1
menonjolkan kelebihan yang sosial berupa balap liar. Diantaranya
dimilikinya untuk ditunjukkan yaitu, arena balap atau lintasan balap
kepada publik. Namun, yang menjadi belum tersedia. Hal ini membuat para
permasalahannya adalah bagaimana pecinta otomotif di Tarutung memilih
cara mereka menunjukkannya. Tidak jalan raya sebagai alternatif.
jarang generasi muda menghalalkan Kurangnya perhatian, komunikasi
berbagai cara, bahkan tindakan- serta gagalnya seseorang dalam
tindakan yang bisa berakibat fatal, proses sosialisasi juga dapat menjadi
seperti balap liar ini. Selain itu, balap sarana generasi muda melakukan
liar juga dilakukan karena hasrat balap liar.
untuk memicu adrenalin. Sikap Banyak dijumpai anak muda
mental yang tidak sehat juga dapat yang masih bersekolah, dari SMP
menjadi faktor penyebab terjadinya sampai SMA yang melakukan
balap liar. kegiatan balapan liar sepeda motor.
Saat kami melakukan Kegiatan ini bisa dibilang sebagai
wawancara di Kepolisian Resort hobi oleh mereka, penuh tantangan
(POLRES) Tarutung, Bapak Ibda dan sportifitas yang mereka rasakan.
Harapan Sihombing, selaku Kepala Namun mereka tidak sadar mengenai
Sektor Binmas mengatakan bahwa dampak yang lebih besar bagi mereka
para pelaku tidak hanya satu dua kali dan bagi lingkungan sekitar mereka.
mengikuti aksi balap liar ini, bahkan Seperti kecelakaan pada saat balap
ada yang sampai lima kali keluar liar, kalah taruhan merupakan suatu
masuk kantor polisi hanya karena dampak negatif yang muncul dari
masalah balap liar. Balap liar yang balap liar ini. Bahkan banyak yang
terjadi di Kecamatan Tarutung ini bolos ataupun putus sekolah hanya
juga terjadi karena adanya motivasi karena penyimpangan ini. Bukan
untuk mendapatkan uang dengan cara hanya pelaku saja yang akan
‘taruhan’. Mereka akan membuat merasakan dampak negatif balap liar
ketentuan harga, membawa uang ini, tetapi masyarakat pun dapat
dengan jumlah yang sudah merasakannya juga. Balap liar
disepakati, dan melakukan taruhan. menyebabkan kenyamanan,
Kemudian, ada pula faktor ketentraman, dan kelancaran
eksternal yang menyebabkan generasi masyarakat dalam berkendara
muda melakukan penyimpangan terganggu.
2
Maka dari itu, untuk
menghindari serta menanggulangi
masalah balap liar ini, perlu diberikan
arahan dan binaan kepada para
remaja khususnya yang ikut serta
dalam aksi balap liar tersebut. Binaan
serta dukungan dari orang tua dan
guru memberikan pengaruh terhadap
diri anak muda. Penyuluhan dari
pihak Kepolisian juga bisa menjadi
salah satu upaya penanggulangan
penyimpangan sosial balap liar.
Tetapi dari itu semua, kesadaran dan
sikap mental diri sendirilah yang
akan mengubah perilaku seseorang
menjadi lebih baik.
3. KESIMPULAN
Terjadinya balap liar di Tarutung
disebabkan oleh beberapa faktor yang
dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor
internal dari terjadinya balap liar di
Tarutung adalah dari diri si pelaku, yaitu
keinginan untuk dipuji, kesenangan dan
3
memacu arenalin, sikap mental yang tidak 7. https://www.gurupendidikan.co.id/10-
sehat, dan ingin berpenghasilan dengan cara pengertian-pranata-sosial-dan-sosial/
yang salah. Faktor eksternal terjadinya balap 8. http://www.portal-statistik.com/2014/02/
liar di Tarutung adalah dari kondisi teknik-pengambilan-sampel-dengan-
lingkungan, seperti tidak tersedianya fasilitas metode.html?
