manggarai antara 3%
sampai dengan 30%. Pembagian topografi di kawasan Manggarai yaitu pegunungan
38,36%, 6.23% dataran rendah. Melihat dari topografi ini terlihat bahwa Manggarai
sangat sesuai untuk penanaman kopi Arabika.
Pertanaman kopi ada di bagian tengah pada daerah pegunungan yang
membentang dari bagian barat hingga ke timur. Kawasan pertanaman kopi Arabika di
pegunungan Manggaraimerupakan daerah ketinggian dengan kondisi topografi yang
bervariasi mulai datar, berombak hingga bergunung. Di kawasan ini terdapat lungur-

12
lungur yang membentang arah utara-selatan dan pertanaman kopi terdapat pada
lereng bukit.
Variasi ketinggian antar desa sangat beragam, bahkan di dalam desa-desa
tertentu terdapat perbedaan ketinggian antar kebun petani. Ketinggian desa-desa di
mana produksi kopi Arabika Flores Manggarai terdapat pada Lampiran 3.

Kondisi Iklim dan Curah Hujan

Kawasan pegunungan Manggarai terletak di bagian tengah pulau Flores yang


iklimnya secara umum dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya dan dinamika suhu
laut serta angin yang bertiup dari benua Australia maupun kawasan Asia. Secara
umum iklim kawasan Timur Indonesia yang meliputi suhu udara harian, curah hujan
dan faktor lingkungan lain bercurah hujan sedikit dan musim kemarau yang panjang.
Defisit air untuk di dataran tinggi Manggarai cukup panjang. Lengas tanah
yang ada selama bulan kering tidak cukup untuk mendukung kebutuhan air bagi
kopi. Petani Manggarai telah mempelajari metode-metode untuk mengatasi
fenomena seperti ini. Pengelolaan naungan menggunakan pohon lokal mampu
menurunkan suhu udara di sekitar tajuk selama musim kemarau sehingga proses
pengurasan lengas tanah dapat dikurangi.

Suhu dan Kelembaban

Berdasarkan pengamatan selama tahun-tahun sebelumnya kelembaban udara di


dataran tinggi Manggarai relatif tinggi (85 %), suhu udara terendah berkisar 12°C di

malam hari dan suhu tertinggi 28oC di siang hari, namun suhu rata-rata harian 20oC.

Masa kering di dataran tinggi Manggarai mempunyai dampak positif bagi produksi kopi
Manggarai, karena bisa mendorong pertumbuhan gelondong kopi yang bagus untuk
cepat matang, dan setelah pengolahan, penjemuran di bawah matahari yang cepat.

Geologi

Jenis tanah di wilayah Manggarai pada umumnya terdiri dari jenis tanah Aluvial,
Mediteran, Litosol, dan Latosol. Dari data dan informasi geologi, pulau Flores merupakan
bagian dari Busur Volkanik dalam Kalk Alkalin yang berumur Kenozoikum,

13
yang sampai saat ini masih aktif. Busur tersebut dibentuk oleh penunjaman kerak
Samudera Hindia ke arah utara. Bentuk busur kepulauan ini masih mengalami
perubahan di bagian timur karena tumbukan dengan tepi benua Australia.
Daerah Flores Barat sebagian besar ditutupi oleh lava dan breksi andesitik sampai
basaltik disisipi tufa pasiran dan pasir tufaan dari Formasi Kiro yang berselingan dengan
Satuan Batuan Gunungapi Tua (Tlmv) berumur Miosen awal sebagai batuan tertua di
Flores Barat. Sekuen ini ditutupi oleh batuan sedimen batupasir napal dan batu gamping
berselingan dengan batuan gunung api lava dasit, breksi, abu dan tufa berumur Miosen
Tengah Atas yang diterobos oleh granodiorit, diorit dan riolit. Breksi, lava dan tufa serta
produk-produk gunung api Holosen seperti lahar, bom volkanik dan lapili menutupi
batuan-batuan tersebut di beberapa tempat.
Pulau Flores berdasarkan kerangka tektonik Indonesia termasuk dalam busur
magmatik Neogen Sunda Banda yang membujur mulai dari Pulau Sumatera Jawa
Bali Lombok Sumbawa Flores hingga ke Pulau Seram. Busur ini dibentuk oleh
tumbukan beberapa lempeng disertai oleh penunjaman dan pembalikan arah
penunjaman yang terjadi pada Oligosen. Kegiatan ini diperkirakan berhenti pada
Pliosen dan menyebabkan terbentuknya rangkaian gunung api di Kepulauan Nusa
Tenggara Timur.
Sifat-sifat tanah di dataran Tinggi Manggarai

Topografi perkebunan kopi Arabika Flores Manggarai bervariasi dari landai


sampai dengan bergunung. Kemiringan lereng kurang lebih 5-30%. Penggunaan
terasering wajib dipalikasikan pada lereng-lereng yang miring.

Tabel 1. Lokasi pengambilan contoh tanah IG Kopi Arabika Manggarai


No. Lokasi Ketinggian (m Lintang Bujur timur
dpl) Selatan

1 Galak Leleng 1134 08036.453’ 120033.525’


2 Satar Nawang 941 08041.340’ 120017.760’
3 Lento 916 08034.465’ 120034.668’
4 Wae Mowol 1381 08036.004’ 120037.929’
5 Ngkiong Dora 1290 08034.133’ 120039.225’

14
6 Wae Bangka 1012 08040.741’ 120018.645’
7 Cumbi 1217 08037.150’ 120024.332’
8 Gala Meni 1095 08039.290’ 120041.276’
9 Nati 1136 08035.477’ 120018.372’
10 Rana Mbeling 1040 08039.331’ 120042.140’
11 Wae Ri’i 1163 08036.538’ 120030.238’
12 Lungar 1173 08041.760’ 120027.020’
13 Carep 1256 08036.991’ 120029.350’
14 Haju Ngendong 1197 08033.127’ 120044.047’
15 Teno Mese 1323 08035.344’ 120045.577’
16 Pondok/ Nantal 1038 08034.097’ 120018.019’

Kesuburan tanah lokasi IG Kopi Arabika Flores Manggarai memiliki kesuburan


tanah yang baik. Tanah yang subur tersebut merupakan pengaruh dari gunung api
Namparnos di pegunungan Mandosawu yang menyemburkan material yang dapat
menyuburkan tanah. Kandungan bahan organik sebagian besar tinggi, hanya ada
dua lokasi yang memiliki kesuburan tanah yang rendah yaitu di Lento dan Uluwae.
Kandungan nitrogen sebagian besar termasuk kategori sedang sampai dengan
tinggi, dan juga ada beberapa yang termasuk kategori rendah. Kandungan pospor dan
kalium di perkebunan kopi Arabika Flores Manggarai sebagian besar termasuk sedang
sampai tinggi namun kandungan pospor sebagian besar termasuk rendah sampai
sedang. Kandungan pospor yang rendah ini biasa terjadi pada tanah-tanah andosol.
Kandungan pospor lebih terikat ke dalam tanah akibatnya pospor yang
tersedia untuk tanaman menjadi rendah. Ph tanah di perkebunan kopi Arabika
Manggarai termasuk agak masam dengan demikian diperlukan upaya untuk
meningkatkan pH tanah agar kandungan hara lebih tersedia untuk tanaman kopi.
Tabel 2. Tekstur tanah IG Kopi Arabika Flores Manggarai
No. Lokasi Tekstur tanah
1 Galak Leleng Lempung liat berdebu
2 Satar Nawang Lempung
3 Lento Lempung berliat

15
4 Wae Mowol Lempung
5 Ngkiong Dora Lempung
6 Wae Bangka Lempung
7 Cumbi Lempung
8 Gala Meni Lempung liat berdebu
9 Nati Lempung
10 Rana Mbeling Lempung berliat
11 Wae Ri’i Lempung
12 Lungar Lempung
13 Carep Lempung
14 Haju Ngendong Lempung liat berdebu
15 Teno Mese Lempung berliat
16 Pondok/ Nantal Lempung berliat

Tekstur tanah-tanah di perkebunan kopi Arabika Flores Manggarai sebagian


besar memiliki tekstur lempungan. Selain lempungan juga terdapat tekstur lempung
liat berdebu dan lempung berliat. Tekstur lempung memiliki kelebihan dan
kelemahan. Flores merupakan pulau yang memiliki iklim yang kering. Musim
kemarau sangat berdampak pada tekstur lempung. Apabila pengawetan tanah
berjalan baik, maka lengas tanah akan tetap tersedia untuk tanaman namun apabila
lengas tanah kurang maka tanah akan tampak retak dan pecah.
Petani kopi Arabika Flores Manggarai memiliki kebiasaan tidak memupuk
menggunakan pupuk kimia sehingga dapat dikatakan tanah-tanah kopi Arabika Flores
Manggarai masih “perawan”. Kegiatan memupuk tidak dilakukan karena ada
anggapan bahwa dengan adanya aktivitas pemupukan kimia akan merusak
lingkungan. Petani kopi Arabika terlihat tidak memupuk menggunakan pupuk kimia
namun kegiatan pengawetan tanah secara tidak langsung terlihat dari penutupan
tanah menggunakan seresah. Penggunaan seresah ini juga merupakan bagian dari
pemupukan organik. Selain itu adanya pohon pelindung yang cukup rapat
menyebabkan tanah tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Tanah-tanah di perkebunan kopi Arabika Flores Manggarai meskipun tidak
pernah dipupuk namun bahan organik masih sangat tinggi, hal ini membuktikan

16
bahwa masyarakat setempat sangat memperhatikan lingkungan. Kesuburan tanah
yang baik ini, sebaiknya diimbangi dengan pemberian bahan organik ke dalam
tanah. Bahan organik tersebut diberikan dengan dosis 20-30 kg/pohon/tahun
dengan tujuan meningkatkan kesuburan tanah, dan kandungan pospor serta
kandungan unsur hara yang lain. Tekstur tanah yang dominan lempung sebaiknya
juga diberikan bahan organik untuk memperbaiki kondisi fisik tanahnya.

Tanah lempungan memiliki kemampuan mengembang dan mengkerut yang


tinggi yang dapat berdampak pada perkembangan akar kopi. Penambahan bahan
organik ini dapat mengurangi daya kembang kerut sehingga perkembangan akar
optimal. Bahan organik dapat diperoleh di sekitar kebun seperti seresah-seresah
daun kopi atau penaung, dan limbah buah kopi yang diaplikasikan ke dalam rorak-
rorak. Budaya masyarakat Manggarai selain bertani adalah beternak. Ternak pada
umumnya dibuatkan kandang dekat dengan kebun sehingga kotoran ternak dapat
digunakan sebagai sumber bahan organik.
2. Faktor Manusia

Bagi masyarakat di kawasan Manggarai, kopi memiliki peran yang penting


bagi rumah tangga petani karena kopi merupakan sumber pendapatan utama rumah
tangga petani. Di samping pendapatan keluarga diperoleh dari kopi, beberapa
sumber pendapatan rumah tangga petani lainya misalnya kemiri, cengkeh, kayu-
kayuan, padi, sayur mayur, ternak, buruh kebun, buruh bangunan, berdagang dan
sebagainya. Rata-rata jumlah tanggungan per keluarga petani adalah 4-6 orang.
Sebagai besar petani di kawasan Manggarai menggantungkan hidupnya pada
pendapatan dari perkebunan kopi. Sebagian besar petani kopi di kawasan Manggarai
tergolong dalam petani umur produktif, di mana rata-rata umur petani adalah 25-58
tahun. Dengan umur yang produktif tersebut maka petani lebih mudah dalam
mengadopsi teknologi dalam budidaya dan pengolahan kopi.
Sebagian besar kopi Arabika yang dihasilkan oleh petani di kawasan Manggarai
diperoleh dari bahan baku gelondong merah segar yang dipanen dengan persentase
gelondong merah sekitar 95%. Pemanenan kopi pada umumnya dilakukan secara
selektif yaitu pemanenan buah kopi hanya dilakukan pada buah merah saja sehingga
pada umumnya pemanenan buah kopi dilakukan secara bertahap dalam setiap kali

17
panen. Semakin selektif pemanenan buah akan menyebabkan frekuensi panen yang
semakin tinggi. Umumnya petani melakukan pemanenan kopi sebanyak 3-4 kali per
musim panen. Pemetikan buah kopi gelondong merah tersebut salah satunya
dipengaruhi oleh adanya Unit Pengolahan Hasil (UPH) kopi yang aktif melakukan
pengolahan kopi sesuai standar.
Di kawasan Manggarai pembangunan UPH mulai dilaksanakan pada tahun
2005. Pendirian UPH dilakukan melalui kegiatan pendampingan dan kemitraan yang
sering disebut dengan Model Kemitraan Bermediasi (Motramed). Pembangunan UPH
dan pelaksanaan Motramed tersebut merupakan salah satu upaya dari pemerintah
setempat untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan meningkatkan mutu
dan harga kopi di tingkat petani. Motramed melibatkan beberapa pihak, yaitu petani,
pembeli (eksportir) yang berada di Surabaya dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia (Puslitkoka). Pihak-pihak yang terlibat dalam Motramed tersebut,
termasuk pemerintah daerah berkomitmen melakukan pendampingan petani dengan
mendorong petani melakukan pengolahan kopi dan pemasaran kopi bersama.
Dengan adanya kepastian mutu dan pembeli maka petani memperoleh kesempatan
yang lebih besar untuk meningkatkan pendapatan.
Terdapat 33 UPH di kawasan Manggarai yang telah mendapatkan fasilitas
pengolahan kopi baik berupa alat mesin pengolahan, seperti pulper, washer, huller,
rak jemur/para-para dan bangunan pengolahan kopi. Melalui fasilitasi dari
pemerintah tersebut, UPH dapat memproduksi kopi baik dalam bentuk kopi HS
kering, kopi beras (kopi ose), maupun produk lainya.
Setiap UPH rata-rata beranggotakan sekitar 20-25 orang petani kopi. Struktur
organisasi dalam kepengurusan UPH terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara dan
anggota. Pengurus tersebut dipilih oleh anggota kelompok UPH secara musyawarah
mufakat. UPH memfokuskan kegiatannya pada kegiatan pengolahan dan pemasaran
kopi, sedangkan kegiatan produksi kopi di kebun menjadi menjadi fokus kegiatan
kelompok tani.
Pengolahan kopi yang dilakukan oleh UPH adalah mengolah kopi gelondong
merah hingga dihasilkan kopi beras bermutu tinggi. Terdapat satu macam metode
pengolahan yang digunakan oleh UPH di kawasan Manggarai. Metode olah basah (wet
process) yang meliputi pengupasan kulit gelondong merah dengan menggunakan

18
mesin pulper (pulping), fermentasi selama 18-36 jam, pencucian kopi dan
penjemuran kopi hingga sekitar 21 hari atau hingga mencapai kadar air 12% dan
kulit kopi HS dikupas dengan mesin huller (hulling). Dengan melakukan pengolahan
kopi seperti tersebut di atas, maka kopi yang diproduksi oleh UPH dari kawasan
Manggarai dapat dipasarkan langsung ke eksportir, roaster kopi baik di dalam
maupun luar negeri dan selanjutnya dipasarkan di pasar spesialti kopi dunia. Kopi
beras yang dihasilkan oleh petani di kawasan Manggarai umumnya diekspor melalui
pelabuhan Tanjung Perak yang berada di Surabaya, Jawa Timur.
Dengan demikian, harga yang diterima oleh UPH relatif tinggi. Dengan adanya
UPH, dapat memberikan keuntungan tambahan bagi petani. Keuntungan bagi petani
yang tergabung dalam kelompok tani (atau UPH) diantaranya adalah petani
memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh bantuan baik berupa
fisik maupun pembinaan/penyuluhan, dapat melakukan simpan pinjam, dan dapat
mengikuti kerja kelompok.
Pada akhirnya, posisi kelompok tani dalam masyarakat mempunyai peranan
penting untuk mengorganisir aktivitas ekonomi dan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Kelompok tani juga memiliki tugas dan fungsi penting di kawasan
Indikasi Geografis terutama dalam hal pengelolaan produksi dan pengawasan mutu
secara konsisten. Pengembangan organisasi kelompok tani dengan dukungan
pemerintah dan sektor swasta, diharapkan dapat memicu masyarakat setempat
untuk membentuk kawasan penghasil kopi Arabika yang memiliki manfaat baik dari
segi ekonomi maupun segi sosial budaya.
Keterbatasan kepemilikan lahan mendorong inisiatif petani untuk meningkatkan
pendapatan melalui diversifikasi tanaman. Diversifikasi tanaman dilakukan untuk
memanfaatkan lahan yang terbatas secara optimal. Jumlah penggunaan tanaman
penaung/pelindung yang digunakan oleh petani di kawasan Manggarai rata-rata lebih
dari dua macam. Sehingga apabila ditinjau dari penggunaan tanaman pelindung,
budidaya kopi yang dilakukan petani telah memenuhi standar budidaya kopi. Jenis
tanaman pelindung yang dominan digunakan oleh petani di kawasan Manggarai yaitu
dadap, sengon, menii, dan nangka. Tanaman pelindung tersebut dimanfaakan oleh
petani sebagai kayu bakar, kayu bangunan, pupuk organik, pakan ternak dan sebagai
tambahan pendapatan petani.

19
E. BATASAN KAWASAN PRODUKSI

Kopi Arabika Flores Manggarai hanya bisa diperoleh dari kopi gelondong
merah yang berasal dari kawasan dataran tinggi Manggarai, sesuai tampak pada
peta (Gambar 3). Batas daerah ini menjangkau daerah produksi kopi Arabika Flores
Manggarai yang terletak di pulau Flores, namun tidak menjangkau kopi Robusta dan
atau kopi campuran Arabika/Robusta yang terletak di batas-batas daerah ini. Di area
batasan ini, hanya terdapat sedikit produksi kopi Robusta. Batas ketinggian (900m
dpl) telah digunakan dengan batas-batas alami (seperti lembah atau jalan) untuk
bagian Barat dan Timur. Keseluruhan kawasan ini terletak di antara 900 m dpl
sampai dengan 1.500 m dpl.
Kriteria lain yang digunakan sebagai persyaratan adalah tanah dan
karakteristik iklim, sistem produksi kopi Arabika serta manajemen kolektif atas
produksi kopi dalam kelompok tani. Semua faktor-faktor ini sifatnya homogen di
dalam kawasan terbatas. Dampaknya terhadap mutu kopi telah dijabarkan di atas.
Sensori analisis telah dilakukan di kawasan ini dan telah membuktikan adanya kopi
bermutu tinggi di dalam kawasan. Luas areal dan produksi kopi Arabika diharapkan
akan meningkat pada waktu yang akan datang karena pertanaman baru oleh petani.
Dengan adanya tanah vulkanik (jenis Andisol) yang dianggap sangat
membantu banyak tanaman, daerah ini pada dasarnya merupakan kawasan
pertanian dengan budidaya pertanian yang intensif dan ramah lingkungan dengan
pola tanam diversifikasi yang baik. Kondisi iklim relatif homogen dan sesuai untuk
tanaman kopi Arabika, karena:
- Curah hujan yang cukup penting 3.000– 3.500 mm/tahun selama musim hujan.
Musim kemarau yang identik lebih panjang menyebabkan para petani di dataran
Manggarai telah beradaptasi dengan iklim utara yang khas.
- Cuaca pada umumnya sejuk (antara 17°C - 28°C)
- Perbedaan suhu udara antara siang dan malam biasanya mencukupi.
Proses produksi di kawasan ini relatif homogen, yang disebabkan adanya
model produksi yang sama (perkebunan kecil dikelola melalui kelompok tani di
seluruh kawasan ini) dan faktor-faktor alam yang sama.

20
Gambar 3. Peta Kawasan Produksi Kopi IG Arabika Flores Manggarai

Berdasarkan keterangan di atas mensyaratkan bahwa bahan baku kopi


gelondong merah untuk menghasilkan produk kopi Arabika Flores Manggarai harus
berasal dari kawasan dataran tinggi Manggarai dan diolah di kawasan yang sama
untuk menjadi kopi HS basah. Proses penjemuran untuk menghasilkan kopi HS
basah dilakukan di setiap UPH selama 1-2 hari. Setelah penjemuran ini,
penyimpanan (sementara) kopi HS basah tersebut dilakukan di tempat pengolahan
(dalam kawasan).
Penggerbusan dan sortasi terakhir (dengan tujuan untuk mendapatkan biji
kopi dengan nilai cacat fisik kurang dari 5 per 300 gramnya, dan dengan ukuran
lebih besar atau sama dengan nilai 16), serta pelabelan bungkus kopi (lihat bagian I
tentang rincian) bisa dilakukan di seluruh pulau Flores. Untuk melakukan
pengontrolan tempat penggerebusan dan persiapan lot untuk ekspor (sortasi dan
pelabelan) harus dikomunikasikan dengan MPIG. Penyangraian dan pembubukan biji
kopi bisa dilakukan di mana saja di dunia ini, selama persyaratan yang tertuang di
Buku Persyaratan ditaati.

21
Tabel 3. Proses Pengolahan Kopi Arabika Flores Manggarai

Etape Produksi dan Proses Kopi Tempat

Produksi gelondong merah Kawasan


Pengolahan sampai kopi HS basah Kawasan
Penjemuran Pulau Flores
Penyimpanan (2 bulan) Kawasan (tempat pengolahan)
Penggerebusan
Sortasi Pulau Flores
Pengepakan (packaging) kopi Ose
Penyangraian / Pembubukan Di mana saja

F. SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT

Masyarakat Manggarai adalah penduduk yang berdomisili dan tersebar dari


perbatasan timur, barat, utara, selatan wilayah Manggarai Raya. Salah satu
kekhasan Manggarai sebagai suku bangsa adalah adanya berbagai kesamaan dalam
bahasa dan watak. Masyarakat Manggarai merupakan masyarakat agraris, yang
ditandai dengan kehidupan masyarakat yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan
bertani dan berkebun. Sehingga tidak heran kalau daerah Manggarai juga terkenal
dengan hasil-hasil pertanian dan perkebunan seperti padi, jagung, kopi, kakao,
cengkeh, mente, kemiri dan sebagainya. Selain bertani dan berkebun, masyarakat
Manggarai juga hidup beternak. Hewan ternak tersebut antara lain babi, ayam,
kambing, kerbau, sapi dan sebagainya.
Seperti daerah lain di NTT, Manggarai juga mendapat pengaruh budaya
pendatang dari berbagai macam latar belakang, seperti Cina, Jawa, Bugis, Padang,
Bali, Makasar, Belanda, Portugis, termasuk penduduk Pulau Flores dan penduduk
NTT dari daerah lain. Hal ini telah memperkaya dan membentuk keanekaragaman
budaya di Manggarai. Terlepas dari masalah asal-usul nama Manggarai, sejarah
sekarang ini telah mengukir nilai historis yang baru dalam nama Manggarai, yaitu
nilai kemajuan atau perkembangan Manggarai menjadi tiga kabupaten:
(1) Kabupaten Manggarai, ibu kotanya Ruteng;
(2) Kabupaten Manggarai Barat, ibu kotanya Labuan Bajo;

22
(3) Kabupaten Manggarai Timur, ibu kotanya Borong.

Sejarah kopi di Manggarai tidak ditemukan secara detail dan lengkap pada
masa kekuasaan kerajaan Bima. Pada masa itu kopi belum dibudidayakan di
pedalaman Manggarai dan sumberdaya yang dimanfaatkan masih terbatas pada
hasil bumi non perkebunan dan ternak. Menurut laporan jurnalistik (Kompas 2012),
Belanda adalah yang pertama kali memperkenalkan kopi di Manggarai. Kopi di
tanam lebih dulu dibagian Timur Pulau Flores, mengingat Belanda memulai
pemerintahannya dari bagian Timur dan berekspansi ke Barat. Belanda secara resmi
hadir di Manggarai pada tahun 1908 dan memusatkan administrasinya di kota
Ruteng yang terletak di dataran tinggi Manggarai. Kondisi alam di dataran tinggi
Manggarai memungkinkan untuk budidaya kopi.
Kawasan Manggarai Raya yang meliputi Kabupaten Manggarai, Manggarai
Barat dan Manggarai Timur mengenal budidaya kopi sejak akhir 1920-an, langsung
dari kolonial Belanda. Usaha tanaman dan perdagangan kopi tersebut berawal di
Colol, Kecamatan Poco Ranaka Timur, Manggarai Timur. Jejak sejarahnya antara lain
dibuktikan melalui penghargaan berupa selembar bendera tiga warna dari
pemerintah kolonial Belanda kepada seorang petani Colol yang dinilai sukses
berbudidaya kopi pada sekitar tahun 1937. Sejak itu kopi menjadi tanaman
primadona masyarakat Manggarai Raya hingga kini.

Gambar 4. Bendera Tiga Warna, pemberian Pemerintah Kolonial


Belanda kepada Bernadus Odjong, 1937

23
Tidak lama setelah menobatkan Baroek dari Todo sebagai Raja Manggarai,
Belanda mengadakan ‘Pertandingan Keboen’ yang merupakan sayembara
penanaman kopi di seluruh Manggarai Raya pada tahun 1937. Melalui proses seleksi
yang ketat, akhirnya seorang petani dari Colol yang bernama Bernadus Odjong
keluar sebagai pemenangnya. Sebagai pemenang dia diberi hadiah sebuah Bendera
Belanda yang kini disimpan oleh keturunannya di Kampung Biting, Desa Uluwae,
Colol (Kompas 2012).
Colol adalah sebuah nama kawasan di Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten
Manggarai Timur. Colol berjarak sekitar 35 km dari Ruteng, Ibu kota Kabupaten
Manggarai dan sekitar 60 km dari Borong, Ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.
Colol dikenal sebagai sentra penghasil kopi Arabika maupun Robusta di seluruh
kawasan Manggarai Raya. Pada masa lalu, Colol merupakan Gelarang, yaitu suatu
unit pemerintahan dibawah Kedaluan Lamba Leda.
Pertandingan Keboen pada tahun 1937 di atas merupakan momentum
kehadiran kopi di Manggarai. Walaupun diperkirakan pada akhir tahun 1920 kopi
mulai banyak dibudidayakan di seluruh dataran tinggi Manggarai atas anjuran dan
dukungan dari Pemerintah Kolonial Belanda dan Raja Manggarai saat itu, Alexander
Baroek. (Kompas 2012).
Sejarah lain menyebutkan bahwa dalam bahasa lokal, kopi di Manggarai Timur
seringkali disebut dengan Kopi Tuang. Selain sebagai bahan minuman, secara umum
masyarakat di Kabupaten Manggarai Timur memiliki tradisi Toto Kopi, yaitu meramal
seseorang dengan menggunakan media kopi, yang dalam bahasa umum dikenal sebagai
pengetahuan Tasseografi. Tradisi ini juga dikenal di masyarakat di Timur Tengah,
Eropa hingga Asia. Tradisi Toto kopi biasanya dilakukan oleh masyarakat setelah usai
menikmati kopi. Setelah air kopi habis, gelas kemudian ditelungkupkan sehingga ampas
yang masih tersisa dalam gelas meninggalkan jejak garis-garis pada dinding gelas. Jejak
garis-garis kopi yang tertinggal tersebut oleh masyarakat sekitar dianggap sebagi
symbol-simbol yang memberikan informasi mengenai kehidupan di masa lalu, masa kini
dan masa depan. Namun demikian, yang menarik adalah hanya kaum perempuan yang
memiliki intuisi yang mampu berdialog dan menyampaikan pesan yang ditinggalkan oleh
jejak garis-garis kopi tersebut. Dalam tradisi di

24
Manggarai, kopi adalah symbol kehidupan dan juga sarana yang istimewa, terutama
bagi kaum perempuan sebagai sarana pengakuan. Dengan demikian, kopi
Manggarai Timur tidak hanya terbatas memiliki hubungan historis antara kopi dan
masyarakat, akan tetapi juga memiliki hubungan spiritual yang sangat dalam dengan
kehidupan masyarakatnya.
Tradisi Toto Kopi sudah dikenal oleh masyarakat di Manggarai Timur sejak zaman
dahulu, dan hingga saat ini tidak diketahui pasti sejak kapan orang di Manggarai
mengenai pengetahuan tasseografi. Namun demikian, dari berbagai literasi dapat
dipastikan bahwa pengetahuan tasseografi ini memiliki umur peradaban yang sama
dengan umur sejarah kopi. Dengan demikian, dapat pula dipastikan bahwa masyarakat
di Manggarai telah mengenal tanaman kopi sejak lama.
Budidaya kopi di Manggarai sangat erat dengan budaya adat istiadat
Manggarai. Ritual-ritual adat masih dilestarikan masyarakat Manggarai. Dalam hal
ini, petani kopi Manggarai memegang teguh sejarah budaya Manggarai karena
memiliki filosofi budaya yang mendalam, antara lain sebagai berikut :

Lea Lose
Lea lose adalah upacara saat membuka kebun baru, dipimpin tua teno (ketua adat
yang bertanggung jawab dalam urusan tanah ulayat) yang bertujuan untuk meminta
restu para pemilik atau penjaga hutan yang sebentar lagi dijadikan kebun. Lea lose
penting, selain memohon berkat dari nenek moyang, juga menghindari beo
(kampung) dari bala yang mungkin ditimpakan si empunya hutan.

Benco Raci
Setelah hutan dibuka, biasa disebut rimu (tebang hutan) dan dibakar, tua teno dan
pemilik kebun, mengadakan upacara (adak) benco raci. Adak ini dibuat sebelum
menanam di lahan yang sudah disiapkan. Tujuannya untuk memohon berkat atas
benih baru.

Oli
Oli adalah adak memohon berkat kesuburan atas seluruh tanaman dari wura agu
ceki (nenek moyang suku).

25
Penti
Ritual adat Penti yaitu upacara adat merayakan syukuran atas hasil panen yang
dirayakan bersama-sama oleh seluruh warga desa.
Barong Wae
Ritual Barong Wae, warga kembali akan mengundang roh leluhur penunggu sumber
mata air. Menurut kepercayaan, selama ini roh leluhur itu telah menjaga sumber
mata air, sehingga airnya tak pernah surut.
Kopi Arabika Flores Manggarai berkembang dan dikenal ke berbagai daerah
dan di luar negeri. Keterpaduan budaya lokal yang kuat dan berkesinambungan,
kopi Arabika Flores Manggarai diproduksi oleh organisasi/lembaga sosial
kemasyarakatan lokal, dan merupakan produk tradisional khas daerah, berdasarkan
alasan-alasan berikut ini :
1. Kopi digunakan sebagai pemberian atau sumbangan dalam acara-acara tertentu
di beberapa kegiatan, seperti pernikahan, pengakuan anak dan ketika seseorang
meninggal dunia, maka tetangga, sanak saudara dapat memberi sumbangan berupa
kopi yang akan dikonsumsi selama kegiatan tersebut.
2. Kopi juga digunakan sebagai obat penyembuh, misalnya kalau seseorang
menderita pening bisa minum kopi, kalau ada luka kecil berdarah maka kopi juga
bisa digunakan sebagai penutup luka. Untuk orang perempuan yang mengalami
kesulitan dalam melahirkan, biasanya anggota keluarganya memberi minuman kopi
manis untuk membantu proses kelahiran bayi.
3. Kopi menjadi minuman tradisional yang dikonsumsi pada acara-acara tertentu di
kehidupan sehari-hari masyarakat Manggarai dan acara-acara lainnya, misalnya ketika
seorang tamu berkunjung, pertemuan anggota kelompok tani atau organisasi lainya.
Kopi arabika Flores Manggarai diproses dengan metode olah basah ( wet
process) dan dikeringkan untuk menjadi green bean yang beraroma herbal, spicy
dan floral. Dry aroma yang dapat tercium selama proses penggilingan terdapat
caramel. Setelah diseduh, aroma caramel fruity masih tercium cukup dominan, body
terasa cukup kuat, kopi terasa sweet dengan medium acidity.

Kopi dari kawasan Manggarai dengan cita rasa khas dan aroma kuat, sudah
dikenal sejak dulu. Manggarai juga menjadi salah satu sentra produksi kopi terbesar

26
di NTT. Komoditas ”mutiara hijau” ini juga menjadi tumpuan hidup masyarakat
setempat sehingga mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke
jenjang pendidikan tinggi.
Setelah Kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia melalui Dinas
Perkebunan Propinsi Nusa Tenggara Timur mulai berusaha untuk membangkitkan
kembali produksi kopi Arabika di Flores, termasuk di kawasan Manggarai, melalui
Proyek Rehabilitasi dan Pengembangan Tanaman Ekspor (PRPTE) tahun anggaran
1978/1979, Dinas Perkebunan Provinsi NTT mulai berusaha untuk membangkitkan
kembali budidaya kopi Arabika di Flores. Pertimbangan pengembangan kopi Arabika
di Flores bukan hanya didasarkan pada kepentingan ekspor, akan tetapi perkebunan
kopi di dataran tinggi Manggarai juga dipandang mempunyai peran strategis dalam
melestarikan fungsi hidrologis. PRPTE di Flores telah mampu mengembalikan dan
menambah luas areal perkebunan di Flores sehingga produksi kopi dari Flores mulai
meningkat. Pada akhir tahun 1980-an, luas lahan kopi di Flores mencapai sekitar
8.000 ha di kawasan yang berkenaan dengan kawasan Indikasi Geografis. Namun,
peningkatan produksi tersebut rupanya belum diikuti dengan perolehan mutu yang
baik.
Untuk mengatasi hal ini Dinas Perkebunan Provinsi NTT bekerjasama dengan
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) membangun agribisnis kopi
Arabika di Manggarai dengan pendekatan pemberdayaan kelembagaan di tingkat
petani. Dalam kerjasama ini fungsi Dinas Perkebunan lebih ditekankan pada
penggarapan di sektor petani, sedangkan fungsi Puslitkoka lebih fokus pada
penggarapan masalah pasar, pengawalan teknologi, perbaikan mutu, dan
pembangunan sistem agribisnis. Mesin-mesin pengolahan yang difasilitasikan kepada
UPH-UPH berupa mesin pengupas kulit merah (pulper) dan mesin cuci (washer).
Pada tahun 2006 Puslitkoka telah mulai menjajaki pasar dengan cara mendatangkan
calon pembeli PT. Indokom Citra Persada, Sidoarjo.
Pada awal tahun 2006 tersebut mulai dilakukan sosialisasi pentingnya mutu
terhadap harga jual kopi Arabika kepada para petani. Selain itu juga dimulai
penyelenggaraan pelatihan yang dikemas dalam bentuk sekolah lapang mengenai
prosedur pengolahan basah pada kopi Arabika untuk memperoleh mutu citarasa yang
baik dengan menggunakan mesin yang tersedia. Pelatihan dipandu langsung oleh tim

27
ahli Puslitkoka. Pada tahun 2006 Dinas Perkebunan juga memfasilitasi para-para untuk
penjemuran kopi berkulit tanduk (kopi HS). Setelah pelatihan para petani sudah mulai
mau mengolah kopi dengan proses basah, walaupun dengan sikap sangat hati-hati.
Harapan adanya perbaikan harga ini rupanya telah mendorong para petani untuk
menanam kopi kembali. Hal ini nampak dari animo petani untuk minta bantuan bibit kopi
kepada pihak Disbun.Semenjak kegiatan pendampingan pengolahan citarasa yang
dilakukan Puslitkoka, mutu dan citarasa kopi telah berubah. Semakin banyak konsumen
yang ingin membeli kopi Arabika, dan permintaan ini bisa dipenuhi oleh UPH-UPH yang
di fasilitasi oleh Dinas Perkebunan yang terus menyediakan peralatan-peralatan kepada
kelompok tani, dan oleh beberapa pembeli yang juga menyediakan beberapa peralatan
selama tahun-tahun terakhir ini. Beberapa kelompok tani juga ada yang membeli
peralatan sendiri. Keadaan baru ini semakin mendorong seluruh petani yang telah
mengembangkan petik gelondong merah untuk meningkatkan luas perkebunan mereka.
Dinas Perkebunan Provinsi NTT dan Dinas Perkebunan kabupaten Manggarai Timur juga
menyediakan bahan tanam kopi (S795) dengan tujuan untuk membantu mereka untuk
mengembangkan perkebunan-perkebunan ini.
Sistem produksi kopi di Manggarai dilaksanakan oleh organisasi / lembaga
tradisional yang berdasar sosial kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
kelompok tani di dataran tinggi Manggarai berpedoman pada azas kebersamaan dan
bergotong royong. Wujud dari kebersamaan dalam proses produksi, pengolahan dan
pemasaran hasil kopi Arabika Flores Manggarai adalah sebagai berikut
:
1. Memperkuat keagamaan dalam mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa di
Gereja-Gereja dimana mereka melakukan kegiatan peribadatan,
2. Melakukan kegiatan sosial dan keagamaan sebagai wujud puji syukur dan terima kasih
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus mohon berkah dan rahmatnya agar kopi
yang dihasilkan produksinya tinggi, berkualitas, harganya baik dan berkelanjutan,
3. Melakukan kegiatan terencana dan terpadu dalam penanggulangan tanaman kopi
yang terserang hama dan penyakit,
4. Membuat aturan-aturan internal yang harus dipatuhi anggota, sekaligus sangsi-
sangsi yang akan diberikan oleh kelompok tani secara demokratis melalui pertemuan
5. Melakukan pertemuan secara rutin untuk merencanakan dan menetapkan beberapa

28
hal seperti :
- Pelaksanaan kegiatan gotong-royong baik kegiatan budidaya kopi, panen,
pengolahan dan pemasaran,
- Pembaharuan aturan-aturan intern agar sesuai perkembangan,
- Menentukan pertemuan-pertemuan insidentil terkait pembinaan, penyuluhan dan
sebagainya.

Jadi kopi Arabika Flores Manggarai diproduksi oleh lembaga-lembaga yang


sangat penting bagi kehidupan religius dan sosial. Seperti uraian di atas, penduduk di
kawasan Manggarai beranggapan bahwa penting sekali bagi mereka untuk melakukan
kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan pada waktu mereka memproduksi kopi
Arabika (biasanya diselenggarakan sebelum dan pada akhir panen, dan bila tanaman
terserang hama dan penyakit). Hal ini semakin memperkuat kaitan antara produksi
dengan adat-istiadat, serta kepercayaan setempat.
Saat ini, berkat pengembangan agribisnis kopi Arabika di Manggarai, semakin
banyak orang dari luar pulau dan manca negara berdatangan ke Flores (Manggarai).
Hal ini dapat semakin meningkatkan reputasi produk kopi di kawasan ini maupun
produk-produk lainya. Oleh karena itu perlu pertimbangan mendesak berupa
perlindungan IG terhadap kopi Arabika Flores Manggarai ini, Perlindungan ini akan
memberikan jaminan kepada semua konsumen bahwa kopi yang mereka konsumsi
adalah produk asli asal Manggarai dan berkualitas.

G. METODE PRODUKSI DAN PENGOLAHAN

1. Metode Produksi

Lahan dan Persiapan Lahan

a) Lahan di kawasan dataran tinggi Manggarai NTT hampir seluruhnya potensial


ditanami kopi Arabika. Pada umumnya untuk daerah-daerah yang miring sebagai
fungsi konservasi bisa dibuatkan terasering. Pada daerah dengan kemiringan
dibawah 30° dibuatkan teras dalam bentuk sabuk gunung, sedangkan pada
kemiringan diatas 30° telah dibuatkan teras individu, di mana pada masing-masing
teras ini ditanam satu macam tanaman saja.

29
b) Jarak tanam tanaman kopi 2,5 x 2,5 matau 2,5 x 2 m, dengan kerapatan 1.600 s.d.
2.000 pohon/ha.
c) Pohon kopi ditanam di lubang-lubang tana yang dibuat dengan kedalaman 40 cm.
Pada waktu penanaman dan penutupan lubang, tanah dicampur dengan pupuk
kandang. Di lubang-lubang tanah tersebut, tanah alami dicampur dengan kompos
pada saat penanaman bibit kopi.
d) Penaung tetap ditanam diantara pohon kopi dengan kerapatan tanaman penaung
sekitar 25 % dari total populasi kopi.

Bahan Tanam dan Pembibitan

a) Varietas yang saat ini digunakan oleh para petani kawasan dataran tinggi Manggarai
di wilayah IG adalah typica, yellow catura, S-795 (dominan), Kartika, USDA,
Arobusta, Kolombia, Andungsari dan kopi lokal. Pada masa mendatang dikawasan ini
akan terus melakukan ekstensifikasi kopi Arabikavarietas S-795 dan Andungsari.
b) Untuk tanaman-tanaman jenis baru :
- Pembibitan bisa dilaksanakan langsung oleh kelompok tani ataupun dibeli dari
leveransir yang bersertifikat atau diterima dari Dinas Perkebunan.
- Daftar dari varietas-varietas yang mendapatkan otorisasi dikeluarkan oleh
Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis, dibantu oleh Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia dan Dinas Perkebunan, yang akan diperbarui bila dipandang perlu.

Pemeliharaan Tanaman Kopi


a) Pemupukan tanaman dilaksanakan sesering mungkin saat petani datang ke kebun.
Sumber pupuk organik didapatkan dari sisa seresah dan beberapa campuran pupuk
kandang.
b) Pemeliharaan kopi di dataran tinggi Manggarai dilakukan dengan melakukan
pemotongan cabang secara bergantian saat pangkasan lepas panen sehingga
merangsang pembentukan cabang baru untuk pembuahan kopi.
c) Pengendalian hama dan penyakit dilakukan terhadap Nematoda, penggerek buah kopi
dan penggerek cabang.Pengendalian hama dan penyakit dilakukan melalui sistem PHT

30
(Pengendalian Hama/Penyakit secara Terpadu) dengan memanfaatkan musuh-
musuh alami dan agensia hayati. Penggunaan pestisida dilarang dikawasan IG ini.
d) Kopi arabika Flores Manggarai ditanam di bawah pohon penaung. Penaung yang
paling banyak digunakan adalah pohon dadap, karena dadap mudah ditanam
melalui stek, mudah dipangkas dan merupakan sumber makanan bagi ternak sapi
peliharaan petani. Secara umum kopi Arabika di Manggarai agak tahan terhadap
sinar matahari sehingga pengaturan penaungnya cukup sedang-sedang saja.

e) Kepemilikan lahan kebun kopi oleh petani tidak begitu luas dan petani kopi di
kawasan dataran tinggi Manggarai terbiasa melakukan usaha diversifikasi horizontal
yaitu dengan tanaman lain.Adanya dampak positif dari jenis diversifikasi seperti ini
terhadap kualitas kopi, maka diversifikasi ini perlu direkomendasikan. Upaya
diversifikasi seperti ini disamping mampu meningkatkan pendapatan petani
persatuan luas juga dapat menyediakan bahan pupuk organik.

Gambar 5. Pertanaman kopi arabika di Manggarai

31
Sebagai ringkasan, pemeliharaan tanaman kopi Arabika Flores Manggarai
adalah alami dan organik, tanpa penggunaan produk kimia. Butir-butir di bawah ini
perlu dipertimbangkan untuk kopi Arabika Flores Manggarai yang perlu dikendalikan
secara berhati-hati:
- Varietas yang digunakan dalam tanaman baru,
- Kerapatan pohon kopi,
- Pemeliharaan tanaman kopi,
- Pemangkasan pohon kopi,
- Penggunaan pohon penaung,
- Pemupukan dengan organik berarti bahwa hanya digunakan dengan jumlah yang
secukupnya saja untuk memastikan adanya konservasi kesuburuan dan konservasi
tanah.
- Tanpa pestisida untuk pohon kopi

Gambar 6. Pertanaman kopi arabika dengan berbagai jenis penaung

32
Gambar 7. Pertanaman kopi arabika yang tumbuh di pekarangan rumah
2. Metode Proses Pengolahan

Proses pengolahan kopi ArabikaFlores Manggarai dilakukan menerapkan


metode olah basah (Wet Process/WP)yang diatur dalam Standar Operasional
Prosedur (SOP). Berikut iniadalah langkah-langkah proses pengolahan dimaksud
yang merupakan persyaratankhusus untuk kopi ArabikaFloresManggarai.
Panen
Pengolahan kopi secara basah harus dimulai dengan pemetikan yang benar.
Panen dilakukan secara manual yaitu pemetikan dengan tangan. Untuk dapat diolah
dengan baik, maka panen harus dilakukan secara pilih. Petik hanya buah yang telah
matang / merah untuk mendapatkan minimal 95 % kopi gelondong merah, maksimal 5
% gelondong kuning, namun sama sekali tanpa ada gelondong hijau atau hitam. Selain
itu perlu persiapan sarana panen dengan baik dan bersih seperti wadah buah, tangga,
lembaran plastik dan kantong untuk buah kering, hitam dan cacat.

Sortasi Buah

Sortasi dilakukan terhadap buah kopi warna hijau, kering, kotoran dan lain-lain
(untuk selanjutnya diolah secara kering). Batas minimum kopi buah masak yang akan
diolah adalah 95 %. Persentase ini bisa diperiksa di pintu masuk unit pengolahan (jika
dipandang perlu sortasi bisa dilakukan setelah panen). Hanya kopi gelondong yang

33
disortasi secara benar yang bisa diolah untuk mendapatkan kopi Arabika Flores
Manggarai. Tidak diperkenankan menyimpan buah matang karena bisa jadi busuk
atau "fermented' dan segera dikupas pada hari yang sama.

Gambar 8. Kegiatan sortasi buah kopi

Perambangan

Sebelum dikupas, buah kopi merah yang sudah sortasi dirambang dalam air,
aduk dan pisahkan buah yang mengapung/buah terserang hama penggerek buah
kopi.Kopi-kopi gelondong yang mengapung dipisahkan atau diolah di luar dan tidak
dicampur dengan kopi untuk pengolahan Arabika Flores Manggarai (selanjutnya olah
secara kering bersama dengan buah hijau, kering dan cacat lainnya). Periksa jangan
sampai terikut batu, besi dan benda keras lainnya, karena akan merusak mesin
pengupas buah (pulper).

34
Gambar 9. Proses perambangan buah kopi
Pengupasan Kulit Buah Kopi (Pulping)

Pengupasan kulit buah kopi (Pulping) dilakukan menggunakan mesin


pengupas mekanik (atau kadang-kadang secara manual) dengan tambahan sedikit
air bersih. Buah kopi yang diolah adalah buah kopi glondong merah segar. Hasil
petik pada hari ini harus diserahkan dan diolah di unit pengolahan hari itu juga, dan
diproses sampai selesai (habis). Perlu diperhatikan, pemeriksaan dan pembersihan
mesin Pulper sebelum digunakan dan pastikan mesin Pulper berfungsi dengan baik.
Segera kupas buah masak segar ( jangan ditunda). Atur stelan mesin Pulper sampai
hasil pengupasan baik, tidak pecah, bagian kopi HS tidak banyak tercampur kulit,
dan sebaliknya bagian kulit tidak banyak tercampur biji. Cuci dan bersihkan alat
setelah dipakai.

Pembersihan

Setelah dilakukan pengupasan kulit, biji kopi HS basah hasil kupasan


dilakukan perambangan kedua dan biji yang mengapung dipisahkan. Sisa kulit buah
yang masih terikut pada biji kopi bercangkang (kopi HS) juga dipisahkan sehingga
biji kopi HS betul-betul bersih. Selain itu sebelum difermentasi, pisahkan sisa kulit
buah (pulp) dan kopi HS karena kulit yang terikut selama fermentasi akan menjadi
busuk dan mencemari citarasa kopi.

35
Fermentasi

Proses fermentasi dimaksudkan untuk membentuk citarasa kopi yang baik dan
meluruhkan lendir agar mudah dicuci. Fermentasi dilakukan secara alami dan
sempurna tanpa adanya tambahan bahan apapun di dalam sarana fermentasi
(karung plastik/ember plastik bersih). Proses fermentasi dapat dilakukan dalam
ember (berlubang di bagian bawah) atau karung plastik anyaman agar cairan lendir
dapat meniris keluar. Wadah yang digunakan harus bersih dan bebas dari bau tajam
(misal: minyak tanah, pestisida, karat, dan lain-lain). Jangan menggunakan wadah
dari kayu atau bambu karena bisa menimbulkan bau yang tidak dikehendaki. Lama
proses fermentasi 18-36 Jam, tergantung saat mulai fermentasi. Apabila dimulai sore
hari maka fermenntasi dilakukan selama 36 jam, tetapi bila dimulai pada waktu pagi
hari maka fermentasii dilakukan selama 18-24 jam, sehingga bisa langsung dijemur
pada pagi hari setelah waktu fermentasi tercapai. Apabila fermentasi akan dilakukan
selama 36 jam maka siram dan aduk biji HS pada jam ke 18-24, kemudian tiriskan
dan tutup kembali untuk melanjutkan proses fermentasi sampai 36 jam.

