3;November 2021
Halaman 64-68
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui
penyebab terjadinya perilaku balapan liar di kalangan mahasiswa di
kelurahan Paccinongang kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa 2)
Untuk mengetahui dampak perilaku balapan liar di kalangan mahasiswa
di kelurahan Paccinongang kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Jenis penelitian ini kualitatif dengan penentuan informan melalui teknik
purposive sampling dengan kriteria yaitu Masyarakat yang bertempat
tinggal di kelurahan Paccinongang kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa dan mahasiswa yang melakukan balapan liar. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif
dengan tahapan mereduksi data, mendisplay data dan penarikan
kesimpulan.Teknik pengabsahan data yaitu member check. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) penyebab terjadinya perilaku balapan
liar dikalangan mahasiswa di kelurahan Paccinongang kecamatan Somba
Opu Kabupaten Gowa, yaitu) faktor internal meliputi hobby, gengsi ingin
terlihat keren) factor eksternal meliputi uang taruhan, ajakan teman, dan
kurangnya sirkuit balap 2) dampak perilaku menyimpang dikalangan
mahasiswa di kelurahan Paccinongang kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa, yaitu a) membahayakan diri sendiri dan orang lain, b)
mengganggu ketertiban umum masyarakat.
Kata Kunci: Mahasiswa, Balapan Liar.
PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang diera globalisasi, banyak hal yang berubah. Pergaulan
remaja adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari globalisasi. Pengaruh dari
globalisasi setiap tahunnya terus mengalami perubahan dengan cepat dimedia
informasi yang berimbas pada pergaulan remaja yang sudah tidak ada batasnya
sehingga banyak remaja yang melakukan hal-hal yang sangat merugikan dirinya dan
orang lain (Rosanti & Fuad, 2015).
Pengaruh dari globalisasi terhadap remaja sudah tidak terbendung lagi, baik dari
media komunikasi maupun pergaulan yang tersalurkan tanpa batas tanpa adanya
pengawasan sehingga remaja melakukan perilaku menyimpang atau tingkah laku
ataupun pelanggaran norma sosial yang sudah marak terjadi baik didaerah-
daerahhingga kota-kota besar di Indonesia (Ilyas, 2019).
64
Pinisi Journal Of Sociology Education Review; Vol. 1; No. 3;November 2021
Halaman 64-68
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini yaitu
pendekatan kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Dimana
penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mengklarifikasi suatu
fenomena atau kenyataan sosial. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan fenomena
atau peristiwa secara sistematis sesuai dengan apa adanya. Adapun tahap-tahap
penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar yaitu tahap pra-
penelitian, tahap penelitian, dan tahap sekunder. Sumber data yang digunakan yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder (Ernianti, 2021). Jumlah informan
sebanyak 10 orang yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Pengecekan keabsahan data menggunakan membercheck sebagai pemeriksa data.
Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
(Agustang, 2011).
PEMBAHASAN
65
Pinisi Journal Of Sociology Education Review; Vol. 1; No. 3;November 2021
Halaman 64-68
pada bagian selatan berbatasan dengan Kelurahan Tamarunang dan Bonto-Bontoa, dan
sebalah barat berbatasan dengan Kelurahan Tombolo (Ammaliah et al., 2019).
Kelurahan Paccinongang terbagi dalam 2 lingkungan yaitu lingkungan Paccinongang
yang terdiri 12 RW lingkungan Pao-pao terdiri dari 11 RW dengan jumlah total 23 RW,
sedangkan jumlah total RT sebanyak 76 RT. Selain data terkait letak lokasi Kelurahan
Paccinongang. Perlu diketahui pula jumlah penduduk Kelurahan Paccinongang.
Berdasarkan data baseline 2015 jumlah penduduk Kelurahan Paccinongang sebesar
15,232 Jiwa yang terdiri dari laki-laki sebesar 7,493 jiwa dan perempuan sebesar 7,739
jiwa. Demikian halnya jumlah rumah tangga sebenyak 3,373, jumlah rumah tangga non
MBR sebanyak 2177, sedangkan jumlah rumah yang MBR sebanyak 1,196. Penyebaran
penduduk kecamatan Somba Opu masih bertumpuh di Kelurahan Paccinongang dari
jumlah penduduk Kecamatan Somba Opu sebesar 102,599 jiwa, Kelurahan
Paccinongang sebesar 14,85 persen dari jumlah penduduk Kecamatan Somba Opu
(Ikhsan, 2012).