Sirkuit atau Lintasan Balap, keluarga dan
showComment=1532663372949
lingkungan, serta gagalnya dalam proses
9. http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/
sosialisasi.
materi-kuliah/270-triangulasi-dalam-
Balap Liar ini memberikan dampak
penelitian-kualitatif.html
buruk bagi generasi muda dalam sistem
Kata kunci :
sosial terutama proses sosialisasi. Sehingga
Penyimpangan, Generasi muda, Sosial,
harus ada usaha untuk menanggulangi
Sosialisasi, Balap Liar, Tarutung.
deviasi tersebut. Penanggulangan dari
penyimpangan sosial ini bisa berupa binaan,
arahan, dan motivasi dari orang terdekat,
seperti orang tua dan saudara, juga binaan
dari para guru sangat berdampak bagi
kesadaran anak muda yang mengikuti aksi
balap liar.
4. REFERENSI
1. Sundawa Dadang dkk. 2004. Pengetahuan
Sosial, Konsep Karya Imiah. Jakarta:
Departemen Penddikan Nasional
2. Feryanto Agung dkk. 2010. Buku Panduan
Pendidik IPS Terpdu untuk SMP/MTS.
Surabaya: JePe Press Media Utama
3. Sudarmi Sri dan Wahyuno. 2008. Galeri
Pengetahuan Sosial Terpadu. Jakarta:
Departemen Penddikan Nasional
4. https://kbbi.web.id/balap
5. https://kbbi.web.id/liar
6. https://www.gurupendidikan.co.id/
penyimpangan-sosial/
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas penyertan – Nya, penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini dengan segala
kekurangan dan kesederhanaannya dengan tepat dan sesuai ketentuan.
Karya tulis ilmiah ini disusun atas partisipasi penulis untuk mengikuti Lomba Riset
Sosial yang diselenggarakan oleh SMA Unggul Del Laguboti. Dalam penulisan
penelitian ini penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan, masukan, dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengungkapkan rasa terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah – Nya penulis diberikan
kesabaran dan bimbingan untuk menyelesaikan penelitian ini.
2. Kepala sekolah SMP Swasta Santa Maria Tarutung, ibu Ir. Risda
Turnip,S.Pd yang telah memberi dukungan dan izin atas penulisan
penelitian ini.
3. Ibu H. Ambarita, S.Pd, Ibu V. Parhusip, S.Pd, dan Ibu T. Peranginangin,
S.Kom yang telah memberikan banyak bantuan, masukan, dan bimbingan
untuk menyelesaikan penelitian ini.
4. Abang Sandy Yudha Pratama Hulu yang telah membantu dan memberi
pedoman untuk menyelesaikan penelitian ini.
5. Polres (Kepolisian Resort) kecamatan Tarutung, khususnya kepada
kepolisian bagian BINMAS.yang memberi banyak aspirasi, informasi, dan
kesediaan atas waktunya untuk menyelesaikan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf atas adanya kesalahan dan kekurangan di sana sini. Dan
kiranya para pembaca sekalian dapat memberi kritik dan saran guna meninjau dan
memperbaiki ke arah yang lebih baik. Akhir kata, penulis berharap penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Tarutung, 24 Agustus 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.2 Identifikasi 1
masalah ....................................................................................................
1.3 Batasan 2
masalah ..........................................................................................................
1.4 Rumusan 2
Masalah .......................................................................................................
1.5 Tujuan 2
Penelitian ........................................................................................................
1.6 Manfaat 2
Penelitian ......................................................................................................
2.1 Landasan 3
Teori ............................................................................................................
2.1.1 Penyimpangan 3
Sosial ......................................................................................
ii
Sosial ..........................................................
2.1.2 Balap 5
Liar .......................................................................................................
2.1.3 Pranata 5
Sosial ..................................................................................................
3.1.1 Tinjauan 7
Pustaka .............................................................................................
iii
3.1.2 Studi 7
Lapangan ..............................................................................................
3.2.1 Lokasi 7
Penelitian ............................................................................................
3.2.2 Waktu 8
Penelitian..............................................................................................
3.3 Subjek 8
Penelitian .........................................................................................................
3.5.1 8
Wawancara .....................................................................................................
3.6.1 Pedoman 8
Wawancara ......................................................................................
3.7 Uji 8
Keabsahan .............................................................................................................
3.8.1 Reduksi 9
data ....................................................................................................
3.8.2 Penyajian 9
iv
data .................................................................................................
3.8.3 Penarikan 9
Kesimpulan ....................................................................................
4.2 Dampak Negatif dari Balap Liar bagi Pelaku dan Masyarakat di Kecamatan 12
Tarutung, Kabupaten Tapanuli
Utara ................................................................................
5.1 15
Kesimpulan ...............................................................................................................
..
5.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
3.1 Lokasi Penelitian
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah akan dibatasi pada :
1. Faktor terjadinya balap liar di Tarutung.
2. Bagaimana dampak negatif bagi pelaku dan masyarakat Tarutung.
3. Bagaimana upaya penanggulangan terjadinya balap liar di tarutung.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penyimpangan Primer
merupakan penyimpangan sosial yang bersifat sementara dan
biasanya tidak diulangi lagi. Penyimpangan ini masih dapat ditolerir
oleh masyarakat. Seorang siswa yang terlambat datang ke sekolah
adalah salah satu contoh perilaku penyimpangan sosial Primer.
3
2. Penyimpangan Sekunder
Merupakan penyimpangan sosial yang nyata dan dilakukan secara
berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan. Penyimpangan ini
biasanya tidak dapat ditolerir atau dimaklumi oleh masyarakat.
Tindak kriminal dan seksualitas merupakan salah satu contoh
tindakan penyimpangan sosial sekunder.
4
setelah selesai menonton film dia akan bersikap seperti pelaku dalam
film tersebut.
e. Pelampiasan rasa Kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan sering melampiaskan
kekecewaannya dengan melakukan hal-hal yang menyimpang,
misalnya melampiaskan ke narkoba, berjudi, balap liar, dan
sebagainya.
Balap liar bermula pada saat bangsa Romawi Kuno yang terpaksa
menggunakan lintasan umum sebagai arena pertandingan balap kuda.
Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan penggunaan area yang
hanya diperuntukkan bagi para bangsawan dan peserta pertandingan.
Seiring berkembangnya zaman, balap lliar kereta kuda bertransformasi
menjadi balap liar mobil maupun sepeda motor. Balap liar pun
semakin merajalela di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.
5
3. Horton and Hunt; pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk
mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat
dipandang penting.
2.1.3.2 Fungsi Pranata Sosial
Secara umum pranata sosial memiliki fungsibagi kehidupan sosial
masyarakat, yaitu:
a. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap
dalam menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang
menyangkut kebutuhan pokok.
b. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan.
c. Memberi pegangan kepada anggota masyarakay untuk mengadakan
pengawasan terhadap tingkah laku para anggotanya (sosial control).
6
a. “Dengan hukuman kurungan selama-lamanya tiga hari atau denda
sebanyak-banyaknya Rp.225.000,- (dua ratus dua puluh lima ribu
rupiah) barangsiapa membuat riuh atau ingar, sehingga pada malam
hari waktunya orang tidur dapat terganggu.”
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
8
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
adalah sejumlah masyarakat di Kelurahan Partali Julu dan Kelurahan Partali Toruan
di Kecamatan Tarutung.
Teknik sampling adalah teknik pengambilan data yang diambil secara kesatuan
atau keseluruhan untuk mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut. Peneliti
melakukan tanya jawab kepada narasumber untuk mendapatkan informasi tentang
objek yang diperlukan peneliti. Sampel diambil berdasarkan validitas data yang
diberikan oleh narasumber. Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel yang
digunakan oleh peneliti adalah cluster random sampling atau pengambilan sampel
acak berdasar area.
3.5.1 Wawancara
9
sumber data. Wawancara dilakukan karena dirasa penting untuk
mengetahui kondisi dan pengaruh balap liar bagi masyarakat dan
pelaku, sehingga informasi yang tidak didapatkan melalui
pengamatan atau alat lain, akan diperoleh melalui wawancara.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, namun
karena fokus penelitian sudah jelas yaitu “Dampak Balap Liar terhadap Tingkat
Penyimpangan Sosial Generasi Muda di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli
Utara”, maka dibutuhkan instrumen pembantu lain untuk mempermudah proses
pengumpulan data, yaitu:
Teknik-teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini
adalah:
b. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan data lain di luar data tersebut sebagai pembanding terhadap
data tersebut. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 3 triangulasi, yaitu:
10
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi
tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.
Triangulasi Metode
Membandingkan suatu data yang diperoleh dengan data lain
yang didapat dengan cara yang berbeda, namun memiliki
permasalahan yang sama.
Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai perspektif untuk menafsirkan suatu data.
Penggunaan beragam teori dapat membantu memberikan
pemahaman yang lebih baik saat memahami data.
11
BAB IV
Di era globalisasi ini, manusia semakin memiliki kebebasan yang tidak bisa
dibatasi oleh siapapun, sehingga sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
setiap aspek kehidupan. Salah satu contoh nyata dari penyimpangan yang marak
terjadi saat ini adalah balap liar. Pelaku utama dalam balap liar ini adalah para
generasi muda. Terjadinya balap liar ini disertakan dengan beberapa faktor. Adapun
faktor terjadinya balap liar ini adalah:
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang asalnya dari dalam diri seseorang
dan mempengaruhinya untuk melakukan suatu hal yang baik maupun buruk.
Berikut adalah faktor internal yang menyebabkan generasi muda terjerumus ke
dalam kegiatan balap liar:
Keinginan Untuk Dipuji
Generasi milenial cenderung ingin menonjolkan kelebihan yang
mereka punya kepada publik, baik itu dari segi penampilan, materi,
maupun bakat. Namun, yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana cara mereka menunjukkannya. Tidak jarang generasi
muda menghalalkan berbagai cara, bahkan tindakan-tindakan yang
bisa berakibat fatal, seperti balap liar ini. Resiko dari kegiatan ini
tentu saja besar, namun banyak dari generasi muda rela
melakukannya demi mendapatkan eksistensi lebih.
12
Sikap Mental yang Tidak Sehat
Sikap mental yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi
seseorang untuk melakukan deviasi. Saat sikap mental ataupun pola
pikir si pelaku tidak sehat, maka ia tidak akan pernah merasa
bersalah atas apa yang dia lakukan dan tidak akan ada perubahan
dalam dirinya. Saat kami melakukan wawancara di Kepolisian
Resort (POLRES) Tarutung, Bapak Ibda Harapan Sihombing, selaku
Kepala Sektor Binmas mengatakan bahwa para pelaku tidak hanya
satu dua kali mengikuti aksi balap liar ini, ada yang sampai lima kali
dibawa ke kantor polisi karena kedapatan melakukan balap liar lagi.
Kedua orangtua pelaku pun sampai lima kali keluar masuk kantor
polisi akibat ulah si anak. Rusaknya sikap mental generasi muda
dewasa ini, juga memicu terjadinya penyimpangan sosial ini.
13
Keluarga dan Lingkungan
Kurangnya perhatian, komunikasi, dan binaan dari orang tua
membuat anak lebih memilih mencari kesenangan dan motivasi dari
lingkungan sekitar. Parahnya lagi, jika motivasi yang didapat
merupakan motivasi yang salah, hal itu akan berpotensi untuk
menjerumuskan si anak menjadi seorang ‘deviasi’.
Gagal Dalam Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi dikatakan tidak berhasil apabila seseorang
tersebut tidak mampu mendalami norma-norma masyarakat. Para
pelaku balap liar adalah salah satu contoh kelompok yang gagal
dalam proses sosialisasi.
4.2 Dampak Negatif dari Balap Liar Bagi Pelaku dan Masyarakat
Di kecamatan Tarutung kabupaten Tapanuli Utara
Banyak dijumpai anak muda yang masih bersekolah, dari SMP sampai SMA
yang melakukan kegiatan balapan liar sepeda motor. Kegiatan ini bisa dibilang
sebagai hobi oleh mereka, penuh tantangan dan sportifitas yang mereka rasakan.
Namun mereka tidak sadar mengenai dampak yang lebih besar bagi mereka dan
bagi lingkungan sekitar mereka. Dampak negatif yang muncul akibat balap liar ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagi Pelaku
- Terjadinya kecelakaan yang berpotensi untuk kehilangan nyawa.
- Rugi secara materi, karena jika pelaku yang satu kalah bersaing dengan
pelaku lain, maka dia harus membayar harga yang sudah disepakati, dan
tentu saja dalam jumlah yang besar.
- Sosialisasi mereka akan terganggu, karena biasanya para pelaku balap liar
ini mengarah kepada remaja yang nakal dan tidak disiplin, maka sosialisasi
mereka cenderung kepada teman sepergaulan mereka.
- Pendidikan mereka akan terganggu. Menurut informasi yang kami dapat
dari pihak kepolisian Tarutung, para pelaku balap liar ini berada pada
rentang usia 15-20 tahun. Itu berarti pelaku masih berada pada masa SMA
14
dan Masa Perkuliahan yang seharusnya mereka emban. Namun, akibat
penyimpangan inilah membuat mereka ada yang bolos dari sekolah dan ada
juga yang sampai putus sekolah.
b. Bagi Masyarakat
- mengganggu kelancaran jalan raya. Balap liar di Tarutung memiliki rute-
rute khusus sebagai arena balap mereka, seperti di jalan Siarangarang,
jalan Tarutung Kota (depan Sopo Partungkoan), dan jalan Sipoholon. Di
Jalan siarangarang dan jalan Sipoholon sering dilakukan aksi balap liar
pukul 3 sore. Hal ini dapat mengganggu kelancaran masyarakat dalam
berlalu lintas.
- Mengganggu Ketentraman masyarakat sekitar akibat suara knalpot.
Sepeda motor yang digunakan oleh para pelaku balap liar pasti sudah
mengalami modifikasi, salah satunya adalah bagian knalpot. Istilah knalpot
yang mereka gunakan sering disebut ‘knalpot blong’ karena suara yang
dihasilkan nyaring dan keras. Inilah salah satu alasan yang menjadi
dampak buruk bagi masyarakat.
15
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1) Terjadinya balap liar di Tarutung disebabkan oleh beberapa faktor yang
dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu, sedangkan Faktor Eksternal merupakan faktor yang
berasal dari luar diri seseorang, dimana faktor ini dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar dan orang orang terdekat.
2) Faktor internal dari terjadinya balap liar di Tarutung adalah dari diri si
pelaku, yaitu keinginan untuk dipuji, kesenangan dan memacu arenalin,
sikap mental yang tidak sehat, dan ingin berpenghasilan dengan cara yang
salah. Faktor eksternal terjadinya balap liar di Tarutung adalah dari kondisi
lingkungan, seperti tidak tersedianya fasilitas Sirkuit atau Lintasan Balap,
keluarga dan lingkungan, serta gagalnya dalam proses sosialisasi.
3) Dampak buruk yang terjadi akibat maraknya aksi balap liar di Tarutung
adalah kecelakaan yang berpotensi untuk kehilangan nyawa, rugi secara
materi, Sosialisasi mereka terganggu, Pendidikan juga akan terganggu,
mengganggu kelancaran jalan raya, Mengganggu Ketentraman masyarakat
sekitar akibat suara knalpot.
4) Balap Liar ini memberikan dampak buruk bagi generasi muda dalam sistem
sosial terutama proses sosialisasi. Sehingga harus ada usaha untuk
menanggulangi deviasi tersebut. Penanggulangan dari penyimpangan sosial
ini bisa berupa binaan, arahan, dan motivasi dari orang terdekat, seperti
orang tua dan saudara, juga binaan dari para guru sangat berdampak bagi
kesadaran anak muda yang mengikuti aksi balap liar. Penyuluhan yang
dilakukan oleh pihak kepolisian ke sekolah-sekolah terutama tingkat SMP
dan SMA akan membantu anak muda untuk membuka pikiran dan wawasan
dalam memahami dampak dari balap liar tersebut. Tetapi daripada itu semua,
16
kesadaran dari diri sendiri dan keinginan untuk berubah itulah yang menjadi
dasar dalam penanggulangan balap liar ini. Rasa bersalah dan menyesal
dalam diri seorang pelaku pasti akan mengubah sikap mental dan perilaku
dalam dirinya.
5.2 Saran
1) Diharapkan pelaku balap liar agar segera meyadari akan bahayanya balap liar
yang mengancam nyawanya dan segera bertobat untuk berubah menuju ke
arah yang lebih baik untuk menggapai masa depannya.
2) Diharapkan kepada orang tua dari generasi muda agar selalu membimbing
dan membantu anaknya agar senantiasa menjauhi yang Namanya
penyimpangan sosial dan kepada orangtua pelaku balap liar agar segera
membimbing dan menyadarkan anaknya serta menjauhkan anak tersebut
dari penyimpangan sosial yang lain yang mungkin terjadi.
3) Diharapkan kepada masyarakat sekitar yang mengalami pengaruh buruk
balap liar tersebut agar selalu sabar dan mendukung tugas kepolisian dalam
meringkus tindakan kriminal ini.
4) Diharapkan kepada pihak yang berwajib agar tetap menindaklanjuti balap liar
ini dengan mengupayakan keamanan dan kenyamanan masyarakat.
5) Diharapan kepada para pembaca untuk menjauhi penyimpangan sosial dari
segi manapun yang dapat merugikan orang lain dan merusak masa depan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sundawa Dadang dkk. 2004. Pengetahuan Sosial, Konsep Karya Imiah. Jakarta:
Departemen Penddikan Nasional
Feryanto Agung dkk. 2010. Buku Panduan Pendidik IPS Terpdu untuk SMP/MTS.
Surabaya: JePe Press Media Utama
Sudarmi Sri dan Wahyuno. 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu. Jakarta:
Departemen Penddikan Nasional
Referensi Internet:
https://kbbi.web.id/balap
https://kbbi.web.id/liar
https://www.gurupendidikan.co.id/penyimpangan-sosial/
https://www.gurupendidikan.co.id/10-pengertian-pranata-sosial-dan-sosial/
http://www.portal-statistik.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-dengan-metode.html?
showComment=1532663372949
http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/270-triangulasi-dalam-penelitian-
kualitatif.html
18
Lampiran 1
PETA LOKASI PENELITIAN
19
Lampiran 2
DAFTAR PERTANYAAN
Pertanyaan Umum
1. Siapa nama bapak/ibu/saudara?
2. Berapa umur bapak/ibu/saudara?
3. Berapa lama tinggal di Tarutung?
Untuk Instansi Kepolisian
1. Pernah atau tidak pernahkah terjadi balap liar di Tarutung?
2. Seberapa sering terjadi balap liar di Tarutung?
3. Di daerah manakah sering terjadi balap liar?
4. Apa sanksi yang diberikan oleh pihak kepolisian kepada para pelaku?
5. Apakah ada tindak kriminal lain yang terjadi selama balap liar
berlangsung?
6. Apa tanggapan bapak terhadap balap liar ini?
Untuk Masyarakat
1. Pernah atau tidak pernahkah terjadi balap liar di Tarutung?
2. Pernah atau tidak pernahkah bapak/ibu/saudara terlibat dalam balap liar?
3. Seberapa sering terjadi balap liar di tarutung?
4. Apakah ada kerabat/kenalan bapak/ibu/saudara yang ikut dalam balap
liar?
5. Apa keluhan bapak/ibu/saudara terhadap balap liar tersebut?
6. Bagaimna pengaruh balap liar kepada bapak/ibu/saudara?
20
7. Menurut anda apa pengaruh balap liar tersebut kepada masyarakat
sekitar?
Lampiran 3
DOKUMENTASI PENELITIAN
21