Pencucian

Kopi yang sudah cukup masa fermentasinya perlu dilakukan pencucian.


Pencucian dapat dilakukan secara manual menggunakan tangan maupun secara
mekanis menggunakan mesin pencuci lendir kopi (washer ). Cuci bersih lendir hasil
proses fermentasi sampai biji kopi kelihatan bersih kemudian dilanjutkan dengan
penjemuran.

Penjemuran

Penjemuran merupakan tahapan yang kritis untuk mendapatkan mutu fisik dan
citarasa yang baik. Penjemuran dilakukan secara perlahan terutama pada saat awal (1-4
hari pertama)dengan lapisan-lapisan diatas para-para.Waktu penjemuran sampai dicapai
kadar air (KA ) akhir 12% diperlukan waktu selama 14 - 18 hari. Pengaturan ketebalan
biji antara 7,5 - 10 cm (jangan terlalu tipis). Khusus hari pertama bisa diatur lebih tipis
(5 cm) untuk memudahkan penguapan air di permukaan kulit, namun mulai hari kedua
harus dipertebal minimum 7,5 cm untuk menghindari pengeringan yang terlalu
cepat.Gunakan alas terpal plastik bersih, lantai jemur dari semen atau para-para lebih
baik. Selama proses penjemuran biji kopi diaduk agar kering merata dan

36
untuk menghindarkan dari penyerapan kadar air kembali. Untuk menghindari serangan
jamur dan mikroba lain kopi harus dibolak-balik secara rutin setiap 1- 2 jam.
Pada waktu awal (1-2 hari pertama) pembalikan harus lebih sering karena
kopi masih basah.Tutuplah kopi pada malam hari dengan terpal. Penutupan akan
lebih baik kalau terpal tidak langsung menempel pada biji diberi jarak antara biji dan
penutup untuk mencegah pengembunan, tutup diatur dengan posisi miring sehingga
tetesan air hasil pengembunan mengalir ke samping dan tidak jatuh ke kopi.Hindari
dari air dan hujan terhadap kopi yang hampir kering agar terhindar dari
kerusakan.Hentikan penjemuran kopi apabila kadar air sudah mencapai 12% atau
kurang.Cek dengan alat pengukur kadar air pada pagi hari, atau untuk pendekatan
dapat diperkirakan dengan menimbang satu kaleng minyak (volume 19 liter) bila
sudah mencapai berat yang tetap/tidak berkurang lagi setiap hari selama 3 hari
(kira-kira 8.0 kg/19 liter) maka penjemuran bisa dihentikan.

Pengemasan dan Penyimpanan

Kopi HS kering yang dihasilkan dikemas dalam karung baru selama minimal 2
(dua) bulan di tempat (gudang) penyimpanan oleh kelompok tani atau Unit Pengolahan.
Gudang penyimpanan berupa ruangan kering dan bersih dan biji kopi HS tidak ada
kontak langsung dengan tanah. Ruang simpan bebas dari bahan kimia yang
memungkinkan terjadinya kontaminasi dengan bau asing. Kopi yang akan dikemas
benar-benar sudah kering dengan kadar air < 12%.Pengemasan dilakukan dengan
karung plastik baru bersih. Penyimpanan sementara dalam gudang bersih, bebas bau
menyengat, bebas asap, bebas puntung rokok dan obat nyamuk, serta tidak
lembab.Gunakan palet (alas) kayu di bawah tumpukan karung untuk menghindari
kelembaban dan permukaan lantai, dan jangan sampai menyentuh dinding tembok.

Pengemasan dan Pengiriman

Setelah penyimpanan, kopi HS bisa dijual langsung dipasarkan atau dilakukan


penggerebusan dahulu kalau permintaanya berupa kopi berasan. Penggerbusan
(menggunakan mesin huller) dapat dilakukan oleh unit pengolahan atau pembeli kopi

37
di daerah Manggarai. Pengemasan biji kopi HS dengan berat netto 25 kg dalam
karung baru yang telah diberi label, sesuai dengan standar SNI di atas. Gunakan
karung baru yang food grade (layak untuk tempat bahan pangan) bebas minyak
mineral (non-mineral oil based jute-bag), dan diberi label sesuai dengan identitas
UPH masing-masing. Kopi siap diangkut menggunakan sarana transportasi truck
atau ekspedisi ke eksportir. Box pengangkut kopi harus benar-benar bersih dan
bebas dari kotoran atau bahan cemaran lain seperti bekas minyak, oli, solar, aspal,
tanah, pupuk buatan, pupuk alami, atau bahan lain yang mudah berbau. Didalam
box ekspedisi tersebut juga harus dilapisi terpal atau pelapis lain yang bersih untuk
menjaga kopi dari kontaminasi bahan pencemar seperti diatas. Box ditutup dengan
rapat dan terhindar dari gangguan luar selama dalam perjalanan menuju eksportir.

Persiapan Lot Sebelum Kirim

Setelah penggerbusan, kopi harus disortasi untuk memenuhi persyaratan-


persyaratan pasar “specialty coffee” (kopi khusus) yaitu nilai cacat fisik tidak lebih dari
5 per 300 gr menurut standar SCAA (Specialty Coffee Association of America) dan
ukuran biji kopi cukup besar atau sama dengan ukuran “16”. Berikutnya, kopi
ArabikaFloresManggarai dimasukkan ke dalam pembungkus dengan beberapa
informasi, termasuk nama dan logo IG. Persiapan lot untuk pengiriman dilakukan di
wilayah Manggarai dan ada pelaporan kepada MPIG untuk mempermudah kontrol.

Metode Penyangraian dan Penjualan Eceran

Proses penyangraian menjadi kopi sangrai dan kopi bubuk dilakukan dalam
kondisi yang baik dan dapat mempertahankan mutu biji kopi. Tingkat
penyangraiannya tergantung kepada para penyangrai, bisa “light” (ringan),
“medium” (sedang) atau “dark” (gelap), menurut permintaan pasar yang ditarget
atau permintaan konsumen. Namun, rekomendasi umum untuk Kopi Arabika Flores
Manggarai adalah penyangraian menengah (medium).

38
Pengepakan

Pengepakan (packaging) harus mampu menjamin kesegaran dan konsistensi


mutu. Untuk pengepakan kopi ArabikaFlores Manggaraimenggunakan kemasan
dengan tiga lapis penutup dengan katup satu arah. Kemasan ini untuk
mempertahankan agar aroma kopi tidak hilang selama beberapa bulan. Untuk
menjamin bahwa kopi akan dikonsumsi pada waktu yang ditentukan, maka dalam
kemasan produk harus dicantumkan secara jelas masa berlakunya (kadaluarsa)
produk.

39
BUAH HASIL PETIK MERAH

SORTASI BUAH
(Memisahkan buah hijau, kuning, kering, lewat masak
hingga minimal 95 % merah dan merah kuning 5 %)

PERAMBANGAN BUAH
(Buah mengapung dipisahkan)

PENGUPASAN KULIT MERAH


(Menggunakan mesin/pulper)

PERAMBANGAN BIJI BERKULIT TANDUK BASAH


(Menghilangkan kulit kopi, buah kopi biji hampa dan kotoran lain)

FERMENTASI
(18 jam - 36 jam)

PENCUCIAN
(Dengan air bersih)

PENJEMURAN
(Sampai kadar air 12 %)

PENYIMPANAN BIJI BERKULIT


TANDUK (Sementara)

PENGGERBUSAN
(Menggunakan Mesin/Huller)

SIAP DIEKSPOR / DIJUAL


KE EKSPORTIR ATAU PENYANGRAI LOKAL

Gambar 10. SOP (Standar Operasional Prosedur) Pengolahan Kopi Arabika Flores
Manggarai Metode Basah (Wet Process)

40
H. METODE KONTROL DAN KETERUNUTAN
Untuk menjamin produksi dan mutu kopi Arabika Flores Manggarai, telah
dibentuk sebuah rencana pengendalian dan keterunutan. Rencana kegiatan ini
bertujuan untuk :
- Memenuhi aturan-aturan Buku Persyaratan
- Asal produk (keterunutan)
- Keterangan Produk : - Mutu fisik produk (tidak adanya kecacatan)
- Mutu citarasa produk (tidak adanya kecacatan)
- Kekhasan produk
1. Kontrol Atas Pemenuhan Aturan-Aturan dalam Buku Persyaratan

Kontrol dilakukan mulai dari budidaya sampai dengan pengolahan, yang terdiri dari :
- Kontrol mandiri
- Kontrol oleh kelompok tani
- Kontrol oleh MPIG

Kontrol Pertanaman (Budidaya)

Kontrol mandiri
Masing-masing produsen harus mengecek bahwa suatu kebun memenuhi
aturan-aturan dalam Buku Persyaratan diantaranya mengenai pohon penaung,
varietas (hanya untuk penanaman baru), kerapatan (jarak tanam), pemeliharaan
(khususnya untuk pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit), dan lain-lain.
Masing-masing produsen harus tahu atau diberitahu tentang peraturan-peraturan
yang harus ditaati dalam berkebun kopi oleh kelompok tani atau MPIG.

Kontrol oleh kelompok tani


Setiap tahun, ketua kelompok tani (atau pengurus kelompok tani) harus
meyakinkan bahwa Buku Persyaratan dipenuhi oleh kebun-kebun anggotanya, dan
harus melapor kepada Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis. Setiap kelompok
tani bisa memilih cara-cara untuk mencapai kontrol ini. Pengurus kelompok tani bisa
melakukannya sendiri, atau menunjuk seseorang yang bisa ditugaskan. Dalam
kasus-kasus demikian, sebuah pertemuan biasa bisa diadakan, atau mungkin perlu
dilakukan pemeriksaan kebun yang khusus.

41
Kontrol oleh MPIG
Setiap tahun, pada bulan April (sebelum musim pengolahan), MPIG memilih
secara acak sebanyak 5 kelompok tani, untuk selanjutnya melakukan pengecekan
terhadap pemenuhan Buku Persyaratan di kebun-kebun petani selama 2 hari untuk
masing-masing kelompok tanisampling (sehingga dibutuhkan 10 hari untuk kegiatan
kontrol ini).

Kontrol Pengolahan

Kontrol oleh kelompok tani / Unit Pengolahan (Kontrol mandiri)


Setiap Unit Pengolahan (kelompok tani atau UPH), terdapat satu orang yang
bertugasmengontrol proses pengolahan (mengecek bahwa proses sudah sesuai
dengan Buku Persyaratan). Petugas tersebut melakukankontrol terhadap
prosespengolahan setiap hari, di antaranya :
- Gelondong Merah yang akan diolah berasal dari produsen terdaftar
- Persentasi gelondong merah cukup (>95 %)
- Proses pengupasan kulit dilakukan pada hari yang sama saat petik sampai dengan
pukul 24.00
- Fermentasi dilakukan selama 18 sampai 36 jam (tergantung saat kapan fermentasi
dimulai)
- Pengeringan dilakukan di atas para-para, lantai jemur atau terpal, dan tidak boleh
bersentuhan langsung dengan tanah.Kadar air kopi hasil pengeringan tidak boleh lebih
dari 12 %, yang diperiksa menggunakan alat pengendali kadar air yang terkalibrasi,
- Kebersihan Unit Pengolahan (termasuk mesin, sarana fermentasi, lantai ruang
pengolahan, penjemuran, dan lain-lain)
- Setelah pengolahan, petugas yang ditugaskan untuk mengontrol di Unit
Pengolahan mengecek juga kondisi-kondisi dan lama penyimpanan kopi HS (minimal
2 bulan).

42
Kontrol oleh MPIG
Setiap tahun, selama panen dan pengolahan (bulan Juni s.d. Agustus), MPIG
memilih secara acak 5 kelompok tani atau Unit Pengolahan, dan mengecek
prosesnya dengan pemenuhan Buku Persyaratan, selama 1 hari/UPH (sehingga
dibutuhkan 5 hari untuk kontrol ini).MPIG juga memeriksa penggerubusan,
persiapan untuk mengekspor lot-lot dan pelabelan bungkus kopi Ose. Untuk
memastikan kemudahan kontrol, tempat-tempat di mana pengoperasian proses ini
dilakukan harus dikomunikasikan oleh mereka yang akan melakukan aktivitas-
aktivitas di atas (Unit Pengolahan atau para pembeli) kepada MPIG.
Bila didapati bahwa Buku Persyaratan tidak sepenuhnya ditaati, maka MPIG
memutuskan tindakan-tindakan yang layak yang akan dijatuhkan, bisa berupa
pemberian sebuah rekomendasi sampai penon-aktifan sementara. Di semua kasus-
kasus di atas, kemudian tindakan ini diperiksa setelah kelompok tani atau unit-unit
Pengolah telah melakukan evolusi-evolusi yang diperlukan untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan dalam Buku Persyaratan.

2. Keterunutan

Pendaftaran Anggota

Kelompok tani anggota MPIG telah diminta untuk membuat daftar anggota
produsen kopinya. Daftar ini telah dimasukkan dalam komputer. Dalam daftar ini,
para produsen mendapatkan kartu IG dengan nomor keanggotaan dari MPIG.
Pembaharuan daftar produsen akan dikeluarkan setiap tahun. MPIG akan
mengirim daftar produsen ke masing-masing kelompok tani, dan akan bertanya pada
mereka apakah mereka mempunyai perubahan-perubahan dalam keanggotaannya.
Misalnya, mungkin ada produsen baru (yang akan menerima kartu baru) atau yang
berhenti memproduksi kopi (yang harus mengembalikan kartu mereka). Kalau ada
produsen yang melakukan perubahan pada tanaman mereka dan tidak lagi memenuhi
aturan-aturan dalam Buku Persyaratan, keanggotaan mereka bisa dibatalkan dan
mereka juga diminta untuk mengembalikan kartu mereka.
Masing-masing Unit Pengolahan harus didaftar sebagai ‘Pengolah IG’. Untuk
memudahkan kontrol pada setiap tahap pengolahan kopi IG, setiap Unit Pengolahan
harus mencantumkan tempat-tempat di mana mereka melakukan pengolahan kopi

43
(juga di mana kopiakan disimpan).

Selama panen dan pengolahan : Kontrol asal gelondong

Setiap kali produsen menyetor atau menjual kopi gelondong merah kepada Unit
Pengolahan (UP), maka UP harus mengecek kartu dan mencatat nama produsen, nomor
produsen, jumlah kopi yang dibeli dan tanggal transaksi.Apabila ada masalah, UP-UP
bisa memeriksa registrasi dari produsen tersebut, MPIG mengirim daftar semua petani
yang telah terdaftar kepada semua UP setiap tahun sebelum masa panen.

Petani-petani individu (yang bukan anggota kelompok tani) juga memiliki


keleluasaan untuk menjual gelondong merah (jika tanaman mereka terletak di
daerah yang ditandai untuk IG dan memenuhi persyaratan-persyaratan) kepada UP
setelah mereka diregistrasi oleh kelompok tani sebagai produsen IG.
UP harus mengirim daftar pemasok gelondong merah kepada MPIG dua kali
setahun : pertengahan Juli (pertengahan panen), dan akhir September (akhir
panen). MPIG mengecek apakah jumlah kopi gelondong merah yang dijual oleh satu
produsen sesuai dengan luas dan jumlah pohon yang dimiliki.

Merunut Urutan Lot Kopi

Tepat setelah pengolahan, UP harus mengidentifikasi setiap karung dengan


kode lot. Kode ini mencakup : kode Unit Pengolahan (XX), tahun produksi (YYYY)
dan nomor lot (ZZ). Kode ini terdiri dari 8 nomor : XX-YYYY-ZZ.Masing-masing unit
pengolahan harus membentuk 10 sampai 15 lot dari produksi tahunan mereka (lot-
lot ini dapat dibentuk tergantung dari minggu-minggu produksi atau dengan cara
membentuk sub-kelompok produsen di dalam kelompok tani, lihat informasi di
bawah tentang pembentukkan lot).
Kode lot-lot ini disimpan sampai pada tahap penjualan kopi IG (bila sertifikat
telah didapat, lihat di bawah), dan memungkinkan diadakannya keterunutan yang
menyeluruh.

Penjualan dan Pembelian Kopi IG

Setelah pengolahan dan penyimpanan, dan mendapatkan sertifikat IG (lihat


informasi di bawah), UP bisa menjual kopi IG mereka. Setiap transaksi harus dicatat.
Sekali setahun (bulan April), data-data itu harus dikirim ke MPIG. Lalu MPIG mengecek

44
transaksi-transaksi dan kecocokan jumlah kopi Ose atau kopi HS yang dijual dengan
jumlah gelondong merah yang dibeli dari produsen IG.

3. Kontrol Mutu Fisik dan Citarasa Kopi Arabika Flores Manggarai


Dalam perkembangannya akhir-akhir ini konsumen bukan hanya menuntut
mutu kopi yang berkualitas baik, akan tetapi juga kopi yang sehat (aman terhadap
kesehatan). Mutu kopi biji pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
mutu fisik dan mutu citarasa.
Selama proses pengolahan dilakukan sampling terhadap biji kopi Arabika selama
pengolahan terhadap masing-masing UPH. Terhadap sampel-sampel kopi tersebut
dilakukan analisis mutu fisik dan mutu cita rasa di Laboratorium Pengujian (LP) Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia di Jember untuk mengetahui sejauh mana kualitas
kopi yang dihasilkan oleh petani diatas. Kemudian sebagai pembanding juga dilakukan
sampling dan pengujian mutu terhadap kopi Arabika lokal ( asalan ) yang biasa diolah
petani pada umumnya dan juga terhadap kopi pasar.
Kontrol Mutu Fisik
Mutu fisik ditentukan berdasar nilai fisik yang terdapat dalam biji kopi
berdasar Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2907-2008.Mutu fisik biji secara garis
besar dibedakan menjadi enam tingkatan, yaitu mulai mutu I (baik) sampai dengan
mutu VI (jelek) seperti tampak pada Tabel 8. Pembedaan tingkatan ini didasarkan
pada nilai cacat (defect), sehingga sistem pembedaan mutu seperti ini dikenal
dengan istilah defect system.
Tabel 4. Penggolongan Mutu Berdasarkan Sistem Nilai Cacat
Mutu Syarat Mutu
Mutu I Jumlah nilai cacat maks 11
Mutu II Jumlah nilai cacat 12 – 25
Mutu III Jumlah nilai cacat 26 – 44
Mutu IV a Jumlah nilai cacat 45 – 60
Mutu IV b Jumlah nilai cacat 61 – 80
Mutu V Jumlah nilai cacat 81 – 150
Mutu VI Jumlah nilai cacat 151 – 225
Sumber : BSN (Badan Standardisasi Nasional), 2008

45
Kontrol Mutu Citarasa
Sedangkan mutu citarasa kopi biji sangat ditentukan oleh adanya cacat rasa
dan sifat rasa asli yang dimiliki oleh suatu jenis kopi. Kopi biji yang memiliki cacat
rasa digolongkan kopi yang citarasanya jelek, bahkan sering kali dinyatakan tidak
layak minum (misal: bau basi, bau jamur, bau minyak bumi, dan lain-lain).
Penentuan mutu citarasa kopi ditentukan berdasar uji organoleptik (analisis
sensorial) oleh panelis. Citarasa kopi biji baru dapat dinilai setelah disangrai dan
dilakukan pembubukan. Citarasa penting yang ada pada kopi antara lain : Flavor (khas
bau kopi), aroma (bau sedap), body (kekentalan), acidity (rasa asam yang enak),
bitterness (rasa pahit yang enak), dan astringent (rasa sepat yang enak). Sedangkan
cacat rasa yang tidak boleh ada antara lain : Stink (bau basi), earthy (bau tanah),
mouldy (bau jamur), musty (bau lumut), sour (rasa asam tidak enak), oily (bau minyak
bumi), chemical (bau bahan kimia), smooky (bau asap), dan lain-lain.

1. Kontrol Kekhasan Kopi Arabika Flores Manggarai dan Pemberian Sertifikat


Kepada Unit Pengolahan
Sertifikat IG diminta oleh UP-UP, setelah pengolahan kopi gelondong merah
ke kopi HS pada dua bulan penyimpanan. Beberapa “lot” harus dilakukan (yang
berarti produksi harus dibagi dalam bagian-bagian yang terpisah), dan setiap lot
akan dicek oleh MPIG berkenaan dengan pemenuhannya dengan Buku Persyaratan,
keterunutan dan mutu / kekhasan kopi tersebut.

Pembentukan Lot

Setelah pengolahan (dan 2 bulan penyimpanan), kopi sudah layak


mendapatkan sertifikat IG. Setiap UP harus mengelompokkan kopi menjadi 10
sampai 15 lot. Ada dua jenis kelompok tani :
- Beberapa di antaranya bekerja secara kolektif :kopi gelondong merah dibeli dari
anggota, dan diproses bersama setiap hari, sampai menjadi kopi HS dan kopi Ose.
- Kelompok tani lainnya bekerja secara semi-kolektif :kopi gelondong merah
dikupas dan diperam di fasilitas bersama, kemudian masing-masing produsen
mengambil kopi HS mereka dan melakukan penjemuran di halaman rumah mereka.
Setelah penjemuran dan penyimpanan, pada bulan Oktober/November, kopi tersebut
dikumpulkan bersama, sebelum dijual.

46
Di dua jenis kelompok tani di atas, pembentukan lot dilakukan dalam cara yang
berbeda :
- Untuk kelompok tani yang bekerja secara kolektif, satu lot dibentuk dalam
satu minggu produksi. Karena ada 3 bulan masa panen, maka terdapat antara 10
dan 15 lot.
- Untuk kelompok tani yang bekerja secara semi-kolektif, pemisahan minggu
produksi nampaknya sulit dilakukan. Akibatnya, pemecahannya adalah dengan cara
membentuk antara 10 sampai 15 kelompok produsen, yang mengumpulkan produksi
dari beberapa produsen, yang menghasilkan 10 sampai 15 lot. Namun, di beberapa
kelompok tani seperti ini, produksi untuk masing-masing bulan sudah dipisahkan, dan
pembentukkan lot-lot agak berbeda (produksi dari masing-masing 3 bulan hanya
harus dipisahkan ke dalam 5 kelompok, untuk menghasilkan jumlah total 15 lot).
Unit-unit pengolahan bisa menentukan satu lot / minggu proses (sebagaimana seperti
kelompok tani jenis pertama). Sertifikasi diminta untuk masing-masing dari 10 atau
15 lot yang dibentuk oleh Unit Pengolahan. MPIG akan mengecek apabila persyaratan
citarasa dan keterunutan dipenuhi.

Kontrol Keterunutan

Untuk masing-masing lot, MPIG akan mengecek keterunutan unit pengolah


harus menspesifikasi daftar penjual kopi gelondong merah untuk masing-masing lot.

I. PELABELAN

1. Bungkus dan Paket Kopi

Semua bungkus kopi dan paket kopi terjual dengan sertifikat IG harus mencakup
: - N ama “Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai”
- Logo IG kopi ArabikaFloresManggarai, ditunjuk di bawah (Gambar 9)
- Kode lot (lihat di bagian H “Keterunutan”)
Di dalam logo terdapat :
- Gambar rumah adat
- Gambar komodo
- Gambar Kopi
- Tulisan “Kopi Arabika Flores Manggarai”
- Susunan gambar dan tulisan seperti logo di bawah.

47
2. Pemakaian Nama “Kopi Arabika Flores Manggarai”

Nama « Kopi Arabika Flores Manggarai » hanya bisa digunakan untuk «kopi
asli murni» yang berarti bahwa kopi yang dijual dengan nama ini harus memiliki
komposisi 100 % kopi Arabika Flores Manggarai. Campuran kopi tidak bisa dijual
dengan menggunakan nama ini. Bagaimanapun juga, nama kopi Arabika Flores
Manggarai dapat muncul di daftar bahan untuk campuran ini. Dalam hal ini,
persentasi kandungan kopi Arabika Flores Manggarai yang digunakan harus secara
jelas dicantumkan.

Gambar 11. Logo IG Kopi Arabika Flores Manggarai

Filosofi penggunaan gambar di logo IG kopi arabika Flores Manggarai :

Gambar Keterangan
Komodo Mewakili pertanaman kopi di Manggarai Barat
Rumah adat Menggambarkan rumah adat Manggarai
Garis batas segitiga di Melambangkan “lodok” yaitu sistem pembagian sawah
dalam lingkaran di Manggarai
Warna cokelat Menggambarkan warna kopi
Menggambarkan kopi terbaik dari 3 kabupaten di
Tiga biji kopi
Manggarai
Mata ayam (manuk) di
Motif umum kain tenun songke Manggarai
sabuk lingkaran logo
Menggambarkan semangat kesatuan dari 3 kabupaten
Logo berbentuk bundar
Manggarai

48
Perlindungan diajukan atas nama “Kopi Arabika Flores Manggarai”. Sedangkan kata
“Flores” atau “Kopi Manggarai”, tidak dianggap sebagai penyalahgunaan atau tiruan,
dan dengan demikian bisa digunakan oleh produsen bukan kopi Arabika Flores
Manggarai.

49
BAB IV
PENUTUP

“Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai”


dibentuk pada tahun 2015, dan terdiri dari para organisasi petani pihak pengolah
swasta lokal, dan stakeholder kopi lainya di kawasan datarantinggi Manggarai yang
mengajukan permohonan perlindungan Indikasi Geografis untuk produk kopi lokal
mereka. Permohonan ini bisa diajukan mengingat bahwa kopi ini memiliki kekhasan
dan keunikan, kopi Arabika yang diproduksi di dataran tinggi Manggarai dengan
pegunungan vulkanik. Diproduksi dengan teknik budidaya dan pengolahan yang baik
oleh organisai-organisasi tradisional kelompok tani menghasilkan kopi spesialti.
Pengujian mutu citarasa yang dilakukan oleh Puslitkoka menghasilkan rasa
khas dari kopi Arabika Flores Manggarai, dengan aroma dan kekentalannya yang
khas, keasaman sedang sampai tinggi, dan tidak ada rasa pahit. Kekhasan rasa ini
merupakan kombinasi dari peran alam dan manusia. Para petani bergotong-royong
menghasilkan kopi dengan citarasa yang khas sementara alam indahnya
mempengaruhi proses pembentukan rasanya. Faktor iklim, penaung, dan perlakuan
manusia juga turut berperan dalam pembentukan citarasa kopi ArabikaFlores
Manggarai.
Buku persyaratan ini menjadi panduan bagi para petani kopi Arabika Flores
Manggarai untuk memproduksi kopi mereka sehingga konsistensi produksi dan mutu
kopi tetap terjaga.

50
DAFTAR PUSTAKA

1. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2016. Sejarah Kopi. Asosiasi Eksportir Kopi
Indonesia (AEKI). Jakarta
2. Aris Wibawa (2008). Rekomendasi Pemupukan Kopi Arabika Kabupaten Manggarai.
Laporan Kegiatan. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember
3. BPS (2014). Kabupaten Manggarai Barat dalam Angka.Manggarai Barat
4. BPS (2015). Kabupaten Manggarai Timur dalam Angka. Manggarai Timur
5. Daeng H. (1995). Manggarai Daerah Sengketa Antara Bima dan Gowa’, Humaniora
11.
6. David K. (1996). Home coffee roasting, romance and revival. St. Martin’s Griffin,
New York, 216 p.
7. Direktorat Bina Usaha Pertanian dan Pengolahan Hasil Perkebunan Direktorat
Jendral Perkebunan (1987). Pengembangan kopi melalui perbaikan mutu dan
pemasaran. Prosiding Pertemuan Teknis Kopi Tahun 1987, Surabaya, 20 – 23
Juli 1987, PT Perkebunan XXIII (Persero), 116 – 138.
8. Direktorat Jenderal Perkebunan (2006). Arah kebijakan pengembangan kopi di
Indonesia. Prosiding Simposium Kopi 2006. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia.
9. Direktorat Jendral Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2003).
Kebijakan dan program pemasaran dan pengembangan industri kopi di Indonesia.
Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 19 (1), 9 – 21.
10. Direktorat Jenderal Perkebunan (2014). Statistik Perkebunan Indonesia : Kopi
2013-2015. Kementerian Pertanian. Jakarta.
11. Domi Mere Wea. 2000. Sejarah dan Adat Istiadat di Manggarai
12. Iqbal M.2011. Towards the Empowerment of Smallholder Coffee Farmers in
Manggarai Regency, Nusa Tenggara Timur Province’, ICASEPS Working Paper,
No. 104, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Penelitiandan
Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta.
13. Ismayadi, I. dan Zaenudin (2003). Pola produksi, infestasi jamur, dan upaya
pencegahan kontaminasi ochratoxin-A pada kopi Indonesia. Warta Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 19 (1), 45 – 60.
14. Keller V., Mawardi S., Sallée B., 2005. Projet d’Indication Géographique sur le café
Arabica des montagnes de Bali. Rapport de mission, document de travail, CP SIC
–1807, Inao / Cirad / Iccri, 62 p.
15. Laerne, van Delden K.F. 1885. Verslag over de Koffiecultuur in Amerika, Azie en

51
Afrika. Minister van Kolonien Nederland Indie, ‘S Gravenhage, Martinus Nijhoff,
625 p.
16. Mawardi S., Wibawa A., Avelino J., Periot J.J., Jacquet M., Sautier D., de Taffin G.,
Sallée B., Lelong C., Ribeyre F., 2004. « Developing a Geographical Indication
for Arabica Coffee in Bali : Description of the “Terroir” of Kintamani », 20th ASIC
coffee symposium, Bangalore, 2004.
17. Mawardi S., Wibawa A., Sulistyowati, 2004. Validasi Indikasi Geografis Kawasan
Perkebunan Kopi Arabika di Kintamani (Bali). Direktorat Tanaman
Tahunan/Direktorat Jendral Bina Produksi Perkebunan /Pusat Penenlitian Kopi
dan Kakao Indonesia, 69 p.
18. Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2012). Etnik Manggarai Desa Wae
Codi di Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kementerian Kesehatan.
19. Puslitkoka (2005). Proposal Revitalisasi Kopi Arabika Indonesia. Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia. Smithsonian Migratory Bird Center, National Zoo,
Washington, DC 20008, USA.
20. Sarong F. 2012. Bendera Tiga Warna Maknai Kopi di Colol, Kompas.
Megapolitan.kompas.com/read/2012/10/15/18495977
21. Steenbrink K. (2002). Flores: Efforts to Create Modern and Christian Society’,
Catholics in Indonesia 1808 – 1942. Chapter: 3.
22. Steenbrink K. (2013). Dutch Colonial Containment of Islam in Manggarai, West-
Flores, in Favour of Catholicism, 1907-1942’, Bijdragen tot de Taal-, Land- en
Volkenkunde Vol. 169, Pp. 104-128, Brill.
23. Soedargo, O. (1998). Pemasaran kopi Indonesia menghadapi sistem perdagangan
bebas. Simposium Kopi 1998, Surabaya, 24 – 25 November 1998, 1 – 22.
24. Sumardjo, J. Sulaksana & W.A. Darmono. (1998). Teori dan praktek kemitraan
agribisnis. Penebar Swadaya, Jakarta, 88 h.
25. Wahyudi, T. & Misnawi (2007). Peluang dan tantangan komoditi kakao dan kopi
untuk Pasar Eropa. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 23(3), 129-
141.
26. Yahmadi, M. (1998). Beberapa catatan tentang perkembangan mutu kopi ekspor
Indonesia 1983 – 1998. Simposium Kopi 1998, Surabaya, 24 – 25 November 1998,
167 – 187.
27. Zuhdi S. and Wulandari T. (1997). Kerajaan Tradisional di Indonesia: BIMA’,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta.

52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Kelompok Tani Kawasan Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat

Lampiran 1.1. Daftar Kelompok Tani Kopi di Kawasan Manggarai


Nama Kelompok Tani : Ca Nai
Kecamatan : Ruteng
Desa : Belang Turi

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Rofinus Senggol ketua 0,5 200 kg
2 Philipus Jarut Sekretaris 0,25 130 kg
3 Fransiska Daiman Bendahara 0,5 175 kg
4 Robertus Ndale Anggota 0,5 250 kg
5 Serilus Galus Anggota 0,5 240 kg
6 Maksi Benyamin Anggota 0,5 300 kg
7 Martinus kantur Anggota 0,5 250 kg
8 Belasius Magus Anggota 0,5 200 kg
9 Belasius Maru Anggota 0,5 175 kg
10 Andreas Tarus Anggota 0,5 150 kg
11 Agustinus Arot Anggota 0,5 250 kg
12 Kasmir Sarut Anggota 0,5 175 kg
13 Agustinus Jehada Anggota 0,5 200 kg
14 Aventinus Geo Anggota 0,5 175 kg
15 Lorensius Dugis Anggota 0,5 250 kg
16 Yovita Banus Anggota 0,5 200 kg
17 Antonius Satong Anggota 0,5 175 kg
18 Robertus Pandu Anggota 0,5 200 kg
19 Fransiskus Hamun Anggota 0,5 250 kg
20 Maximus Harum Anggota 0,25 100 kg
21 Kanisius Labut Anggota 0,25 100 kg
22 Aprianus Gabut Anggota 0,25 100 kg
23 Maria F. Surati Anggota 0,25 100 kg
24 Jefri Jebaru Anggota 0,25 125 kg
25 Nas Banggur Anggota 0,25 100 kg
26 Mersi Kalu Anggota 0,25 125 kg
27 Sales jongko Anggota 0,25 125 kg
28 Silvester Janggur Anggota 0,5 125 kg
29 Rofina Sedia Anggota 0,5 125 kg
30 Margareta Paus Anggota 0,5 100 kg

53
Nama Kelompok Tani : Arabika Gulang
Kecamatan : Lelak
Desa : Nati

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Mateus Haman ketua 1 450 kg
2 Nikolaus Ngapal Sekretaris 0,5 250 kg
3 Yontinus Ragut Bendahara 0,5 200 kg
4 Yeremias Agung Anggota 0,5 200 kg
5 Aleks Burung Anggota 0,5 250 kg
6 Stefanus Habut Anggota 0,5 200 kg
7 Stefanus Bandur Anggota 0,5 200 kg
8 Bonesius Ganduk Anggota 0,5 250 kg
9 Aloisius Hanu Anggota 0,5 200 kg
10 Gaba Banggut Anggota 0,5 200 kg
11 Yohanes Dano Anggota 0,5 250 kg
12 Frumens Anwar Anggota 0,5 200 kg
13 Nikolaus Jelau Anggota 0,5 200 kg
14 Siprianus Jemohon Anggota 0,5 250 kg
15 Mateus Daun Anggota 0,5 200 kg
16 Marselinus Mendo Anggota 0,5 200 kg
17 Paskalis Agung Anggota 0,5 250 kg
18 Sabinus Mbeso Anggota 0,5 200 kg
19 Adrianus Abun Anggota 0,5 200 kg
20 Herimias Jehabut Anggota 0,5 250 kg
21 Kanisius Kabut Anggota 0,5 200 kg
22 Fabianus Garut Anggota 0,5 250 kg
23 Anggalus Darung Anggota 0,5 200 kg
24 Arianus Leseng Anggota 0,5 200 kg
25 Markus Banggur Anggota 0,5 250 kg
26 Stefanus Gabur Anggota 0,5 200 kg
27 Marsel Hanu Anggota 0,5 200 kg
28 Rofinus Marus Anggota 0,5 250 kg
29 Melkior Ndarang Anggota 0,5 200 kg
30 Mikael Gangkut Anggota 0,5 250 kg

54
Nama Kelompok Tani : Bunga Mekar Dua
Kecamatan : Lelak
Desa : Gelong

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Lasarus Lagat ketua 1 500 kg
2 Apolonaris Hardi Sekretaris 0,5 250 kg
3 Yustinus Daro Bendahara 0,5 200 kg
4 Agustinus Dahor Anggota 0,5 200 kg
5 Wihelmina Snau Anggota 0,5 175 kg
6 Stefanus Ampor Anggota 1 400 kg
7 Grarda Daul Anggota 0,5 250 kg
8 Frederikus Jebarus Anggota 0,5 200 kg
9 Dominikus Jagu Anggota 0,5 250 kg
10 Philipus Riberu Anggota 0,5 200 kg
11 Ferdinandus Bimo Anggota 0,5 250 kg
12 Sakarias Mahun Anggota 0,5 200 kg
13 Goris Ganor Anggota 1 450 kg
14 Tadeus Talu Anggota 0,5 250 kg
15 Lusia Nganur Anggota 0,5 200 kg
16 Stefanus Ma’un Anggota 0,5 200 kg
17 Agustinus Abu Anggota 0,5 250 kg
18 Darius Maji Anggota 0,5 200 kg
19 Yustinus Agol Anggota 1 350 kg
20 Lodovitus Ngalon Anggota 0,5 200 kg
21 Stefanus Nabut Anggota 0,5 250 kg
22 Ferdin Rame Anggota 0,5 200 kg
23 Edu Ngawat Anggota 1 500 kg
24 Sebas Pan Anggota 0,5 250 kg
25 Darsi Syukur Anggota 0,5 200 kg
26 Lasarus Babur Anggota 0,5 200 kg
27 Rafael Jeramu Anggota 1 400 kg
28 Bela Ampat Anggota 0,5 250 kg
29 Rofinus Hadi Anggota 0,5 200 kg
30 Rafael Sasing Anggota 0,5 200 kg

55
Nama Kelompok Tani : Wae Mangko III
Kecamatan : Wae Ri'i
Desa : Longko

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Alosius Wempi ketua 0,5 200 kg
2 David Dampung Sekretaris 0,5 250 kg
3 Marselus Ukang Bendahara 0,5 200 kg
4 Edu Lahur Anggota 0,5 200 kg
5 Katarina jelamu Anggota 0,5 250 kg
6 Petrus Jenat Anggota 0,5 200 kg
7 Marsel Jebarus Anggota 0,5 200 kg
8 Siprianus Nempot Anggota 0,5 250 kg
9 Yohanes Jehatu Anggota 0,5 200 kg
10 Gabriel Ngilu Anggota 0,5 200 kg
11 Lamber Nengkos Anggota 0,5 250 kg
12 Sirilus Damar Anggota 0,5 200 kg
13 Videlis Jelahut Anggota 0,5 200 kg
14 Alosius Sena Anggota 0,5 200 kg
15 Beneditus Andur Anggota 0,5 250 kg
16 Maximus Janggur Anggota 0,5 200 kg
17 Kornelis Pantur Anggota 0,5 250 kg
18 Hendrikus Tanggul Anggota 0,5 200 kg
19 Gaspar Jas Anggota 0,5 200 kg
20 Bonafantura Gaut Anggota 0,5 200 kg

56
Nama Kelompok Tani : Maju Bersama
Kecamatan : Langke Rembong
Desa : Poco Mal

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Lodovikus Emba ketua 1 500 kg
2 Petrus Ombor Sekretaris 0,5 250 kg
3 Kanisius Narut Bendahara 0,5 200 kg
4 Nius Ngangkuk Anggota 0,5 200 kg
5 Venansius goit Anggota 0,5 175 kg
6 Klitus Nengko Anggota 1 400 kg
7 Lukas Nahut Anggota 0,5 250 kg
8 Marten Unja Anggota 0,5 200 kg
9 Herman Engkot Anggota 0,5 250 kg
10 Servorus barus Anggota 0,5 200 kg
11 Herman Rubat Anggota 0,5 250 kg
12 Fransiskus H. Aman Anggota 0,5 200 kg
13 Gabriel Mundur Anggota 1 450 kg
14 Silvester Ugat Anggota 0,5 250 kg
15 Nikolaus Dagus Anggota 0,5 200 kg
16 Tomson Makur Anggota 0,5 200 kg
17 Lodovikus Anggota 0,5 250 kg
18 Petrus Anggut Anggota 0,5 200 kg
19 Mikael Jelatu Anggota 1 350 kg
20 Titus Tanggur Anggota 0,5 200 kg
21 Karo Karus Anggota 0,5 250 kg
22 Alfons Ugut Anggota 0,5 200 kg
23 Ande Dadut Anggota 1 500 kg
24 Lasarus Panggut Anggota 0,5 250 kg
25 Fernandes Enggot Anggota 0,5 200 kg
26 Fransiskus Marut Anggota 0,5 200 kg
27 Antonius Balut Anggota 1 400 kg
28 Robertus balut Anggota 0,5 250 kg
29 Febi Ranu Anggota 0,5 200 kg
30 Agustinus Palu Barut Anggota 0,5 200 kg

57
Nama Kelompok Tani : Bintang Timur
Kecamatan : Lelak
Desa : Urang

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Alfons Tas Ketua 0,5 200 kg
2 Paulinus Adol Sekretaris 0,5 250 kg
3 Hironimus Gustama Bendahara 0,5 200 kg
4 Sebastianus Geong Anggota 0,5 200 kg
5 Nikolaus Magut Anggota 0,5 250 kg
6 Lambertus Lantu Anggota 0,5 200 kg
7 Blasius Hadun Anggota 0,5 200 kg
8 Karolus Kale Anggota 0,5 250 kg
9 Blasius Jehadut Anggota 0,5 200 kg
10 Lorensius Sudirman Anggota 0,5 200 kg
11 Melkior Apit Anggota 0,5 250 kg
12 Agustinus Sel Anggota 0,5 200 kg
13 Tarsisius Abut Anggota 0,5 200 kg
14 Aloysius Man Anggota 0,5 250 kg
15 Alfons Haru Anggota 0,5 200 kg
16 Andreas Odin Anggota 0,5 250 kg
17 Ambrosius Nanceng Anggota 0,5 200 kg
18 Nikolaus Jehamun Anggota 0,5 200 kg
19 Yohanes Jehanu Anggota 0,5 250 kg
20 Yuven Nggadut Anggota 0,5 200 kg
21 Fransiskus Narus Anggota 0,5 200 kg
22 Temistoles Veri Anggota 0,5 250 kg
23 Santo Jemaru Anggota 0,5 200 kg
24 Blasius Benyamin Anggota 0,5 250 kg
25 Rofinus Pambut Anggota 0,5 200 kg
26 Alfons Santiman Anggota 0,5 250 kg
27 Aventinus Johan Anggota 0,5 200 kg
28 Hendrikus San Anggota 0,5 250 kg
29 Nikodemus Abul Anggota 0,5 200 kg
30 Saverinus Sabur Anggota 0,5 250 kg

58
Nama Kelompok Tani : Bantang Cama
Kecamatan : Lelak
Desa : Bangka Lelak

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Petrus salestinus Palis Ketua 0,5 200 kg
2 Ermelinda Lija Sekretaris 0,5 250 kg
3 Fransiskus Santur Bendahara 0,5 200 kg
4 Sabianus T. Yasintus Anggota 0,5 200 kg
5 Herman Mahun Anggota 0,5 250 kg
6 Rafael Nabet Anggota 0,5 200 kg
7 Markus Bandut Anggota 0,5 200 kg
8 Marsilus Nanggal Anggota 0,5 250 kg
9 Remigius Jeharun Anggota 0,5 200 kg
10 Bernadus Madu Anggota 0,5 200 kg
11 Karolus Matus Anggota 0,5 250 kg
12 Kanisius Jehalut Anggota 0,5 200 kg
13 Fransiskus Arus Anggota 0,5 200 kg
14 Silvester Widin Anggota 0,5 250 kg
15 Maksimus Ndagung Anggota 0,5 200 kg
16 Bernadus Santus Anggota 0,5 250 kg
17 Hironimus Banggar Anggota 0,5 200 kg
18 Hendrikus Jehadin Anggota 0,5 200 kg
19 Donatus Sleman Anggota 0,5 250 kg
20 Itmaria Hadia Anggota 0,5 200 kg
21 Stanislaus Tau Anggota 0,5 200 kg
22 Saferinus Joni Anggota 0,5 250 kg
23 Damasus Galus Anggota 0,5 200 kg
24 Viktor Kar Anggota 0,5 250 kg
25 Stefanus Kumat Anggota 0,5 200 kg
26 Simon Jegaut Anggota 0,5 250 kg
27 Paulus Edo Anggota 0,5 200 kg
28 Sitilus Karu Anggota 0,5 250 kg
29 Stefanus Jehanur Anggota 0,5 200 kg
30 Ardianus Almin Anggota 0,5 250 kg

59
Nama Kelompok Tani : Suka Maju
Kecamatan : Ruteng
Desa : Pong Leko

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Blasius Agas Ketua 0,5 200 kg
2 Blasius Bala Sekretaris 0,5 200 kg
3 Lasarus Nambu Bendahara 0,5 250 kg
4 Basilius Bilas Anggota 0,5 200 kg
5 Albertus Wagur Anggota 0,5 200 kg
6 Donatus Jeradu Anggota 0,5 250 kg
7 Lorensius Syukur Anggota 0,5 200 kg
8 Wihelmus Jehawan Anggota 0,5 200 kg
9 Vitalis Jebarus Anggota 0,5 250 kg
10 Nikolaus Namang Anggota 0,5 200 kg
11 Baldus Dabat Anggota 0,5 200 kg
12 Aloisius Randong Anggota 0,5 250 kg
13 Anelmus Sarung Anggota 0,5 200 kg
14 Hubertus Jemalu Anggota 0,5 250 kg
15 Makaius Dama Anggota 0,5 200 kg
16 Martinus Pandi Anggota 0,5 200 kg
17 Fransiskus Warur Anggota 0,5 250 kg
18 Marselinus Arjon Anggota 0,5 200 kg
19 Doroteus Tasman Anggota 0,5 200 kg
20 Darius Judu Anggota 0,5 250 kg
21 Siprianus Malu Anggota 0,5 200 kg
22 Albetus Haman Anggota 0,5 250 kg
23 Tomas Joto Anggota 0,5 200 kg
24 Markus Ratu Anggota 0,5 250 kg
25 Ardianus Rogot Anggota 0,5 200 kg
26 Frmensius Lasur Anggota 0,5 200 kg
27 Ardianus Nurdin Anggota 0,5 250 kg
28 Tobias Gadur Anggota 0,5 200 kg
29 Remigius Turuk Anggota 0,5 200 kg
30 Benediktus Beong Anggota 0,5 200 kg

60
Nama Kelompok Tani : Tunas Harapan
Kecamatan : Wae Ri'i
Desa : Wae Ri'i

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Maksimus Maku Ketua 0,5 200 kg
2 Susana Meo Sekretaris 0,5 250 kg
3 Adelheid Sal Bendahara 0,5 200 kg
4 Yovita Marce Anggota 0,5 200 kg
5 Martina Jelamus Anggota 0,5 250 kg
6 Martina Limus Anggota 0,5 200 kg
7 Katarina Dahut Anggota 0,5 200 kg
8 Yuliana Obe Anggota 0,5 250 kg
9 Mariana Esi Anggota 0,5 200 kg
10 Patris Osan Anggota 0,5 200 kg
11 Afra Wueng Anggota 0,5 250 kg
12 Edi Santul Anggota 0,5 200 kg
13 Remigius Meo Anggota 0,5 200 kg
14 Bertin Wadu Anggota 0,5 250 kg
15 Pius Regu Anggota 0,5 200 kg
16 Domi Suka Anggota 0,5 250 kg
17 Philipus Gale Anggota 0,5 200 kg
18 Doroteus Mat Anggota 0,5 200 kg
19 Damianus Ganti Anggota 0,5 250 kg
20 Kanisisus Ogor Anggota 0,5 200 kg
21 Gregorius Hambut Anggota 0,5 200 kg
22 Paulus Jehali Anggota 0,5 250 kg
23 Marselus Lengu Anggota 0,5 200 kg
24 Ardianus Tundung Anggota 0,5 250 kg
25 Alfianus Santus Anggota 0,5 200 kg
26 Marselinus Laggur Anggota 0,5 250 kg
27 Simon Nggorong Anggota 0,5 200 kg
28 Ferdinandus Jehabut Anggota 0,5 250 kg
29 Mikael Abul Anggota 0,5 200 kg
30 Agustinus Nunpung Anggota 0,5 250 kg

61
Nama Kelompok Tani : Peduli Lestari
Lingkungan Carep
Kecamatan : Langke Rembong
Desa : Carep

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Robertus Jebadu Ketua 0,5 200 kg
2 Melkior Senong Sekretaris 0,5 200 kg
3 Geradus Jewaru Bendahara 0,5 250 kg
4 Stanislaus Jelatu Anggota 0,5 200 kg
5 Marselinus Anca Anggota 0,5 200 kg
6 Fabianus Lahur Anggota 0,5 250 kg
7 Marianus Mansur Anggota 0,5 200 kg
8 Yuvens Separ Anggota 0,5 200 kg
9 Ardiman Jeharu Anggota 0,5 250 kg
10 Laurensius Hadin Anggota 0,5 200 kg
11 Quintus K. Bakar Anggota 0,5 250 kg
12 Ardianus Jebarus Anggota 0,5 200 kg
13 Esilia Sumiyati Anggota 0,5 200 kg
14 Melkior Tonce Anggota 0,5 250 kg
15 Enita Jenita Anggota 0,5 200 kg
16 Feni Pan Anggota 0,5 200 kg
17 Blasius Endot Anggota 0,5 250 kg
18 Yohanes Nehes Anggota 0,5 200 kg
19 Yuliana Jelita Anggota 0,5 250 kg
20 Edita Dimul Anggota 0,5 200 kg
21 Alfianus Credo Anggota 0,5 250 kg
22 Hironimus Jandi Anggota 0,5 200 kg
23 Fransiskus Douk Anggota 0,5 250 kg
24 Samuel Tabul Anggota 0,5 200 kg
25 Emilia Sedia Anggota 0,5 250 kg
26 Siprianus Wadur Anggota 0,5 200 kg
27 Yohanes Sudirman Anggota 0,5 200 kg
28 Lasarus Serus Anggota 0,5 200 kg
29 Yosefina tri Widayati Anggota 0,5 200 kg
30 Yohanes cargon Anggota 0,5 200 kg

62
Lampiran 1.2. Daftar Kelompok Tani Kopi di Kawasan Manggarai Timur

Nama Kelompok Tani : Tangkul


Kecamatan : Poco Ranaka Timur
Desa : Rende Nao

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Benediktus Nurdin Ketua 1,75 700 kg
2 Belasius Hawa Anggota 1,00 500 kg
3 Agustinus D Sano Anggota 0,5 200 kg
4 Agustinus Jebadu Anggota 0,50 200 kg
5 Agustinus Jengkang Anggota 0,50 250 kg
6 Aloisius Jani Anggota 1,00 450 kg
7 Ardi Basten Anggota 0,50 200 kg
8 Theresia N. Wiwing Anggota 0,5 250 kg
9 Bernadus Usban Anggota 0,70 600 kg
10 Belasius Hadur Anggota 2,00 800 kg
11 Bonefasius Veni Anggota 2,00 800 kg
12 Dami Dair Anggota 0,50 200 kg
13 Dami Salus Anggota 1,00 500 kg
14 Damianus Dahus Anggota 2,75 1400 kg
15 Damianus Jadu Anggota 1,5 700 kg
16 Damianus Meus Anggota 2,5 1200 kg
17 Elias Hardono Anggota 0,50 200 kg
18 Emiliana R. Neta Bendahara Asnikom 1,5 700 kg
19 Felix Ronsiono Anggota 1,00 450 kg
20 Frans Hanim Anggota 2,00 1000 kg
21 Frans Kujung Anggota 0,50 200 kg
22 Frans Puak Anggota 0,5 250 kg
23 Frans Tenik Anggota 1,00 500 kg
24 Frans Tujung Anggota 0,5 250 kg
25 Frans Tumbung Anggota 1,5 600 kg
26 Gabriel Son Anggota 0,75 300 kg
27 Gerti Susanto Anggota 0,50 200 kg
28 Hendrikus Hajapri Anggota 0,75 700 kg
29 Heridiktus Kasang Anggota 0,75 700 kg
30 Herman Ramu Anggota 3,00 1500 kg
31 Hironimus Herim Anggota 0,50 250 kg
32 Hirominus Rana Anggota 0,75 650 kg
33 Jefrianus Nampung Anggota 0,5 200 kg
34 Klara Deng Anggota 2,00 1000 kg
35 Kornelis Anci Anggota 0,50 200 kg
36 Kornelis Duhu Anggota 0,50 250 kg
37 Kornelis Jalus Anggota 1,00 500 kg
38 Lasarus Tundu Anggota 1,5 800 kg
39 Lodovikus Vadirman Kordes 2,5 1200 kg
40 Lorens Ndawas Anggota 2,5 1200 kg
41 Maria Teri Anggota 0,50 200 kg
42 Markus Jemuru Anggota 0,5 250 kg
43 Marselus Husen Anggota 0,5 200 kg
44 Martina Tati Anggota 1,00 500 kg
45 Martinus San Anggota 0,50 250 kg
46 Nobertus Himin Anggota 0,60 300 kg
47 Nobertus Teming Sekertaris Asnikom 3,00 1600 kg
48 Nobertus Toben Anggota 0,80 350 kg
49 Novedi Evendi Anggota 0,75 300 kg
50 Paskalis Sumsri Anggota 2,75 1300 kg
51 Paulus Hemo Anggota 1,00 500 kg
52 Paulus Sagung Anggota 1,00 450 kg
53 Paulus Tegong Anggota 1,25 600 kg
54 Petrus Padus Anggota 0,75 300 kg
55 Petrus Reda Anggota 4,00 2000 kg
56 Rafael Urdiman Anggota 0,50 200 kg
57 Rifina Lin Anggota 0,75 300 kg
58 Sebastianus Jebarus Anggota 1,00 500 kg
59 Simon Tober Anggota 1,00 500 kg

63
60 Siprianus Jaya Anggota 3,00 1450 kg
61 Theresia Ginas Anggota 1,00 500 kg
62 Valentina Saina Anggota 0,7 350 kg
63 Vinsensius Roni Anggota 0,50 200 kg
64 Vitalis Nggali Anggota 0,50 200 kg
65 Wili Darman Anggota 1,00 500 kg
66 Yakobus Abul Anggota 2,00 900 kg
67 Yakonus Adil Anggota 0,5 200 kg
68 Yakobus Jatung Anggota 1,00 500 kg
69 Yeremias Halim Anggota 0,5 250 kg
70 Yohanes Baptista Anggota 0,5 200 kg
71 Yohanes Dipan Anggota 0,50 200 kg
72 Yohanes Mantir Anggota 0,50 250 kg

64
Nama Kelompok Tani : Nao
Kecamatan : Poco Ranaka Timur
Desa : Ngkiong Dora

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Lodovikus Name Kordes 1,00 500 kg
2 Alex Joni Anggota 1,50 700 kg
3 Aleks Sandro Anggota 0,50 200 kg
4 Aloisius Nanggus Anggota 0,50 200 kg
5 Bernadus Jehatu Anggota 1,00 450 kg
6 Benyamin Jehadis Anggota 0,50 200 kg
7 Damianus Ngamal Anggota 2,00 1000 kg
8 Domi Dor Anggota 1,50 600 kg
9 Fiktor Jehuru Anggota 0,50 250 kg
10 Florianus Fendi Anggota 0,50 200 kg
11 Frans Boskan Anggota 2,00 1000 kg
12 Frans tose Anggota 1,50 700 kg
13 Hendrikus Feberly Anggota 1,50 700 kg
14 Lasarus Kasem Anggota 1,00 500 kg
15 Longginus Jebarus Anggota 1,00 500 kg
16 Markus Man Anggota 0,50 200 kg
17 Marsel Mardin Anggota 2,00 1000 kg
18 Martinus Anol Anggota 0,50 200 kg
19 Monika Onik Anggota 0,50 250 kg
20 Petrus Antus Anggota 1,50 700 kg
21 Rofinus Hatu Anggota 1,00 500 kg
22 Rofinus Rado Anggota 0,50 200 kg
23 Sebas Tion Anggota 1,50 700 kg
24 Sirilus Aman Anggota 0,50 200 kg
25 Tobias Rabu Anggota 1,50 700 kg
26 Vitalis Jebarus Anggota 0,50 200 kg
27 Yohanes Husen Anggota 1,00 500 kg

65
Nama Kelompok Tani : Helung
Kecamatan : Poco Ranaka Timur
Desa : Arus

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Kornelia Gita Anggota 0,5 200 kg
2 Dama Labung Anggota 0,70 350 kg
3 Frans Sodi Anggota 0,50 250 kg
4 Agus Talu Anggota 0,5 200 kg
5 Agustinus Ramu Anggota 0,50 200 kg
6 Aleksander Jerabu Anggota 1,00 500 kg
7 Aloisius Meak Anggota 1,50 650 kg
8 Aloisius Santus Anggota 2,00 900 kg
9 Ancek Usman Anggota 0,50 200 kg
10 Anggalinus Odi Anggota 0,50 200 kg
11 Anggalinus Petas Kordes 0,50 200 kg
12 Antonius Natur Anggota 1,00 500 kg
13 Arsi Namat Anggota 1,00 500 kg
14 Bene Newang Anggota 0,50 200 kg
15 Benediktus Rana Anggota 0,50 250 kg
16 Belasius Licap Anggota 1,00 500 kg
17 Belasius Ucap Anggota 0,50 200 kg
18 Bone Adil Anggota 0,50 200 kg
19 Dama kalis Anggota 0,50 250 kg
20 Damianus Daru Anggota 0,50 200 kg
21 Damianus Daut Anggota 0,75 700 kg
22 Darius Dahut Anggota 0,50 200 kg
23 David Dehari Anggota 0,50 200 kg
24 Fidelis Usman Anggota 0,50 250 kg
25 Filtemus Jebadu Anggota 1,00 450 kg
26 Gaspar gamat Anggota 1,00 500 kg
27 Gaspar Karim Anggota 0,50 200 kg
28 Gens Ampur Anggota 0,50 200 kg
29 Hendrikus Mahu Anggota 0,50 200 kg
30 Hitwigis Randung Anggota 2,00 1000 kg
31 Karolus Radim Anggota 0,50 200 kg
32 Kasi Toder Anggota 0,50 200 kg
33 Kasmir Daur Anggota 2,50 1200 kg
34 Konstatinus Dan Ketua 1,00 500 kg
35 Kornelis Bit Kordes 0,50 200 kg
36 Kosmas Ngana Anggota 0,50 200 kg
37 Kristo didiman Anggota 0,50 200 kg
38 Lasarus Manat Anggota 1,00 500 kg
39 Laurens Jerabu Anggota 0,75 300 kg
40 Markus Hardu Anggota 1,00 500 kg
41 Matius Madur Anggota 0,50 200 kg
42 Malkior Santus Anggota 1,00 450 kg
43 Mikael Hanu Anggota 1,00 500 kg
44 Paulus Kalek Anggota 1,50 700 kg
45 Paulus Nabut Anggota 2,00 1000 kg
46 R. Kadim Anggota 0,50 200 kg
47 Rikardus Newa Anggota 0,50 200 kg
48 Rofinus Lahur Anggota 0,50 200 kg
49 Rofinus Langgu Anggota 0,75 350 kg
50 Sederhana Abraham Anggota 0,50 250 kg
51 Siprianus Durhati Anggota 0,50 200 kg
52 Sisilia Lesem Anggota 1,00 450 kg
53 Theresia Ene Anggota 1,00 500 kg
54 Usman Amek Anggota 0,50 200 kg
55 Waldo Pasut Anggota 0,50 200 kg
56 Wilibrodus Jekul Anggota 0,50 200 kg
57 Yohanes Dampung Anggota 1,00 500 kg
58 Yohanes Nabi Anggota 1,00 500 kg
59 Yoseph Kuba Kordes 0,50 200 kg
60 Yoseph Madas Anggota 2,00 1000 kg

66
Nama Kelompok Tani : Colol
Kecamatan : Poco Ranaka Timur
Desa : Colol

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Afelina Benu Anggota 1,00 500 kg
2 Alax Nama Anggota 1,00 500 kg
3 Alexsius Nander Anggota 1,50 700 kg
4 Aloisius Salom Anggota 2,00 1000 kg
5 Aloisius Salom Anggota 0,50 200 kg
6 Ande Bandu Anggota 0,50 200 kg
7 Ande Madus Anggota 1,00 500 kg
8 Andreas Fadir Anggota 0,50 200 kg
9 Anton Syukur Anggota 0,50 200 kg
10 Beda Ngauk Anggota 2,00 1000 kg
11 Beda Nggaik Anggota 0,50 200 kg
12 Bene Mingga Anggota 0,50 200 kg
13 Beni Sikun Anggota 1,00 500 kg
14 Daniel Antus Anggota 1,50 700 kg
15 David Udas Anggota 1,00 500 kg
16 Di Boro Anggota 0,50 200 kg
17 Don Anos Anggota 0,50 200 kg
18 Ero Denggos Anggota 1,00 500 kg
19 Felix Refil Anggota 1,00 500 kg
20 Felix Tanggu Anggota 2,00 1000 kg
21 Feras Nada Anggota 1,00 500 kg
22 Frans Embek Anggota 1,00 500 kg
23 Frans Fraim Anggota 0,50 200 kg
24 Frans Nander Anggota 2,00 1000 kg
25 Frans Rabu Anggota 1,00 500 kg
26 Frans Tandang Anggota 1,00 500 kg
27 Fransiskus Agung Anggota 1,00 500 kg
28 Geradus Apuk Anggota 0,50 200 kg
29 Hendrikus Agung Anggota 0,50 200 kg
30 Hendrikus Mujur Anggota 1,00 500 kg
31 Herman Adil Anggota 1,00 500 kg
32 Husen Denggos Anggota 1,00 500 kg
33 Jamaludin Anggota 1,00 500 kg
34 Konstantinus Mador Anggota 0,50 200 kg
35 Lamber Abuk Anggota 2,00 1000 kg
36 Lens Nunduk Anggota 1,00 500 kg
37 Lexi Sumardi Anggota 0,50 200 kg
38 Maksimus Son Anggota 1,50 700 kg
39 Mariana Jut Anggota 1,00 500 kg
40 Martinus Joni Anggota 0,50 200 kg
41 Matias Lagu Anggota 2,00 1000 kg
42 Nober Song Anggota 0,50 200 kg
43 Ofan Cocang Anggota 1,00 500 kg
44 Petrus Bangus Anggota 1,00 500 kg
45 Petrus Habus Anggota 0,50 200 kg
46 Petrus Nadur Anggota 2,00 1000 kg
47 Remigius Londok Anggota 1,00 500 kg
48 Rofinus Nabur Anggota 1,00 500 kg
49 Safarion Fadin Anggota 1,00 500 kg
50 Sansi Anggota 0,50 200 kg
51 Tinus Jelatu Anggota 1,00 500 kg
52 Viktor Teming Anggota 1,00 500 kg
53 Wili Murjani Anggota 1,00 500 kg
54 Wili Siono Anggota 1,00 500 kg
55 Yoseph Fensi Anggota 1,00 500 kg
56 Yoseph Rasul Anggota 2,00 1000 kg
57 Yoseph Pantus Anggota 0,50 200 kg

67
Nama Kelompok Tani : Rajong
Kecamatan : Poco Ranaka Timur
Desa : Colol

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Aleksius Husen Anggota 2,00 1000 kg
2 Aloisius Hagul Anggota 2,00 1000 kg
3 Angga Puu Anggota 2,00 1000 kg
4 Anus saltus Anggota 2,00 1000 kg
5 Darius Pantur Anggota 2,00 1000 kg
6 Frans Matur Anggota 2,00 1000 kg
7 Klitus Banir Anggota 2,00 1000 kg
8 Kornelia Yanti Anggota 1,00 500 kg
9 Kornelis Pipit Anggota 1,00 500 kg
10 Kosmas Kaus Anggota 1,00 500 kg
11 Laurens Dadu Anggota 2,00 1000 kg
12 Martinus marsoyo Anggota 2,00 1000 kg
13 Paulus Jehadi Anggota 2,00 1000 kg
14 Sakarias Tajuk Anggota 2,00 1000 kg
15 Stefanus Amuk Anggota 2,00 1000 kg
16 Yoseph Endok Anggota 2,00 1000 kg
17 Yoseph Mei Anggota 2,00 1000 kg

68
Nama Kelompok Tani : Welu
Kecamatan : Poco Ranaka Timur
Desa : Wejang Mali

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Agus Ndalo Anggota 1,00 500 kg
2 Alex Hanu Anggota 1,00 500 kg
3 Alo Banding Anggota 1,00 500 kg
4 Alo Sapong Anggota 1,50 700 kg
5 Aloisius Hadan Anggota 1,00 500 kg
6 Aloisius Gonsa Anggota 1,00 500 kg
7 Angga Nol Anggota 1,00 500 kg
8 Anggalus Nadil Anggota 1,00 500 kg
9 Anton bebot Anggota 1,00 500 kg
10 Anus Bor Anggota 1,00 500 kg
11 Anus Hadun Anggota 1,00 500 kg
12 Anus Tante Anggota 1,00 500 kg
13 Ardi Aba Anggota 0,50 200 kg
14 Bene Abon Anggota 1,00 500 kg
15 Bene Elsi Anggota 1,00 500 kg
16 Bernadus Endot Anggota 1,00 500 kg
17 Bene Kencang Anggota 1,00 500 kg
18 Bene Mikel Anggota 1,50 700 kg
19 Bernadeta Fatima Anggota 1,00 500 kg
20 Dami Mamik Anggota 0,25 100 kg
21 David Daik Anggota 1,50 700 kg
22 Dedi Kompa Anggota 1,00 500 kg
23 Domi Gas Anggota 2,00 1000 kg
24 Don Bangkur Anggota 1,00 500 kg
25 Edi Radu Anggota 1,00 500 kg
26 Eduardus Bosar Anggota 2,00 1000 kg
27 Edwin Sladut Anggota 1,00 500 kg
28 Frans hanu Anggota 1,00 500 kg
29 Fitalis Rafin Anggota 2,00 1000 kg
30 Florianus Benta Anggota 1,00 500 kg
31 Frans Sada Anggota 2,00 1000 kg
32 Frans Atas Anggota 1,00 500 kg
33 Frans Damping Anggota 2,00 1000 kg
34 Frans Ero Anggota 0,50 200 kg
35 Frans Hardi Anggota 1,00 500 kg
36 Frans Lendo Anggota 1,00 500 kg
37 Hendrikus Par Anggota 1,00 500 kg
38 Usman Manus Anggota 1,00 500 kg
39 Kasmir Nadut Anggota 2,00 1000 kg
40 Kornelis Kera Anggota 1,00 500 kg
41 Kornelis Nggajuk Anggota 1,00 500 kg
42 Korneli Neas Anggota 0,50 200 kg
43 L. Ansi Anggota 0,50 200 kg
44 L. Jehadut Anggota 0,50 200 kg
45 Lasa Mat Anggota 1,00 500 kg
46 Laurens Lembunai Anggota 1,00 500 kg
47 Lin Hadat Anggota 0,50 200 kg
48 Linus Jaling Anggota 1,00 500 kg
49 Laurens natus Anggota 1,00 500 kg
50 Mateus Tensi Anggota 1,00 500 kg
51 Marsel Hadim Anggota 1,00 500 kg
52 Marsel Lagem Anggota 0,50 200 kg
53 Martinus Gandi Anggota 1,00 500 kg
54 Nadus Sabu Anggota 1,50 700 kg
55 Nober Sandil Anggota 1,50 700 kg
56 Patris Yayan Anggota 1,00 500 kg
57 Paulus Jemui Anggota 1,00 500 kg
58 Paulus Samba Anggota 1,00 500 kg
59 Paulus Tahar Anggota 2,00 1000 kg
60 Petrus Hadap Anggota 2,00 1000 kg
61 Petrus Nuben Anggota 1,00 500 kg

69
62 Petrus Sapong Anggota 1,00 500 kg
63 R. Mujur Anggota 0,50 200 kg
64 Roni Mon Anggota 2,00 1000 kg
65 Sipri Obin Anggota 1,00 500 kg
66 Sipri Sutar Anggota 1,00 500 kg
67 Siprianus Anggota 1,00 500 kg
68 Stanis Bakir Anggota 1,00 500 kg
69 Stanis Jawu Anggota 1,50 700 kg
70 Stanis Kabut Anggota 1,00 500 kg
71 Veronika Udin Anggota 1,00 500 kg
72 Y. Hartorin Anggota 1,00 500 kg
73 Yan Karinani Anggota 1,50 700 kg
74 Yohanes Jalu Anggota 1,00 500 kg
75 Yohanes Marut Anggota 1,00 500 kg
76 Yoseph Gadut Anggota 1,00 500 kg
77 Yoseph Sai Anggota 1,00 500 kg
78 Yustina Lem Anggota 1,00 500 kg

70
Nama Kelompok Tani : Biting
Kecamatan : Poco Ranaka Timur
Desa : Ulu Wae

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Agustinus Jenia Anggota 0,50 200 kg
2 Agustinus Geong Anggota 1,00 500 kg
3 Agustinus Mikel Anggota 1,00 500 kg
4 Agustinus Songsi Kordes 2,00 1000 kg
5 Aloisius No Anggota 1,50 700 kg
6 Alex Tomi Anggota 1,00 500 kg
7 Aloisius Hardi Anggota 1,00 500 kg
8 Andreas Dorus Anggota 2,00 1000 kg
9 Anggalus Dadut Anggota 1,00 500 kg
10 Anggalus Muru Anggota 1,00 500 kg
11 Ardianus Kaifano Anggota 1,00 500 kg
12 Arnoldus Kaduri Anggota 1,00 500 kg
13 Bedi Sanar Anggota 1,00 500 kg
14 Benyamin Uran Anggota 1,00 500 kg
15 Bernabas Sadar Anggota 1,00 500 kg
16 Bernadus Gambus Anggota 1,00 500 kg
17 Bernadus Jehatu Anggota 2,00 1000 kg
18 Bernadus Patus Anggota 1,00 500 kg
19 Bernadus Talis Anggota 2,50 1200 kg
20 Bernadus Tasman Anggota 1,00 500 kg
21 Bibiana Dil Anggota 0,75 350 kg
22 Belasius Hata Anggota 1,00 500 kg
23 Bonefasius Riadi Anggota 1,00 500 kg
24 Denasius Nesimnasi Anggota 1,00 500 kg
25 Dominikus Daung Anggota 1,5 700 kg
26 Donsi Apul Anggota 1,00 500 kg
27 Durhaman Hasan Anggota 3,00 1500 kg
28 Eben B. Gusti Anggota 1,00 500 kg
29 Eduardus Nani Anggota 1,00 500 kg
30 Farien Flon Anggota 2,00 1000 kg
31 Felix Ndalik Anggota 1,50 700 kg
32 Felix Teping Anggota 1,00 500 kg
33 Ferdinandus Jeri Anggota 1,25 600 kg
34 Florianus Dahur Anggota 1,50 700 kg
35 Frans Abi Anggota 2,00 1000 kg
36 Frans Galis Anggota 1,00 500 kg
37 Frans Jani Anggota 0,75 350 kg
38 Frans Jono Anggota 1,25 600 kg
39 Frans Sop Anggota 1,00 500 kg
40 Frans Tio Anggota 1,00 500 kg
41 Fransiskus Bou Anggota 1,50 700 kg
42 Fransiskus Burlan Anggota 1,00 500 kg
43 Fransiskus Godi Anggota 0,5 200 kg
44 Frederikus Fosti Anggota 2,00 1000 kg
45 Gabriel Gasang Anggota 1,00 500 kg
46 Hendrikus Andik Anggota 1,00 500 kg
47 Hendrikus Son Anggota 1,50 700 kg
48 Herman Mudat Anggota 2,00 1000 kg
49 Jefri Peking Anggota 0,75 350 kg
50 Kasmir L. Kuwis Anggota 1,25 600 kg
51 Kasmir Odo Anggota 1,00 500 kg
52 Kornelis Dasuk Anggota 2,00 1000 kg
53 Laurens Nggorong Anggota 1,75 750 kg
54 Lusia De Anggota 1,00 500 kg
55 Maksi Sarjon Anggota 2,00 1000 kg
56 Maksimus Arman Anggota 1,50 700 kg
57 Maria Mia Anggota 0,50 200 kg
58 Markus Durung Anggota 0,50 200 kg
59 Martinus Dong Anggota 1,00 500 kg
60 Martinus Hibur Anggota 0,75 350 kg
61 Martinus Lahut Anggota 1,00 500 kg

71
62 Mikhael Ndurung Anggota 1,00 500 kg
63 Nikolaus Ntala Anggota 1,50 700 kg
64 Nobertus Abas Anggota 3,00 1500 kg
65 Nobertus Hari Anggota 4,0 2000 kg
66 Nobertus Hasi Anggota 3,00 1500 kg
67 Nobertus Lon Anggota 1,25 600 kg
68 Nobertus Tober Anggota 2,00 1000 kg
69 Oktavianus Garmin Anggota 0,50 200 kg
70 Oswaldus Man Anggota 1,00 500 kg
71 Pilipus Piamat Anggota 2,5 1200 kg
72 Rafael Donik Anggota 0,75 350 kg
73 Rafael Sukar Anggota 1,00 500 kg
74 Rilianus Apul Anggota 1,00 500 kg
75 Rilianus Jeharu Anggota 1,00 500 kg
76 Robertus Omor Anggota 1,50 700 kg
77 Rofinus Corok Anggota 2,50 1200 kg
78 Rosalia Trida Anggota 1,00 500 kg
79 Sasmo Hertison Anggota 1,00 500 kg
80 Sebastianus Todi Anggota 1,50 700 kg
81 Silvester Baldi Anggota 1,50 700 kg
82 Siprianus Gaur Kordes 1,00 500 kg
83 Siprianus Levin Anggota 2,00 1000 kg
84 Siprianus Teping Anggota 1,00 500 kg
85 Stanis Laut Anggota 1,00 500 kg
86 Stanis Makus Anggota 0,50 200 kg
87 Stanis Oda Anggota 1,00 500 kg
88 Stefanus Jewenai Anggota 1,00 500 kg
89 Urbanus Hardin Anggota 1,00 500 kg
90 Viktor Dawas Anggota 0,50 200 kg
91 Vitus Nani Anggota 1,00 500 kg
92 Wenslaus Sensi Anggota 1,00 500 kg
93 Wihelmus Lensi Anggota 1,75 750 kg
94 Yoakim Kokil Anggota 0,50 200 kg
95 Yohanes Barus Anggota 1,00 500 kg
96 Yohanes Ngabung Anggota 1,00 500 kg
97 Yonasius Jatmika Anggota 2,00 1000 kg
98 Yoseph Jasmin Anggota 1,00 500 kg
99 Yoseph Rindu Ketua 1,50 700 kg
100 Yoseph Sonel Anggota 1,00 500 kg
101 Yoseph Undung Anggota 1,25 600 kg
102 Yuliana Tengging Anggota 1,00 500 kg
103 Yulianus Nasus Anggota 1,00 500 kg
104 Yulianus Vitalinus Anggota 1,00 500 kg

72
Nama Kelompok Tani : Kate / Ceos
Kecamatan : Poco Ranaka Timur
Desa : Urung Dora

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Andreas Malek Anggota 1,00 500 kg
2 Anus Samung Anggota 0,50 200 kg
3 Adrianus Manto Anggota 1,00 500 kg
4 Bene Lagu anggota 0,50 200 kg
5 Bernadus Dasar Anggota 0,50 200 kg
6 Damasus Santus Anggota 1,00 500 kg
7 Damianus Darung Anggota 0,50 200 kg
8 Damianus Rakung Anggota 0,50 200 kg
9 Donatus Lagut Anggota 0,50 200 kg
10 Felix Dalem Anggota 0,50 200 kg
11 Fenansius Udar Anggota 1,00 500 kg
12 Ferdi Jenalu Anggota 0,50 200 kg
13 Finsen Madu Anggota 0,50 200 kg
14 Finsen Sansul Anggota 1,00 500 kg
15 Frans Amik Anggota 1,00 500 kg
16 Frans Ari Anggota 1,00 500 kg
17 Frans Leo Anggota 0,50 200 kg
18 Fredi Mansur Anggota 0,50 200 kg
19 Geradus Gawas Anggota 1,00 500 kg
20 Hendrikus Calung Anggota 1,00 500 kg
21 Herman Jebaru Anggota 1,00 500 kg
22 Kasmir Dansek Anggota 1,00 500 kg
23 Klemens Man Anggota 0,50 200 kg
24 Kristo Adisma Anggota 1,00 500 kg
25 Laurens Jehatu Anggota 1,00 500 kg
26 Markus Malek Anggota 0,50 200 kg
27 Yohanes Anggota 1,00 500 kg
28 Marsel Beni Anggota 0,50 200 kg
29 Martinus Ero Anggota 1,00 500 kg
30 Martinus Romas Anggota 0,50 200 kg
31 Mikhael Boles Anggota 1,00 500 kg
32 Nikolaus Saila Anggota 1,00 500 kg
33 Paulus Anat Anggota 1,00 500 kg
34 Paulus Samu Anggota 0,50 200 kg
35 Petrus Beo Anggota 1,00 500 kg
36 Petrus Lahu Anggota 1,00 500 kg
37 Petrus Radas Anggota 0,50 200 kg
38 Pius Nasus Anggota 1,00 500 kg
39 Rofinus Matur Anggota 0,50 200 kg
40 Rofinus Tuse Anggota 1,00 500 kg
41 Romanus Atu Anggota 0,50 200 kg
42 Romanus Ladur Anggota 0,50 200 kg
43 Siprianus Danur Anggota 1,00 500 kg
44 Stef Jandu Anggota 1,00 500 kg
45 Stef Rabu Anggota 0,50 200 kg
46 Supardi S. Sardi Anggota 0,50 200 kg
47 Wildus B. Lima Anggota 1,00 500 kg
48 Yohanes Janu Anggota 1,00 500 kg
49 Yohanes Danu Anggota 0,50 200 kg
50 Yohanes Naber Anggota 1,00 500 kg
51 Yoseph Darur Anggota 0,50 200 kg
52 Yoseph Mansa Anggota 0,50 200 kg
53 Yoseph Seli Anggota 1,00 500 kg
54 Yoseph Seluru Anggota 1,00 500 kg
55 Yuvens Kake Kordes 1,00 500 kg

73
Nama Kelompok Tani : Golo Nderu/Ngari
Kecamatan : Poco Ranak
Desa : Golo Nderu

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Adelheit Limbung Anggota 1,00 500 kg
2 Agustinus Jelahut Anggota 0,50 200 kg
3 Aleksius Jelehot Anggota 0,50 200 kg
4 Aloisius Demo Anggota 0,50 200 kg
5 Paulus Paus Anggota 0,50 200 kg
6 Aloysius Rahim Anggota 1,50 700 kg
7 Anggalus Jawal Anggota 0,50 200 kg
8 Ardi Jematu Anggota 1,5 700 kg
9 Ardianus Adi Anggota 0,25 100 kg
10 Ardianus Jematu Anggota 1,50 700 kg
11 Gregorius Dehos Anggota 1,00 500 kg
12 Arnoldus Gandut Anggota 0,5 200 kg
13 Bene Bos Anggota 0,75 350 kg
14 Benediktus Wala Anggota 1,00 500 kg
15 Bernadus Dasar Anggota 1,75 750 kg
16 Bernadus Gadut Anggota 0,50 200 kg
17 Damianus Daluk Anggota 0,50 200 kg
18 Dominikus Noni Anggota 2,00 1000 kg
19 Dorus Amat Anggota 1,00 500 kg
20 Fabianus Ardi Anggota 1,00 500 kg
21 Faldianus Merdi Anggota 0,75 350 kg
22 Felix Dos Anggota 1,00 500 kg
23 Felix Nugat Anggota 1,00 500 kg
24 Ferdinandus Fendi Anggota 1,00 500 kg
25 Fidelis Ardi Anggota 2,00 1000 kg
26 Finsen Parmanto Anggota 1,00 500 kg
27 Fitus Darmawan Anggota 1,00 500 kg
28 Florianus Suhar Anggota 1,00 500 kg
29 Frans Piang Anggota 1,00 500 kg
30 Fransiskus Badir Anggota 1,00 500 kg
31 Fransiskus Dada Anggota 1,00 500 kg
32 Fransiskus Tamu Anggota 1,50 700 kg
33 Gabriel Sudirman Anggota 1,00 500 kg
34 Gaspar Hasan Ketua 2,00 1000 kg
35 Geradus Dabur Kordes 2,00 1000 kg
36 Germanus Gaur Anggota 1,00 500 kg
37 Gustianus Baldus Anggota 1,00 500 kg
38 Hendedi Yuran Anggota 1,50 700 kg
39 Hendrikus Dol Anggota 1,50 700 kg
40 Hendrikus Gosa Anggota 1,50 700 kg
41 Hendrikus Jelatu Anggota 2,00 1000 kg
42 Herman Budi Anggota 1,00 500 kg
43 Herman Hasan Anggota 1,00 500 kg
44 Herman Susen Anggota 1,00 500 kg
45 Hilarius Naru Anggota 1,00 500 kg
46 Hilarius Subin Anggota 1,50 700 kg
47 Hubertus Beni Anggota 1,00 500 kg
48 Hubertus Hasan Anggota 2,00 1000 kg
49 Ignasius Sion Anggota 1,00 500 kg
50 Jon Jenali Anggota 1,00 500 kg
51 Kanis Jada Anggota 1,00 500 kg
52 Kasmis Hana Anggota 1,00 500 kg
53 Kornelis Afri Anggota 1,00 500 kg
54 Kornelis Haman Anggota 1,50 700 kg
55 Kornelis Mat Anggota 1,00 500 kg
56 Kosmas Abus Anggota 1,00 500 kg
57 Kosmas Ngambut Anggota 1,00 500 kg
58 Lasarus Jarut Anggota 1,00 500 kg
59 Laurensius Malek Anggota 1,00 500 kg
60 Leonardus Jadu Anggota 2,00 1000 kg
61 Maria Mli Anggota 1,00 500 kg

74
62 Marsel Husen Anggota 1,00 500 kg
63 Marten Ramu Anggota 1,00 500 kg
64 Matheus Jehadu Anggota 2,00 1000 kg
65 Melania Lindung Anggota 1,00 500 kg
66 Mikael Amat Anggota 1,00 500 kg
67 Mikael Teko Anggota 1,00 500 kg
68 Milikior Haman Anggota 1,00 500 kg
69 Mikolaus Tanggur Anggota 2,00 1000 kg
70 Nobertus Gaur Anggota 1,00 500 kg
71 Onifarita Setia Anggota 2,00 1000 kg
72 Paulinus Papu Anggota 1,00 500 kg
73 Petrus Adar Anggota 1,00 500 kg
74 Petrus Baluk Anggota 1,00 500 kg
75 Petrus Jeharut Anggota 1,00 500 kg
76 Petrus Kanel Anggota 2,00 1000 kg
77 Petrus Kon Anggota 1,00 500 kg
78 Pius Jematu Anggota 1,00 500 kg
79 Pius Man Anggota 1,00 500 kg
80 Pius Udin Anggota 1,00 500 kg
81 Rafael Nasur Anggota 1,00 500 kg
82 Rofinus Ngambut Anggota 1,00 500 kg
83 Rofinus Omol Anggota 1,00 500 kg
84 Romoaldus A. Agung Anggota 2,00 1000 kg
85 Silvester Iskandar Anggota 1,00 500 kg
86 Siprianus Babu Anggota 1,00 500 kg
87 Gaspar Babu Anggota 1,00 500 kg
88 Siprianus Bala Anggota 1,00 500 kg
89 Siprianus Masur Anggota 2,00 1000 kg
90 Siprianus Supardi Anggota 2,00 1000 kg
91 Sofia Saina Anggota 1,00 500 kg
92 Stanislaus Mahu Anggota 2,00 1000 kg
93 Supardi Wol Anggota 2,00 1000 kg
94 Titus Rande Anggota 1,00 500 kg
95 Tobias Janet Anggota 1,00 500 kg
96 Tobias Jarut Anggota 2,00 1000 kg
97 Vinsensius Budiman Anggota 1,00 500 kg
98 Vinsen Daud Man Anggota 1,00 500 kg
99 Vinsensius Jebaru Anggota 1,00 500 kg
100 Vitalis Ardi Anggota 1,00 500 kg
101 Vitalis Baut Anggota 2,0 1000 kg
102 Wensislaus Jebaru Anggota 2,0 1000 kg
103 Wenslaus Ranu Anggota 1,00 500 kg
104 Wilibrodus B. Bosko Anggota 2,00 1000 kg
105 Yohanes Harum Anggota 1,00 500 kg
106 Yohanes Nurdin Anggota 1,00 500 kg
107 Yohanes Tepa Anggota 1,00 500 kg
108 Yosef Halim Anggota 1,00 500 kg
109 Yosef Mahu Anggota 1,00 500 kg
110 Yosef Nabatlan Anggota 1,00 500 kg
111 Yosef Halim Anggota 1,00 500 kg
112 Yovita Melada Saul Anggota 1,00 500 kg
113 Yulianus Andel Anggota 1,00 500 kg
114 Yulianus Baldus Anggota 1,00 500 kg
115 Yustinus J. Damo Anggota 1,00 500 kg

75
Bangka
Nama Kelompok Tani : Leleng/C.Likang,
Golo Tenda, Mbelar
Kecamatan : Poco Ranaka
Desa : Bangka Leleng

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Aloiysius Migar Anggota 0,75 350 kg
2 Agus Mat Anggota 0,75 350 kg
3 Agustinus Anar Anggota 0,75 350 kg
4 Agustinus Asman anggota 0,50 200 kg
5 Aleksius Atom Anggota 1,50 700 kg
6 Aloysius Ceha Anggota 1,50 700 kg
7 Andreas Deot Anggota 1,00 500 kg
8 Anton Jat Anggota 1,00 500 kg
9 Arnoldus Jerang Anggota 1,00 500 kg
10 Bene Homo Anggota 1,50 700 kg
11 Benediktus Harum Anggota 1,75 750 kg
12 Bernabas Ramat Anggota 1,00 500 kg
13 Bernadus Banus Anggota 0,75 350 kg
14 Blasius Benar Anggota 1,50 700 kg
15 Belasius Darung Anggota 1,00 500 kg
16 Damasus Boni Anggota 0,75 350 kg
17 Damianus Samon Anggota 0,75 350 kg
18 Damianus Teras Anggota 1,00 500 kg
19 Kristo Uvensansi Anggota 2,00 1000 kg
20 Dominikus Adol Anggota 0,50 200 kg
21 Don Rohong Anggota 0,50 200 kg
22 Felix Lawan Anggota 1,75 750 kg
23 Ferdinandus Amir Anggota 1,00 500 kg
24 Finsensius Jaya Anggota 2,50 1200 kg
25 Frans Jana Anggota 1,00 500 kg
26 Frans Ndada Anggota 0,75 350 kg
27 Fransiskus Jaya Anggota 1,50 700 kg
28 Frederikus Amir Anggota 0,75 350 kg
29 Gaspar Ganat Anggota 1,00 500 kg
30 Geradus Ton Anggota 0,50 200 kg
31 Hendrikus Abor Anggota 0,50 200 kg
32 Hendrikus Maju Anggota 1,00 500 kg
33 Herman Asat Anggota 0,75 350 kg
34 Herman Hakim Anggota 0,50 200 kg
35 Hilarius Amat Anggota 0,50 200 kg
36 Hubertus Agung Anggota 0,50 200 kg
37 Viktor Danja Kordes 1,50 700 kg
38 Kanisius Ampur Anggota 0,25 100 kg
39 Konstan Tanggang Anggota 0,25 100 kg
40 Kontang Agas Anggota 0,50 200 kg
41 Kornelis Hanat Anggota 0,50 200 kg
42 Kosmas Bos Anggota 0,50 200 kg
43 Laurensius Aman Anggota 0,50 200 kg
44 Laurensius Jepa Anggota 1,00 500 kg
45 Leo Amport Anggota 0,25 100 kg
46 Leonardus Ampur Anggota 0,50 200 kg
47 Leonardus Nabos Anggota 0,50 200 kg
48 Libertus Berong Anggota 0,50 200 kg
49 Lukas Cak Anggota 0,50 200 kg
50 Marsel Jhon Anggota 1,00 500 kg
51 Marselinus Antus Anggota 0,50 200 kg
52 Merselinus Mansur Anggota 0,50 200 kg
53 Marselinus Tagar Anggota 0,25 100 kg
54 Marselus Sinar Anggota 1,00 500 kg
55 Martinus Ganat Anggota 0,25 100 kg
56 Martinus Lanar Anggota 0,50 200 kg
57 Mateus Niba Anggota 0,25 100 kg
58 Mikael Mulas Anggota 0,25 100 kg
59 Nikolaus Kanar Anggota 0,50 200 kg

76
60 Nobertus Ragu Anggota 1,00 500 kg
61 Onsianus Egot Anggota 0,25 100 kg
62 Paskalis Basot Anggota 1,00 500 kg
63 Paulinus Ngana Anggota 0,25 100 kg
64 Paulus Janat Anggota 0,50 200 kg
65 Petrus Katas Anggota 0,50 200 kg
66 Petrus Sudirman Anggota 0,50 200 kg
67 Pius Jehamat Anggota 0,50 200 kg
68 Robertus San Anggota 0,50 200 kg
69 Rofinus Meing Anggota 0,50 200 kg
70 Romanus Amput Anggota 0,50 200 kg
71 Sabinus Salus Anggota 0,25 100 kg
72 Samuel Sahaya Anggota 0,50 200 kg
73 Kanisius Nugar Anggota 0,25 100 kg
74 Sebastinus Tono Kordes 0,50 200 kg
75 Sensianus Ardi Anggota 0,25 100 kg
76 Serilus Babar Anggota 0,25 100 kg
77 Silfanus Magus Anggota 0,50 200 kg
78 Sisilia Fatima Anggota 0,50 200 kg
79 Stanis Madur Anggota 0,50 200 kg
80 Stanis Warang Anggota 0,50 200 kg
81 Stefanus Bon Anggota 1,50 700 kg
82 Stefanus Dam Anggota 0,50 200 kg
83 Teodorus Hamin Anggota 1,00 500 kg
84 Teodorus Jematu Anggota 1,00 500 kg
85 Vinsen Sam Anggota 0,50 200 kg
86 Vinsensius Asal Anggota 0,50 200 kg
87 Vitalis Mantur Anggota 0,50 200 kg
88 Wihelmina Mamu Anggota 0,50 200 kg
89 Wihelmus Halim Anggota 1,50 700 kg
90 Wihelmus jeharu Anggota 1,00 500 kg
91 Frans Sanudin Anggota 0,50 200 kg
92 Wihelmus Soni Anggota 1,50 700 kg
93 Wilibaldus Erlin Anggota 1,00 500 kg
94 Wilibrodus W. Mus Anggota 1,00 500 kg
95 Yakobus Teber Anggota 1,50 700 kg
96 Yohanes Akob Anggota 0,50 200 kg
97 Yohanes Gal Anggota 0,50 200 kg
98 Yosef Su Anggota 0,50 200 kg
99 Yosef Konong Anggota 0,50 200 kg
100 Yulianus Jambur Anggota 1,00 500 kg
101 Yulius Nesa Anggota 0,50 200 kg

77
Nama Kelompok Tani : Lewe / Pau
Kecamatan : Poco Ranaka
Desa : Nggalak Leleng

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Dortea Ganut Anggota 1,00 500 kg
2 Yoseph S. Masil Anggota 0,25 100 kg
3 Frans Karu Anggota 0,25 100 kg
4 Belarminus Poma Anggota 0,25 100 kg
5 Florianus Fader Anggota 0,25 100 kg
6 Petrus Banas Anggota 0,50 200 kg
7 Konstantinus Daru Anggota 0,25 100 kg
8 Romanus Magas Anggota 0,25 100 kg
9 Yustus Tampus Anggota 0,25 100 kg
10 Gabriel Manjur Anggota 0,25 100 kg
11 Benyamil Hasil Anggota 0,50 200 kg
12 Donatus Sudir Anggota 0,75 350 kg
13 Gaspar Mahat Anggota 1,00 500 kg
14 Elisabet Embur Anggota 0,25 100 kg
15 Pius Sam Anggota 0,25 100 kg
16 Aloisius Apul Anggota 0,25 100 kg
17 Ferdinandus ngganjang Anggota 0,25 100 kg
18 Hilarius Gar Anggota 0,75 350 kg
19 Emil Halim Anggota 0,25 100 kg
20 Andreas Ramat Anggota 0,75 350 kg
21 Raymundus Santur Anggota 0,25 100 kg
22 Wili Ngalong Anggota 0,25 100 kg
23 Yovita Anggota 0,25 100 kg
24 Bernadus Balu Anggota 0,75 350 kg
25 Theodorus Jerman Anggota 0,50 200 kg
26 Geradus Mat Anggota 1,00 500 kg
27 Laurensius Gaur Anggota 0,25 100 kg
28 Damianus Lehot Anggota 0,25 100 kg
29 Frans Jemalut Anggota 0,25 100 kg
30 Kostan Hasan Anggota 0,25 100 kg
31 Adolfus Kosmas Wangi Anggota 0,50 200 kg
32 Theodorus Bisa Anggota 0,50 200 kg
33 Paulus Rantak Anggota 0,25 100 kg
34 Geradus Malut Anggota 0,25 100 kg
35 Rofinus Danur Anggota 0,25 100 kg
36 Nobertus Jelatu Anggota 0,75 350 kg
37 Stefanus Siar Anggota 0,75 350 kg
38 Longginus Tong Anggota 0,75 350 kg
39 Hilarius Galus Anggota 0,25 100 kg
40 Gaspar Gandut Anggota 0,25 100 kg
41 Geradus Mantu Anggota 0,25 100 kg
42 Paulus Rayun Anggota 0,25 100 kg
43 Titus Jampur Anggota 0,25 100 kg
44 Laurens Raang Anggota 1,50 700 kg
45 Vinsen Mamat Anggota 0,25 100 kg
46 Amatus Nimat Anggota 1,00 500 kg
47 Pancrasius Rom Anggota 1,00 500 kg
48 Lexi Hagul Anggota 1,00 500 kg
49 Frans Abor Anggota 2,00 1000 kg
50 Timotius Habu Anggota 1,00 500 kg
51 Donatus Isu Anggota 1,00 500 kg
52 Yohanes De La Saleh Anggota 1,00 500 kg
53 Laurensius Morong Anggota 1,00 500 kg
54 Donatus Kari Anggota 1,00 500 kg
55 Stefanus Edan Anggota 0,50 200 kg
56 Anus Adi Anggota 0,50 200 kg
57 Fredi Hani Anggota 0,50 200 kg
58 Sebastianus Anggota 0,50 200 kg
59 Kostan Nmas Anggota 0,25 100 kg
60 Kostan Agas Anggota 0,50 200 kg
61 Fabianus Anggota 0,75 350 kg

78
62 Albertus Rima Anggota 0,25 100 kg
63 Aleks Jeradu Anggota 0,25 100 kg
64 Aleng Mandut Anggota 0,25 100 kg
65 Alex Sinar Anggota 0,25 100 kg
66 Alex Wajung Anggota 0,25 100 kg
67 Anus Geot Anggota 0,50 200 kg
68 Damianus lalu Anggota 1,00 500 kg
69 Dominikus Ugas Anggota 0,25 100 kg
70 Fernades Miat Anggota 1,00 500 kg
71 Garda Sengor Anggota 0,50 200 kg
72 Herman Junat Anggota 0,25 100 kg
73 Kornelis Jumat Anggota 0,25 100 kg
74 Maksimus Sidar Anggota 0,25 100 kg
75 Markus Danggut Anggota 0,25 100 kg
76 Marsel Mulyanto Anggota 0,25 100 kg
77 Martinus Gagut Anggota 1,00 500 kg
78 Martinus Jematu Anggota 0,25 100 kg
79 Nikolaus Jemadu Anggota 0,25 100 kg
80 Petrus Bataona Anggota 0,25 100 kg
81 Petrus Nani Anggota 0,25 100 kg
82 Rofinus Simpar Anggota 0,25 100 kg
83 Sibanus Karisan Anggota 0,25 100 kg
84 Sensi Janggur Anggota 0,25 100 kg
85 Stanis Su Anggota 0,25 100 kg
86 Stef Edan Anggota 0,25 100 kg
87 Stefanus Atus Anggota 0,25 100 kg
88 Rofinus Jarut Anggota 0,25 100 kg
89 Yohanes Laeng Anggota 0,25 100 kg
90 Yohanes Son Anggota 0,25 100 kg
91 Isfridus Halim Anggota 0,25 100 kg
92 Yustinus Ngabur Anggota 0,25 100 kg
93 Isfridus Nin Anggota 0,25 100 kg
94 Tadeus jina Anggota 0,50 200 kg

