0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai penerapan baterai litium dengan energi baru terbarukan untuk menyelesaikan masalah kekurangan listrik terutama di daerah pedalaman dan luar pulau Jawa di Indonesia. Baterai litium diusulkan digunakan sebagai penyimpan energi untuk menyimpan listrik yang dihasilkan dari sumber energi baru terbarukan seperti surya dan angin. Hal ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah ketidakerata
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Penerapan Lithium Battery Dengan Energi Baru Terbarukan Pada Daerah Dengan Defisit Energi Tertinggi Untuk Marathon Kebutuhan Energi Indonesia[1] (1)
Dokumen tersebut membahas mengenai penerapan baterai litium dengan energi baru terbarukan untuk menyelesaikan masalah kekurangan listrik terutama di daerah pedalaman dan luar pulau Jawa di Indonesia. Baterai litium diusulkan digunakan sebagai penyimpan energi untuk menyimpan listrik yang dihasilkan dari sumber energi baru terbarukan seperti surya dan angin. Hal ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah ketidakerata
Dokumen tersebut membahas mengenai penerapan baterai litium dengan energi baru terbarukan untuk menyelesaikan masalah kekurangan listrik terutama di daerah pedalaman dan luar pulau Jawa di Indonesia. Baterai litium diusulkan digunakan sebagai penyimpan energi untuk menyimpan listrik yang dihasilkan dari sumber energi baru terbarukan seperti surya dan angin. Hal ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah ketidakerata
DENGAN DEFISIT ENERGI TERTINGGI UNTUK MARATHON KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA”
Dunia saat ini dihadapkan dengan dua
kebutuhan yang bertolak belakang. Dunia Dihadapkan dengan kebutuhan energi yang meningkat setiap waktu dan effisiensi penggunaan energi tersebut. Energi baru terbarukan adalah solusi untuk permasalahan diatas. Air, angin, matahari, panas bumi, dan biomassa menjadi pilihan primer dalam energi baru terbarukan. keadaan masyarakat sipil saat ini adalah masyarakat yang membutuhkan kecepatan,ketepatan,dan hasil yang sempurna secara instan. Pertumbuhan ekonomi nasional dan kebutuhan mobilitas sipil yang terus berkembang dan berkelanjutan mengalami perkembangan yang signifikan. Dua pernyataan diatas menjadi faktor penggunaan minyak mentah sebagai bahan bakar yang menyebabkan peningkatan emisi karbon secara global. Salah satu mineral yang paling berguna dalam usaha mengatasi kekurangan energi dan mendapatkan energi yang bebas emisi adalah lithium. Baterai lithium akan tersusun anoda,katoda,separator, dan dua kutub positif dan negatif. Memiliki kerapatan energi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang lain teknologi baterai, baterai Li-ion isi ulang dan akan tetap menguasai pasar. (dikembangin lagi buat jadi gambaran umum project) Penerapan baterai lithium dengan EBT akan menjadi salah satu solusi bagi kebutuhan energi Indonesia yang besar tetapi rendah emeisi karbon. Baterai lithium juga dapat menjadi penyelesaian masalah bagi daerah terpencil yang belum terjangkau listrik dikarenakan terbatasnya akses pembangkit listrik pada daerah tersebut. Apabila baterai lithium dipasangkan dengan EBT lalu diterapkan secara rumahan maka dapat menjadi solusi permasalahan di atas. Powerwall sebagaimana adanya dapat dihubungkan ke sisi AC dari sistem daya rumah tangga, menggunakan inverter terpisah dengan biaya tambahan untuk tautan baterai. Dimungkinkan juga untuk memasangkan Powerwall langsung ke sistem EBT di sisi arus searah (DC) dari inverter EBT yang mengubah DC menjadi arus bolak-balik (AC) untuk penggunaan rumah tangga. Indonesia masih belum merata dalam hal pesebaran energi listrik, bahkan bisa dibilang terjadi kesenjangan dalam pemenuhan kebutuhan listik antara pulau Jawa dengan pulau lainnya. Contohnya di Pulau Jawa pemenuhan listrik mencapai 98% sementara di Pulau Kalimantan, Papua, dan Sumatra bahkan ada yang kurang dari 60% yaitu NTT dan NTB. Inovasi ini menargetkan kemerataan energi listrik di Indonesia dengan effort perawatan yang minimal serta pemanfaatan EBT pada masing-masing daerah yang membutuhkan. Inovasi ini diharapkan memiliki dampak positif diantaranya kebutuhan listrik di Indonesia lebih merata terutama di luar pulau Jawa dan daerah pedalaman. Peralatan ini menawarkan energi dengan kuantitas besar dengan skala perawatan yang minimum. Menurut siapa….. Baterai lithium memiliki Density of Energy (DoE) 50% lebih besar dari baterai dengan bahan baku logam lain, dengan demikian hasil yang diperoleh dua kali lebih besar tetapi waktu yang dibutuhkan hanya setengah dari baterai biasa. Akan tetapi inovasi ini masih memiliki kendala pada bidang finansial. Dikarenakan bahan utama dari baterai ini adalah lithium tetapi sulitnya bahan utama didapatkan sehingga menjadi hambatan dalam pemenuhan bahan baku dalam pembuatan baterai lithium. Akses ke daerah pedalaman juga menjadi tantangan pada pemasangan dan pengiriman. Permasalahan finansial dapat diminimalisir dengan bekerjasama dengan pihak swasta lalu memanfaatkan inovasi dalam negeri. Kerja sama dengan negara lain lalu menggunakan logam yang sejenis direaksikan dengan reaksi fusi dapat menjadi solusi minimnya bahan baku.
Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH Di Sungai Mirat Desa Taja Urap Kecamatan Tewah Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah Anggi Setyo Wibowo 0610640009