Kelurahan Paccinongang tercatat sebagai Kelurahan yang paling tinggi tingkat
kepadatan penduduknya yakni sebanyak 3,724 orang/Km2 (Armang, 2017). Laju
pertumbuhan penduduk Kelurahan Paccinongang adalah yang tertinggi dibandingkan
Kelurahan lain yang ada di Kecamatan Somba Opu yakni sebesar 3,12 persen.
Kelurahan Paccinongang memiliki rata-rata anggota rumah tangga terbesar sebanyak
3,512KK.orang dari jumlah rumah tangga yakni 24,895 KK. Keadaan penduduk
masyarakat Kelurahan Paccinongang dalam hal pendidikan, di Kelurahan Paccinongang
sebagian besar masyarakat telah menempuh jalur pendidikan.Bahkan pada saat ini
sudah banyak yang terus melanjutkan pendidikannya hingga keluar daerah seperti
menjutkan pendidikannya di kota-kota luar Jawa. Akumulasi dari seluruh sekolah yang
ada di Kelurahan Paccinongang sebanyak 14 sekolah, dengan jumlah TK (Taman Kanak-
Kanak) sebanyak 9, SD (Sekolah Dasar) sebanyak 4 sekolah, MI (Madrasah Ibtidayah)
sebanyak 1 sekolah, SMP (Sekolah Menengah Pertama) sebanyak 10 sekolah, MTS
(Madrasah Tsanawiyah) sebanyak 2 sekolah, SMA (Sekolah Menegah Atas) sebanyak 2
sekolah, dan MA (Madrasah Aliyah) sebanyak 1 sekolah. Sedangkan untuk perguruan
tinggi atau Universitas sudah ada satu dengan di bukanya pendaftaran mahasiswa baru
di kampus Institut Para hikma Indonesia pada tahun ajaran 2016/2017
(RAMADAYANTI, 2020).
66
Pinisi Journal Of Sociology Education Review; Vol. 1; No. 3;November 2021
Halaman 64-68
pada ketertiban umum dialanan. Dari hasil penelitian dampak balapan liar ini sendiri
memberikan efek negative bagi sebagian besar masyarakat kerena menghalangi
aktivitas dijalanan umum, memicu keributan dan tak jarang juga menimbulkan tawuran
atau perkelahian. Berikut ini beberapa dampak perilaku balapan liar yaitu antara lain:
a. Membahayakan diri sendiri dan orang lain
Perilaku balapan seperti ini tentunya menimbulkan sebuah bahaya tersebut
terutama bagi pelaku atau pembalap, pada beberapa event resmi sekalipun tak jarang
memankan korban yang mengalami kecelakaan tentu masih kita ingat tragedy
kecelakaan maut pada sirkuit Sepang Malaysia pada event moto GP yang akhirnya
memankan korban Marco simoncelli (Thohari & Hertantyo, 2018). Pembalap asal italia
ini harus meregang nyawa uasai mengalami kecelakan.
b. Menggangu ketertiban umum di masyarakat.
Dampak kedua dari balapan liar seperti ini adalah ketertiban masyarakat yang
menjadi terganggu, mulai dari suara motornya yang cukup ribut karena kenalpotnya
yang bukan standar lagi, terus gaya membalap pembalap yang cenderung ugal-ugalan
serta sangat kencang yang membuat warga yang melintas di daerah tersebut merasa
sedikit was-was. Selain itu balapan liar seperti ini tak jarang juga memicu konflik bagi
sebagian orang, mulai dari balapan kemudian saling ejek hingga berakhir dengan
tawuran (Lestari, n.d.).
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut: Penyebab Mahasiswa Melakukan balapan Liar di
Kelurahan Paccinongan Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, yaitu faktor internal
meliputi hobby, gengsi ingin terlihat keren) factor eksternal meliputi uang taruhan,
ajakan teman, dan kurangnya sirkuit balap. Sedangkan, Dampak perilaku menyimpang
dikalangan mahasiswa di kelurahan Paccinongang kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa, yaitu membahayakan diri sendiri dan orang lain, dan mengganggu ketertiban
umum masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
67
Pinisi Journal Of Sociology Education Review; Vol. 1; No. 3;November 2021
Halaman 64-68
68