79
Nama Kelompok Tani : Tok
Kecamatan : Borong
Desa : Tok

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Theodorus Laut Ketua 1,00 500 kg
2 Thomas Babuk Sekretaris 1,00 500 kg
3 David Sabut Bendahara 1,00 500 kg
4 Leksi Soni Anggota 0,50 200 kg
5 Ignasius Garut Anggota 0,50 200 kg
6 Sardi Apel Anggota 1,00 500 kg
7 Aleks Bahu Anggota 1,00 500 kg
8 Quirinus Harjon Anggota 1,00 500 kg
9 Arnol Sudirman Anggota 1,00 500 kg
10 Yoseph Rosin Anggota 0,50 200 kg
11 Donatus Mamel Anggota 0,50 200 kg
12 Anus hanim Anggota 0,50 200 kg
13 Donatus Jundu Anggota 0,50 200 kg
14 Simon Humak Anggota 0,50 200 kg
15 Domi Suman Anggota 0,50 200 kg
16 Siprianus Gatur Anggota 1,00 500 kg
17 Yohanes Malik Anggota 1,00 500 kg
18 Tedy Susanto Anggota 0,50 200 kg
19 Niko Nabu Anggota 1,00 500 kg
20 Edu Iang Anggota 1,00 500 kg
21 Blasius Guman Anggota 1,00 500 kg
22 Kasmir Doron Anggota 1,00 500 kg
23 Agus Jenabu Anggota 1,00 500 kg
24 Aleks Juang Anggota 1,00 500 kg
25 Blasius Antus Anggota 1,00 500 kg

80
Nama Kelompok Tani : Cunca Nawang
Kecamatan : Borong
Desa : Banteng Riwu

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Darius Darus Ketua 0,25 100 kg
2 Blasius Jebarus Bendahara 0,50 200 kg
3 Rober Adi Jaya Sekretaris 0,25 100 kg
4 Antonius P. Bugar Anggota 1,00 500 kg
5 Eduardus Sumang Anggota 0,25 100 kg
6 Stanislaus Kuwu Anggota 0,25 100 kg
7 Yohanes Galis Anggota 0,25 100 kg
8 Martinus Sandur Anggota 0,25 100 kg
9 Konstan Jedarut Anggota 0,25 100 kg
10 Huber Barung Anggota 0,50 200 kg
11 Martinus Lamur Anggota 0,50 200 kg
12 Martenik Dias Anggota 0,25 100 kg
13 Donatus Sius Anggota 0,25 100 kg
14 Maksimus Jedarut Anggota 0,25 100 kg
15 Yohanes Aman Anggota 0,50 200 kg
16 Sirilus Tujang Anggota 0,25 100 kg
17 Dame Alur Anggota 0,25 100 kg
18 Herman Harum Anggota 0,50 200 kg
19 Matias Jenasan Anggota 0,25 100 kg
20 Yosep Gual Anggota 0,50 200 kg
21 Nikolaus Akur Anggota 0,25 100 kg
22 Sil Jak Anggota 0,25 100 kg
23 Donsi Defile Anggota 0,50 200 kg
24 Benyamin Babu Anggota 0,50 200 kg
25 Agus Naur Anggota 0,50 200 kg
26 Klemens Pagung Anggota 0,50 200 kg
27 Elias Asar Anggota 0,25 100 kg
28 Quintus Edi Anggota 0,25 100 kg

81
Nama Kelompok Tani : Harapan Tanjung
Kecamatan : Borong
Desa : Benteng Riwu

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Kornelis Namal Ketua 0,50 200 kg
2 Marselus Susen Bendahara 0,50 200 kg
3 Goden Nutas Sekretaris 0,25 100 kg
4 Hendrikus Daut Anggota 0,25 100 kg
5 Bernabas Halung Anggota 0,25 100 kg
6 Alfridus Nabut Anggota 0,25 100 kg
7 Kalektus Nudin Anggota 0,25 100 kg
8 Fedi A. Jelatu Anggota 0,25 100 kg
9 Maria G. Dejas Anggota 0,50 200 kg
10 Helena Ewul Anggota 0,25 100 kg
11 Albertus Magus Anggota 0,50 200 kg
12 Sebina Inas Anggota 0,25 100 kg
13 Petrus Hardus Anggota 0,25 100 kg
14 Elias Nuda Anggota 0,50 200 kg
15 Finsen Bonirus Anggota 0,50 200 kg
16 Daniel Amat Anggota 0,25 100 kg
17 Ferdi Arman Anggota 0,25 100 kg
18 Yodi Badi Anggota 0,25 100 kg
19 Alfonsia Yasmin Anggota 0,25 100 kg
20 Mensia Mei Anggota 0,25 100 kg
21 Hardi Anggota 0,50 200 kg
22 Donatus Tahuk Anggota 0,50 200 kg
23 Erasmus Jrahat Anggota 0,50 200 kg
24 Kasmir Darsi Anggota 0,25 100 kg
25 Hubertus Ebur Anggota 0,25 100 kg

82
Nama Kelompok Tani : Tunas Kembang
Kecamatan : Borong
Desa : Benteng Riwu

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Safedianus Ahas Ketua 0,50 200 kg
2 Dinsesius Jenunat Sekretaris 0,50 200 kg
3 Benediktus Dapsen Bendahara 0,50 200 kg
4 Emil Firman Jaya Anggota 0,75 350 kg
5 Kuintus Keteng Anggota 0,50 200 kg
6 Frans Harnupus Anggota 0,50 200 kg
7 Imelgius Karyo Anggota 0,50 200 kg
8 Rionesius Hardin Anggota 0,50 200 kg
9 Hoironimus Dugat Anggota 0,25 100 kg
10 Marten Idraman Anggota 0,25 100 kg
11 Ferdianus Jehaput Anggota 0,50 200 kg
12 Oswaldus Jurdin Anggota 0,25 100 kg
13 Agustinus Junda Anggota 0,50 200 kg
14 Teodorus Jematu Anggota 0,25 100 kg
15 Tonce Dustan Anggota 0,50 200 kg
16 Oswaldus Jedarut Anggota 0,25 100 kg
17 Vinsen Sudarso Anggota 0,25 100 kg
18 Servasius Hana Anggota 0,50 200 kg
19 Viktor Gadut Anggota 0,50 200 kg
20 Gonsius Ungkang Anggota 0,25 100 kg
21 Robertus Mulyadi Anggota 0,50 200 kg
22 Rikardus Kawur Anggota 0,50 200 kg
23 Ardi Sudarma Anggota 0,75 350 kg
24 Martinus Nelson Anggota 0,25 100 kg
25 Aleks Magul Anggota 0,25 100 kg
26 Metilde Laus Anggota 0,50 200 kg
27 Lusia Jimur Anggota 1,00 500 kg
28 Veronika nuwung Anggota 0,50 200 kg
29 Aloisius Jehadi Anggota 0,75 350 kg
30 Lusia Dehe Anggota 1,00 500 kg

83
Nama Kelompok Tani : Subur Jaya
Kecamatan : Borong
Desa : Benteng Riwu

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Leonardus Tanggal Ketua 0,5 200 kg
2 Elsa Ani Sansurya Bendahara 0,50 200 kg
3 Tiborteus Gamas Sekretaris 0,25 100 kg
4 Tarsi Sutisman Anggota 1,00 500 kg
5 Vitalis Aman Anggota 0,50 200 kg
6 Goris Armat Anggota 0,50 200 kg
7 Gaspar Lang Anggota 1,00 500 kg
8 Aloisius Nggasang Anggota 0,25 100 kg
9 Kristina Anut Anggota 1,00 500 kg
10 Rensi Medel Anggota 0,25 100 kg
11 Frans Jalus Kordes 0,25 100 kg
12 Yoseph Babas Anggota 0,25 100 kg
13 Miseldis Hamsi Anggota 0,50 200 kg
14 Aleks nabus Anggota 0,25 100 kg
15 Senus Harmin Anggota 0,25 100 kg
16 Aloisius Taman Anggota 0,50 200 kg
17 Regina Nggius Anggota 0,25 100 kg
18 Margareta Mumu Anggota 0,25 100 kg
19 Aloisius Gonsa Anggota 0,25 100 kg
20 Blasius Ardiman Anggota 0,25 100 kg
21 Gonsa Helmin Anggota 0,25 100 kg
22 Agustinus Dagur Anggota 0,25 100 kg
23 Petrus Gabus Anggota 1,00 500 kg
24 Frinus Galus Anggota 0,25 100 kg
25 Adrianus Fitman Anggota 0,25 100 kg
26 Kornelis Jehasan Anggota 0,50 200 kg
27 Aloisius Jusman Anggota 1,00 500 kg
28 Yoseph Dambuk Anggota 0,25 100 kg
29 Kasmir Talus Anggota 0,25 100 kg
30 Alfons Sunggal Anggota 0,50 200 kg
31 Aloisius Poha Anggota 0,25 100 kg

84
Nama Kelompok Tani : Mekar Baru
Kecamatan : Borong
Desa : Benteng Riwu

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Ignasius Peras Ketua 1,00 500 kg
2 Kordianus Rahardi Anggota 0,50 200 kg
3 Risna Ida Bendahara 0,25 100 kg
4 Arnol Jumat Sekretaris 0,25 100 kg
5 Flafianus Darsin Anggota 0,50 200 kg
6 Filbertus Ardiman Anggota 1,00 500 kg
7 Hironimus Gerak Anggota 0,50 200 kg
8 Leonatdus Garut Anggota 0,25 100 kg
9 Rafael Agung Anggota 1,00 500 kg
10 Hironimus Gerak Anggota 0,50 200 kg
11 David Jehadut Kordes 0,50 200 kg
12 Rolyantus Hibur Anggota 1,00 500 kg
13 Blasius Nanas Anggota 0,25 100 kg
14 Yoban Ventura Anggota 0,25 100 kg
15 Romanus Narsun Anggota 0,25 100 kg
16 Benediktus Galut Anggota 0,25 100 kg
17 Marsel Gabus Anggota 0,50 200 kg
18 Maksimus Ntal Anggota 0,50 200 kg
19 Hendrikus Hadiman Anggota 0,25 100 kg
20 Martinus Umat Anggota 0,50 200 kg
21 Yohanes Tensil Anggota 0,50 200 kg
22 Andreas Jalang Anggota 0,25 100 kg
23 Maria Min Anggota 0,50 200 kg
24 Tadeus Palus Anggota 1,00 500 kg
25 Amatus Harum Anggota 0,25 100 kg
26 Damasus Dahat Anggota 0,50 200 kg
27 Dame Dagar Anggota 0,25 100 kg
28 Elisabet Wual Anggota 0,25 100 kg
29 Yohanes Fono Anggota 0,25 100 kg
30 Florianus Karjo Anggota 0,50 200 kg
31 Tobias Numal Anggota 0,50 200 kg

85
Nama Kelompok Tani : Pelita Harapan
Kecamatan : Borong
Desa : Benteng Riwu

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Paulus Vergo Ketua 0,25 100 kg
2 Paulus Jehaman Bendahara 0,50 200 kg
3 Yoseph Abus Sekretaris 0,50 200 kg
4 Selsius Jehadi Anggota 0,25 100 kg
5 Yoseph Semai Anggota 0,25 100 kg
6 Herman Syukur Anggota 0,25 100 kg
7 Angga Dudu Anggota 0,25 100 kg
8 Blasius Nugas Anggota 0,5 200 kg
9 Alo Andar Anggota 0,25 100 kg
10 Jefri Gosal Anggota 0,25 100 kg
11 Konstan Badir Kordes 0,25 100 kg
12 Gaspar Amal Anggota 0,50 200 kg
13 Frans Sadut Anggota 0,50 200 kg
14 Teodorus Dol Anggota 0,25 100 kg
15 Sirilus Samin Anggota 0,25 100 kg
16 Aleksander Agung Anggota 0,25 100 kg
17 Bernadeta Susut Anggota 0,25 100 kg
18 Monika Giang Anggota 0,50 200 kg
19 Margareta Susut Anggota 0,25 100 kg
20 Margareta Pantas Anggota 0,50 200 kg
21 Katarina Ngadi Anggota 0,50 200 kg
22 Torianus Jehuba Anggota 0,50 200 kg
23 Feri Birma Anggota 0,25 100 kg
24 Domi Tanggal Anggota 0,25 100 kg
25 Stef Jehadut Anggota 0,50 200 kg
26 Fabi Jebaru Anggota 0,50 200 kg
27 Vinsen Joni Anggota 0,50 200 kg
28 Kristina Din Anggota 0,50 200 kg
29 Pius Jabung Anggota 0,50 200 kg
30 Matias Ribaya Anggota 0,25 100 kg
31 Sipri Kabut Anggota 0,25 100 kg

86
Nama Kelompok Tani : Rai Ati
Kecamatan : Rana Mese
Desa : Golo Loni

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Pilipus Mansyur Ketua 1,00 500 kg
2 Siprianus Naek Sekretaris 0,50 200 kg
3 Donatus Patut Bendahara 0,25 100 kg
4 Dominikus Epo Anggota 1,00 500 kg
5 Titus Peo Anggota 0,50 200 kg
6 Stefanus Erot Anggota 0,50 200 kg
7 Andreas Pas Anggota 1,00 500 kg
8 Lorens Angkat Anggota 0,25 100 kg
9 Tadheus San Anggota 0,25 100 kg
10 Lasarus Jebarus Anggota 0,25 100 kg
11 Kanisisus Genggot Anggota 0,25 100 kg
12 Heribertus Jelalu Anggota 0,50 200 kg
13 Wihelmina Wahul Anggota 0,50 200 kg
14 Marta Dimul Anggota 0,25 100 kg
15 Bernadus Kakut Anggota 0,50 200 kg
16 Donatus Nadu Anggota 0,50 200 kg
17 Sakarias Narus Anggota 0,25 100 kg
18 Pius Ebot Anggota 0,50 200 kg
19 Dominikus Arut Anggota 1,00 500 kg
20 Aloisius Wagut Anggota 0,25 100 kg

87
Nama Kelompok Tani : Tunas Baru
Kecamatan : Sambi Rampas
Desa : Compang Lawi

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Hasan Basri Ketua 1,00 500 kg
2 Husen Rahmat Bendahara 0,5 200 kg
3 Stanis Amir Sekretaris 1,00 500 kg
4 Umar Garur Anggota 0,5 200 kg
5 Junaidin Anggota 0,5 200 kg
6 Abd. Dampu Anggota 1,00 500 kg
7 Hamsa Sudin Anggota 0,5 200 kg
8 Ismail Smarun Anggota 0,25 100 kg
9 Viktor Digorman Anggota 0,25 100 kg
10 Ibrahim Malik Anggota 0,5 200 kg
11 Ahmad Yanto Anggota 0,5 200 kg
12 Hama Naggur Anggota 0,5 200 kg
13 Maksimus Damsi Anggota 0,5 200 kg
14 Marsel Awu Anggota 0,5 200 kg
15 Fransiskus Adur Anggota 0,5 200 kg
16 Stefanus Gaur Anggota 0,25 100 kg
17 Damianus Antus Anggota 0,25 100 kg
18 Arbain Rabung Anggota 0,25 100 kg
19 Paulus Mundur Anggota 0,25 100 kg

88
Nama Kelompok Tani : Limbang Kelo
Kecamatan : Teno Mese
Desa : Elar Selatan

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Milikior Nambung Ketua 0,5 200 kg
2 Rikardus Riberu Bendahara 0,6 220 kg
3 Yuliana Banung Sekretaris 0,5 200 kg
4 Adol Lana Anggota 0,7 300 kg
5 Vena Nai Anggota 0,6 250 kg
6 Yohanes Mita Anggota 0,55 230 kg
7 Andreas Sirat Anggota 0,6 250 kg
8 Maximus Kodong Anggota 0,7 300 kg
9 Gregorius Koret Anggota 0,55 250 kg
10 Nober lalong Anggota 0,45 260 kg
11 Hilarius Juga Anggota 0,75 350 kg
12 Gradiana M. Jau Anggota 0,6 250 kg
13 Benedik Paleng Anggota 1,00 500 kg
14 Darius Rangkang Anggota 0,7 300 kg
15 Evan Tarong Anggota 0,7 300 kg
16 Marten Ngaji Anggota 0,5 200 kg

89
Lampiran 1.3. Daftar Kelompok Tani Kopi di Kawasan Manggarai Barat

Nama Kelompok Tani : Harapan Bersama


Kecamatan : Ndoso
Desa : Ndoso

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Romanus Adun Ketua 0,50 200 kg
2 Siprianus Jatul Sekretaris 0,50 200 kg
3 Vitalis Manggas Bendahara 0,50 200 kg
4 Nikolaus Nabor Anggota 0,50 200 kg
5 Remundus Judur Anggota 0,50 200 kg
6 Martinus Suwardi Anggota 0,50 200 kg
7 Bernadus Ruben Anggota 0,50 200 kg
8 Tomas Be Anggota 0,50 200 kg
9 Fabi Sulung Anggota 0,50 200 kg
10 Tomas Murung Anggota 0,50 200 kg
11 Yohanes Abut Anggota 0,50 200 kg
12 Wihelmus Wade Anggota 0,50 200 kg
13 Daniel Nansak Anggota 0,50 200 kg
14 Bruno Peno Anggota 0,50 200 kg
15 Simon Batas Anggota 0,50 200 kg
16 Aniesta Mon Anggota 0,50 200 kg
17 Gaspar Daman Anggota 0,50 200 kg
18 Bernadus Tam Anggota 0,50 200 kg
19 Wihelmus Tatul Anggota 0,50 200 kg
20 Albimus Arja Anggota 0,50 200 kg
21 Efridus Jewaru Anggota 0,50 200 kg
22 Maria Jemimum Anggota 0,50 200 kg
23 Yuventinus Jono Anggota 0,50 200 kg
24 Anton Aru Anggota 0,50 200 kg
25 Dameanus Anggul Anggota 0,50 200 kg
26 Vinsensius Guntur Anggota 0,50 200 kg
27 Elias Hasan Anggota 0,50 200 kg
28 Alosius Gedo Anggota 0,50 200 kg
29 Paulinus Pagut Anggota 0,50 200 kg
30 Urbanus Gegot Anggota 0,50 200 kg

90
Nama Kelompok Tani : Rembulan
Kecamatan : Ndoso
Desa : Ndoso

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Ambrosius Jehadun Ketua 0,50 200 kg
2 Stefanus Jebaru Sekretaris 0,50 200 kg
3 Fransiskus Abun Bendahara 0,50 200 kg
4 Herman Anggul Anggota 0,50 200 kg
5 Anggalus Panal Anggota 0,50 200 kg
6 Pius Jemaat Anggota 0,50 200 kg
7 Yakobus Lapu Anggota 0,25 100 kg
8 Pius Patut Anggota 0,25 100 kg
9 Frans Nuruk Anggota 0,50 200 kg
10 Stanislaus Adur Anggota 0,25 100 kg
11 Yohanes Bosko Anggota 0,50 200 kg
12 Yohanes Jeraman Anggota 0,25 100 kg
13 Efaritus Yeremias Anggota 0,50 200 kg
14 Doroteus Dudus Anggota 0,50 200 kg
15 Fidelis Jehadin Anggota 0,50 200 kg
16 Finsen Agun Anggota 0,25 100 kg
17 Petrus Nuji Anggota 0,50 200 kg
18 Waldus Sakar Anggota 0,50 200 kg
19 Mikael Madu Anggota 0,50 200 kg
20 Sius Abun Anggota 0,50 200 kg
21 Doroteus Jaha Anggota 0,25 100 kg
22 Bene Haman Anggota 0,25 100 kg
23 Yosep Jehadut Anggota 0,25 100 kg
24 Stanislaus Tatus Anggota 0,50 200 kg
25 Sakarias Sadur Anggota 0,25 100 kg
26 Bernabas Babun Anggota 0,50 200 kg
27 Lorens Taang Anggota 0,50 200 kg
28 Largus Agung Anggota 0,50 200 kg
29 Alo Haman Anggota 0,50 200 kg
30 Agus Jelai Anggota 0,50 200 kg

91
Nama Kelompok Tani : Wae Teker
Kecamatan : Ndoso
Desa : Pong Narang

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Hironimus Kasman Ketua 0,5 200 kg
2 Anus Saru Sekertaris 0,5 200 kg
3 Benyamin Naki Bendahara 0,5 200 kg
4 Jhon Oeman Anggota 0,5 200 kg
5 Anton Engkong Anggota 0,5 200 kg
6 Petrus Mus Anggota 0,5 200 kg
7 Yon Bagun Anggota 0,5 200 kg
8 Falens Jegaut Anggota 0,5 200 kg
9 Mateus Mayuk Anggota 0,5 200 kg
10 Tadeus Adil Anggota 0,5 200 kg
11 Bela Obor Anggota 0,5 200 kg
12 Alo Natal Anggota 0,5 200 kg
13 Daniel Makut Anggota 0,5 200 kg
14 Mikael Angkur Anggota 0,5 200 kg
15 Melkior Wagung Anggota 0,5 200 kg
16 Largus Jeharut Anggota 0,5 200 kg
17 Gradus Gamar Anggota 0,5 200 kg
18 Gabriel Jehong Anggota 0,5 200 kg
19 Bene Ngadu Anggota 0,5 200 kg
20 Pius Poong Anggota 0,5 200 kg
21 Damasus Daman Anggota 0,5 200 kg
22 Simon Sadut Anggota 0,5 200 kg
23 Pius Pasang Anggota 0,5 200 kg
24 Amol Polong Anggota 0,5 200 kg
25 Frans Galut Anggota 0,5 200 kg

92
Nama Kelompok Tani : Reko Cama Paci
Kecamatan : Ndoso
Desa : Pong Narang

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Melkior Fan Ketua 0,50 200 kg
2 Geradus Datul Sekertaris 0,50 200 kg
3 Sebastianus Amat Bendahara 0,50 200 kg
4 Fransiskus Jenari Anggota 0,50 200 kg
5 Dominikus Jehamin Anggota 0,50 200 kg
6 Yohanes Bosko Anggota 0,50 200 kg
7 Gregorius Bagang Anggota 0,50 200 kg
8 Agustus Danda Anggota 0,50 200 kg
9 Nikolaus Bot Anggota 0,50 200 kg
10 Nikolaus Sanggur Anggota 0,50 200 kg
11 Tobias Ton Anggota 0,50 200 kg
12 Gaspar Gas Anggota 0,50 200 kg
13 Yohanes Adas Anggota 0,50 200 kg
14 Agustinus Abun Anggota 0,50 200 kg
15 Paulus Jarut Anggota 0,50 200 kg
16 Hubertus Jababun Anggota 0,50 200 kg
17 Fransiskus Fon Anggota 0,50 200 kg
18 Pius Anggar Anggota 0,50 200 kg
19 Fabianus Jehaut Anggota 0,50 200 kg
20 Santus Anggul Anggota 0,50 200 kg
21 Tarsisus Dadu Anggota 0,50 200 kg
22 Vitalis Anggut Anggota 0,50 200 kg
23 Dominikus Hebar Anggota 0,50 200 kg
24 Kasmir Kitab Anggota 0,50 200 kg
25 Kornelis Esong Anggota 0,50 200 kg

93
Nama Kelompok Tani : Mentari
Kecamatan : Ndoso
Desa : Pong Narang

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Fransiskus Nudin Ketua 0,5 200 kg
2 Petrus Pamput Sekretaris 0,5 200 kg
3 Lensi Sadut Bendahara 0,5 200 kg
4 Damasus Damar Anggota 0,5 200 kg
5 Goris Gaur Anggota 0,5 200 kg
6 Vitalis Ton Anggota 0,5 200 kg
7 Alisiosnas Gambur Anggota 0,5 200 kg
8 Primus Maus Anggota 0,5 200 kg
9 Bene Gangga Anggota 0,5 200 kg
10 Alosius Igor Anggota 0,5 200 kg
11 Matias Urut Anggota 0,5 200 kg
12 Geradus Gabul Anggota 0,5 200 kg
13 Dominikus Antal Anggota 0,5 200 kg
14 Gabriel Ganggur Anggota 0,5 200 kg
15 Tarsisius Bangkur Anggota 0,5 200 kg
16 Vinsen Bagung Anggota 0,5 200 kg
17 Gabriel Badur Anggota 0,5 200 kg
18 Kordianus Darung Anggota 0,5 200 kg
19 Albertus Jemaat Anggota 0,5 200 kg
20 Ledis Magung Anggota 0,5 200 kg
21 Rafael Dogon Anggota 0,5 200 kg
22 Adrianus Ali Anggota 0,5 200 kg
23 Yosep Nagus Anggota 0,5 200 kg
24 Vinsen Baut Anggota 0,5 200 kg
25 Baemeanus Banggu Anggota 0,5 200 kg

94
Nama Kelompok Tani : Wela Timung
Kecamatan : Ndoso
Desa : Pong Narang

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Aloysius Mboeng Ketua 0,50 200 kg
2 Romanus Ogis Sekretaris 0,50 200 kg
3 Lasarus Sagut Bendahara 0,50 200 kg
4 Petrus Jemarut Anggota 0,50 200 kg
5 Wilem Wagu Anggota 0,50 200 kg
6 Wilem Syukur Anggota 0,50 200 kg
7 Martinus Halu Anggota 0,50 200 kg
8 Romanus Dagut Anggota 0,50 200 kg
9 Ardi jelam Anggota 0,50 200 kg
10 Lensi Bagul Anggota 0,50 200 kg
11 Fabi Dadur Anggota 0,50 200 kg
12 Andreas Angkut Anggota 0,50 200 kg
13 Yohanes Damar Anggota 0,50 200 kg
14 Markus Lila Anggota 0,50 200 kg
15 Hermanus Gagut Anggota 0,50 200 kg
16 Belasius Sahar Anggota 0,50 200 kg
17 Wilem Magung Anggota 0,50 200 kg
18 Gabriel Nagur Anggota 0,50 200 kg
19 Nikolaus Got Anggota 0,50 200 kg
20 Teodorus Dandut Anggota 0,50 200 kg
21 Seli Degor Anggota 0,50 200 kg
22 Damianus Dimbut Anggota 0,50 200 kg
23 Donatus Ganda Anggota 0,50 200 kg
24 Elias Naru Anggota 0,50 200 kg
25 Burhan Nol Anggota 0,50 200 kg

95
Nama Kelompok Tani : Kasi Asi
Kecamatan : Kuwus
Desa : Tueng

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Rafael Jemadu Ketua 0,25 100 kg
2 Androsius Nor Sekretaris 0,25 100 kg
3 Godepridus Lahur Bendahara 0,25 100 kg
4 Stef Gande Anggota 0,25 100 kg
5 Ardi Legi Anggota 0,25 100 kg
6 Feliks Gang Anggota 0,25 100 kg
7 Imelda Timung Anggota 0,25 100 kg
8 Levi Dihung Anggota 0,25 100 kg
9 Gabriel Benggor Anggota 0,25 100 kg
10 Taedus Riagang Anggota 0,25 100 kg
11 Thobias Panis Anggota 0,25 100 kg
12 Petrus Nenggol Anggota 0,25 100 kg
13 Manita Munung Anggota 0,25 100 kg
14 Hendrikus Handut Anggota 0,25 100 kg
15 Leo Jehamin Anggota 0,25 100 kg
16 Lensi Tulung Anggota 0,25 100 kg
17 Alfa Nanggur Anggota 0,25 100 kg
18 Yustina Enggol Anggota 0,25 100 kg
19 Kasmir Gambar Anggota 0,25 100 kg
20 Hendrikus Riahan Anggota 0,25 100 kg
21 Yohanes Apul Anggota 0,25 100 kg
22 Bone Abu Anggota 0,25 100 kg
23 Save Tabor Anggota 0,25 100 kg
24 Agus Imbut Anggota 0,25 100 kg
25 Marsel Bagat Anggota 0,25 100 kg

96
Nama Kelompok Tani : Wae Tingo
Kecamatan : Kuwus
Desa : Tueng

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Kanisius Rindu Ketua 0,50 200 kg
2 Fidelis Joro Sekretaris 0,25 100 kg
3 Teodorus Gan Bendahara 0,45 150 kg
4 Marsel Jelahu Anggota 1,00 500 kg
5 Ansel Dos Anggota 0,50 200 kg
6 Bernadus Wadu Anggota 0,50 200 kg
7 Bernadus Laju Anggota 0,50 200 kg
8 Darianus Jemahun Anggota 0,50 200 kg
9 Largus Labut Anggota 0,50 200 kg
10 Maksi Hariman Anggota 0,50 200 kg
11 Belasius Nagut Anggota 1,5 700 kg
12 Safrianus Arun Anggota 1,00 500 kg
13 Wilibrodus Adu Anggota 0,25 100 kg
14 Matius Gaur Anggota 0,25 100 kg
15 Vinsen Mente Anggota 0,25 100 kg
16 Florianus Lagur Anggota 0,25 100 kg
17 Mikael Selatu Anggota 0,25 100 kg
18 Daniel Wandut Anggota 0,25 100 kg
19 Gradus Jehana Anggota 0,25 100 kg

97
Nama Kelompok Tani : Watu Wohe
Kecamatan : Kuwus
Desa : Kolang

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Petrus Patut Ketua 1,50 700 kg
2 Rofinus Lepas Sekretaris 1,50 700 kg
3 Anus Satut Bendahara 1,50 700 kg
4 Sil Tan Anggota 1,50 700 kg
5 Gradus Galus Anggota 1,50 700 kg
6 Benediktus Jehali Anggota 1,50 700 kg
7 Akarkus Hambu Anggota 1,50 700 kg
8 Matius Jeno Anggota 1,50 700 kg
9 Aleks Gandut Anggota 1,50 700 kg
10 Dimus Dima Anggota 1,50 700 kg
11 Amatus Ambus Anggota 1,50 700 kg
12 Fabi Pasung Anggota 0,75 350 kg
13 Polus Pahu Anggota 0,75 350 kg
14 Yosef Papun Anggota 0,75 350 kg
15 Petrus Peang Anggota 0,75 350 kg
16 Alfons Jemalu Anggota 0,75 350 kg
17 Aven Bandar Anggota 0,75 350 kg
18 Daniel Tunti Anggota 0,75 350 kg
19 Stef Agun Anggota 0,75 350 kg
20 Herman Hemat Anggota 0,75 350 kg
21 Nelis Katu Anggota 0,50 200 kg
22 Ferdinandus Edi Anggota 0,50 200 kg
23 Kornelis Katu Anggota 0,50 200 kg
24 Martinus Made Anggota 0,50 200 kg
25 Stanis Jahul Anggota 0,50 200 kg

98
Nama Kelompok Tani : Tani Mandiri
Kecamatan : Welak
Desa : Gurung

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Hilarus Tentino Ketua 0,50 200 kg
2 Gregorius Nggorong Sekretaris 0,50 200 kg
3 Salesius Jehaman Bendahara 0,50 200 kg
4 Silvester Ndandut Anggota 0,50 200 kg
5 Gampar Nahal Anggota 0,50 200 kg
6 Yosep Jemabut Anggota 0,50 200 kg
7 Kosmas Jemaun Anggota 0,50 200 kg
8 Hilarius Mada Anggota 0,50 200 kg
9 Maksi Nambut Anggota 0,50 200 kg
10 Lasarus Ngabut Anggota 0,50 200 kg
11 Silvester Guntur Anggota 0,50 200 kg
12 Anggalinus Kengko Anggota 0,50 200 kg
13 Flaviano Bogo Saga Anggota 0,50 200 kg
14 Hilarius Gabur Anggota 0,50 200 kg
15 Yohanes Agul Anggota 0,50 200 kg
16 Dameanus Dagut Anggota 0,50 200 kg
17 Maksimus Jat Anggota 0,50 200 kg
18 Lasarus Nagur Anggota 0,50 200 kg
19 Geradus Jehamur Anggota 0,50 200 kg
20 Frans Ngapal Anggota 0,50 200 kg
21 Anton Katam Anggota 0,50 200 kg
22 Mikael Jaho Anggota 0,50 200 kg
23 Pilipus Ndarung Anggota 0,50 200 kg
24 Vitalis Dabul Anggota 0,50 200 kg
25 Agustinus Agas Anggota 0,50 200 kg
26 Donatus Dibur Anggota 0,50 200 kg
27 Dominikus Dagul Anggota 0,50 200 kg
28 Vinsensius Gapul Anggota 0,50 200 kg
29 Niko Nabut Anggota 0,50 200 kg
30 Samuel Badang Anggota 0,50 200 kg
31 Anus Jegadut Anggota 0,50 200 kg
32 Helmon Gotot Anggota 0,50 200 kg
33 Vitalis Jeheno Anggota 0,50 200 kg
34 Ferdi Lompang Anggota 0,50 200 kg
35 Daniel Abut Anggota 0,50 200 kg
36 Elias Salin Anggota 0,50 200 kg
37 Belasius Hadut Anggota 0,50 200 kg
38 Agus Pagul Anggota 0,50 200 kg
39 Mateus Jehumun Anggota 0,50 200 kg
40 Aleksius Jehala Anggota 0,50 200 kg
41 Ardi Jatul Anggota 0,50 200 kg
42 Heri Naggu Anggota 0,50 200 kg
43 Bene Hagur Anggota 0,50 200 kg
44 Stevanus Gambur Anggota 0,50 200 kg
45 Stanis Taur Anggota 0,50 200 kg
46 Domi Warut Anggota 0,50 200 kg
47 Paskalis Darus Anggota 0,50 200 kg
48 Lorens Datul Anggota 0,50 200 kg
49 Benabar Ngaur Anggota 0,50 200 kg
50 Ambros Ganam Anggota 0,50 200 kg

99
Nama Kelompok Tani : Rangga Watu
Kecamatan : Mbeliling
Desa : Golo Desat

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Fransiskus Pion Ketua 0,25 100 kg
2 Y.H Sudirman Sekretaris 0,25 100 kg
3 Yohanes Pandu Bendahara 0,25 100 kg
4 Paulus Nadus Anggota 0,50 200 kg
5 Germanus Rahan Anggota 0,50 200 kg
6 Thomas Tami Anggota 0,50 200 kg
7 Anton Bon Anggota 0,25 100 kg
8 Alo Sehani Anggota 0,25 100 kg
9 Gaba Galen Anggota 0,25 100 kg
10 Niko Sukur Anggota 0,25 100 kg
11 Herman Haban Anggota 0,50 200 kg
12 Darius Dadu Anggota 1,00 500 kg
13 Pius Papu Anggota 1,5 700 kg
14 Loren Angku Anggota 2,00 1000 kg
15 Step Agung Anggota 0,5 200 kg
16 Usman Ali Anggota 0,5 200 kg
17 Frans Sani Anggota 0,5 200 kg
18 Rafael Idun Anggota 0,5 200 kg
19 Yosep Anggung Anggota 0,5 200 kg
20 Daniel Din Anggota 0,5 200 kg
21 Stanis Wete Anggota 0,25 100 kg
22 Agus Adi Anggota 0,25 100 kg
23 Yosep Tarsi Anggota 0,25 100 kg
24 Alex H. Sabin Anggota 0,25 100 kg
25 Paulus Pitril Anggota 0,5 200 kg
26 Anden Hale Anggota 0,5 200 kg
27 D. Bantang Anggota 0,5 200 kg
28 B. Don Anggota 0,25 100 kg
29 B. Bos Anggota 0,25 100 kg
30 Yohanes Aden Anggota 0,25 100 kg

100
Nama Kelompok Tani : Tunas Harapan
Kecamatan ; Sano Nggoang
Desa ; Golo Kemp

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Biaksi Ketua 0,50 200 kg
2 Hironimus Hasmu Sekretaris 0,50 200 kg
3 Regonal Yonas Bendahara 0,50 200 kg
4 Abdul Malik Anggota 0,50 200 kg
5 Kornelis Suhandi Anggota 0,50 200 kg
6 Bonefasius Suhardi Anggota 0,50 200 kg
7 Umar Hibur Anggota 0,50 200 kg
8 Benediktus Rudi Anggota 0,50 200 kg
9 Damianus Pampu Anggota 0,50 200 kg
10 Sehidin Anggota 0,50 200 kg
11 Donayus Juni Anggota 0,50 200 kg
12 Yohanes Harung Anggota 0,50 200 kg
13 Fransiskus Jehamun Anggota 0,50 200 kg
14 Ahmad Selman Anggota 0,50 200 kg
15 Mikael Jehudin Anggota 0,50 200 kg
16 Mikael Hardono Anggota 0,50 200 kg
17 Dominikus Semai Anggota 0,50 200 kg
18 Mikael Nabun Anggota 0,50 200 kg
19 Agus Barun Anggota 0,50 200 kg
20 Ahmad Sehadin Anggota 0,50 200 kg
21 Agus Hubung Anggota 0,50 200 kg
22 Ismail Rabu Anggota 0,50 200 kg
23 Abdul Nenja Anggota 0,50 200 kg
24 Abdul Sumar Anggota 0,50 200 kg
25 Muhamad Gual Anggota 0,50 200 kg

101
Nama Kelompok Tani : Langke Rembong
Kecamatan : Lembor
Desa : Wae Mowol

No Nama Jabatan Luas Areal ( Ha ) Perkiraan Hasil


1 Donatus Nakong Ketua 0,25 100 kg
2 Tadeus Risan Sekretaris 0,25 100 kg
3 Leo Psau Bendahara 0,25 100 kg
4 Iran Mela Anggota 0,25 100 kg
5 Anton Ngabur Anggota 0,25 100 kg
6 Nelis Nadi Anggota 0,25 100 kg
7 Maria Bambung Anggota 0,25 100 kg
8 Neli Mumung Anggota 0,25 100 kg
9 Petrus Nempung Anggota 0,25 100 kg
10 Yosep Jehama Anggota 0,25 100 kg
11 Frans Jemadun Anggota 0,25 100 kg
12 Nabas Bandur Anggota 0,25 100 kg
13 Bela Danggur Anggota 0,25 100 kg
14 Sales Lagu Anggota 0,25 100 kg
15 Tinus Jeli Anggota 0,25 100 kg
16 Yan Nani Anggota 0,25 100 kg
17 Stefanus Habun Anggota 0,25 100 kg
18 Herman Rai Anggota 0,25 100 kg
19 Pius Gambur Anggota 0,25 100 kg
20 Teo Sedaut Anggota 0,25 100 kg
21 Mateus Jobn Anggota 0,25 100 kg
22 Ande Gabur Anggota 0,25 100 kg
23 Letus Tom Anggota 0,25 100 kg
24 Titus Anggul Anggota 0,25 100 kg
25 Fabi Handu Anggota 0,25 100 kg
26 Teus Mawar Anggota 0,25 100 kg
27 Sidus Nagur Anggota 0,25 100 kg
28 Simon Luma Anggota 0,25 100 kg
29 Bosko Mento Anggota 0,25 100 kg
30 Wilem Agut Anggota 0,25 100 kg
31 Tomas Barus Anggota 0,25 100 kg
32 Frans Suhardi Anggota 0,25 100 kg
33 Fabi Juma Anggota 0,25 100 kg
34 Linus Kabut Anggota 0,25 100 kg
35 Rinus Seda Anggota 0,25 100 kg
36 Lipus Pendi Anggota 0,25 100 kg
37 Kamelus Simon Anggota 0,25 100 kg
38 Anus Bading Anggota 0,25 100 kg
39 Sius Molo Anggota 0,25 100 kg
40 Rinus Ratu Anggota 0,25 100 kg
41 Falens Gandi Anggota 0,25 100 kg
42 Mus Katu Anggota 0,25 100 kg
43 Anus Wagus Anggota 0,25 100 kg
44 Agus Hanggu Anggota 0,25 100 kg
45 Kobus Marak Anggota 0,25 100 kg
46 Boiota Langgom Anggota 0,25 100 kg
47 Benediktus Narto Anggota 0,25 100 kg
48 Yosep Nambut Anggota 0,25 100 kg
49 Hans Santur Anggota 0,25 100 kg
50 Hani Kleki Anggota 0,25 100 kg

102
Lampiran 2. Data Produsen Kopi Bubuk di Manggarai Tahun 2016

No Produsen Alamat Produk yang Keterangan


dihasilkan
Langgo Kopi Bubuk Dalam kemasan
1 Asosiasi Petani Kopi Kelurahan Carep Arabika dan aluminium foill
Manggarai Kecamatan Robusta dll
( ASNIKOM ) Langke Rembong
Karot Kecamatan Kopi Bubuk Dalam kemasan
2 N T C Kopi Manggarai Langke Rembong Arabika dan aluminium foill
Robusta dll

Kelurahan Pitak Kopi Bubuk Dalam kemasan


3 Kopi AGAPE Manggarai Kecamatan Arabika dan aluminium foill
Langke Rembong Robusta dll

Kelurahan Pitak Kopi Bubuk Dalam kemasan


Kopi Mane Inspiration
4 Manggarai Kecamatan Arabika dan aluminium foill
Langke Rembong Robusta dll

Lampiran 3. Daftar Dusun/Desa/Kecamatan dan Ketinggian Tempat yang termasuk dalam


Wilayah IG Kopi arabika Flores Manggarai

No Dusun/Desa Ketinggian Kecamatan Kabupaten


(m dpl)
1 Kampung Lewe/ Galak Leleng 1134 Borong Manggarai Timur
2 Watunggong/ Satar Nawang 941 Sambi Manggarai Timur
Rampas
3 Lento/ Lento 916 Pocoranaka Manggarai Timur
4 Enau/ Ngkiong Dora 1290 Pocoranaka Manggarai Timur
5 Mukun/ Golo Meni 1095 Kota Manggarai Timur
Komba
6 Rana Mbeling 1040 Kota Manggarai Timur
Komba
7 Peleng/ Haju Nggendong 1197 Elar Manggarai Timur
8 Gulang/ Nati 1136 Lelak Manggarai
9 Nancur/ Teno Mese 1323 Elar Manggarai Timur
Selatan
10 Longko/ Wae Rii 1163 Roteng Manggarai
11 Ndajang/ Lungar 1173 Satarmese Manggarai
12 Carep/ Cumpang Carep 1256 Langke Manggarai
Rembong
13 Cumbi/ Cumbi 1217 Roteng Manggarai
14 Pondok/ Nantal 1038 Kuwus Manggarai Barat
15 Beci/ Wae Mowol 1381 Lembor Manggarai Barat
16 Kilor/ Wae Bangka 1012 Lembor Manggarai Barat
103
Lampiran 4. Jenis dan Nilai Cacat Kopi Menurut SNI 01-2907-2008

Nilai
No Jenis Cacat Keterangan Istilah Biji Cacat
Cacat/Biji
Biji kopi yang 1/2 atau lebih Permukaannya
1 Biji hitam 1 berwarna hitam
Biji kopi yang 1/2 atau lebih Permukaannya
2 Biji hitam sebagian ½ berwarna hitam
Biji kopi yang berwarna hitam tidak utuh,
3 Biji hitam pecah ½ berukuran sama atau kurang dari 3/4 bagian biji
utuh
Buah kopi kering terbungkus kulit, dalam
4 Kopi Gelondong 1 keaadan utuh atau besarnya sama atau lebih dari
3/4 bagian kulit majemak utuh
Biji yang 1/2 atau lebih bagian luarnya
5 Biji coklat ¼ berwarna coklat
Kulit majemuk yang berukuran lebih besar dari
6 Kulit kopi ukuran besar 1
3/4 kulit yang utuh
Kulit majemuk yang berukuran 1/2 sampaii 3/4
7 Kulit kopi ukuran sedang ½ bagian kulit yang utuh
Kulit majemuk yang berukuran kurang dari 1/2
8 Kulit kopi ukuran kecil 1/5 bagian kulit yang utuh
9 Biji berkulit tanduk ½ Biji kopi yang masih terbungkus dalam tanduk
Kulit tanduk yang terlepas dari biji kopi yang
10 Kulit tanduk ukuran besar ½ berukuran lebih besar dari 3/4 bagian kulit
tunduk utuh
Kulit tanduk yang terlepas dari biji kopi yang
11 Kulit tanduk ukuran sedang 1/5 berukuran 1/2 sampai 3/4 bagian kulit tanduk
utuh
Kulit tanduk yang terlepas dari biji kopi yang
12 Kulit tanduk ukuran kecil 1/10 berukuran kurang dari 1/2 bagian kulit tanduk
utuh
Biji kopi tidak utuh, besarnya sama atau kurang
13 Biji pecah 1/5 dari 3/4 bagian biji utuh
Biji kopi yeng kecil dan keriput pada pada
14 Biji muda 1/5 seluruh bagian luarnya
Biji kopi yang berlubang satu akibat serangan
15 Biji berlubang satu 1/10 serangga
Biji kopi yang berlubang lebih dari satu akibat
16 Biji berlubang lebih dari satu 1/5 serangan serangga
Biji yang bertutul-tutul pada 1/2 atau lebih
17 Biji bertutul-tutul 1/10 permukaan biji. Ketentuan ini hanya
Ranting, tanah,atau batu Ranting, tanah, atau batu yang berukuran
18 5
ukuran,besar panjang atau diameter lebih dari 10 mm
Ranting, tanah, atau batu Ranting, tanah, atau batu yang, berukuran
19 2
ukuran sedang panjang atau diameter 5 - 10 mm
104
Ranting, tanah,atau batu Ranting, tanah, atau batu yang,berukuran
20 1
ukuran kecil panjang atau diameter kurang dari 5 mm

Lampiran 5. Hasil Uji Citarasa Kopi Arabika Flores Manggarai Tahun 2015
Kabupaten Asal Contoh Kopi Nilai Uji Citarasa
Waling Borong 82,75
Compang lawi Sambi 81,75
Rampas
Pocolia, Pocoranaka 83,92
Gololeni, Ranamese 80,50
Manggarai Timur Ngkiong Dora Pocoranaka 83,17
Timur
Golomeni Kota Kumba 81,75
Ranambeling Kota Kumba 83,58
Peleng Haju Ngendong Elar 81,50
Nancur, Tenemese Elar 83,33
Selatan
Cumbi Ruteng 83,50
Nati Lelak 85,25
Manggarai Wae Ri’i 87,25
Lungar Satarmese 85,50
Carep Lake Rembong 84,75
Manggarai Barat Pondok Nantal Kuwus 83,75
Wae Bangka Lembor 83,50

105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
Lampiran 6. Hasil analisis tanah kawasan IG Kopi Arabika Flores Manggarai

Kabupaten Lokasi Contoh Tekstur C N P K pH


Pasir Debu Liat tersedia
Manggarai Timur Galak Leleng 14 46 40 4,08 0,79 2 1,37 4,8
Manggarai Timur Satar Nawang 9 28 63 3,32 0,37 58 0,76 4,4
Manggarai Timur Lento 10 44 46 1,92 0,19 2 0,12 4,4
Manggarai Timur Ngkiong Dora 25 29 46 4,88 0,49 3 0,66 5,0
Manggarai Timur Gala Meni 19 43 38 3,08 0,24 37 0,99 5,6
Manggarai Timur Rana Mbeling 35 27 38 3,96 0,40 24 0,57 5,1
Manggarai Timur Haju Ngendong 13 57 30 6,99 0,64 37 0,93 4,8
Manggarai Timur Tanamese 21 44 35 6,67 0,42 135 0,48 4,5
Manggarai Cumbi 12 27 61 3,59 0,34 2 0,37 4,8
Manggarai Nati 10 34 56 5,04 0,53 3 0,16 4,3
Manggarai Wae Ri’i 23 28 49 5,60 0,52 3 0,23 4,8
Manggarai Lungar 15 36 49 6,24 0,67 2 0,64 5,2
Manggarai Carep 17 39 44 3,95 0,70 6 0,45 4,8
Manggarai Barat Pondok Nantal 13 40 47 5,27 0,45 3 0,56 4,4
Manggarai Barat Wae Mowol 13 37 50 1,92 0,19 6 1,33 5,2
Manggarai Barat Wae Bangka 13 31 56 3,15 0,26 17 0,31 5,0

134
135
136
Lampiran 7. Model Pengering Kopi Para-para

90 cm

180 cm 7,5-10 cm
15–20 cm

Kawat ayakan pasir atau bahan lain.


Di atasnya diberi alas lembaran
waring/jaring ikan/ karung plastik

137
Lampiran 8. Peta Kawasan Indikasi Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai

138
Lampiran 9. Peta Kawasan Indikasi Geografis Kopi arabika Flores Manggarai Kabupaten Manggarai Timur

139
10. Peta Kawasan Indikasi Geografis Kopi arabika Flores Manggarai Kabupaten Manggarai

140
Lampiran 11. Peta Kawasan Indikasi Geografis Kopi arabika Flores Manggarai Kabupaten Manggarai
Barat

141
Lampiran 12. Surat Rekomendasi Bupati
12.1 Surat Rekomendasi Bupati Manggarai

142
12.2 Surat Rekomendasi Bupati Manggarai Barat

143
12.3 Surat Rekomendasi Bupati Manggarai Timur

144
Lampiran 13. Data Curah Hujan Manggarai

145
146
147
148
149

Anda mungkin juga menyukai