Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) atau penyakit gula darah merupakan salah satu

penyakit yang cukup menonjol di antara penyakit-penyakit lain seperti penyakit

jantung, pembuluh darah, serta penyakit kanker. Pasien diabetes mellitus

mencapai 2,1% dari seluruh penduduk dunia, dan 171 juta orang pada tahun 2000

menurut WHO. Sekitar 60% jumlah pasien tersebut terdapat di asia. Adapun

menurut berbagai penelitian yang telah dilakukan di indonesia, tingkat kekerapan

penderita penyakit diabetes melitus berkisar antara 1,2-2,3 %dari jumlah

penduduk berusia di atas 15 tahun. Angka tersebut cenderung meningkat seiring

tingkat pertumbuhan ekonomi (Mahendra, 2008). Penderita DM di indonesia yang

telah dilaporkan 2,5 juta orang pada tahun 1994, diprediksikan akan meningkat

menjadi lima juta orang pada tahun 2010. (Misnadiarly, 2006)

Gula darah seseorang tergantung dari keseimbangan antara masuknya

karbohidrat, sintesisa glukosa, serta penggunaan cadangan glukosa dan ekskresi.

Glukosa merupakan bahan bakar untuk beberapa fungsi sel dan jaringan, sehingga

penyediaan glukosa menjadi prioritas utama (Frances K Widmann, 1989). Kasus

DM di Indonesia makin meningkat sesuai dengan pola hidup yang cenderung

mengadopsi pola hidup negara barat yaitu mengkonsumsi makanan cepat saji

yang tinggi akan kandungan karbohidrat dan lemak namun rendah serat. Jenis

1
2

karbohidrat yang terkandung yaitu karbohidrat sederhana, yang cepat sekali

diserap dan akan meningkatkan kadar gula darah (Waspadji, 2002). Karbohidrat

sederhana adalah jenis karbohidrat yang mudah diubah menjadi glukosa, sehingga

karbohidrat ini sangat cepat meningkatkan kadar glukosa darah.

Tubuh manusia mengandung glukosa darah, atau yang biasa disebut dengan

gula darah. Glukosa darah adalah gula utama yang dihasilkan oleh tubuh dari

makanan yang dikonsumsi. Glukosa dibawa keseluruh tubuh melalui pembuluh

darah untuk menghasilkan energi ke semua sel di dalam tubuh (American

Diabetes Association, 2010). Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandungi

karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida.

Karbohidrat akan dikonversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya

berguna untuk pembentukan energi dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap

oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke

seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen

yang disimpan di dalam otot dan hati. Selain itu, glukosa juga disimpan pada

plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam

tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan

sumber energi utama bagi otak (Irawan, 2007).

Perubahan dalam gaya hidup, terutama di perkotaan, karena adanya

perubahan pola makan. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat,

tinggi serat dan rendah lemak berubah ke pola makan yang baru yaitu dengan

banyak mengkonsumsi makanan yang siap saji yang banyak terdapat tambahan-

tambahan kimia di dalamnya termasuk pemanis buatan. Dan tidak hanya ada pada
3

makanan yang siap saji saja, bahkan makanan yang biasa kita konsumsi pun juga

terdapat tambahan pemanis buatan.

Banyak kita temukan makanan yang menggunakan pemanis, baik pemanis

buatan maupun pemanis alami seperti gula aren. Hal ini perlu kita hindari adalah

penggunaan pemanis buatan di dalam makanan dan minuman kita sehari-hari.

Satu hal yang pasti adalah pemanis buatan bukan hanya berbahan kimia, tetapi

juga benar-benar beracun bagi tubuh. (Ahmad Cholil, 2013)

Makanan yang mengandung pemanis buatan atau gula dalam jumlah besar

sangat tidak disarankan. Selain meningkatkan resiko obesitas dan diabetes dan

masih banyak lagi efek sampingnya. Diataranya adalah dapat menyebabkan

penambahan beratbadan, menghambat rasa kenyang, meningkatkan resiko

jantung, meningkatkan resiko kanker pankreas, melemahkan otot dan dapat

menyebabkan kerusaan gigi. (Christopher Emille Jayanata, 2013)

Pemanis buatan yang banyak digunakan masyarakat yaitu berupa sakarin

dan siklamat. Dalam kehidupan sehari-hari sakarin dan siklamat maupun

campuran dari keduanya sering ditambahkan dalam jajanan - jajanan atau

makanan atau minuman. Berdasarkan survei di daerah kota hampir 80% pedagang

menggunakan Bahan Tambahan Makan (BTM) termasuk pemanis buatan.

Terlebih dengan tingginya harga beli gula membuat para pedagang bisa saja

menambahkan gula buatan untuk membuat jajanan-jajanan terasa lebih manis dan

memperingan keuangan mereka. Maka dari itu, peneliti ingin meneliti apakah ada

hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung pemanis

buatan dengan kadar glukosa darah.


4

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada Hubungan antara Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan yang

Mengandung Pemanis Buatan dengan kadar glukosa darah ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui apakah ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi

Makanan yang mengandung pemanis buatan dengan kadar glukosa darah.

13.2 Tujuan Khusus

Mengidentifikasi Kadar glukosa darah pada orang yang memiliki kebiasaan

mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjelaskan hubungan antara

kebiasaan mengkonsumsi Makanan yang mengandung pemanis buatan

dengan kadar glukosa darah.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pola

makan yang baik bagi kesehatan

3. Sebagai referensi bagi pengembangan ilmu dan pendidikan lebih lanjut

bagi yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai